Вы находитесь на странице: 1из 8

6th ACE Conference.

29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

PENGARUH PENGGUNAAN BOTOL PLASTIK


POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) SEBAGAI
TAMBAHAN SERAT TERHADAP KEKUATAN BETON

Elsi Modesta1, Zaidir2


1
Mahasiswa Program Sarjana, Jurusan Tenik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Andalas, Email : elsimodestasirait@yahoo.com
2
Jurusan Tenik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas,
Email : zaidir@eng.unand.ac.id

ABSTRACT
Plastic waste is one of the serious problems currently being faced, because of its
widespread used and plastic is a material that is difficult to decomposed by bacteria in the
soil. Indonesia is the second largest contributor of plastic waste in the world. Therefore,
the addition of plastic in the form of fiber to the concrete material is done in an effort to
reduce plastic waste. Adding fiber to the concrete can also increase the tensile strength of
the concrete. This research was carried out by concrete cylinder test specimens with a
length of 22 cm, diameter 11 cm. Polyethylene Terephthalate (PET) plastic that has been
cut into fibers measuring 1-3 mm with a length of 2.5 cm. The variation of the percentage
of plastic fiber added to the concrete mixture is 0.25%, 0.5%, 1% and 0% as a
comparison. The purpose of this study was to determine the effect of plastic PET on the
compressive and tensile strength of concrete. The procedure performed in this study is to
conduct material testing, calculation of job mixing formulas, manufacture of test
specimens, compressive and tensile test, and then analyze the results of the study. Based
on the results of laboratory tests conducted on 7 days, 14 days and 28 days, concrete with
the addition of PET fiber has a higher compressive and tensile strengths compared to the
normal concrete. The highest compressive and tensile strength values is the addition of
0.5% PET fiber. On day 28, concrete with 0.5% PET increased the compressive strength
by 11.666%, and significantly increased the tensile strength value by 25.507% from
normal concrete.

Keywords: plastic waste, Polyethylene Terephthalate, compressive strength, split tensile


strength, concrete

ABSTRAK
Limbah plastik adalah salah satu masalah serius yang sedang dihadapi saat ini, karena
penggunaannnya yang luas dan plastik merupakan bahan yang sulit untuk diurai oleh
bakteri pengurai dalam tanah. Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik kedua
terbesar di Dunia. Oleh karena itu, penambahan plastik dalam bentuk serat pada bahan
utama penyusun beton dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi limbah plastik.
Penambahan serat pada beton juga dapat meningkatkan kekuatan tarik beton. Penelitian
ini dilakukan dengan membuat benda uji berupa beton dengan panjang 22 cm, diameter 11
cm, dan menambahkan plastik Polyethylene Terephthalate (PET) yang sudah dipotong
menjadi serat berukuran 1-3 mm dengan panjang 2,5 cm. Variasi persentase serat yang
ditambahkan pada campuran beton adalah 0,25%, 0,5%, 1% dan 0% sebagai pembanding.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh PET terhadap kuat tekan dan
tarik belah beton. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan uji
material, perhitungan job mixing formula, pembuatan benda uji, uji tekan dan uji tarik

267
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

belah benda uji, kemudian menganalisa hasil penelitian. Berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan pada hari ke 7,14 dan 28 , beton dengan tambahan serat PET
memiliki nilai kuat tekan dan kuat tarik belah yang lebih tinggi dibandingkan dengan
beton normal. Nilai kuat tekan dan kuat tarik beton paling tinggi adalah dengan
penambahan serat PET sebanyak 0,5%. Pada hari ke 28, beton dengan tambahan PET
0,5% meningkatkan kuat tekan sebesar 11,666%, dan secara signifikan meningkatkan
nilai kuat tarik belah sebesar 25,507% dari beton normal.

Kata kunci : sampah plastik, Polyethylene Terephthalate , kuat tekan, kuat tarik belah,
beton

1. PENDAHULUAN

Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air, dan dengan atau
tanpa bahan tambahan lainnya (SNI 03-2847-2002). Pemanfaatan beton sebagai bahan
konstruksi telah banyak diterapkan dalam berbagai jenis bangunan, hal ini karena beton
memiliki kelebihan dalam kemudahan pembuatan, kekuatannya, ketahanannya terhadap
api, serta keawetannya. Namun beton memiliki kelemahan terhadap tarik. Telah banyak
inovasi yang dilakukan untuk mengurangi kelemahan beton, salah satunya dengan cara
penambahan serat pada campuran beton. Jenis serat yang biasa digunakan dalam
campuran beton yaitu ijuk, serabut kelapa, ataupun plastik PET.

Tingkat pengunaan plastik yang sangat tinggi dan juga plastik merupakan bahan yang
sulit untuk diurai oleh bakteri pengurai dalam tanah, menjadikan sampah plastik salah
satu masalah serius yang sedang dihadapi saat ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Jambeck J.R. (2015) Indonesia menghasilkan sampah plastik sebesar 187,2 juta ton per
tahun, jumlah ini menjadikan Indonesia penyumbang sampah plastik kedua terbesar
setelah China yang menghasilkan sampah sebesar 262,9 juta ton per tahunnya. Hal ini
membuat banyak masyarakat mulai melakukan inovasi dan kreatifitas untuk mengolah
kembali sampah plastik ke dalam berbagai bentuk agar dapat mengurangi jumlah
sampah plastik.

Dalam dunia konstruksi, telah banyak dikembangkan berbagai inovasi beton dengan
tambahan sampah plastik. Beberapa contoh inovasi beton yang telah dilakukan dengan
pemanfaatan limbah plastik, yaitu penggantian sebagian agregat halus dengan plastik
jenis PET dengan persentase 1%, 2%, 4%, 6% yang dilakukan oleh Kamadevi dan
Manju (2015) dan menyimpulkan bahwa penggantian sebesar 2% limbah plastik sebagai
subsitusi agregat halus mampu meningkatkan kuat tekan, dan kuat tarik belah.
Penggantian agregat kasar dengan limbah plastik dengan persentase sebesar 50%,100%
yang dilakukan oleh Mohtarom Riyadi (2015), namun hasilnya adalah penggantian
agregat kasar dengan plastik akan mengurangi nilai kuat tekan dan kuat tarik. Syarif
Hidayatullah (2007) melakukan penelitian dengan menambahkan plastik dalam bentuk
serat ke dalam campuran beton, hasilnya adalah kuat tekan dan kuat tarik beton
mengalami peningkatan.

268
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

2. STUDI PUSTAKA

2.1 Beton

Menurut SNI 03-2847-2002, beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, air, dengan atau tanpa bahan
tambahan. Dibandingkan dengan bahan konstruksi lain, beton memiliki banyak
kelebihan,antara lain kuat tekan yang relatif tinggi, terbuat dari bahan-bahan yang
murah dan mudah ditemui, memiliki usia layan yang panjang, tidak memerlukan
perawatan yang besar, serta dapat dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam.
Disamping banyak kelebihannya, beton juga memiliki kelemahan. Beton sangat lemah
terhadap tarik. Oleh sebab itu, beton biasanya dikombinasikan dengan baja tulangan
atau ditambahkan serat untuk meningkatkan kuat tariknya.

2.2 Kekuatan Tekan dan Tarik Beton

Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas,yang menyebabkan benda uji
beton hancur bila dibebani dengan gaya tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan.
Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada hari ke 7,14, dan 28 dengan perbandingan
tinggi dan diameter silinder 2 : 1. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan UTM
(Universal Testing Machine). Kekuatan tarik belah beton relatif bernilai rendah,
biasanya 10%-15% dari kuat tekan beton, atau kadang 20%. Kuat tarik belah dilakukan
dengan cara memberikan tekanan pada sisi memanjang benda uji. Mesin uji yang
digunakan dalam pengujian ini adalah Mori Testing Machine

2.3 Plastik PET (Polyethylene Terephthalate)

Polyethylene terephthalate (disingkat PET, PETE atau dulu PETP, PET-P) adalah suatu
resin polimer plastik termoplast dari kelompok poliester. PET banyak diproduksi dalam
industri kimia dan digunakan sebagai botol minuman dan wadah makanan, dan
dikombinasikan dengan serat kaca dalam resin teknik. PET merupakan salah satu bahan
mentah terpenting dalam kerajinan tekstil. Rumus kimia dari PET adalah (-CO-C6H5-
CO-O-CH2-CH2-O)n. PET juga adalah salah satu jenis plastik yang paling sering
digunakan dalam produk minuman, terutama botol plastik yang berwarna
jernih/transparan. Plastik PET ditandai dengan kode daur ulang nomor 1, misalkan botol
air mineral. PET memiliki titik leleh yang relatif tinggi, kekuatan (strength) yang tinggi,
kaku (stiffness), dimensinya stabil, tahan bahan kimia dan panas, serta mempunyai sifat
elektrikal yang baik. Kekuatan tarik dari PET merupakan yang tertinggi dibandingkan
dengan plastik dari bahan HDPE (High Density Polyethylene) , PP (Polypropylene),
atau LDPE (Low Density Polyethylene)

Berdasarkan pembahasan dan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Syarif


Hidayatullah (2007) dengan menambahkan serat botol plastik (PET) sepanjang 5 cm
dan lebar 1-3 mm, dengan persentase 0% 0,2%, 0,4%, 0,6%, 08%, dan 1% kedalam
campuran beton didapatkan kesimpulan kuat tekan beton tertinggi adalah dengan
penambahan serat sebanyak 0,6% , meningkat sebesar 9,47% dari nilai kuat tekan beton

269
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

tanpa tambahan PET. Penambahan serat sebanyak 0,6% juga menambah kekuatan tarik
belah beton sebesar 39,53% dari kuat tarik belah neton tanpa tambahan PET.

3. BAHAN DAN METODA

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen, aggregat halus, aggregat
kasar, sampah botol plastik PET dan air. Semen yang digunakan merupakan semen PCC
(Portland Composite Cement) sesuai dengan SNI-7064-2004. Aggregat kasar yang
digunakan merupakan batu pecah (split) dengan ukuran 10/20 mm dan medium serta
aggregat halus dari pasir sungai. Pengujian aggregat menggunakan standard ASTM
C29/C29M-07 untuk pemeriksaan berat volume, ASTM C127-07 untuk berat jenis dan
penyerapan serta ASTM C136-06 untuk analisa saringan. Sampah botol plastik PET
yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian dipotong-potong menjadi
serat plastik dengan ukuran 1-3 mm dengan panjang 2,5 cm.

Tabel 1. Proporsi campuran beton untuk berbagai variasi tambahan serat plastik PET
Jumlah masing-masing material untuk campuran beton
No. Material dengan berbagai variasi serat plastik (kg)
0% 0,25 % 0,5 % 1,0 %
1 Semen PCC 12,029 12,029 12,029 12,029
2 Pasir 19,186 19,186 19,186 19,186
3 Split 10/20 mm 11,127 11,127 11,127 11,127
4 Split Medium 16,690 16,690 16,690 16,690
5 Air 4,663 4,663 4,663 4,663
6 Serat Plastik PET 0 0,159 0,318 0,637

Perencanaan campuran beton menggunakan ACI 211.91 dengan target kekuatan tekan
sebesar 25 MPa dengan variasi tambahan serat plastik PET sebesar 0%, 0,25 %, 0,5 %
dan 1,0 %. Proporsi campuran beton untuk berbagai variasi tambahan serat plastik
diperlihatkan pada Tabel 1. Pengujian dilakukan terhadap berat isi dan kuat tekan dan
tarik beton.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2 dan Grafik 1 memperlihatkan hasil pengujian berat isi beton untuk beberapa
variasi penambahan serat. Semakin tinggi persentase serat dalam campuran beton,
semakin kecil berat isi dari beton seperti diperlihatkan pada Grafik 1. Pengujian pada
hari ke-28, beton dengan tambahan serat 1% mengalami penurunan berat isi paling
besar, yaitu besar 7,96% dari berat isi beton normal.

Tabel 2. Hasil Pengujian Berat Isi Beton

270
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

Gambar 1. Grafik Uji Berat Isi Beton

Tabel 3 dan Gambar 2. memperlihatkan hasil pengujian kuat tekan beton yang
dilakukan pada umur beton 7 , 14 dan 28 hari untuk berbagai variasi persentase
penambahan serat. Pengujian dilakukan dengan alat uji tekan UTM (Universal Testing
Machine).

Tabel 3.Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

271
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

Gambar 2. Grafik Hasil Kuat Tekan Beton

Dari Tabel 3 dan Gambar 2. dapat dilihat bahwa penambahan serat plastik PET pada
campuran beton berpengaruh menambah nilai kuat tekannya, dan peningkatan
maksimal nilai kuat tekan beton terjadi pada penambahan serat PET sebesar 0,5%. Pada
pengujian hari ke-28 peningkatan nilai kuat tekan terjadi sebesar 11,666% dari beton
normal.

Tabel 4 dan Gambar 3. memperlihatkan hasil pengujian kekuatan tarik beton.


Pengujian menggunakan metoda uji tarik tidak langsung atau uji tarik belah dengan
menggunakan alat uji tekan. Pengujian uji tarik belah ini dilakukan pada hari ke
7,14,dan 28.

Tabel 4.Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah Beton

Gambar 3.Grafik kuat tarik belah beton

272
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

Dari Tabel 4 dan Gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa dengan penambahan serat
plastik PET pada campuran beton dapat meningkatkan kekuatan tarik beton.
Peningkatan maksimal nilai kuat tarik belah beton terjadi pada penambahan serat PET
sebesar 0,5%. Pada pengujian hari ke-28 peningkatan nilai kuat tarik belah beton
sebesar 25,507% dari beton normal.

5. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan penambahan serat plastik PET spada
campuran beton dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Beton dengan penambahan serat akan mengurangi beratbeto, karena semakin banyak
serat yang ditambahkan, semakin kecil berat isi beton tersebut.
2. Beton dengan penambahan serat dari plastik PET akan mengalami peningkatan nilai
kuat tekan dibanding dengan beton tanpa penambahan serat. Peningkatan optimum
terjadi pada penambahan serat plastik PET 0,5% yaitu sebesar 11,666% dari beton
normal.
3. Beton dengan penambahan serat dari plastik PET akan mengalami peningkatan nilai
kuat tarik belah dibanding dengan beton tanpa penambahan serat. Peningkatan
optimum terjadi pada penambahan serat PET 0,5% yaitu sebesar 25,507% dari beton
normal.

6. DAFTAR PUSTAKA

Agus Soebandono dan Danar Kurniawan. 2013. Perilaku Kuat Tekan dan Kuat Tarik
Beton Campuran Limbah Plastik HDPE. Universitas Muhammadiyah.
Yogyakarta
Laboratorium Material dan Struktur. 2017. Diktat Penuntun Praktikum Teknologi
Bahan Konstruksi. Universitas Andalas. Padang
Lestariono, B.M. 2008. Penggunaan Limbah Botol Plastik (PET) Sebagai Campuran
Beton Untuk Meningkatkan Kapasitas Tarik Belah. Tugas Akhir Jurusan Teknik
Sipil. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mulyono, T. 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Ridwan, F. F., Subari, Yulis, E. (2014). Pengaruh Penggunaan Cacahan Gelas Plastik
Polypropylene (PP) terhadap Kuat Tekan dan Kuat tarik Beton. Jurnal Bentang,
Vol 2 No 1
Mohtarom Riyadi, dkk (2015), Pemanfaatan Limbah Simpul Sebagai Pengganti
Agregat Kasar pada Beton, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta Jalan
Kampus UI Depok 16425.
Sanjaykumar, B. 2017. Use of Plastic Fiber in The Concrete. Ahmednagar. India
SNI 03-1974-1990. 1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Bandung: Badan
Standarisasi Nasional.

273
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

SNI 03-2491-2002. 2012. Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton. Bandung: Badan
Standarisasi Nasional.
SNI 03-2847-2002. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung. Bandung : Badan Standarisasi Nasional
Soebandono, B., Pujianto, A., Kurniawan, D. (2013), “Perilaku Kuat Tekan dan Kuat
Tarik Beton Campuran Limbah Plastik HDPE”, Jurnal Ilmiah Semesta Teknika,
UMY, Yogyakarta.
Suwarso, A. dan Sudarmono. (2015). Kajian Penggunaan Limbah Plastik Sebagai
Campuran Agregat Beton, Jurnal Wahana Teknik Sipil, Vol. 20 No. 1.

7. UCAPAN TERIMAKASIH

Puji Syukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
atas bimbingan, pengarahan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih membutuhkan perbaikan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca, dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian serupa di masa yang akan
datang, dan berpengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

274

Вам также может понравиться