Вы находитесь на странице: 1из 13

LAPORAN KASUS

“ KEJANG DEMAM”

Oleh :
Diniusi Saptiari, S.Ked
072010111022

Pembimbing:
dr. Santoso Gunawan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


PUSKESMAS PUGER – JEMBER
2011
KEJANG DEMAM

DEFINISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal >380C) kenaikan suhu tubuh terebut disebabkan oleh proses
ekstrakranial. Menurut Consesus Statement on Febrile Seizure (1980) adalah
suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan sampai 5
tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi
intrakranial atau penyebab tertentu. Anak yang kejang tanpa demam dan berumur
kurang dari 4 minggu tidak termasuk. Kejang demam harus dibedakan dengan
epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam.

EPIDEMIOLOGI
Di Asia dilaporkan kejang demam lebih tingi dibanding Eropa dan
Amerika. Kira-kira 20% merupakan kejang demam kompleks. Umumnya kejang
demam timbul pada tahun kedua kehidupan (17-23 bulan), 2-5% populasi pada
anak berumur 6 bulan-3 tahun, insiden tertingi pada umur 18 bulan. Kejang
demam sedikit lebih sering pada laki-laki.

ETIOLOGI
Demam sering disebabkan infeksi akut saluran pernapasan atas, otitis
media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih.
Pada keadaan umum demam, kenaikan 10C akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan Oksigen meningkat 20%. Pada anak
umur 3 tahun, sirkulasi otak mencapai 65% dari sirkulasi tubuh dibandingkan
orang dewasa yang hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh dapat terjadi
perubahan kesimbangan membran dan dalam waktu singkat terjadi difusi K +
maupun Na+ melalui membran, terjadi lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik
ini dapat meluas ke seluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan
bahan yang kita kenal sebagai neurotransmitter, akibatnya terjadilah kejang.

1
Setiap anak mempunyai nilai ambang kejang yang berbeda. Kejang tidak selalu
timbul pada suhu tinggi, kadang-kadang demam tidak begitu tinggi dapat
menyebabkan kejang.

MANIFESTASI KLINIS
Klasifikasi kejang demam:
1. Kejang Demam kompleks
Ciri-cirinya:
a. Kejang berlangsung lama, lebih dari 15menit.
b. Adanya kejang disertai demam
c. Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang
parsial.
d. Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam (anak sadar kembali
dalam dua bangkitan kejang)
2. Kejang Demam Sederhana
Menggunakan kriteria modifikasi Livingstone
a. Umur kejang pertama 6 bulan-4 tahun
b. Kejang dalam 16 jam pertama (sesudah mulai demam tinggi)
c. Kejang bersifat umum
d. Kejang berlangsung < 5 menit
e. Frekuensi bangkitan kejang < 4x/tahun, tidak multiple
f. Pemeriksaan EEG yang dibuat 10-14 hari setelah bebas panas tidak
menunjukkan kelainan. 5% dari anak normal mempunyai gambaran EEG
yang abnormal
g. Tidak didapatkan kelainan neurologik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah tepi lengkap,
elektrolit, dan glukosa darah, walaupun kadang tidak menunjukkan
kelainan yang berarti.
b. Indikasi lumbal punksi pada kejang demam untuk menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis. Bila pasti bahawa kejang

2
tersebut bukan disebabkan meningitis , lumbal punksi tidak perlu
dilakukan.
c. Pemeriksaan imaging (CT Scan atau MRI) dapat diindikasikan pada
keadaan:
- Adanya riwayat dan tanda klinis trauma.
- Kemungkinan adanya lesi struktural di otak (mikrosephali, spastic)
- Adanya tanda peningkatan tekanan intracranial (kesadaran
menurun, muntah berulang, fontanel anterior membonjol, paresis
saraf otak VI, edma papil)
d. Elektrosefalografi dipertimbangkan pada kejang demam kompleks.

PENATALAKSANAAN
Anak yang mengalami Kejang Demam sederhana maupun Kejang Demam
Kompleks harus dirawat di rumah sakit, untuk dilakukan lumbal punksi dan
pemeriksaan penunjang yang lain. Penderita baru harus dirawat inap bila:
a. Kejang pertama, harus dilakukan punksi lumbal dan observasi sehari.
b. Kejang lebih dari 20 menit.
c. Dalam sehari terjadi dua kali atau lebih serangan kejang yang tidak beruntun.
d. Ada penurunan kesadaran atau kelainan neurologik yang meragukan
Sebelum masuk bangsal, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Atasi Kejang c. Oksigenasi.
b. Turunkan panas d. Perbaiki homeostasis yang perlu.
Penatalaksanaan Kejang
1. Pengobatan fase akut
a. Memberantas Kejang

3
b. Menurunkan panas bila demam atau hiperreaksi
Dengan kompres seluruh tubuh dan bila telah memungkinkan dapat diberi
paracetamol 10 mg/kg BB/kali kombinasi diazeam oral 0,3 mg/kgBB.
c. Memberikan cairan yang cukup jika kejang berlangsung cukup lama
(>10menit) dengan intravena: D5 1/45, D5 1/25, RL.
2. Mencari penyebab dan mengobati penyebab.
Dengan penelusuran sebab kejang dan faktor resiko terjadinya kejang
pengobatan terhadap penyakit kejang sesuai dengan penyebab yang telah
ditemukan.
3. Pengobatan pencegahan berulangnya kejang.
Diberikan antikonvulsan rumatan: Fenitoin/Difenilhidatoin 5-8mg/kg
BB/hari. Dalam dua kali pemberian (dosis terbagi 2) atau dengan
fenobarbital(jika tidak ada fenitoin) dosis 5-8mg/kg BB/hari dalam dua kali
pemberian.
Penatalaksanaan pasien rawat jalan

4
Penderita baru dengan kejang boleh dirawat jalan, bilamana hanya ada
riwayat kejang dan hanya terjadi satu kali, tidak ada tanda rangsangan meningeal
dan kelainan neurologik lain, juga penderita kontrol pulang rawat inap dikelola
sebagai baerikut:
1. Medikamentosa
Paracetamol 10 mg/kgBB/kali, kalau perlu dapat ditambahkan Diazepam
0,3 mg/kgBB/kali bila panas tinggi.
2. Penanganan penyebab (infeksi extrakranial) tergantung jenisnya.
3. Dilakukan EEG bilamana belum pernah dilakukan.
Kalau didapatkan hasil EEG normal, perlu dievaluasi kejangnya. Bila
kejang sering berulang, mirip epilepsi dilakukan EEG ulang, diberikan
difenilhidantoin. Kalau didapatkan EEG abnormal pengobatan disesuaikan
dengan jenis kelainannya.
Pemberian difenilhidantoin dkontrol tiap 6 bulan sampai 1 tahun sekali.
Bilamana tidak ada kejang dosisnya dikurangi.
4. Pemberian difenilhidatoin perlu dikontrol 6 bulan sampai 1 tahun sekali,
bilamana tidak ada kejang, dosisnya dapat dikurangi.
Penderita dinyatakan sembuh bilamana:
a. Bebas kejang selama 3 tahun.
b. Umur diatas 5 tahun dan tidak pernah kejang lagi.

5
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Anak Wildan Wahyulianto
Umur : 7 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Nyamplung Kobong, Gumuk Mas
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal masuk PKM : 13- Januari-2011

II. ANAMNESIS
Tanggal 13 Januari 2009
Keluhan Utama :
Kejang-kejang setelah panas tinggi.
A. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien masuk UGD pukul 07.35 WIB diantar oleh keluarga
dengan keluhan kejang sejak malam hari sebelumnya sebanyak 5 kali.
Pasien muntah (+), diare (+), batuk (+), pilek (+), panas naik turun
semenjak 2 hari yang lalu.

B. Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat sakit seperti ini sebelumnya belum pernah diderita pasien.

C. Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat keluhan yang sama pada anggota keluarga lainnya disangkal.

D. Riwayat Pengobatan :
Penderita belum pernah berobat sebelumnya.

6
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Umum
KU : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign : RR= 20x/mnt
HR= 150x/mnt
t° = 39,8° C
Pernafasan : Dbn
Kulit : Turgor kulit normal, tidak ada ikterus
Klj. Limfe :Limfonodi leher, aksila, dan inguinal tidak
membesar
Otot : Dbn
Tulang : Tidak ada deformitas, krepitasi, ataupun gangguan
gerakan
B. Pemeriksaan Khusus
1. KEPALA
Kepala/ Leher : anemia/icterus/cyanosis/dyspneu : -/-/-/-
2. THORAX
Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak nampak
Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : D = redup ICS IV PSL dextra
S = redup ICS V MCL sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal, suara tambahan (-)
Pulmo
Inspeksi : retraksi intercosta (-)
Palpasi : pergerakan dada simetris
Perkusi : sonor, tidak ada kelainan
Auskultasi : vesikuler +/+, wheezing (-), ronkhi (-)

7
ABDOMEN
Inspeksi : Agak cembung
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani

EXTREMITAS : AH - - E - -
- - - -

14 Januari 2011
A. Keluhan
Batuk (+), pilek (+), sesak (+), diare (+), mual (-), muntah (-), demam (-),
kejang (-)
B. Pemeriksaan
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : CM
3. Vital sign : HR : 150x/menit
Suhu badan : 40 0C
RR : 30 x/menit

15 Januari 2011
A. Keluhan
Batuk (+), pilek (+), sesak (+), diare (-), mual (-), muntah (-), demam (-).
kejang (-)
B. Pemeriksaan
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : CM
3. Vital sign : Suhu badan : 37,10C
HR : 150 x/menit

8
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 13 Januari 2011


NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1 DARAH LENGKAP
Hemoglobin 11,79 L. 12-17.5 : P. 11,5-16.0 g/dl
Leokosit 9,800 4.000 – 11.000 / mm3
Eritrocyt 3,82 4 – 6 juta/mm3
LED 10 L < 15 : P < 20 mm/jam
Diff Count
Eosinofil 0 2–6%
Basofil 0 0–1%
Stab 1 2- 6 %
Segmen 74 50 – 70 %
Limfosit 23 20 – 40 %
Monosit 2 2–8%
2 PCV 33 L. 40-45 : P. 35-47 %
3 Trombosit 167,000 150.000 – 400.000/mm3
4 Widal
Typhy O Negatif Negatif
Typhy H Negatif Negatif
Para typhy Negatif Negatif
Para typhy Negatif Negatif
5 URINE LENGKAP
Albumin Negatif Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilin Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Ph 5,0
Keton Negatif
Berat jenis 1,020 1,016 – 1,022
SEDIMEN
Leukosit 1-2 plp 0-1 plp
Epithel 1-2 plp 0-1 plp
Erytrosit Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif
Silinder Negatif Negatif
Lain-lain Negatif Negatif

9
Tanggal 14 Januari 2011
No PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1 PCV 28 L. 40 – 45 : P 35 – 47 %
2 Trombosit 152.000 150.000 – 400.000 / mm3

V. DIAGNOSIS KERJA
Kejang Demam Sederhana
VI. PENATALAKSANAAN
Terapi ruangan
13 Januari 2011
Infus Wida ¼ DaD 38 tetes per menit (mikro)
Stezolid suppositoria pagi
Injeksi : Colsancentine 0,5 cc IV p/s/m
Cevotaxime 1 cc p/s/mlm
Gentamicin 0,5 cc IV p/s/m
Piralen 3 strip IV p/s/m
Per Oral: Pamol syrup
Neocauminal syrup
14 Januari 2011
Injeksi : Bioxon 1 cc IV p/s
Cevotaxime 1 cc p/s/m
Gentamicin 0,5 cc IV p/s/m
Oral : Pamol syrup
Neocauminal syrup
Puyer Metronidazol dan Luminal
15 Januari 2009
Injeksi : Bioxon 1 cc IV p/s
Cevotaxime 1 cc p/s/m
Gentamicin 0,5 cc IV p/s/m
Oral : Pamol syrup
Neocauminal syrup

10
Puyer Metronidazol dan Luminal

VII. PROGNOSA
Dubia et bonam
VIII. RESUME
 RPS: Pasien datang dengan keluhan panas yang naik turun semenjak 2
hari yang lalu, kejang sudah 5x semenjak malam sebelumnya, muntah (+),
diare (+), batuk (+), pilek (+).
 RPD : Riwayat kejang demam (-)
 RPK : Riwayat keluhan yang sama pada anggota keluarga atau lingkungan
sekitarnya disangkal.
 Pada pemeriksaan fisik umum didapatkan :
Keadaan Umum = Lemah Kesadaran = CM
Vital Sign : RR = 30 x/mnt
HR = 150 x/mnt
t = 39º C
 Pada pemeriksaan jantung : tidak ditemukan kelainan
Pada pemeriksaan paru : tidak ditemukan kelainan
Abdomen : Tidak ditemukan kelainan.
Extremitas : tidak ditemukan kelainan
Genital : tidak ditemukan kelainan
 Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan jumlah trombosit menurun
pada hari ke dua masuk PKM.

11
Daftar Pustaka

1. Anonim. 1999. Standar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito. Yogyakarta:


FK UGM.
2. Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius
3. Mirzanie, dkk. 2006. Pediatrica. Solo: Tossa Enterprise.
4. Pusonegoro, dkk. 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
5. http://www.who.int/csr/don/2005_01_19/en/index.html
6. http://digilib.itb.ac.id/gdi.php?mod=browse&op=read&id=jbpti+bpd-gdi-
s2-1996-muktinings-1815&q=research

12

Вам также может понравиться