Вы находитесь на странице: 1из 338
DIESEL ENGINE HYDRAULIC SYSTEM TORQFLOW SYSTEM DIRECT DRIVE STEERING & BRAKE SYSTEM UNITED TRACTORS Training Center Dept. TeaR/HO/BMS/ALL/04/2007 z it -01 - 01 KATA PENGANTAR Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan hidayah serta rahmat-Nya, maka kami bisa menyusun buku pegangan Motor Diesel. Buku pegangan Motor Diesel ini disajikan dalam bentuk yang sanget sedethana , dengan demikian diharapkan dalam pemahaman Motor Diesel akan lebih mudah dan bisa sebagei acuan guna melaksanakan perawatan dan pengoperasian yang benar. Akhimya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sampai terselesainya buku ini Dengan kerendahan hati dan keterbatasan kemampuan , kiranya buku ini masih kurang sempurna , sehingga kritik dan saran dari pembaca kami harapkan guna kesempurnaan dikemudian hari. Jakarta, Pebruari 1996 An— Penyusun Training Centre Dept. DAFTAR ISI DAFTAR ISI ....... secre wad 701-08 KATA PENGANTAR......... Ee Ee ii -01-01 BAB I. PENGETAHUAN DASAR 1. Pengertian umum engine A. Definisi-definisi engine sess ved -O1-09 B. Prinsip-prinsip diese! & gasoline « engine. howe | 01-09 C. Klasifikasi engine .......... aetabeaatae 1-02-09 2. Prinsip motor diesel dan bensin ‘A. Motor diesel ... 1-03-09 B. Motor bensin ... . 1-03-09 3. Motor 4 langkah & 2 langkah A. Prinsip kerja motor diesel 4 langkah ...... 1-04-09 B. Prinsip kerja motor bensin 4 langjah ... 1-05-09 C. Prinsip kerja 2 langkah . 06 - 09 D. Keuntungan & kerugian engine 2 lange dan 4 langkah ... 1-07-09 4, Perbandingan motor diesel dan bensin A. Keuntungan motor diesel . 1-08-09 B. Kerugian motor diesel... 1-08-09 5. Firing order .. 1-09-09 BAB IIL MEKANISME'SISTEM A. Cylinder head .... 4 Pde debbaeetat N-03-15 B. Valve, valve guide, dan valve seat... MW - 04-15 C. Valve spring ... M- 04-15 D. Pre-combustion chamber 1-04-15 E. Glow plug .. 1-04-45 F. Rocker arm dan rocker arm shaft ull -05 - 15 G. Cross head ............ MW-05 -15 H. Cylinder head gasket I-05 - 15 1. Cylinder block ..... Nl -06 -15 J. Cylinder liner 2M-07 - 15 K. Piston save WOT = 15 L. Piston pin . = 08- 15 M. Piston ring 1-08 - 45 N. Conecting rod N-09-15 O. Crankshaft 2-10-15 P. Camshaft. W-10-15 Q. Tappet/cam follower - W-11-15 i-02-03 R. Push rod 8. Balancer shaft T. Timing gear: U. Vibration damper .. V. Flywheel...» : W. Power Take Off (PTO Jesus enero X. Struktur cam follower & push rod...... BAB Ill. LUBRICATION SYSTEM A. Fungsi lubrication system .. B. Pengertian minyak pelumas .. C. Circuit sistem pelumasan ..... 1, Engine 6 D 125 series... 2. Engine 96 series 3. Engine 170 series D. Komponen-komponen lubricating system ‘Scavenging pump By pass filter Katup pengatur Oil pump . Filter By pass Oil cooler ... NOgskwNa> BAB IV. FUEL SYSTEM ‘A. Cummins fuel system 1. Pressure Time ( PT ) 2. Injector .. B. Komatsu Fue! System. 4. Feed pump occ. 2. Fuel Injection Pump .. a. Individual pump .. b. Delivery valve c, Governor 3, Nozzle... BABV. COOLING SYSTEM. A. Sirkulasi air pendingin B. Bagian-bagian dari cooling system 1. Water pump .. : 2. Water manifold 3. Thermostat 4. Radiator. 5. Radiator safety valve . 6. Corrosion resistor W-11-15 W-14-15 W-12-15 W-13-15 N-13-15 i-14-15 +15-15, iil-01- 10 Ml- 02 - 10 I-02 - 10 Al 02 - 40 I-03 - 10 ll 04 - 10 Il- 05 - 10 lil- 06 - 410 ll 06 - 10 I-07 - 10 Ill- 08 - 10 ll 09 - 10 He 10 - 10 AML-01- 17, WW -02-17 MM - 03-47 vo lll 05 =17 M-07-47 V-14-17 V-12-17 wlV 13-17 V-14-17 o=45-17 .. W- 02-07 V-02-07 V-02-07 V-03 -07 V-04-07 V-05-07 . V-06-07 .V-07-07 __PENGETA 1-4-9 1. PENGERTIAN UMUM ENGINE A, Definisi definisi : Engine : Suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui suatu proses tertentu , dimana proses thermis, dirubah menjadi tenaga mekanis. Machine : ‘Suatu unit secara keseluruhan, yang mencakup engine sampai power train B.PRINSIP PRINSIP : Diesel engine : Udara yang dimasukkan kedalam silinder, kemudian dikompressikan hingga mencapai tekanan 30-40 kg/cm? , dengan temperatur sekitar 300- 400°C, kemudian disemprotkan bahan bakar sehingga _terjadi Pembakaran, yang menghasilkan tekanan sebesar 60-80 kg/cni@dengan temperatur sekitar 600-800°C. Gasoline Engine : Udara dan bahan bakar yang dimasukkan dalam silinder, secara bersama-sama , kemudian kempresikan hingga mencapai tekanan 7- 15 kg/m? dengan temperatur sekitar 100-150°C, kemudian dipercikkan bunga api lewat busi , sehingga terjadi pembakaran yang menghasilkan tekanan sebesar 30 - 60 kg/cm? dengan temperatur sekitar 1500 °C. C. Klasifikasi : Gasoline —nsmal combusion engine —[ Engine ‘—Extemall combustion engine |__ Diesel [— Mesin uap ‘Turbin uap : a Indirect injection | cycle [Two oycle L_ Four cycle Aircooled 7 +-— Cooling — Water cooled ‘Splash. (Recik). rH Diese! | Lubrication — Pressure ( Tekanan ). a Airintake p—Naturally aspirated Turbocharger with '— Supercharger aspirated —| After cooler [7 Stationery Blower [— Application iat ~ ‘Automotive ‘urbocharger es Construction r—'n line engine L_V engine GETAHUAN _DASAR 1-3 -9 2. PRINSIP MOTOR DIESEL DAN BENSIN. ‘A. MOTOR DIESEL. ang terhisap ke dalam ruang bakar dikompresi sehingga i tekanan dan temperatur yang tinggi. Bahan bakar jjeksikan dan di kabutkan ke dalam ruang baker. Sehingga teradi pembakaran sesaat setelah terjadi pencampuran dengan udara. : Gambar I - 1. Prinsip kerja motor diesel B. MOTOR BENSIN. Udara dan bahan bakar yang tercampur didalam carburator, terhisap ke dalam ruang bakar dan dikompresikan hingga mencapai tekanan dan temperatur tertentu. Pada akhir langkah kompresi, busi memercikan api sehingga terjadi pembakaran. nies i Mixture of fuel and ae taken into the cylinders: ‘Soak plug Ignition coi Distributor Gbr. 1 - 2 . Prinsip kerja motor bensin. 1-4 -9 3. MOTOR 4 LANGKAH DAN 2 LANGKAH. A. Prinsip kerja motor diesel 4 langkah. ae Injection ere nozzle Main combustion chamber Exhaust valve Prescombustion ay i yep Co (1) Totake (2) Compression (3) Expansion Gambar | - 3. Prinsip kerja motor diesel 4 langkah. a. Langkah hisap (Intake stroke). Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB). Intake valve terbuka dan exhaust valve tertutup, udara masuk kedalam silinder melalui intake valve. b, Langkah kompresi (Compression stroke). Udara_yang berada didalam silinder dimampatkan oleh piston yang bergerak dari tik mati bawah ke titik mati atas , dimana kedua valve intake dan exhaust tertutup. Selama langkah ini tekanan naik 30 -40 kg/em? dan temperatur udara naik 400 - 500 derajat celcius. ¢. Langkah kerja (Power stroke). Pada langkah ini , intake valve dan exhaust valve masih dalam keadaan tertutup , partikel-partikel bahan bakar yang disemprotkan oleh nozzle akan bercampur dengan udara yang _mempunyai tekanan dan suhu tinggi, sehingga terjadilah pembakaran yang menghasilkan tekanan dan suhu tinggi. Akibat dari pembakaran tersebut, tekanan nalk 80-110 kg/cm? dan temperatur menjadi 600-800 derajat celcius. 1-5 -9 d. Langkah buang (Exhaust stroke) Exhaust valve terbuka sesaat sebelum piston mencapai titik mati bawah sehingga gas pembakaran mulai keluar. Piston bergerak dari TMB —» TMA mendorong gas buang keluar seluruhnya. Kesimputan : Empat kali langkah piston atau dua kali putaran crank ‘shaft menghasilkan satu kali pembakaran, B. PRINSIP KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH. iy Os} beTaKe ‘COMPRESSION POWER * exHAUST Gambar. 1 - 4 Prinsip kerja motor bensin 4 langkah. a. Langkah hisap (Intake stroke). Piston bergerak dari TMA ke TMB , intake valve terbuka dan exhaust valve tertutup. Bahan bakar dan udara bersih yang tercampur di karburator , terhisap masuk kedalam ruang silinder. b, Langkah kompresi (Compression stroke) Campuran udara dan bahan bakar dimampatkan oleh piston yang bergerak dari titk mati bawah ke titik mati schingga tekanan dan temperatur campuran tersebut naik. 1-6 -9 c. Langkah kerja (power stroke). Beberapa derajat sebelum mencapai titik mati atas, campuran udara dan bahan bakar tersabut diberi percikan api oleh busi, schingga terjadi pembakaran. Akibatnya , tekanan naik menjadi 3 - 40 kg/m? dan temperatur pembakaran menjadi 1500 derajat celcius . Tekanan tersebut bekerja pada luasan piston dan menekan piston menuju ke titik mati bawah. 2 Langkah buang (Exhaust stroke) Exhaust valve terbuka sesaat sebelum piston mencapai tik mati bawah, sehingga gas pembakaran mulai keluar. Piston bergerak dari titik mati bawah ke fitik mati atas, mendorong gas buang keluar seluruhnya. C. Langkah Kerja Motor 2 Langkah. Pada dasamya prinsip kerja motor bensin dan diesel adalah sama, proses intake, compresi, power , exhaust dilakukan secara lengkap dalam 2 langkah (upward dan downward) piston. Exhaust oq o le ES eae : a = LPP noe i hole } ah k iO (2) Scavenge _(b) Compression and intake (cl Explosion (e) &xhause Gambar | - 5 Prinsip kerja motor 2 langkah . a. Langkah piston ke atas (Up ward stroke). Piston bergerak keatas dari TMB menuju TMA , campuran udara dan bahan bakar masih mengalir ke dalam silinder melalui saluran (scavenging passage). Sebaliknya , gas hasil pembakaran secara terus menurus dikeluarkan sampai lubang exhaust tertutup. Saat lubang exhaust ditutup oleh gerakan piston yang menuju ke TMA , campuran udara dan bahan bakar ditekan, sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Pada saat itu, lubang intake terbuka pada akhir langkah kompresi sehingga udara segar terhisap masuk ke dalam crank case. b. Langkah piston kebawah (Downward stroke). Campuran bahan bakar dan udara yang termampatkan, diberi percikan bunga api dari busi yang menyebabkan terjadinya pembakaran sehingga tekanan dan temperatur diruang bakar naik . Dan piston terdorong kearah titik mati bawah. Pada akhir langkah piston, lubang exhaust terbuka dan gas hasil pembakaran mulai keluar, yang di ikuti ‘oleh pembukaan scavenging passage, schingga campuran bahan bakar dan udara yang berada di crank case masuk ke dalam silinder. Kesimpulan : Dua kali langkah piston atau satu kali putaran crank ‘shaft menghasilkan satu kali tenaga. D. Keuntungan dan Kerugian Engine 2 Langkah dan 4 Langkah. Dibandingkan dengan engine 4 langkah, engine 2 langkah mempunyai keuntungan sebagai berikut : 1. Ukuran dan berat lebih kecil, dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar. 2. Harga lebih rendah karena tidak menggunakan valve dan struktur lebih sederhana. 3. Putaran lebih halus karena ukuran fly wheel lebih kecil. Kerugian engine 2 langkah adalah : 1. Karena tidak menggunakan valve maka gas pembakaran tidak terbuang seluruhnya dan menyebabkan pembakaran tidak sempurna. 2. Karena sebagian campuran bahan bakar dan udara, ikut keluar (saat proses exhaust ) bersama dengan gas buang, maka penggunaan. fuel tidak ekonomis. 3, Karena waktu yang diperlukan untuk langkah intake singkat , maka jumlah campuran yang masuk sedikit. Sehingga tidak mungkin dapat menaikkan tekanan kompresi dan efisiensi engine (ratio fuel comsumption per output ) lebih rendah dibandingkan dengan engine 4 langkah. 4, Crank case harus rapat tidak boleh ada kebocoran udara. | i-s8-s 4, PERBANDINGAN MOTOR DIESEL DAN MOTOR BENSIN. Dibandingkan dengan motor bensin, diesel engine mempunyalkeun- tungan dan kerugian. Keuntungan motor diesel : 1. Biaya pengoperasian lebih ekonomis , karena bahan bakar yang digunakan adalah oil dengan “grade” rendah, Seperti heavy oll atau light oil. 2. Thermal efficiency (besarnya kalori yang terkandung pada fuel yang di bakar dapat menghasilkan output engine dan panas yang secara lebih effectif ) tinggi sehingga konsumsi bahan bakar rendah. Thermal efficiency motor bensin adalah 20-30% dan motor diesel adalah 30- 35% . 3.Bahaya kebakaran lebih rendah karena tik nyala (flashing point) fuel relatif lebih tinggi. 4. Tidak —membutuhkan sistem penyalaan ( ignition device ) dan carburator. 5. Dapat menghasilkan tenaga yang besar pada putaran rendah. Kerugian motor diesel : 1. Berat output horse power lebih tinggi. 2. Getaran selama operasi lebih besar dan surat berisik (noise ) lebih besar. 3. "Start" lebih sulit. 4. Biaya pembuatan (manufacturing) lebih tinggi. 1-9 -9 6. Firi fr. Firing order adalah urutan pembakaran yang terjadi pada engine yang mempunyai jumiah silinder lebih dari 1 (satu). Contoh : Engine dengan 4 silinder, mempunyai firing order (F.0) = 1-2-4-3, maka proses pembakaran dimulai dari silinder No.1, dilanjutan silinder No.2 No.4 dan No.3. Tujuannya adalah untuk meratakan hasil power , agar gaya yang ditimbulkan oleh piston seimbang (balance). Baik pada saat kompresi,maupun pembakaran, tidak menimbulkan puntiran dan getaran yang tinggi. Pada 4 langkah motor diesel dengan 1 silinder , piston bergerak 4 kali menghasilkan satu kali pembakaran . Atau dua kali putaran crank shaft, menghasilkan 1 kali pembakaran. Engine 6 silinder, mempunyai F.O:1-5-3-6-2-4 , F.O inilah yang banyak dipakai engine komatsu. IE SYSTEM Wo. 1-15 A.Silinder head. Konstruksi silinder head terdapat beberapa macam, hal ini disebabkan adanya Klasifikasi engine yang berbeda pada : 1. Sisters pembakaran 2. Penggunaan valve 3. Konstruksi head : Langsung (Direct injection). Tidak langsung (Precombustion). : Dua valve. Empat valve. : Satu bagian (solid type). Beberapa bagian (Sectional type) fs 4. Sistem penyemprotan bahan : Nozzle bakar Cylinder head Intake valve Exhaust valve Valve seat Valve guide seers Gbr. 11-1. Cylinder head direct injection two valve, a solid, nozzle type. Injector. Valve spring Nozzle holder and injection nozzle Rocker arm shaft Rocker arm Precombustion chamber Beene 1 Gbr. 11-2 . Cylinder head precombustion chamber two valve solid, nozzle type 12, Push rod 13, Crosshesd 14, tejector 16. Injector spring br. II-3. Cylinder head Gbr.Il4, Cylinder head direct directinjection injection four valve four valve sectional sectional, injector type nozzle type. Injection nozzle type dan injector type. * ‘Injection nozzle menyemprotkan bahan bakar dengan pressure tinggi yang dipompakan oleh injection pump. * Injector adalah hak tunggal dari cummin, dengan memanfaatkan pergerakan vertikal flunger untuk menghasilkan tekanan fuel yang sangat tinggi dan menyemprotkan langsung kedalam cylinder. * Injector membutuhkan mechanism penggerak plunger yang dihubungkan dengan putaran cam shaft dengan pergerakan vertikal plunger di dalam cylinder head. Cylinder head type injector konstruksinya lebih rumit di banding dengan cylinder head type injection nozzle. Fungsi dari cylinder head. * Cylinder head berfungsi menahan tekanan pembakaran, mengendalikan panas dalam ruangan [ dengan system pendinginan ] dan tempat — duduknya mekanisma valve intake / exhaust dan mekanisma penyemprotan bahan bakar. Cylinder head membutuhkan bebapa sarat antara lain sebagai berikut : - Dapat menahan tekanan pembakaran dan konsentarasi panas . Mempunyai efek pendingin yang tinggi. Dapat mencegah kebocoran tekanan pembakaran secara keseluruhan . . Dapat mengalirkan udara intake dan exhaust dengan lancar setiap saat. Dapat mencampur udara dengan bahan bakar secara sempurna setiap saat, PRONs te. 3-15 B. Valve, Valve Guide dan Valve Seat. 1. Valve. * Terbuka dan tertutupnya valve secara teratur untuk memasukan udara kedalaman cylinder dan membuang gas bekas pembakaran keiuar. Pergerakan valve diambil dari putaran camshaft yang dirubah meni2di gerakan vertikal melalui push rod dan kemudian gerakan push rod dan kemudian gerakan push rod ditransfer melalui rocker arm dan diteruskan ke valve Fungsi valve : 1, Mengatur udara yang masuk kedalam silinder dan keluarnya, gas buang dati dalam silinder. 2. Mencegah kebocoran dari ruang pembakaran. 3. Meneruskan panas pembakaran ke pendingin melalui valve guide dan dinding silinder head. 2. Valve guide Fungsi : 1. Melumasi dan sebags! jalan dari valve stem 2. Meneruskan panas dari valve ‘VALVE GUIDE VALVE SEAT/ INSERT ‘Gbr.ll - 5 Gambar Valve dan Guide Valve. 3. Valve insert ( valve seat) Fungsi : 1. Memperpanjang daya tahan pada dudukan valve dan mencegah kebocoran. 2. Mempermudah penggantian apabila kedudukan valve mengalami kerusakan. * Valve insert adalah suatu ring yang tahan terhadap panas dan benturan, yang dipasang diantara permukaan valve yang bersentuhan dengan cylinder head. MEKANISME SYSTEM C. VALVE SPRING fungsi : 1. Memberikan tekanan untuk sealing valve pada saat valve kembali pada kedudukannya. 2. Memberikan keseimbangan pada saat valve bergerak dan mengembalikan kedudukan asal dari rocxe arm, pushrod dan tappet / cam follower. D. PRE-COMBUSTION CHAMBER Built-in type United type 1. Nowzloholder 4, Pracombustion chember body ‘A. Pracombustion chembar 2, Noxla 5. Cylinder hesd 8. Main combuston chamber (eyilnderd 3 Glowpiug 6. Precombustion charnber Insert ©. Water Jacket Gbr. Il - 6 Built in type dan United Type Fungsi : 1. Mengadakan pembakaran pendahuluan, sesaat sebelum terjadi pembakaran di main combustion chamber. E. GLOW PLUG Sheath Di setiap precombustion chamber dilengkapi dengan glow plug yang merupakan suatu alat pemanas listrik. Fungsi : 1. Untuk menyalakan bahan bakar, sehingga engine mudah dihidupkan (terutama engine dalam keadaan dingin).. -s-15) F. ROCKER ARM dan ROCKER ARM SHAFT. Fungsinya : 1. Meneruskan gerakan dari pushrod ke valve dan injector. 2. Menyalurkan pelumas ke bagian lain didalam silinder head. 1. Valve 2, Valve soring, 3, Rocker arm shaft 4, Rocker arm bushing 5, Adjusement screw 8. Locknut 7. Reker erm 8, Push rod 8, Cross head 10, Adjusting sxew 11. Loeknut 12, Crosheed guide ‘A, Movernent of rod 8. Movement of valve 1G. Valve cleoranco Gbr Il - 7 For two valve cylinder head. Gbr Il - 8. For four valve cylinder head G. CROSS HEAD Fungsi : 1. Meneruskan gerakan rocker arm ke valve. 2. Sebagai jembatan/penghubung untuk satu set valve yang sama sehingga valve dapat terbuka atau menutup pada saat yang sama pula H. CYLINDER HEAD GASKET * Cylinder head gasket berfungsi sebagai penyekat gas pembakar dan air pendingin dan oil pelumas yang bersikulasi antara cylinder head dan cylinder "TS Oo O_O | | O° =D Oo ow ° So Gan Ga) Gbr. ll - 9 Cylinder head gasket. | | | Me - 6-15 1. SILINDER BLOCK Kontruksi / bentuk dari silinder block dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat saluran untuk pelumasan dan pendinginan. * Fungsi Cylinder block adalah sebagai pemegang atau kedudukan komponen utama yang bergerak, sepetti piston, connecting rod, crank shaft dan lain-lainnya, Cylinder block baru bisa’ dikatakan engine bila dikombinasikan dengan cylinder head pada bagian atas block dan oil pan pada bagian bawah block, timing gear, gear case, fly wheel dan houshing pada bagian belakang block. Covinder block Vind ter Pinon Connecting rod Ccrankshate unl pump gear later gear Crank geor Cam gear Gbr. il ~ 10. Struktur dari silinder block. We 7-18) Gylindor tiner seal ring 1, Clevis seal 2. Oring (Nitrile rubber} : 2, O-ring (Silicon rubber eee Gbr. Il. 11. CYLINDER LINER. Fungsi : 1. Tempat terjadinya tekanan pembakaran. 2. Tempat bergeraknya piston. 3. Meneruskan panas pembakaran ke pendinginan 7 4. Memperpanjang umur engine dan mempermudah penggantian 5. Tempat kedudukan seal ring. Disetiap silinder liner, dilengkapi dengan seal ring yang mempunyai tahanan tinggi, terhadap air maupun oil suhu tinggi. Fungsinya untuk pembatas air ~ pendingin di silinder liner dan oil di crankshaft. K. PISTON Fe Gbril, 12 PISTON Fungsi piston : 1. Tempat kedudukan piston ring. ce 2. Meneruskan tekanan pembakaran ke crankshaft. 3. Meneruskan panas malalui piston ring. 4. Bentuk cekungan dari piston berfungsi, agar bahan bakar dan udara bercampur dengan baik (turbulence). W- 8-15) L. PISTON PIN Piston dan connecting rod dihubungkan dengan piston pin ada tiga macam hubungan antara piston, connecting rod dan piston pin: ILL-FLOATIG FIXED PIN SEMFLOATING A runt Gbr. II.13, Piston pin 1. Fixed type : Piston pin tak bergerak pada piston bush/hole karena dliikat dengan bolt. 2, Semi floating : Piston ini diikattidak bergerak pada small end dari conecting rod, tetapi bergerak bebas pada piston bush/hole. 3. Full floating : Piston ini bergerak bebas pada piston bushmaupun connecting rod, sehingga untuk itu diperlukan insert snap ring, agar pin tak terlepas keluar dari piston conecting rod. Full floating Inilah yang paling banyak digunakan pada engine komatsu. M. PISTON RING Fungsi: 1, Sebagai sealing/penyekat untuk mencegah kebocor dari tekanan kompressi didalam silinder. .. Mengotrol oil pelumasan pada dinding silinder. }. Meneruskan panas pembakaran dari piston keliner. |. Mengatur berbagai fleksibilitas dari pada dari berbagai tekanan dan temperatur. RON We - 9-15 “Top ring Second ring iting Gbr.ll - 14. PISTON RING Gap pada piston ring disebut fitting face, dan terdapat 3 (tiga) jenis fitting face, yaitu : : Ori W 1. Step fitting face. Z . 2. Angle fitting face. 3. Straight fitting face. N. CONNECTING ROD Connecting rod bushing Connecting rod Connecting rod boit Connecting rod bearing gp eene Connecting rod cap td ‘Small boss B. Lorge boss i Gbr. II 15 Connecting Rod | Fungsi : 1. meneruskan tekanan pembakaran/gerakan piston ke crank shaft. 2. Menjaga ketegak lurusnya jalannya piston. Gbr. I-16. CRANKSHAFT Keterangan gambar : 1. Cransshaft pulley F. Gaya dari piston. 2. Crank gear P. Gaya diterima crankshaft. 3. Crankshaft C. Titik pusat. 4. Flywheel. W. Counter Weight. Fungsi crankshaft, merubah gerak naik turun ( reciprocating ), dari piston menjadi gerak dan tenaga putar. Mengingat gerak dan tenaga putar crankshaft adalah, hasil perubahan dari gerak naik turun, maka akan timbul gaya centrifugal yang sangat besar. Oleh Karena itu perlu keseimbangan dan untuk menghilangkan gaya centrifugal,crankshaft tersebut dilengkapi dengan conterweigt, sehingga putaran crankshaft menjadi lebih rata/licin. P. CAMSHAFT 2 4. Camshaft b. Intake cam 2.Cam gear c. Exhaust cam 3.Camshaft —d. Injector cam Gbr Il -17. Camshaft Fungsi : Merubah gerak rotary/berputar dari camshaft menjadi gerak perpendicular untuk diteruskan ke valve dan injector tepat pada timingnya. Q, TAPPET / CAM FOLLOWER Fungsi : 1. Tempat kedudukan push rod. 2. Mengikuti gerak eksentrik dari camshaft lobe meneruskan gerakan tersebut ke push rod. 1. Comshate 1, Camenatt 2, Tepper 2. Cam follower 3, Push rod 3. Com follower housing 48, Rocker sem 4. Push rod 8. Vale spriag 5. Rocker ver 6. Valve 8. Cross head 7. Valve spring 8. Valve Gbr. Il - 18. Tappet dan cam follower R.PUSH ROD Fungsi : Meneruskan gerakan dari cam follower/tappet ke rocker lever untuk menggerakkan valve dan injector. S. Balancershaft Getaran engine yang terjadi pada dasarnya ditimbulkan oleh : 1.Goncangan dari connecting rod , karena bagian paling atas connecting rod bergerak tegaklurus, sedangkan bagian bawah bergerak memutar. 2. Perputaran dari crankshaft dengan beban yang berbeda-beda. 3. Tenaga yang dihasilkan hanya pada langkah pembakaran. 1. Balancer shaft gear (R.H) 2, Idler gear (R.H) 3. Idler gear (large, center ) 4, Balancer shaft (R.H) 5. Balancer shaft (LH) 6. Thrust plate 7. Balancer shaft gear (L.H) 8. Idler gear(L.H) 9. Crankshaft gear. Gbr. II-19. Balancer shaft 4ee6 Bunt) “02-11 449 soulBue O€ ay pue Ozt Cp AluO * yoys ieoupjeq yA soulGuS Aotind yeusyueig “EL yeUsyUeID “Zi see6 Buynup duind 19 "LL (Gund yo Buywup 10)) 1206 yeysueig “01 (duind jo Buyaup 40)) se2B yeysyuesg “6 (117) 1206 seouejeg ‘g \ (47) 2206 20pp1 "7 1e06 Buinup duund uogaetul ‘9 a (e612) 1206 s0yp| “¢ u Je0B weg "> seo see8 BUIWIL ‘€ (Hy) 1296 s0pp1 7 (144) 1208 seoueeg “| -aeynd e106 ueynyeweu BueX ue|Beq ue|Geqoy neye eAuUtE] eulGue uedeyBueyed 2x yeysyuelo ep ueiend ueysnieueyy: sung ‘UW3O ONIWIL *L seus Geduie) p uebuep aujBue eped Buesedip eAuunwin uep uogeiqin Arepuoses ueyBue!yBuew mun yeys Jeourjeq iper “yeys Jeourjeq Guesedip eyew ‘jngesie} uese}06 yeqye (GueinBuew ynyuP (UoRe;qIA Arepuodes) Uese}oB uexjnquiIueW BueA jeBnyques eXe6 jnquin ueye yeysyuelo eAweyndieg ueBuep UEP yeysuelo |p jndwinyie} uexe jngasie} Weoew-WeseUieg Bue{ Ueseje6jueqeR st-7- Wu Wee 13-15 U. VIBRATION DAMPER. Fungsi : Untuk meredam getaran dan tegangan puntir, maupun getaran engine. Gbr. I-21. Crankshaft vibration damper. ‘A. Rubber damper B. Viscous damper 1. Crankshaft 4. Damper case 2. Elastic rubber 5. Inertia ring 3. Hub 6. Sllicon oil V. FLYWHEEL. Fungsi : Memindahkan tenaga putar dari engine ke power train sebagai sumber tenaga. 1. Rear support 2. Flywheel housing 3. Flywheel 3. Flywheel mounting bott 5. Rear seal 8; Starting motor pinion gear Ring gear Gbr. Il -22. FLYWHEEL W- 14-15 | W. Power Take Off (PTO) Gear unit. Fungsi : Untuk menyalurkan tenaga untuk menggerakkan, perlengkapan dan peralatan lain sesuai kebutuhan yang dapat diperoleh langsung dari engine. 1. Steering pump and TORGFLOW pump drive gear 2. Shaft 3. PTO drive gear 4. Driven gear 5. Ring gear 6. Fh i 7. idler gear 8, Hydraulic pump drive gear 9. Driven gear 10. Crankshaft 41. Flywheel housing Gbr. Il -23. Power Take Off LUBRICATION SYSTEM A. Fungsi lubrication system : Untuk meluMasi,pembersih dan penyekat dari komponen-komponen yang bergesekan sehingga dapat mempertahankan sekaligus memperpaniang umur Komponen tersebut. Pelumasan yang seting dipakai adalah system pressure (tekanan) yaitu system pelumasan yang disirkulasikan dengan paksa melalui bantuan pompa oli. B, Pengertian minyak pelumas. 4. Fungsi oil : a). Membentuk lapisan film minyak. b). Pendingin ( Cooling ) ©). Penyekat ( Sealing) d). Pembersih (Cleaning ) e). Mencegah anti karat ( Anti Korosi ) f). Media pemindah gaya ( Pada Torque Converter ) 9). Media pemindah tenaga ( Pada Hydraulic & Brake system 2. Viscosity minyak pelumas. Viscosity menunjukkan derajat kekentalan minyak pelumas, makin besar viscosity minyak pelumas makin kental. Viscosity dinyatakan dalam SAE {Society of Automative Engineer] Contoh : SAE 10, SAE 30 dan lain-lain. 2 Klasifikasi minyak pelumas. Klasifikasi dinyatakan dalam AP! service [American Petroleum institute}. Klasifikasi menunjukkan kualitas dari minyak pelumas, semakin berada pada urutan bawah berarti semakin baik [semakin banyak memenuhi fungsinya] Contoh : Diesel engine Clas \ Penggunaan Ban] Lama _CA| DG [Diesel engine natural aspirated, operasi ringan. €B|_DM__|Diesel engine natural aspirated, operasi menengah, CC] DM__|Diesel engine, turbocharger, operasi menengah. CD] DS [Diesel engine, turbocharger, operas! berat, il -2-10 C.SIRKUIT. 1. Sistem pelumasan 6D125 series gbr Ill-1. Sistem pelumasan 6D125 series 1. Oil strainer 8. Safety valve 14, Intake & exhaust 2. Oil pump 9. Crank shaft 15. Fuel injecion pump 3. Oil cooler 10. Cam shaft 16. Turbocharger 4.0il filter 14. Piston ISA6D125-1] 5. Main relief 12, Piston cooling nozzle 17. Timing gear 6. Thermostat [SA8D125-1] 18. Adapter 7. Regulator valve 13. Rocker arm W: Cooling water 2, Sistem pelumasan 95 series 6D9SL-1 S6D95 -1 SA6D95-1 3 1,0il strainer 2.0il pump 3.0il cooler 4 Regulator valve 5.0il filter W :Cooling water 3 6 sepe8i4 i gbr Ill-3. Sistem pelumasan 95 series 6. Safety valve 7. Crankshaft 8. Camshaft 9. Piston 10. Intake & exhaust valve 11, Rocker arm 12. Timing gear 13, Fuel injecton pump 14, Turbocharger 45, Piston cooling 4. Ol pan 2, Ol v9 sensor 3. OW pump AL Main ratet valve 5. Piston cooling valve 6. Ot eooter - 7. Oit cooler by-pass sae 8 OW filter 9. Safety vale (30, Main getery | 11. Crankenatt 12, Cormhaft a 13, locker erm 14, Piston coating rorzle 18, Timing gear 16. Fuet injection 1, Turbocharger 18, Mechanical pump: — 19; Oil pressure gouge 8. Tointake manifold _ Coolant + Gbr ill-3. Sistem pelumasan 170 series Beberapa engine tidak dilengkapi dengan scavenging pump, regulator valve dan by pass filter. Dan ada beberapa engine lainnya dilengkapi dengan piston cooling nozzle. Pelumasan di engine sangat diperlukan, Karena berfungsi untuk melumasi komponen-komponen yang bergesekan. Tujuannya adalah untuk mempertahankan umur dan daya tahan komponen sesuai dengan umur ekonomisnya - Aliran oil. a. Oil didalam oil pan mengalir_ melalui strainer yang menyaring debu-debu kasar dan partikel lainnya. b. Oil pump yang diputar oleh timing gear, mengalirkan oil dengan tekanan ke sistem pelumasan. ¢. Oil dikirimkan oleh oil pump, didinginkan terlebih dahulu oleh oil cooler. d. Oil yang disaring oleh oil filter mengalir melalui saluran utama [ main gallery | di dalam silinder block ke permukaan komponen-komnponen yang betgesekan D. komponen-komponen: 4. Scavenging pump. A & gbr Ill-4, Scavenging oi! 1, Oil pump A. To various engine parts 2. Oil strainer 3. Scavenging pump Saat posisi engine dioperasikan miring, oll mengalir dan berada di ujuny oil pan, Sehingga oil yang bersirkulasi tidak sempurna dan menyebabkan keausan pada komponen-komponen yang bergesekan, Scavenging oil sirkuit mempunyai strainer sendiri yang letaknya disisi berlawanan dengan strainer utama. Sehingga oll yang berada di ujung oil pan dihisap oleh scavenging pump melalui strainernya dan dikirimkan ke sisi lawannya. LUBRICATION SYSTEM. : | -6-10 2. By Pass Filter Sirkuit 4. Oil pan 2. Oil pump 3. Oil filter 4. By pass filter A. To various engine part gbr Iil-5. By pass filter oil sirkuit il pelumasan diol pan secara normal mengalir melalui oil pump dan oil filter ke berbagai macam komponen dalam. Dengan adanya tambahan by pass filter sirkuit, oil terjaga bersih dan memperkecil kebuntuan oil filter. Engine Komatsu membagi dua type, yaitu : Full flow type : membawa seluruh aliran oil ke kompnen dalam melalui filter olf dan full flow. Kombinasi by pass type: Mengembalikan sebagian oil yang di ke oil panch. 3, Katup Pengatur Fungsi : a. Mengatur tekanan oil didalam sistem b, Membatasi tekanan oil di dalam sistem. 3, Votve spring, 4, Gasket or shim 5. Plug ‘A. Tovarious engine parte B, Return oi! Gbr. ill-6 Katup pengatur 1 LUBRICATION SYSTEM mM-7-10 4. Oil Pump il pump yang paling banyak digunakan untuk engine adalah tipe external gear dan type trochcid pump. Tekanan oil pelumasan di engine berkisar antara 3-6 kg/cm selama pengoperasian engine dalam batas normal Debit oil yang disuplai ke sistem berkisar 50-300 Itrimenit , walaupun kebutuhan debit oil masing-masing engine bervariasi. a. External Gear Pump. Gambar Ill7. External gear pump. Prinsip kerja : 1. Gear berputar sesuai tanda panah , oil di sisi inlet mengisi kekesongan gigi- gigi dan rumahnya. 2. Oil yang berada diantara gigi dan rumahnya dipindahkan sesual dengan gerakan gigi ke sisi outlet. b, Trochoid Type Pump. outlet port Rote ischarge ction . Di ‘Gambar. Ill8 Trochoid type pump. Suet Trochoid pump merupakan pompa roda gigi tetapi dengan gigi-gigi berbentuk kurva trokoida, jumtah gigi dari rotor dalam yang berputar itu satu lebih kecil dari pada jumah gigi rotor luar. Rotor Iuar berbentuk silinder dan berputar pada rumah pompa. Sedangkan sumbu rotor dalam terletak eksentrik tethadap sumbu silinder tersebut , sehingga pemasukan minyak pelumas berlangsung tegak lurus terhadap eksentrisitas tersebut. | = 8-10 Gbr. Ill: 9 Cartridge type Gbr Ill-10. Cartridge type (With build in safety valve) 1, Bracket ‘A. From oil pump 2. Element (cartridge) B. To various engine parts 3. Safety valve (relief valve) C. Relief 4, Bracket 2. Center bolt 3. Element 4. Filter case A. From oil pump B. To various inner parts Gbr. I-11. Element type. a. Fungsi. il engine digunakan untuk pelumasan, pembersihan dan pendinginan komponen-komponen dalam dan oil tersebut Kembali ke oil pan. Oil yang bersikulasi tersebut, secara bertahap menjadi kotor karena membawa partikel- partikel komponen yang borgesekan. Sebagian oil yang bersikulasi tersebut akan melalui bagian-bagian yang mempunyai temperatur tinggi dan tekanan tinggi, sehingga ada yang terbakar dan menjadi carbon. vika kotoran-kotoran tersebut ikut bersama oil ke komponen-komponen bagian dalam, maka komponen-komponen tersebut semakin cepat aus. Untuk menjaga hal tersebut diatas, maka pada sistem tersebut diberi filter, agar kotoran-kotoran tersebut dapat disaring dan oil yang bersikulasi tetap bersin. Ada 2 macam oil fitter, yaitu : a. Cartridge type, elemen kertas menjadi satu dengan rumahnya. b. Cartridge type with safety valve. c. The hanging type, elemen Kertas terpisah dengan rumahnya. b, Penanganan Filter. il filter secara bertahap akan mengalami kebuntuan oleh partikel asing dan kotoran-kotoran yang bersama-sama oil bersirkulasi. Kecepatan kebuntuan filter, tergantung cara penanganan oilnya. Karena itu, maka element filter harus diganti secara berkala sesuai dengan operation dan maintenance manual. ©. By Pass Filter Fungsinya adalah untuk menyaring oil dari oi! pan agar tetap bersih dan mencegah oil filter cepat buntu. Struktur by pass filter adalah sama dengan oil filter dan ukurannya lebih besar. 1. Filter cover 2. Element 3. Filter case ‘A. From oll pump B. To oll pump. br Ill-12. by pass filter Ml - 10-10 7. Oil Cooler gbr Ill-13. Cylinder type gbr Ill-14. Layer type 1. Cover A. Oil inlet 2. Element B. Oil inlet C. Cooling water inlet D. Cooling water outlet a. Fungsi oil cooler. Kenaikan temperatur oil yang berlebihan menyebabkan kualitas{deteriorasi] cil berubah dan kemampuan oil sebagai pendingin menurun. Untuk mejaga adanya problem tersebut, maka pada sistem dipasang oil cooler. '. Struktur oil cooler Ada dua type oil cooler : a. Layer type : pipa-pipa dengan sirip- sirip diatur sehingga membentuk layer. Oil mengalir didalam pipa tersebut dan air pendingin mengalir disisi luar pipa dengan arah yang berlawanan dengan aliran oil b. Silindrical : pipa-pipa dengan sirip-sirip diatur sehingga membentuk silinder. Oil mengalir diluar pipa tersebut dan air pendingin mengalir disisi dalam pipa tersebut. FUEL SYSTEM Sistem penyaluran bahan bakar setiap engine pada dasamya sama, tetapi dengan kebutuhan dan fungsi yang berbeda, sehingga terdapat dua macam cara untuk menyalurkan bahan bakar. A. Cummin Fuel System Gbr IV-01. Cummin fuel system 2-17 1, Fuel tank. ‘Sebagai tempat penyimpanan bahan bakar. 2. Float tank, a, Tempat penampungan bahan bakar dati fuel tank maupun pengembattan fuel dari injecor. b, Mencegah over fueling pada saat engine mati. c. Mengendapkan kotoran atau air yang terkandung didalam bahan bakar tersebut., 3. Fuel filter. ‘Untuk menyaring kotoran yang terkandung didalam bahan bakar. 4. PT. Pump PT pump adalah mensuplai fue! keinjector dan menentukan quantity fuel yang disuplai. Karena adanya hambatan yang konstan, maka perubahan quantity supplay [debit] akan menyebabkan tekanan bervariasi.. 5. Priming pump Bila diperlukan untuk mensuplai bahan bakar ke glow plug pada intake manifold guna untuk pemanasan . 41, PT PUMP. Pater sen Shuts vave sin ost igh ace ring Coveroe srg Weight ais plonger Govenor ight Governor plunger le ping gbr IV-02. Pressure Time Pump W- 3-17 Fungsi dari bagian PT pump » . Gear pump Menghisap dan menekan fuel ke PT pump. s . Pulsation damper Meratakan tekan fuel yang dipompakan oleh gear pump. ° . PTG [ Pressure Time Governor } Mengatur tekanan fuel, yang demikian membatasi putaran engine. a . MVS [ Mechanical Variable Speed } Mengatur jumiah fuel yang akan diinjeksikan sesuai dengan beban dan putaran engine. ° . Saringan [ screen ] Untuk menyaring Kotoran dan gram-gram yang tercampur dalam bahan bakar. Shut off valve adalah katup yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan bahan bakar dari PT pump ke injector. Hal tersebut dapat dilakukan secara manual atau automatic. » . Injector Berfungsi untuk menyemprotkan dan mengabutkan bahan bakar kedalam silinder, serta menentukan timing penyemprotan.Penyemprotan injector mendapatkan suplai bahan bakar dengan tekanan bervariasi. Kemudian bahan bakar masuk kedalam lubang kecil didalam cup melalui metering orifice. ‘Aousrng Seneis gbr IV-03 Injector Balancing onfce vw Body id a Phone Ul Drm oie f— ovine Gane, i sree FL ttn ; Gr. IV-04. Flange type injector a Keterangan : a. Start up stroke : Pada langkah ini metering orifice masih tertutup, tapi plunger mulai bergerak naik. b. Metering stroke : Plunger terus naik, metering orifice mulai terbuka, bahan bakar mulai mengalir dan mengisi injector. . Injection plunger ; Plunger metering orifice tertutup sehingga bahan bakar yang terdapat pada cup injector terjebak, plunger turun menekan bahan bakar, sehingga bahan bakar menyemprot ke ruang bakar. d. Injection complete; Ujung plunger pada cup injector, sampai langkah selanjutnya mulal lagi. | ischine Serial No, PISROISS Ere 205 [oss eatin Zsa Kec __Eereta gbr iV-05. Komatsu Fuel System 6D155 series 1. Fuel tank 4Fuel Injection Pump 2. Strainer 5.Feed pump 3. Fuel filter 6.Nozzle Komatsu fuel sistem terdiri atas Komponen : 1. Tangki bahan bakar 2. Pompa alir [feed pump] 3. Saringan bahan bakar 4. Pompa injeksi bahan bakar 5. Penyemprot bahan bakar W- 6-17 FUEL SYSTEM CHART = 1. Fuel tank 2. Feed pump = 3. Fuel injection pump 4. Fuel fitter. 5. Fuel injection nozzle 6. Governor Gbr IV-08. Komatsu Fuel System 6D125 series. = Mengenai konstruksi dan fungsi serta cara kerja dari : 1. saringan bahan bakar. 2. Tangki bahan bakar. Telah dijelaskan terdahulu pada Cummins Fuel system. . Feed Pump (Variable Delivery Type) Fungsinya adalah: Mensuply bahan bakar ke pompa bahan bakar dengan tekanan rendah yaitu berkisar 1,2 - 2,6 kglem2. Bersama-sama dengan pompa prim ing mensuplai bahan bakar ke sistem pada saat engine dalam keadaan masuk angin (engine hunting = sistem bahan bakar kemasukan udara). Ada tiga kejadian yangterjadi pada pompa alir yaitu ; 1, Posisi resirkulating Camshaft ‘Gbr IV-07. Posisi resirkulating. Poros cam (cam shaft) mendorong torak (piston) ke bawah untuk menekan bahan baker (fuel) yang berada pada ruang dalam (inner chamber), keluar ‘melalui katub pengeluaran (delivery check valve), sebagian keluar menuju saringan bahan bakar dan sebagian lagi masuk keruang luar dari pompa (outer chamber). Selama dalam gerakan ini katub masuk (suction check valve), tetap dalam keadaan tertutup. Dalam hal ini terjadi peristiwa ber- pindahnya bahan bakar dari inner chamber ke outer chamber. 2. Posisi Discharging. Camshaft Check vaives Gbr IV-08. Posisi discharging Gbr IV-09. Posisi idling Piston bergerak Kembali pada posisi semula akibat kekuatan spring. Akibatnya bahan baker yang berada pada outer chamber ditekan keluar dan masuk ke dalam disharge line. Delivery check valve tertutup dan bahan bakar dari tangki akan masuk kedalam inner chamber melalui suction check valve. Bila tekanan yang dibangkitkan oleh bahan bakar pada discharge line masih lebih rendah dari kekuatan spring, maka proses kerja akan kembali lagi ke proses kerja no. 1, demikian seterusnya. 3. Posisi Idling. Apabila tekanan yang dibangkitkan pada bagian pengeluaran (discharge line rod tetap mengikuti bentuk lobe (contur cam) dari poros cam. tetapi gerakan itu tidak mengakibatkan piston begerak. Apabila tekanan pada discharge line menurun, maka kekuatan spring akan mendorong piston sehingga piston bisa mengikuti gerakan dari push rod. FEED PUMP. 1. Camshaft 2. Oil seal S\ 1S 3. Piston (main) : 4, Priming pump 5. Spring (priming) 6. Piston (priming) 7. Check valve (outer side) 8. Gauge filter 9. Plug 10.Spring (main) 11,.Check valve (inlet side) Alnlet port B.Outer port Gbr IV-10. Feed pump Priming uma. check vsive Cheek valve Feed pum filter Gbr IV-11, Piston type 1. Eye bolt 2. Spring 3. Cover 4. Priming pump 5. Tappet gbr IV-12 Bagian-bagian feed pump 6. Case 7. Filter 8. Housing |N- UW -17 2. Pompa Injeksi Bahan Bakar (Fuel Injection Pump) Fungsinya adalah mensuplai bahan bakar ke nozzle dengan tekanan tinggi (max 300 kg/cm2), juga menentukan jumlah bahan bakar yang disemprotkan serta menentukan timing penyemprotan Detvery valve older A Feom ful tank Dotvery valve spring B. To fue iter Datvory valve ©. From fool fiter Plunger barat DL To iniection nozzle Pump housing unger spring 3. Control rack 1 2 3. 4 5. Plunger 6 2 8. 8 . Tapper 10, Comsbate Gbr 1V-13. Fuel Injection Pump 12-17 a. Individual pump WW et 1 qiiitisterat 7 ic 18 3 ‘il th 4 AL LZ 5 El -———15 bo ey} 6 ley} | 16 ee =) 7 8 a ee { Gbr 1V-14 Potongan vertikal fuel injection pump Gambar diatas _memperlihatkan sebuah penampang melintang dari pompa pribadi tipe PES-PD. Shim terdapat pada pompa ini, yang dipasang antara flange dan rumah pompa. Merubah ketebalan shim berarti merubah posisi dari plunger , relatif terhadap saluran masuknya. Dengan kata lain , adanya shim ini berarti mengatur kedudukan flange pada rumah pompa arah vertical . Dengan kata lain mengatur timing. 13-17 ‘max, innetion Gbr IV-15, Gerakan plunger pade fuel injection pump b. Delivery valve Fungsinya : Mencegah penetesan fuel di chamber pada saat akhir injection dan mencegah membaliknya aliran bahan bakar. a = a> Ce oo, oa = a> = = > oc Valve sie felt Guia Besining of Inston nd ation End of seton inion Ieeginning of (wane seated Gbr IV-16 Delivery Valve. ¢, Governor Fungsi : untuk mengatur rpm sesuai dengan jumlah bahan bakar dan beban. Gbr IV-17. Governor 1. Control lever 7.Guide lever 13. Guide bushing 2. Control rack 8. Floating lever 14, Fly weight 3. Start spring 9. Idling sub spring 15. Driving gear 4, Swivel lever 10. Angleich spring 16. Driven gear 5. Governor spring 11 Full load stopper 17. Camshaft 6. Tension lever 12 Shiffer 3. Nozzle Fungsinya : sebagai penyemprot dan pengabut bahan bakar dengan tekanan tinggi ke ruang bakar tetapi tidak menentukan saat injection. Konstruksinya : Penyemprot bahan bakar atau nozzle terdiri dari bodi dan kutub jarum (needle valve). Untuk engine saat ini nozzle beriubang banyak (8 lubang) yang paling banyak dipakai, Akan tetapi ada juga yang mempunyai satu lubang. Inlet connector Nozzle holder Nozzle spring Nozzle Needle valve a. From injection purmp Nozzle hole ©. To fuel tank “Type 60125-1, S6D12641, ‘Made by NIPPON DENSO Multihote type. '860126-1, SABD125-1: Made by DIESEL KIKI Muiti-hote type + Injection pressure 8012541: 225 kgfom? $60125-1: 225 kglem? ‘For PC300:3 Engine No. 23689 and up) 601254: 250 kale? $A6D125-1: 250 kg/em? ‘Adjusting injection pressure: Shim adjusting type Adjusting value (per shim thickness 0.1 mn) 601261: Approx. 16 kg/em® S6D125-1: Approx. 16 kalem? (For PC3003 Engine No. 23689 and up.) 601251: Approx. 18 ka/em? SAGD1261: Approx..14 kg/em? | ‘Adjusting shims (at intervals of 0.025 mm) 6D125-1: 0.7 to 1.5mm $6D125-1: 0.7 10 1.5mm (For PC3003 Engine No. 23689 and up.) '96D125-1: 0.5 to 1.975 mm Gbr IV-18, Nozzle 58801251: 0510 1.975 mm jv - 16 - 17 ada 2 macam type nozzle : 1. Hole type nozzle _: dipakai pada direct injection. ‘Wien valve i opened nen vote i elased Gbr IV-20. Hole type Nozzle 2. Pintle type nozzle: dipakai pada indirect injection. Gbr IV-19. Pintle type nozzle 17-17 1 2 a 5 a ‘Nozzle holder Nozzle spring ‘eozzle Retaining cop Adjustment shin Fuel intet Ful etuen (To Fuel tank) orezrisa Fuel injection nozzle Fuel injection pressure : Diet! Kiki ar Rene “Type: Bosch DLL type, multiple hole type SoTIT Bg Gbr IV-21. Fuel Injection Nozzle. COOLING SYSTEM Panas yang diakibatkan oleh pembakaran suatu engine, pendinginannya dipakai sirkulasi air. Sirkulasi air pendingin dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 2 Gbr V-1. Skematik pendinginan untuk komatsu engine 6D125 series. 1. Radiator 2. Thermostat 3. Water pump 4. Water temperatur gauge 5. Water manifold 6. Corrosion resistor (if equipped) 7. Cylinder head 8. Cylinder liner 9. Piston 10. Cylinder block 14. Oil cooler 12. Air compressor (GD705R-3GD705A-4) ‘A. Lubrication oil TARE & EXHAUST SYS! Vi- 3-8 3. Turbocharged Aspirated With After cooler. 1. Precleaner 2. Air cleaner 3. Intake valve 8, Exhaust pipe 9. Dust indicator 10, Turbocharger een 11. After cooler 5. Cylinder liner A, Combustion chamber 6. Exhaust valve 6. Cools ous? |. Cooling water Gbr I3. Supercharged dengan after cooler After cooler ini dipasangkan antara turbocharger dan ruang bakar. Dengan dipasangkannya after cooler diharapkan tenaga engine dapat ditingkatkan. Kenaikan tenaga engine ini berkisar 5 sampal 10 persen. Terjadinya kenaikan tenaga engine itu adalah sebagai berikut: - Udara yang keluar dati turbocharger panas. Dengan panasnya udara, maka kerapatan udara pun tinggi, sehingga berat udara persatuan volume akan berkurang, - Untuk mendapatkan kerapatan udara yang kecil (udara menjadi padat) maka udara itu harus didinginkan. Besarnya perubahan kerapatan udara itu adalah 2-4 % pada setiap terjadinya perubahan temperatur 10 derajat celcius. tingkat perubahan ini tergantung dari temperatur udara luar. B. Bagian-bagian dari intake and exhaust sistem. 1, Precleaner fungsinya : untuk memisahkan udara bersih dan udara kotor, sebelum masuk ke air cleaner ( penyaring pendahuluan ) Precleaner ada dua type : 1. Precleaner type Centrifugal 2. Precleaner type comaclone Fungsinya udara yang masuk, dipaksa mengalir dengan berpusar, maka dengan demikian kotoran/debu akan terpelanting keluar sehingga udara bersih dan kotor dapat dipisahkan. 1, Precleaner 2, Air cleaner body 3, Outer element 4. Inner element A. To cylinder (intake a= (intake ate) Gbr Vi4. Precleaner type sentrifugal 4, KOMA-CLONE (automatic discharge multioycione) ‘ype preciesner ‘Gbr V-5. Precleaner type komaclone. 2. Air Cleaner Berfungsi sebagai alat pembersih udara, sehingga debu dan kotoran dapat dipisahkan terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang bakar. Air cleaner body Fin Outer element Inner element Evacuatoy valve. Dust cap Pp omens To engine Gbr VIS. Air cleaner EXHAUST SY: eM Vi- 5 -8 3. Vacuator valve Fungsinya adalah untuk membuang debu pada air cleaner pada saat engine mati. Vacuator valve ini tertutup pada saat engine hidup dan terbuka pada saat engine mati, sehingga debu dapat keluar secara otomatis. 1. Engine stopped, Engine running 4, Dust indicator Fungsinya untuk mengetahui kondisi air cleaner, apakah tersumbat atau tidak. Dust indikator ini dipasangkan pada tompat-tompat yang mudah terlihat dari luar dan yang perlu diperhatikan adalah penunjukannya. Jika menunjuk tanda merah berarti air cleaner tersumbat. §. Turbocharger Fungsinya meningkatkan udara yang masuk kedalam ruang bakar, sehingga engine output akan bertambah besar. Turbocharger ini mempunyai dua impeller yaitu turbin dan blower. Turbin impeller diputar oleh gas buang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Pada uujung poros turbin ini dipasangkan blower impeller dengan ikatan mur, sehingga putaran blower impeller akan sama dengan putaran turbin impeller. Putaran dari turbocharger ini berkisar antara 50.000 - 150.000 rpm. Untuk menahan putaran tinggi tersebut poros turbin di support oleh journal bearing dan thrust bearing. Pada tengah-tengah rumah turbin dilengkapi dengan saluran oli untuk pelumasan bearing. Untuk pelumasan ini dipergunakan oli engine. Dan untuk pelumasan ini dipergunakan oli engine. Dan untuk menghindari kebocoran oil ke sisi hisap maupun sisi turbin dipa- sang seal ring. V1- 6-8 Type ‘Overatfangth ‘Overall wigth ‘Overall height Weight ‘Continuous speea ax. sir supply Compression ratio BARRETT CO wr o> 275 mm Locknut Blower housing Blower impeller Thrust collar Back plate Thrust bearing Seal ring Center housing Retaining ring Journal bearing 204 em 254 mm 79 Shroud Gbr Vi8. Turbocharger 6. After cooler 12, Turbine housing 13. Piston ring 14. Turbine impeller A. Alrinlet B. Air outlet ©. Gasinlet D. Gas outlet E. Oil inlet F. Oil outlet Fungsinya untuk mendinginkan udara yang akan masuk keruang bakar sehingga kerapatan udara meningkat demikian juga tenaga engine akan bertambah sekitar 5 samy air ( water ), yang diambil dari air radiator. }0 persen. Media pendingin yang dipakai adalah V1- 7-8 ae 7 A 1 Cees O, 4@6} 6 9-45 G —e- 15 — a Gbr VIO8. After cooler INTAKE & EXHAUST: Lee V1- 8-8 7. Muffler Fungsinya: - Peredam suara - Menghilangkan percikan api ~ Menurunkan temperatur gas buang. A. From engine Gbr. Vi-09. Muffler. Macamnya 1. Horizontal type. 2, Tube type 3. Vertical type 4. Catalytic muffler Dari type-type di atas hanya dua type yang kebanyakan digunakan yaitu Horizontal Type dan Vertical Type. A. Sirkulasi Air Pendingin. Water pump digerakkan oleh putaran crank shaft melalui V belt untuk mensirkulasikan air dengan tekanan tertentu ke sirkuit pendingin setelah dari ~ pompa, air pertama-tama menuju ke oil cooler untuk mendinginkan oli pelumas engine dan oiL-oil sistem lainnya . Kemudian , air tersebut mengalir ke silinder block. Didalam silinder block, air pendingin tersebut mengalir ke sekitar silinder liner dan mendinginkan silinder liner dan ruang bakar. Setelah ini air tersebut = masuk Ke water jacket silinder head. Untuk mendinginkan nozzle atau injector , intake dan exhaust valve dan permukaan silinder head. Air tersebut kemudian masuk ke thermostart. Thermostart mendistribusikan air pendingin ke dua saluran , yaitu ke water pump dan radiator. = Volume air yang didistribusikan tersebut tergantung pada temperaturnya. Air yang mengalir ke radiator didinginkan oleh udara yang dihembuskan oleh t kipas. 8 . Bagian-bagian dari cooling system: 1. Water Pump Fungsinya : Mensuplai air pendingin dengan aliran bertekanan ke dalam sistem pendinginan. i / | 1, Water purgp drive gear 4, Pump body (No, of teeth: 22) 5, Waterseal A. Fromthermostat_ WATER PUMP | 2, Pump shaft 6. impeller —-B,_From radiator “Type: Centrifugal gear drive. ' = 3, Ball bearing 5 pump eover C. Toengine each part «Pump spaed: Engine speed x 1.5 Gbr V-2. Water pump 2. Impeller 3. Floating seal 4, Water seal 5. Water pump body 6. Drive gear 7. Bearing housing 8. Pump shaft _ 9. Vering A. From Radiator B, From Thermostat C. To Oil Cooler ‘Gbr.03. Water Pump 2. Water manifold Fungsinya : Menampung sisa air bekas pendinginan dari engine, untuk disalurkan ke engine atau ke radiator. nr 3. Thermostat. Fungsi : Untuk mengatur saat membuka dan menutup aliran airpendingin ke radiator, sehingga temperatur air pada sistem tetap pada batas-batas yang sucah ditentukan (70 derajat C- 90 derajat C). Dengan demikian akan mencegah timbulnya engine over heating serta dapat mempercepat tercapainya temperatur kerja engine pada saat mulai operasi. To radiator Gbr V-3. Cool (full close) Gbr V-4. Warm (full open) Function ‘Opening temperatur : 745 - 78,5 derajat C Full opening temperatur : 90 derajat C valve lift : Minimum 10 mm. Prinsip Kerja: Jika temperatur engine naik, maka expander akan mengembang dan mendorong piston keatas. Karena piston tersebut dijadikan satu dengan valve pada thermostat tersebut , maka saluran yang ke radiator yang tadinya tertutup akan terbuka sedikit, sehingga air akan mengalir ke pompa maupun ke radiator. Besar kecilnya aliran air yang ke radiator maupun yang ke pompa, tergantung dari besar kecilnya valve terbuka . Terbukanya valve tersebut berdasarkan kenaikan temperatur dari air pendingin. Valve mulai terbuka pada temperatur 74,5 derajat C-78.5 derajat C dan terbuka penuh pada 90 derajat C. OOLING SYSTEM. ed Fungsinya : tempat air pendingin dan mendinginkan air tersebut dengan bantuan udara luar (hembusan fan). 4. Radiator Gbr V-5. Radiator Ass'y. 1: Upper tank 4. Tube 2. Water filter cap 5.Fin 3. Pressure valve 6. Lower tank Fungsi radiator adalah sebagai pendingin air engine. Dan mendinginkan air tersebut dengan bantuan udara luar. Fungsi buffle plate adalah untuk memisahkan bubles yang terjadi di dalam sistem/radiator . Bubles adalah peristiwa pecahnya gelembung udara. Gbr lv-07 . Potongan melintang radiator Prinsip kerja radiator : Didalam Upper tank dari radiator terdapat buffle plate yang memisahkan antara air yang boleh berhubungan dengan udara luar serta air yang tidak berhubungan dengan udara ( ruang A dengan ruang B ) . Saluran C adalah saluran pembuangan udara dari dalam core pada saat pengisian air. Saluran D adalah juga saluran pembuangan udara dari dalam engine blok pada saat pengisian air Pada sistem pendinginan ini tidak boleh berhubungan langsung dengan udara luar, yang maksudnya untuk menaikkan titik didih air pada sistem dari 100 derajat C menjadi 110 derajat C. Radiator safety valve . Radiator safety valve. Radiator safety valve terdiri dari dua buah valve, yaitu : a, Pressure valve Karena panas, tekanan udara didalam radiator naik, apabila tekan udara dalam radiator naik sebesar 0,75 kg/cm2 lebih tinggi dari tekanan udara luar, maka kelebihan tekanan tersebut akan mampu mendorong pressure valve melawan spring, sehingga kelebihan tekanan akan keluar melalui saluran pipa kecil ke udara bebas. b, Vacum valve Berfungsi untuk mencegah kevacuman di dalam radiator, sehingga apabila tekanan didalam radiator lebih kecil dari tekanan udara luar (1 atm), maka \Vacum valve akan terbuka. Gbr IV-08 Radiator safety valve. 6. Corrosion resistor 1. Bracket 2. Cartridge 3. Element (pape? = 4. Element (chemicals) . 5. Spring A. Water inlet B. Water outlet Gbr V-7. Corrosion resistor Fungsi corrosion resistor adalah untuk mencegah terjadinya endapan dan karat, yang dapat menyebabkan saluran pada sistem pendinginan tersumbat. INTAKE & EXHAUST. V1- 1-8 INTAKE &EXHAUST SYSTEM A. Sirkulasi udara masuk dan keluar sistem ini terdiri dari : 1. Naturally aspirated 2. Supercharged aspirated 1, Naturally Aspirated Gor Vi-1. Naturally aspirated 1, Precleaner 6. Exhaust valve 2. Air cleaner 7. Muffler 3. Intake valve 8. Exhaust pipe 4. Piston 9. Dust indicator 5. Cylinder liner Udara yang masuk kedalam silinder terjadi akibat hisapan piston dari engine itu sendiri, disamping karena adanya perbedaan tekanan pada saat piston bergerak dari Titik Mati Atas keTitik Mati Bawah (lihat gambar). Vi- 2 -8 AKE & EXHAUST SYSTEM oe Supercharged aspirated Pada sistem ini udara yang masuk ke dalam silinder dipaksakan, sehingga berat udara persatuan volumenya bertambah. Dengan cara ini diharapkan tenaga engine dapat bertambah pula. Supere*e'ger Aspirated ini dibagi dalam dua golongan : 4. Turbocharged aspirated Pada type ini udara yang masuk ke dalam silinder dihisap turbocharger, dimana turbocharger ini digerakkan oleh gas buang. Umumnya tipe inilah yang banyak digunakan. GbrVI-2. Turbocharged Aspirated 4. Precleaner 7. Muffler 2. Air cleaner 8. Exhaust pipa 3. Intake valve 9. Dust indicator 4, Piston 10. Turbocharger 5. Cylinder liner 6. Exhaust valve A. Combustion chamber 2. Mechanical supercharger. Udara yang dimasukkan ke dalam silinder dibantu oleh hembusan blower. Blower ini digerakkan oleh roda digi ataupun tall kipas. Tipe macam ini banyak dipergunakan pada engine 2 (dua) langkah. i -01- 01 KATA PENGANTAR Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan hidayah serta rahmat-Nya, maka kami bisa menyusun buku pegangan Sistim Hidrolik dan Perlengkapan Kerja. Buku pegangan Sistim Hidrolik dan Perlengkapan Kerja ini disajikan dalam bentuk yang sangat sederhana , dengan demikian diharapkan dalam pemahaman Sistim Hidrolik dan Perlengkapan Kerja akan lebih mudah dan bisa sebagai acuan guna melaksanakan perawatan dan pengoperasian yang benar. ‘Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sampai terselesainya buku ini. Dengan kerendahan hati dan keterbatasan kemampuan , kiranya buku ini masih kurang sempurna , sehingga kritik dan saran dari pembaca kami harapkan guna kesempurnaan dikemudian hari. Jakarta, Pebruari 1996 Penyusun Training Centre Dept DASAR - DASAR HIDROLIK 41. SIFAT - SIFAT FLUIDA. Sifat-sifat dasar dari Zat Cair/Fluida antara lain adalah a. Mudah Menyesuaikan Bentuk. Zat Cair/Fluida dapat dengan mudah menyesuaikar: = tempat (container). avUw Gbr. 1.1, Bentuk fluida b. Zat Cair/Fluida Tidak Dapat Dimanfaatkan. Gbr. 1.2. Sifat fluida. ¢. Zat Cair/Fluida Meneruskan Tekanan ke Semua Arah. t Gbr. 1.1.3. Sifat fluida. Gbr. |. 4, Sifat-sifat fluida. 2. GAYA DAN TEKANAN Dari sifat-sifat zat cair diatas bahwa zat cair dapat meningkat gaya dan tekanan, dibawah ini akan kami berikan contoh sederhana dari peningka- tan force & pressure. a. GAYA: F2=7kg 4kg=F1 I i F1 1KG 2 P1=—= — = 1 KG/CM’ Al 1CM F2 F2 P4 = P2 > P2 ———> P1 = 2 A2 F2 4 KGICM? = ———— 10 CM? F2=10KG d. Zat Cair/Fluida Dapat Meningkatkan Gaya Kerja. A1=10CM2 A2=5CM2 P1 = 10 KG/CM2 F1=P1xA1 = 10 KG/CM2 x 10 CM2 = 100 KG F1 = F2 > F2= P2 x (A1-A2) F1=P2xA1xA2 100 KG = P2 x (10-5) P2 = 10/5 = 20 KG/CM2 = 20 KGICM2 Dasar bekerjanya gaya dan tekanan diatas adalah : HIDRO STATIK, sehingga beriaku HUKUM PASCAL. "Zat cair dalam ruangan tertutup dan diam (tidak mengalir) mendapat * tekanan, maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah dengan sama rata dan tegak lurus bidang permukaannya. Rumus Hukum Pascall: F = P x A (Kg) dimana : F = Gaya (Force) (Ka) Pe TeXanan (Pressure Kg/Cm2 A= Luas Penampang (Area) Cm2 3. SATUAN TEKANAN. Pressure units cross reference chart PT_UNITED TRACTORS TC DEPT Fun Mewes | Moves | ing Ee Taioar psi | aims | 120: | tant20 | kofema| 20 mmutig| emg | var | (mo | kre at 20% # at 20% i 1 | eseeo | 2510 | 27720 | oor | aver | 2009 | sxane | 5.100 | 0.0090 6088 wees [+ | s0aso [aorsra | vex | roser | snare | reaeo | rozee | 10100 701.928 | as39 | ooze | 1 | 12000 case | zaasz | 2205 | 0.0300 io ase | ooees | oasd |. + ‘oor [rue ‘o.0008 iisax | oseso | seer | ae1008 2.05 | 737099 sero (wae V9 aaa | 23370 | 72.706 | 2.0980 | Foaeo | cose | rar | 19876 1 | a.ac0 | anno (eos | coors | aos | osme [ea | ‘.co10 Fane Teas | ass | sa00 003 | wooo | + | aca | eore | ecoin | aos | once oovee ome | gore | coor ‘onoeo | o29 | 7525 | corse | anio TsuprinSror-02-28 Tabel |.5. Konversi satuan tekanan. 4, SIRKUIT DASAR OPEN DAN CLOSE CENTER Komponen-komponen yang harus ada dalam sirkuit dasar sistem hidrolik agar dapat bekerja dengan sempuma adalah seperti berikut : Gbr. 1.6. Sistem hidrolik menaikkan beban. . TANGKI HIDROLIK (HYDRAULIC TANK) adalah sebagai tempat _penam- pungan oli dari sistem. Selain itu juga berfungsi sebagai pendingin oli yang kembali, POMPA HIDROLIK (HYDRAULIC PUMP) sebagal pemindah ol dari tangki ke dalam sistem, Dan bersama komponen lain menimbulkan hydraulic pressure (tenaga hidrolik). CONTROL VALVE gunanya untuk mengarahkan jalannya oli ke tempat yang diinginkan. ACTUATOR (HYDRAULIC CYLINDER) adalah sebagai perubah dari tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanik. MAIN RELIEF VALVE gunanya untuk membatasi tekanan maksimum yang dijinkan dalam hydraulic system, agar sistem sendiri tidak rusak akibat over pressure. N 2 > a Selain itu juga diperlukan filter untuk menyaring kotoran-kotoran seperti gram-gram agar tidak ikut bersirkulasi kembali Dewasa ini ada dua jenis sistem hidrolik yang dikembangkan untuk dipakai di unit-unit traktor : a. OPEN CENTER SYSTEM. Dalam sistem, bila control valve keadaan neutral, maka aliran oli disuplai oleh pompa langsung dikembalikan ke tangki hidrolik’ lagi. Pada saat itu, flow-nya maximum sedangkan pressurenya nol. aan Gbr. |.7. Sirkuit dasar open center. b. CLOSE CENTER SYSTEM. Bila control valve dalam keadaan neutral maka saluran dari_pompa ter-tutup. Dengan demikian maka tekanan antara pompa control valve akan nalk sampal batas tertentu. kemudian pompa berhenti mensuplai oli ke sistem. Jadi bila control valve neutral (tertutup ditengah) maka pompa akan neutral (tidak) mensuplai oli). Dalam hal ini bila control valve neutral maka pompa akan mensuplai oli sampai tekanan naik pada batas yang sudah ditentukan kemudian pres-sure tersebut dimanfaatkan atau menghentikan sama sekali untuk menjaga agar tekanan kerja sistem constan. Pada keadaan lain akan sama Kejadiaannya bila control valve digerakkan dan piston bergerak sampai akhir langkah piston hydraulic cylinder. Dengan demikian maka tekanan sistem akan naik dan bila sudah mencapai batas yang : 1-7-7 sudah ditentukan maka suplai pompa dikurangi atau di hentikan sama sekali untuk menjaga_tekanan sistem. more geen jalam sistem agar tetap pada tekanan maksimum Gor. 1.8. Sirkuit dasar close center system. 1-3-3 Glow plug. => Simbol Kiri, pull Switch dengan single pole. kanan, pull switch dengan double pole. Regulator Safety relay e ‘Simbol kiri , regulator. °. ‘Simbol kanan , safety relay. a F ° 8 Starting switch Rectifier / Diode. Zener Rectifier! Diode Zener. Thyristor (SCR) Capasitor Condensor / Kondensor. TANK! HIDROLIK (HYDRAULIC TANK) Fungsi tangki hidrolik adalah * Tempat penampunganipenyediaan oli. * Pendinginan oli yang kembali dari sistem. Tanki hidrolik dibedakan menjadi * Tidak berhubungan dengan udara luar (pressurized) oO + Dibatasi (limited) contoh : excavator + Tidak dibatasi (unlimited) contoh : bulldozer * Berhubungan dengan udara luar (unpressurized) contoh : forklift 8 7 6 1. Ripper safety valve 5. Lift control valve 2. Ripper suction valve 6. Main relief valve 3. Tilt control valve 7, Blade suction 4. Ripper control valve 8. Filter Gbr.Il. 1. Tangki hidrolik D 155/150 A - 1. KONSTRUKSI TANGKI HIDROLIK. Pada tangki hidrolik ada juga yang berfungsi_ sebagai tempat kedudukan control valve. Contoh pada bulldozer dan Dozer Shovel (Lihat gbr. Il- 1). Pada Wheel Loader. Motor Grader dan Hydraulic Excavator, Control valve terletak diluar a~3«i hidrolik (Lihat gbr. II - 2). ‘ump suction pump port Emergency steering return port Emergency staring Suction port Drainpert Sitch pump suetion port 3 Approx 108.40 | Hand hole exp Approx 92.08 Oxi ier cap rumfpressreraliot vale Bypass valve 1 2 3 a 6 8. Oxing 7 Filter 8. Drain cock 8. Sight gauge Gbr. II - 2. Tangki hidrolik W 120 - 2. O View 2 ronrmoop> it evel gauge ‘Tile contra valve Ripper contra vaive Rinper safety valve Main relat vawve Lift conteol valve Blade suction valve Ripper wetion valve Strainer Finer To hyeroutie pump From hydraulic pump ‘To biode lift evlinder hese To blade lift eylinder bottom ‘To ripper evlinder head ‘To ripper eylinder bottom ‘Ta blade tilt eylinder bottom |. To blade tilt cylinder head Tugas oil filter adalah menyaring kotoran yang terkandung dalam oli_ agar tidak iku bersikulasi Kembali dalam sistem, Dalam oll fiter assy juga aipasang by pass valve yang gunanya untuk memberikan jaian tain (Safety) bila fiter bunt / cotor. ‘Ada jenis alat yang dilengkapi dengan indikator fiter. Bila by pass valve bekerja indikator akan memberikan tanda, dan oil filter harus segera dibersihkan atau diganti dengan yang baru. Ac vent plug Element retaining spring Bypess valve —_ Bypass valve spring ae From tilt control valve se=- To hydraulic tank Gbr . Ill. 1. Filter dan by pass valve WV-4-13 Il. HIDROLIK. Semua _pompa, menimbulkan aliran_ (flow). Prinsip operasinya _disebut *DISPACEMENT" dimana zat cair atau fluida diambil dan dipindahkan ketempat lain. Secara umum pompa\ mengubah tenaga mechanical menjadi tenaga fluida higrolik, Sedangkan yang dimaksud dengan DISPLACEMENT adalah volume zat cair yang dipindahkan tiap cycle (putaran) dari pompa. 41. POSITIVE DAN NON POSITIVE DISPLACEMENT. Pada dasarya pompa hidrolik diklasifikasikan menjadi, A. Non Positive Displacement. Yang dimaksud dengan pompa NON POSITIVE DISPLACEMENT ialah bila pompa —mempunyai karekteristik : * Internal leakage besar. * Perubahan tekanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kapasitasnya. MON-POSTIVE DISPLACEMENT Gbr. IV.1.Kincir air Contoh : Pompa jenis ini. ~ Pompa sentrifugal. - Pompa propeller. B. Postitive Displacement. Yang, dimaksud dengan pompa postive displacement adalah bila pomea tersebut mempunyai karakteristik sebagai beriku * Internal leakage kecil (untuk mendapatkan ini dibuat SEAL atau presisi). * Perubahan tekanan be-ceagaruh kecil terhadap kapasitasnya (dengan dibuataya presisi/SEAL xan melawan kebocoran pada saat tekanan naik). POSITIVE DISPLACEMENT Gbr. IV.2. Pompa positve displacement Contoh : Pompa jenis ini. ~ Pompa piston (plunger). = Pompa Vane. -Pompa gear. v . JENIS - JENIS POMPA POSITIVE DISPLACEMENT. Secara umum pompa hidrolik dibagi menjadi dua tipe. * FIXED DISPLACEMENT PUMPS. Artinya setiap putaran pompa menghasikan volume oli yang sama dan tidak dapat dirubah-rubah. Gbr. IV. 3. Fixed displacement * VARIABLE DISPLACEMENT PUMPS. PRESSURE DROP, ==) VOLUME PRESSURE RISE YOLUME i SPL ACeNenT] Artinya volume yang dihasilkan setiap putaran pompa (cycle) divariasikan. Gbr. IV. 4. Variable displacement PRESSURE RISE =a ) 7RETRBCE 1 SPLACEENTT V-4-13 A. Gear Pumps. Pompa roda gigi (gear pump) banyak sekali dipergunakan pada sistem karena pompa ini sangat sederhana dan ekonomis. Pompa ini tergolong pompa fixed displacement. Gear pump digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu * Internal Gear Pump. Konstruksi internal gear pump atau trochoid pump. mureruat ate SEAL HERE pirepnal SEAL HERE Gbr. IV.5. Internal gear pump Gbr. IV.6. Internal gear pump * External gear pumps. Untuk unit-unit Komatsu, sistem hidroliknya banyak memakai jenis external gear pump ini. Konstruksi external gear pump terlihat pada gambar. W - 5-13 Gbr. IV. 7 . External gear pump. Secara garis besar, external gear pump dapat dibagi dalam dua jenis : * Fixed side plate type gear pumps. Side plate pompa ini tidak dapat bergeser-geser. Konstruksinya ada yang jadi satu dengan housing, dan ada pula yang tempisah tetapi di ikat terhaday housingnya. Popa, ini memeunyal discharge pressure antara 90 Kg/Cm: sampai dengan 125 Kg/Cm2. Komatsu menamakan pompa jenis ini tipe FAUR dan GAL. * Movable side plate type (pressure balancing ype gear pumps). Side plate pompa tipe ini dapat bergeser semakin menjepit gear bila tekanan naik. Dengan demikian maka intemal leakage diperkecil sebab side clearance juga kecil. Specitic discharge pressurenya lebih besar dari 140 Kg/Cm2. Gear pump yang dipergunakan dalam unit-unit Komatsu berbeda-beda jenisnya disesuaikan dengan fungsinya. Untuk itulah maka extemal gear pumps diklasifikasikan dalam 5 (lima) jenis yaitu : * FAUR dengan tekanan 30 Kg/Gm2 * GALIR dengan tekanan 125 Kg/Cm2 * PALIR dengan tekanan 140 Kg/Cm2 * KALIR dengan tekanan 175 Kg/Cm2 * SALIR dengan tekanan 210 Kg/Cm2 Gbr.lV. 8. Pompa tipe FAUR. Gbr. IV. 9. Pompa tipe GALIR. Drive gear Oil seat Bracket O-+ing Needle bearing Bushing Pin Bypass hol Casing O-ring Cover ©. Backup ring Seal plate Collar Bushing Pine Bushing Bolt Bushing Driven gear Gbr. IV ductio eal Suction . 10. PAL 056 to 250 (series 3,4 and 5) A ‘tich-pressure ‘ll introduction hole Discharge m| WV -8-13 Gbr. IV. 11. Pompa tipe KALIR. 7 To 2 12 W6 iste Gbr. IV. 12. Pompa tipe SALIR. 10. 12° 13, 4 18. 16, 17. 18 rive gear Driven gear Snap ring Oil seal Plate Bracket O-ring Side plate Back-up ring Seal ring Gear case Side plate Back-up ring Seal ring Cover ‘O-ring Bolt Dowel pin IV - 10 - 13 B. Piston Pumps Piston pump sering sekali dipakai pada system hidrolik yang modem, dimana digunakan kecepatan tinggi (high speeds) dan tekanan tinggi (high pressure). Bagaimananpun, piston pumps adalah lebih rumit dan lebih mahal dibandingkan pompa hidroli’lainnya. Piston cepai direncanakan fixed atau variable displacement. Pada dasamya piston cumps dibagi dalam dua type yaitu axial piston pumps dan radial piston purr= AXIAL PISTON PUMPS Axial piston pump artinya : Piston dipasang berbaris paralel (in lines parallel) dengan shaft pompa (pump’s axis). Berdasarkan konstruksinya, axial piston pump dibagi menjadi tiga yaitu : Inline axial piston pump, dan Bent axis axial piston pump. In line axial piston pump berdasarkan terjadinya dibagi menjadi dua type * In line Axial Piston variable displacement pumps. Pada pompa tipe ini langkah piston dapat berubah-ubah, Karena SWAHPLATE dimana piston ditumpu, dapat bergerak sehingga menentukan langkah piston. Dengan demikian pompa ini dapat dikatagorikan pompa positive xariable displacement. 1 CYLINDER, piyor BLOC ER i ——— eS sevyo PISTON PISTON. senvo xm cyLiNogR, Gbr. IV. 13.. Inline axial piston variable displacement pumps. IV - 41 - 13 * In line Axial Piston Pump - Fixed Displecement Pompa axial tipe ini kemiringan swash plate dibuat tetap (fixed), sehingga langkah piston selalu tetap. Dengan demikian konstruksi pompa_ lebih sederrana, Karena tidak cliengkapi SERVO DIVICE (lat yang mengatur sudut swash plate). weer suagiptare crwoer nigeo ar wore / rane ete PISTON. ‘ROTATING. CrLNoER Block = OUTLET Gbr.IV . 14. Inline Axial Piston Pump - Fixed Displecement * Bent-Axis Axial Piston Pump. Konstruksi pompa ini sudah dibikin menyudut sedemikian rupa dan sudutnya tetap, maka digolongkan ke dalam pompa Fixed Displacement. Gbr.1V. 15 . Bent-Axis Axial Piston Pump Fixed Displacement. WV - 12 - 13 RADIAL PISTON PUMP. Radial piston pump mudah dibuat dibandingkan dari semua pompa-pompa lainnya. Pompa ini bisa direncanakan tekanan tinggi, volume yang besar, kecepatan tinggi dan variable displecement. Radial piston pump dibuat dalam dua cara (rotating cam and rotaring piston). * Radial Piston Pump - Rotaring Cam. Pompa tipe ini, untuk mendapatkan langkah piston, cam yang diputar. Gbr. IV. 16 . Radial Piston Pump (Rotating Gam 1 ype) * Radial Piston Pumps Rotating Piston Type. Radial piston pumps rotating piston type adalah pompa piston yang pistonnya diputar oleh drive shafi, sedangkan cam-nya tetap (tidak Poni asroi erputar). 8 To Ae Gbr. IV. 17 . Radial Piston Pump (Rotating Piston Type) C. Vane Pump Vane pump digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu : * Balanced vane pump * Unbalanced vane pump Gbr.IV . 18 . Balanced Vane Pump. Gbr. IV. 19 . Unbalanced Vane Pump. Hydraulic pump menghisap oli dari tangki kemudian mensupply sistem. Aliran yang dihasilkan oleh positf displacement pump tersebut dinail diaturjumlah alirannya dan diatur arah alirannya untuk perlengkapan kerja unit. Pengaturan ini semua yang melak control valve (katup pengontfol). Gambar dibawah ini menunjukkan bentuk control valve salah satu Dozer Shovel. Kan tekanannya, meni san. \goperasican akan adalah Hydraulic filter Tilt control valve Blade — Ripper control valve To the ripper cylinder 2°07 cod side J To the blade cylinder “To the blade cylinder rod side, From pump To pump | | To the ripper cylinder porto Gbr. V. 1. Tanki hidrolik ‘pattom side 3m side. 1. doint 2. Tube 3, Needle bearing 4, Oil seat Berdasarkan fungsinya control vaive diklasifikasikan, menjadi tiga kelompok : * Pressure control valve (katup pengontrol tekanan). + Flow control valve (katup pengontrol aliran), * Directional control valve (katup pengontrol arah aliran), 1. PRESSURE CONTROL VALVE (katup pengontrol tekanan) Pressure control valve adalah katup yang mer dengan mengembalikan semua atau sebagian pada sirkuit mencapai setting pressure. ur tekanan dalam sirkuit tangki apabila tekanan Konstruksi dari pressure control valve ada 3 (tiga) jenis yaitu ; * Tipe poppet. * Tipe piston, * Tipe pilot. Penjelasannya adalah sebagai berikut : A. Tipe Poppet Konstruksinya terdiri dari valve, spring dan adjusting screw beserta shim/nut. Adjusting screw Gbr.V . 2. Prinsip kerja tipe poppet. Prinsip kerja : Pada gambar (a), katup posisi tertutup pada saat tekanan rendah, karena tekanan tersebut tidak cukup untuk melawan gaya dari spring. Pada gambar (b), saat tekanan naik, akan mampu melawan gaya spring dan katup terbuka, sehingga oli dalam sirkuit dapat keluar. Pada gambar (0), naiknya tekanan akan membuka katup sedemikian rupa sehingga oll dapat kelvar lebih banyak sampai Kenalkan tekanan bernent. Tipe poppet ini biasanya digunakan untuk safety valve. B. Tipe Piston Konstruksinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Exhaust port =! er Piston stoi valve Gbr. V . 3. Prinsip kerja tipe piston. Cara kerjanya Pada gambar (a) tekanan dalam sirkuit bekerja pada ujung piston dan mendofong katup piston, Apablia tekanannya rendah Katup tidak terbuka Karena tekanan tidak cukup melawan gaya spring. Pada gambar (b), bla tekanannya naik sehingga mampu melawan gaya spring piston-akan mendorong katup piston yang selanjutnya akan membuka lubang dan membuang oli ke tangki sampai kenaikan tekanan bethenti C. Tipe Pilot Konstruksi dan prinsip kerja dari tipe pilot ini dapat dilihat gambar . Choke Gbr. V .4. Simbol dan prinsip kerja tipe pilot. Tipe katup ini sama dengan tipe poppet dalam membebaskan tekanan oli tetapi berbeda saat akhir pembebasan olinya dan mudah dalam mengatur tekanan ‘seperti mudahnya saat membebaskan oli. Nalknya tekanan akan menyebabkan pilot valve terbuka sehingga tekanan pada balance chamber turun dan main valve bergerak ke kanan yang selanjutnya membuka saluran buang yang lebih besar. Ketiga tipe katup pengontro! tekanan diatas ( pressure control valve ) umumnya dipakai untuk relief dan safety valve. * Grafik Cracking & Setting Pressure. Grafik cracking & setting pressure pada katup pengontrol_tekanan ditunjukkan pada gambar dibawah. = Amouast of Bow a eee theset pressure FP Flow santo pret = | Flow out of the plot valve Ol flow through valve i _ Pressure in circuit Pressure in the circuit i ag BG 7 es 2 a) Tipe poppet & piston. b) Tipe pilot. Gbr. V .5. Grafik cracking dan setting pressure. 2. FLOW CONTROL VALVE (katup pengontrol aliran) Katup pengontrol aliran adalah katup yang berfungsi mengatur jumiah aliran ol yang akan masuk ke aktuator. Katup-katup yang dikatagorikan kedatam katup pengontrol aliran antara lain : * Throttie vaive. * Make Up valve. * Flow Reducing valve. * Flow Divider. * Demand valve. * Quick Drop vaive. A. Throttle Valve. Konstruksi throttle valve terlihat pada gambar. Adapun fungsi throttle valve ialah mengalirkan oli ke dua arah dimana arah aliran kembali dipersempit Sehingga Kapasitas oll yang mengallr menjaci kecl Throttle vaive ini banyak dipakal pada fork lift untuk lift cylinder. Gbr. V.. 6. Simbol dan prinsip kerja throttle valve. B, Make Up Valve. Nama lain untuk make up valve ialah suction valve, intake valve, suction return valve, vacum dan antivoid valve. Katup ini berfungsi untuk mencegah kevacuman dalam sirkuit hidrolik. Biasanya terpasang antara control valve dan aktuator. Konstruksi dari make up valve Ini terlihat pada gambar. L —4 Gor. V. 7. Simbol dan prinsip kerja suction valve. C. Flow Reducing Valve. Flow reducing valve atau flow check valve berfungsi untuk mengurangi jumlah oli yang akan menuju aktuator, agar gerakan aktuator menjadi lambat, sesuai dengan load/bebannya Dengan lambatnya gerak aktuator tersebut_maka operator akan mudah memposisikan attachment sesuai dengan yang dikehendaki. Contoh pemakaian flow reducing valve ialah pada tilt cylinder pada bulldozer. Konstruksinya terlihat pada gambar. Gbr. V . 8. Simbo! dan prinsip kerja flow reducing vaive. D. Flow Divider Flow divider berfungsi untuk membagi aliran oli dari satu pompa menjadi dua aliran dimana salah satu alirannya konstan Contoh pemakaian flow divider ini ialah pada motor grader. Konstruksinya terlihat pada gambar. Gbr. V . 9. Simbol dan prinsip kerja flow divider. E. Demand Valve. Fungsi_ demand valve ialah untuk menjaga agar aliran oli yang menuju ke sistem steering selalu konstan. Contoh pemakaian demand valve ini ialah pada wheel loader. Konstruksi dan simbol demand valve tersebut terlihat pada gambar. From switch pump Plunger Orifices VU_7 ts. From steering pump Fo operating machine Cemsnd valve Switch puma Steering pure Gbr. V. 10 Simbol demand valve dan prinsip kerja demand valve Gbr.V. 11. Karateristik aliran pada demand valve. Karakteristik demand valve * Pada saat putaran engine masih rendah, sitkuit steering disupply oli dari steering pump dan work equipment pump (switch pump) sehingga jumiah oli yang dibutuhkan sirkuit steering akan terpenuhi. * Rada saat putaran engine sedang (medium), sitkuit steering disupply oleh steering pump dan sebagian dari work equipment (switch pump). Kelebihan oli tidak diberikan ke sirkuit steering ini disalurkan ke work equipment circuit (Sirkuit periengkapan kerja). Dengan demikian jumlah oli yang cibutuhkan oleh sitkuit steering terpenuhi. * Pada waktu engine putaran tinggi, sirkuit steering hanya disupply oleh steering pump. Sedangkan work equipment pump melayani work equipment circuit Saja. F. Quick Drop Valve Fungsi quick drop valve ialah untuk mempercepat penurunan blade sewaktu control valve posisi lower drop dimana oli dari gigi cylinder head disalurkan kesisi cylinder bottom. Contoh pemakaian quick drop valve ini ialah pada lift cylinder (bulldozer). Konstruksi dari quick drop valve tersebut dapat dilihat pada gambar. 4. Valve body 2 Spring 3: Spool 4. Check valve 5. Collar Gbr. V. 12. Prinsip kerja quick drop valve dan Simbol quick drop valve 3. DIRECTIONAL CONTROL VALVE (katup pengontrol arah aliran) Fungsi katup pengontrol arah aliran ialah untuk mengontrol arah dari gerakan silinder hidrolik atau motor hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli Contoh kontruksi dari katup pengontrol arah aliran (directional control valve terlihat pada gambar. Gbr. V . 13. Katup pengontrol arah aliran (directional control valve). Aplikasi Katup Pengontrol Arah Aliran (Directional Control valve) Katup pengontrol arah aliran diklasisifkasikan dalam 3 (tiga ) macam pada sirkull yaitu : * Series Valve Circuit * Tandem Valve Circuit * Parallel Valve Circuit * Series Valve Circuit Series valve circuit pada umumnya dipakai untuk bulldozer dan power shovel. Skematik dari series valve circuit terlinat pada gambar. aca az LIM aL Wrist eylinder Se ETM eal ‘4 Trrom pamp Gor. V . 14. Series valve circuit. V - 13 - 13 * Tan valve circuit Tandem valve circuit pada umumnya dipakai untuk dozer shovel, payloader dan fork lift truck. Skematik dari tandem valve circuit terlihat pada gambar Ill - 3.3. Dump cylinder Gbr.V . 15 . Tandem valve circuit. *Parallel Valve Circuit Parallel valve circuit pada umumnya dipakai untuk motor grader, forlift truck, ae loader dan back hoe. Skematik dari parallel valve circuit terlihat pada gambar. Litt eylinger Dump cylinder Gbr. V. 16 Paralel valve circuit AKTUATOR Fungsi aktuator ialah untuk menggerakan_perlengkapan_ kerja (attachment) Prinsip kerjanya adalah merubah fenaga hidrolik menjadi tenaga mekanis balk dalam bentuk reciprocating maupun rotary. Pada sistem hid-olik. aktuator ada 2 (dua) yaitu * Hydraulic cyline * Hydraulic moter 1. HYDRAULIC CYLINDER Hydraulic cylinder dibagi dalam 2 (dua jenis yaitu : * Single acting dan * Double acting A. Single Acting ; Hydraulic cylinder dengan jenis single acting ini pada prinsipnya terlihat pada gbr_ V1.1. Adapun contoh pemakaian single acting in talah pada unit Forklift. Piston 08 coy Gbr. VI - 1. Hydraulic cylinder (single acting). B. Double Acting Hydraulic cylinder dengan jenis double acting ini pada prinsipnya terlihat pada br. VI - 2. Adapun contoh pemakaian double acting ini ialah pada unit-unit ulidozer, Dozer Shovel, Motor Grader dan Wheel Loader. Bentuk-bentuk hydraulic cylinder dapat dilihat pada gambar VI - 3, VI - 4 dan VI-5. Gbr. VI - 2. Hydraulic cylinder (double acting). ae Vi- 3-9 Nylon hast Oring packing Pst ing vt wat toa Pecking heer ‘Snap ty lng Gbr.VI - 3. Seal - seal pada cylinder hidrolik. 5 Get 4. Cap 7. Bushing 13, Bushing 2. Gland 8. Retainer 14. Packing 3. Cylinder head acking 15. Bushing i 4. Cylinder 10. Wear ring 16. Dust seal §. Piston rod 11. Piston 6. Nut 12. Retainer Gbr. VI - 4. Blade tilt cylinder D 80/85 A - 18. 4, Bushing 7. Nut 13, Packing 2: Gland 8. Bushing 14: Wear ring 3. Cylinder head 9. Packing 16, Piston 4. Cylinder 10. Bushing 18, Valve seat 5. Piston rod 11. Dust seal 17. Piston valve 6. Nut 12. Retainer Gbr. VI - 5, Blade tilt cylinder D 80/85 A - 18. . Piston Valve Pada lift cylinder untuk Bulldozer dilengkapi dengan piston valve (gbr IV - 5) yang berfungsi untuk : + Mengurangi benturan antara piston dengan silinder. * Sebagal safeti ketka posisi full aise atau lower, tit dioperasikan atau sebalikya * Memungkinkan beroperasi serie. Pada gbr.VI - 6. diperlihatkan prinsip kerja piston valve didalam mengurangi benturan antara piston dengan silinder. Apabila piston bergerak mendekati akhir langkahnya maka piston valve akan menyentuh slinder. Akibatnya oli pada ruang A akan mengalir ke ruang sehingga tekanan pada A berkurang dan benturan piston dengan silinder dapat dikurangi 1. Valve seat 2. Valve seat 3. Piston valve ‘Contact Gbr. VI - 6. Piston valve. 2. Cushion Cylinder Pada boom cylinder sisi head dan arm cylinder sisi bottom dilengkapi dengan cushion yang berfungsi untuk * Mengurangi kecepatan pukulan piston pada akhir langkahnya sehingga meringankan beban kejut pada chasis * Mengurangi suara pukulan piston. Prinsip kerjanya pada boom cylinder (gbr. VI-.7) ialah * Bila piston (2) mendekati aknir langkahnya, plunger (1) akan masuk. ke cushion ring (3) menyebabkan oli diruang PC dibatasi. Kemudian oli diruang Pc mengalir dari sisi cylinder head melalui alur-alur a (3 alur) disekeliling plunger dan hambatan b. Akibat dari efek ini dan juga adanya pengurangan aliran dari pompa akan mengakibatkan tekanan diruang Pb bervariasi, sehingga terjadi peredaman kejutan pada boom cylinder. Prinsip kerjanya pada arm cylinder (gbr. VI-.7.) ialah * Bila piston mendekati akhir langkahnya, oli diruang PB dibatasi dibatasi dan hasil peredaman kejutan diperoleh melalui alur c. Steel ball (4) menjaga kelurusan plunger. (a) ©) = Pronger Gbr. VI - 7. Cushion cylinder. vi 2. HYDRAULIC MOTOR Hydraulic motor adalah bentuk tain actuator. Kalau cylinder menghasilkan efaken bolak - ballk, maka hydraulic motor menghasilkan putaran (pm), jekerjanya hydraulic motor adalah beriawanan dengan pompa. * Pompa : Menghisap zat cair dan mendorong ke mekanis (putaran) menjadi tenaga h'= “Motor : Dimasuki zat cair yang bertanya can keluar pada sisi outlet, merubah tenaga hidrolis menjadi tenaga mekanis (putaran). ar. Jadi merubah tenaga Pompa dapat juga dipakai sebagai motor, tetapi tidak boleh digunakan tam- pa perubahan semua faktor yang berhubungan dengan motor. Kalau hal inidlakukan maka akan terjadi keausan yang parah pada shaft dan bearing worag Gbr.VI - 8. Perbandingan antara pompa dan motor. Besarya kecepatan dan torque output shaft motor bergantung pada displa- cement motor, yaitu volume output setiap Putarannya. Semakin besar volu- me output perputarannya torque outputnya semakin besar pula’ Seperti halnya pompa. motor dirancang dalam. Dua jenis displacement (pemindahan oli) yaitu * Field displacement (pemindahan oll) yaitu : Motor constant, sedangkan kecspatan dapat dirubah-rubah dengan variasikan aliran masuknya (input flow). Jadi pompa ini dipakai terutama menghasilkan putaran. * Variable displacement motor. Motor jenis ini baik putaran maupun torque- nya dapat dirubah-rubah (bervariasi) Allran input (input flow) dion tek cose nya bisa constan saja, sedangkan kecepatan dan torquenya “dapat dirubahrubah dengan menggerakkan mekanisme yang akan ‘meruben displace-ment motornya. Berdasarkan structurnya, hydraulic motors dibedakan dalam empat jenis - Gear motors (menggunaken roda gigi) = Vane motors ( menggunakan sirip-sirip) = Piston motors (menggunakan piston) = Orbit motors (circle Fatation motor). ise valve ave plate Gbr. VI - 10. Orbit motors. Vil- 1-04 1. Sircuit Hidrolik D60/65 + A, E-8 @ Raise @ HOLD @ Lowen ® Float ieee 04 5 © Lower Raise ees : | € at Poon Ow f =) o- T Qn = = Hydraulic pump . Main relief valve Check valve |. Blade lift control valve spoot - Blade lift cylinder M ® pani 227 S/n. fat 1880 eB) Ly 140 taiem 1 1 uu Lagroora 6. Suction valve for head 7, Suction valve for bottom 8. Hydraul 9, Hydraulic tank. 2, Sircuit Hidrolik D150/155 » A-1 ao 10150 To steering valve [0185 To transmission valve ws From steering cate = = From hydraulic tne ff ci 20 08M | tle ub 7 el | S17 1604g/o 12 i [ef ea3 eH ump {PAL200) valve for eate ‘Suetion valve for lower uiek eran valve Blade it eylinder Cheek valve 12, Suotion valve for raise 13, Suction valve for lower V4, Safety vale for cise 18. Selector vabe 18, Pier lit evtinder 17, Actuator valve 18, Ripper vit safery valve 48, Rlpoer tilt evlincer 20. Flow cneck valve 21. Blade uit sp001 22, Blade tit evtiner D150 To steering valve D186 To transmission valve 204gyen(0158) 12tBfgreno 190) 22. oi iter 24, Steering eae 28, TORGFLOW pum (0155 FAL 066) Steering pum (0150 FAR 1001 Lift servo vate Ea 27. Ripper servo vove 28, Tit serve valve 2. Pie put A, Main reliet pressure pick plug (PT 1/8) UNITED TRACTORS Training Center Dept. ‘TCIKT/HO/BMS/TFT/01/2007 PENDAHULUAN Sistim pemindah hidrolis adalah sistim pemindah tenaga dari engine ke power train dengan perantaraan zat cair ( dalam hal ini digunakan oli ) Keuntungan dari sistim pemindah hidrolis dibandingkan dengan direct dvive, antara lain : - Dapat meredam getaran dari dua arah ( dari engine maupun dari power train ). - Daya dorong dan putaran engine diatur secara otomatis sesuai dengan beban (transmisi otomatis ). - Perpindahan gigi dari transmisi halus, mudah dan dapat dilakukan dengan cepat tanpa unit berhenti Kerugian dari sistem pemindah hidrolis dibandingkan dengan direct drive, antara lain : - Tenaga dari engine tidak bisa di serap 100 % karena terjadinya slip di torque converter. - Konstruksinya rumit - Peka terhadap panas dan kebocoran. DAFTAR IST KATAPENGANTAR PENDAHULUAN ~ BAB! DAMPER Spring Damper Rubber Damper ~— BAB II TORQUE CONVERTER Konstruksi ...... Komponen-komponen torque converter . Prinsip kerja fe as Komponen utama torque ‘converter . Klasifikasi torque converter ...... Istilah-istilah dalam torque converter Sirkuit hidrolik torque converter ...... Valvel ..... BAB II TRANSMIS! HIDROLIS ~ Komponen transmisi hidrolis Konstruksi rotary clutch ..... Sirkuit hidrolik torgflow system . Control valve ... : Counter shaft (Clutch pack ) system o1 i - vii IL - 01 - 04 I-02 - 04 I-03 - 04 M- 01-13 1-01-13 1-02-13 1-03 - 13 1-04-13 1-07-13 1-10-13 1-li- 13 1-12-13 Il - 01 - 18 I - 02 - 18 I - 08 - 18 I - 09 - 18 WW - 11 - 18 I - 17 - 18 POWER TRAIN JOOOOOD JOOOOOO} Gbr1. Skema power train Direct Drive dan Torafiow machine iii - vii Toraflow system pada unit komatsu dapat diklasifikasikan sebagai berikut : |. DAMPER + HIDROSIFT TRANSMISSION Contoh unit pemakai : D 31, GD 505, GD 605, GD 655 Gbr 2. Skema Power Train Torafiow Sytsem dengan Hydrosift Transmission 2. DAMPER + TORQUE CONVERTER + TORQFLOW TRANSMISSION Contoh unit pemakai : D85ESS - 2, WA 500, WA 600 Gbr 3. Skema Power Train Torqflow System dengan Damper + Torque Converter + Toraflow Transmission. 3. TORQUE CONVERTER + TORQFLOW TRANSMISSION Contoh unit pemakai : D85ESS - 1, D 155A-2, WA 180-1, GD 705-1 Gor 4. Skema Power Train Torqflow system dengan Torque Converter + Toraflow Transmission 4. TORQUE CONVERTER WITH LOCK UP CLUTCH + TORQFLOW TRANSMISSION. Contoh unit pemakai: WS 16, HD 200 Gor 5. Skema Power Train Torqflow System dengan Torque Converter with Lock Up Clutch + Torqflow Transmission, Vii - vii 5. DAMPER + TORQUE CONVERTER WITH LOCK UP CLUTCH + TORQFLOW TRANSMISSION Contoh unit pemakai : D 275 A -2, D 375 A - 2, HD 465 - 5, HD 785 - 3. Gbr 6. Skema Power Train Toraflow System dengan Damper + Torque Converter With Lock Up Clutch + Torgflow Transmission ~e DAMPER Damper dipasang pada flywheel engine untuk menaikken reliability dan durability dari komponen-komponen power train, yaitu dengan menyerap getaran- getaran puntir ( twisting vibration ) yang disebabkan karena adanya perubahan torque engine pada saat akselerasi / deselerasi atau pada saat operasi dengan beban berat. Getaran tersebut harus dihilangken atau setidak- tidaknya dikurangi sehingga getaran tidak diteruskan ke power train dan umur komponen power train bisa lebih lama ‘Adapun prinsip kerja damper dapat dijelaskan sebagai berikut : Jika sebuah beban digantung pada ujung spring ( seperti terlihat pada gambar di bawah ), kemudian apabila beban ditarik ke bawah dan kemudian dilepas, beban akan bergerak naik turun secara cepat. Gerakan naik turun dari beban akan sulit untuk berhenti atau bisa digambarkan grafik di bawah. Movement Gbr 7. Gerakan beban tanpa peredam Tetapi, jika sebuah spring dipasang lagi pada beban tersebut dan diikatkan pada dinding ( seperti terlihat pada gambar di bawah ), getaran yang terjadi dapat dikurangi. a e g Ga] LS Movement = Time Gbr 8. Gerakan beban dengan peredam ‘Ada dua macam damper yang digunakan di komatsu, untuk meredam getaran tersebut, yaitu - Spring Damper od Universat joint * * __ Tession spring on ya a sp ‘Spider Stoo pin i —== Solined hob 4 x a Damper cate x A Friction spring = Lining oe Friction plate Gor 9. Konstruksi spring Damper ~ Rubber Damper Konstruksi seperti terlinat pada gambar di bawah, dimana outer body diikatkan ke flywheel cushion. PNOMAYNS Shaft output terpasang pada inner body dipasang rubber - Coupling Output shaft Cover Bearing Bearing Outer body Rubber cushion Inner body Gbr 10. Konstruksi rubber damper ~ ‘Tenaga engine dipindah ke flywheel dan outer body ( 6 ), kemudian rubber cushion (7 ) meredam getaran engine. Tenaga engine kemudian diteruskan meialui coupling ke torque converter. Damper tipe ini dipakai pada unit ini WA 500, WA 800, HD 785, D 375A - 2, D ~ AT5A -2 Gbr 11. Posisi rubber cushion saat terbebani TORQUE CONVERTER Torque Converter adalah merupakan komponen power train yang bekerjanya secara hidrolis. Fungsinya untuk merubah tenaga mekanis engine menjadi tenaga kinetis ( oil flow ) di dalam torque converter sendiri, dimana selanjutnya output shaft torque converter digerakkan ( diputar ) oleh tenaga kinetis ( oil flow ) = untuk memindahkan tenaga engine ke transmis. 1. KONSTRUKSI Gambar di bawah ini memperlihatkan konstruksi atau bagian-bagian dari ~ torque converter. 3. Pitot 2, Holder 2. Gul bearing 10, Pump 11, Roller beseieg 12, Gear 19, Sealing 14, Seal rng 15. Bali bearing 16, Oi sea sheet 17. Cover 2h, Stator shatt 22. Hosuing 22, Oriver gear 24, Oriver geet 25, Pump case 26, Pump case coms, 27. Snap tng 28. Batlbearing 28, Seavenaieg und 20. Drain ploy 231, Pum dein oa 32, Turbine 33, Drive case Ae Shim \ o\ 33 2 a do 2928 aT” 28 Gbr 12. Konstruksi Torque Converter 2, KOMPONEN - KOMPONEN TORQUE CONVERTER Gor 13. Komponen - komponen torque converter IL- 03 - 13 3. PRINSIP KERJA Torque converter dapat memindahkan tenaga engine ke transmisi secara halus, tidak berisik dan tidak ada shock karena menggunakan oli sebagai media perantara, sehingga tidak menimbulkan benturan -benturan yang keras pada roda gigi dan poros transmisi dan apabila unit mendapat benturan atau beban kejutan pada attachmentnya tidak akan diteruskan ke engine. Sebaliknya, vibrasi yang mungkin timbul pada setiap perubahan torque engine, akan diserap oil flow di dalam torque converter. Difinjau dari kebutuhan unitnya, torque converter memiliki keunggulan utama yang tidak dapat diperoleh dari jenis-jenis Komponen pemindah tenaga yang iain. Dimana torque output dapat berubah secara otomatis disesuaikan dengan besar kecilnya beban unit tanpa mengubah putaran dari torque converter. Pada umunya torque converter mempunyai tiga bagian utama, yaitu Pump (impeller }, Turbin ( Runner ) dan Stator ( Reactor ). Pump dihubungkan dengan flywheel olen drive case dan digerakkan langsung oleh engine, menghasilkan energi kinetis ( oil flow ) dari pump yang kemudian mengubahnya menjadi energi mekanis. Stator dipasang pada shaft yang tetap pada case ( Housing ). inpie output shaft \ stator Fly Wheel Gbr 14. Skematik Torque Converter vika pump diputar dan pada sudu-sudunya penuh oli, maka pump akan menghasilkan oil flow dan masuk ke sudu-sudu turbin, dan turbin akan ikut berputar. Sisa oil flow yang dari turbin mengalir masuk ke sudu-sudu stator, selanjutnya mengalir ke arah mana pump berputar. Jika torque converter kekurangan oli maka turbin tidak dapat berputar dan tenaga engine tidak dapat dipindahkan ke transmisi, 4. KOMPONEN UTAMA TORQUE CONVERTER Pada umumnya torque converter terdiri atas tiga Komponen utama yaitu : - Pump ( Impeller ) C - Turbin ( Runner ) - Stator ( Reactor ) PUMP ( IMPELLER ) Se Gbr 15. Pump dan aliran olinya Pump mempunyai banyak sudu-sudu yang disusun sedemikan rupa. Apabila pump diputar oleh engine maka oli yang ada di dalam sudu-sudu akan terlempar keluar mengikuti lengkungan sudu-sudunya karena adanya gaya centrifugal dari pump dan kecepatan alirannya cukup tinggi. Pada keadaan ini, arah aliran oli dirubah dalam sudu-sudunya dengan menggunakan tenaga engine. TURBIN ( RUNNER ) Turbine Gbr 16. Turbin dan aliran olinya Turbin dipasang pada output shaft dan berfungsi merubah energi kinetis dari oli yang diberikan pump, menjadi energi mekanis pada shaft outputnya Perubahan arah dan kecepatan aliran oli dalam sudu-sudu turbin menghasilkan gaya reaksi sehingga turbin berputar. Besarnya torque yang dihasilkan pada turbin shaft adalah sebanding dengan _resultan dua besaran yang diperoleh dari hasil perkalian kecepatan keliling aliran pada deg'e" inlet dan outlet dengan masing-masing radius pada kedua port. Torque t-> ~ juga dipengaruhi dengan jumlah aliran dari fluida. STATOR ( REACTOR ) kE PUP Darr ‘ORB Gbr 17. Stator dan aiiran olinya Stator dipasang pada shaft tetap pada housing yang berfungsi mengarahkan aliran oli dari sudu-sudu turbin untuk masuk kembali ke sudu-sudu pump sesuai dengan arah puteran pump, sehingga aliran oli yang masih mempunyai sisa tenaga kinetis akan membantu mendorong dan memperingan kerja pump dan selanjutnya akan memperbesar tenaga kinetis dari outlet pump berikutnya. 5. KLASIEIKASI TORQUE CONVERTER a. Three element, single stage, single phase Unit pemakainya : D 85ESS - 1, D 155A -2 | 100% or % + eo urbing Fumo ce | | Bs sue & i 1 80% ‘VI 7 8 1 SPEED RATIO Gbr 18. Torque converter single phase Pada torque converter tipe single phase ini, apabila speed ratio naik mendekati 1 ( satu ) torque turbin akan turun mendadak . Semakin tinggi speed ratio semakin tinggi pula effisiensi torque converter dan akan mencapai maksimum pada speed ratio = 0,7 ( sebagai contoh ). Tenaga engine yang tidak dapat dipindahkan oleh torque converter cakan tenaga yang hilang ( slip ) yang kemudian akan berubah adi panas pada oli dalam torque converter itu sendiri. Oleh sebab itu 12 converter memerlukan oil cooler untuk mendinginkan oli gine power Beeatetgens ;- Tals portion of power to be twanamitted to the machine | powerline oe | Provided chac the po fed weomen “Turbine peed (opr) Gbr 19. Grafik panas yang timbul pada torque converter cof 5 a4 me Bo “ eT Ty? a tt 0% 7 ! 02 04 06 08 10 3 ELM. 1 STAGE, 2 PHASE Speed cation Gbr 20. Torque converter double phase Pada torque converter tipe double phase, antara stator dan shafinya dipasang freewheel sehingga bisa berputar searah dengan putaran pump. Seperti yang terlinat pada grafik di atas, sesaat sebelum stator berputar effisiensi akan menurun selanjutnya setelah stator mulai berputar effisiensi akan naik kembali sampai batas maksimumnya, ¢. Four element, single stage, three phase 1st and 2nd stators te Poets _ “1st and 2ad stator at PTE ate running iale Gbr 21. Torque converter four element, single stage, three phase Pada torque converter tipe three phase, terdapat dua stator yang masing- masing dilengkapi dengan freewheel. Pada saat effisiensi mulai menurun, stator pertama mulal berputar ( S 1 ) untuk menghindari turunnya effisiensi Kemudian speed ratio dapat lebih tinggi lagi yang selanjutnya effisiensi akan menurun lagi, tetapi stator ke dua ( $2 ) mulai berputar menyebabkan torque turbin tidak turun lagi dan naiklah effisiensi yang ketiga kalinya. gnmetie cote cecal] mae oes oho | Le] ' rt. rT] de i | lt is! ; jae eae OF OF BST OT GE 2807 To tt ‘Soin coven Gbr 22 . Grafik torque converter tipe tripple phase d. Torque converter with lock up Cara tain untuk menaikkan effisiensi torque effisiensi torque converter dapat digunakan susunan clutch yang terletak antara pump den turbin seperti gambar di bawah ini Unit pemakainya : D 375A - 2, D 475A-2 Clutch plate Speed ratio Gbr 23. Skematik dan grafik torque converter dengan tock up clutch 6, ISTILAH - ISTILAH DALAM TORQUE CONVERTER ~ Stall - Element ~ Phase - Stall speed - Speed ratio - Torque ratio - Efficiency ‘Suatu keadaan dimana kecepatan turbin sama dengan nol, berhenti karena beban berlebihan sedangkan kecepatan pump masih ada sesuai denagn kecepatan engine. Jumlah komponen utama dalam torque converter yang berhubungan dengan oil flow. Perubahan kenaikan efisiensi dari torque converter ( perubahan fungsi dari stator ). Berhubungan dengan konstruksi stator, Besamya maksimum speed dari pump pada saat turbin berhenti karena beban berlebihan. Perbandingan antara kecepatan turbin dengan kecepatan pump atau output speed berbanding input speed, dimana Speed turbin nt atau e@ :-—--— Speed pump np Perbandingan antara torque turbin dengan torque pump Speed ratio Torque turbin Tt Torque ratio : —~ atau t : Torque pump Tp Perbandingan power output ( turbin ) dengan power "input ( pump / engine ) X 100 % Power turbin (Cee EEE 09 og Power pump Speed turbin X Torque turbin a X 100 % Speed pump X Torque pump Speed ratio X Torque ratio X 100 % eX t X 100% mag - 11-13 7. SIRKUIT HIDROLIK TORQUE CONVERTER 10 eon 1 1. Transmision case 2. Strainer 3. Transmision oil pump 4. Transmision oil filter 5, Transmision control valve 6. Relief valve 7. Pump (impeller) 8. Turbin (runner) kee tran. lab & MO lub. 9. Stator . 10. Torque converter temp. gauge 11. Torque converter regulator valve 42. Oil cooler 43, Torque converter case 14. Scavanging pump 15. Oil filter by pass valve Gbr 24. Sirkuit Hidrolik torque converter IL- 12-13 Dalam torque converter, impeller yang juga berfungsi sebagai pump menerima oli dari transmission case yang disuplai oleh oil pump melalui transmission control valve dimana tekanannya dibatasi oleh torque converter relief valve. Oli yang merupakan zat perantara dalam menghantarkan tenaga di dalam suatu torque converter sebagian akan bocor melalui seal ring yang kemudian akan berfungsi untuk melumasi bearing-bearing dan akhimya akan jatuh di dalam torque converter case, Karena ada kebocoran oli ( internal leakage ), tekanan olf dalam torque converter akan cenderung berubah-ubah. Dalam hal ini yang akan keluar dari torque converter diatur oleh regulator valve untuk menstabilkannya Dalam penghantaran tenaga tersebut, oli di dalam torque converter akan menjadi panas dan dapat dilihat pada torque converter oil temperature gauge di instrument panel ( dash board ) yang diambilkan melalui tube di dekat regulator valve den selanjutnya oli tersebut didinginkan di oil cooler sebelum digunakan untuk pelumasan transmisi dan P.T.O. . VALVE Pada suatu sirkuit hidrolik untuk torque converter, kebutuhan akan adanya valve sudah pasti sangat dibutuhkan. Dalam hal ini kita mengenal dua buah valve, yaitu : torque converter Relief valve dan torque converter Regulator valve. Torque converter relief valve ditempatkan pada sisi inlet dari torque converter, dimana berfungsi unutk membatasi tekanan maksimum yang akan masuk ke dalam torque converter. in rif Gbr 25. Relief valve dan Regulator valve Di dalam torque converter sebagian dari tenaga engine berubah menjadi panas, dimana panas ini diambil oleh ofi dan olipun ikut panas. Oli yang panas ini selanjutnya di alirkan ke oil cooler untuk didinginkan ‘dan kembali lagi untuk bersirkulasi. Oli di dalam torque converter jauh lebih tinggi tekanannya dibandingkan dengan tekanan udara luar. Jika di dialam torque converter terjadi gelembung- gelembung udara, maka akan menimbulkan busa, Jika hal in benar-benar terjadi akan mengakibatkan performancenya akan berkurang, Untuk mencegah hal ini, yaitu agar tidak terjadi gelembung-gelembung udara dalam torque converter maka oli yang dapat Keluardari torque converter tekanannya dibatasi oleh regulator valve. ‘Ada dua tipe regulator valve yang kita kenal, yaitu Regulator valve variabel type dan fix type ( throttling typte ). Gbr 26. Posisi Relief vaive dan Regulator valve at IM - 01 - 18 TRANSMISI HIDROLIS Gbr 27. Konstruksi transmisi hidrolis 1. KOMPONEN TRANSMIS! HIDROLIS Komponen bagian 1 ‘Gor 28. Komponen transmisi hidrolis bagian 1 Komponen transmisi hidrolis bagian 2 Gbr 29. Komponen transmisi hidrolis bagian 2 idrolis bagian 3 Komponen transmi Gbr 30. Komponen transmisi hidrolis bagian 3 Hil - 05-18 Prinsip kerja planettary gear system Terdapat dua macam planettary gear system A. Single pinion type Gbr 31. Single pinion type Apabila carier ditahan, ring gear akan berputar berlawanan arah terhadap sun gear apabila sun gear sebagai input. Ini salah satu aplikasi pada planetary gear transmission untuk mendapatkan posisi gerak mundur (reverse ). Z Dalam kondisi lain, jika ring gear ditahan, sedangkan sun gear sebagai input akan berputar searah jarum jam maka putaran dari planetary carier akan searah dengan input Gbr 32. Double pinion type Pada sistim double pinion apabila carrier ditahan maka sun gear dan ring gear akan searah putarannya, Namun apabila ring gear yang ditahan akibatnya carrier akan berlawanan dengan sun gear. Aplikasi dari planetary gear system seperti ini digunakan untuk gerak mundur ( reverse ). Sebagai contoh apabila sun gear sebagai input putaran berputar ke kanan dan carrier sebagai output akan berputar ke kiri apabila ring gearnya ditahan Prinsip kerja clutch Gor 33. Proses engage dan disengage Kelebinan dari planettary gear system antara lain untuk pemindahan kecepatan dengan cara yang sederhana yaitu cukup membuat engage dan disengage clutchnya. Semua gear sudah saling berhubungan satu sama lain ( constant mesh ). Hal ini memungkinkan untuk mengurangi kebisingan dari hubungan roda giginya pada waktu perpindahan kecepatan. Apabila kita menginginkan mengengagedkan clutch gear untuk menahan ring gear maka kita harus mengalirkan oli bertekanan dari control valve transmisi untuk mendorong piston menekan disc dan plate. Karena disc dan plate tertekan akibatnya ring gear aken tertahan putarannya. Untuk mereleasenya kita harus menetralkan kembali posisi contro! valve agar supaya oli yang ‘menuju clutch tadi dialihkan ke case akibatnya piston akan kembali ke posisi semula dibantu dengan adanya return spring * IIL - 07-18 Di bawah ini diambil contoh pemakaian double pinion type pada mekanisme arah maju dan mundur. Gerak maju ( Forward drive ) Gbr 36. Gerak maju Gerak mundur ( Reverse drive ) Gbr 37. Gerak mundur ( Reverse drive ) TIL - 08 - 18 2. KONSTRUKSI ROTARY CLUTCH serta ball check valve Gambar di atas menunjukkan salah satu tipe transmisi hidrolis yang dilengkapi dengan rotary clutch. Dengan adanya rotary clutch ini maka untuk mengalirkan oli bertekanan dari control valve trensmisi menuju ke rotary clutch harus melewati saluran yang ada di shaft transmisi yang tentunya lokasinya jauh dari control vaive akibatnya akan dapat mengganggu dalam proses disengage. Untuk itu untuk menghindari hal ini pada rotary clutch dilengkapi dengan ball check valve. Ball check valve ini berfungsi untuk ~ Menutup drain port ( saluran pembuangan } pada saat oli bertekanan menuju ke rotary clutch. Dengan demikian clutch ekan engage dengan baik karena tidak ada kebocoran. - Membantu mengalirkan oli ke drain pada saat proses disengage. Hal ini bisa terjadi karena adanya gaya centrifugal yang dihasilkan deri perputaran rotary clutch sehingga pada saat oli bertekanan y2-g menuju ke rotary clutch drop, ball check valve akan terlempar yang selar. .:-ya akan membuka drain port. 3. SIRKUIT HIDROLIK TORQELOW SYSTEM Gbr 39. Sirkuit hidrolik torgfiow system a bap [eee jane AN af} No.4 claten (rat a No elten nel 10 2 =» : ee Bees Pir ete OCS 5 ; v Be cha id ime rn 4. Transmission case que converter A. Plug for trans- 2. Transmission oil strainer ‘sue converter mission clutch 3. Transmission pump slator valve pressure 4. Transmission oi filter 13. cooler B, Plug for 1st 5. Modulating valve 44, Trensmission clutch pressure 6. Quick return valve (vorication valve ©. Plug for torque 7. Reducing valve 15. Transmission converter relief 8. Speed valve 16. P.T.O lubrication pressure 9.F-R valve 17. ~z-que converter D. Plug for torque 10. Torque converter reliet converter prés- valve. ee ‘rainer engingpump —E, Gbr 40. Diagram sirkuit hidrolik toraflow system sure Plug for torque converter oil temperature aces een NI - 11-18 4, CONTROL VALVE TRANSMISL Control valve transmisi merupakan kombinasi dari beberapa valve dimana masing - masing valve mempunyai fungsi yang berbeda. Valve-valve tersebut adalah serbagai berikut : a, Modulating Relief Valve Fungsi - Mengatur serta membatasi tekanan maksimum oli yang digunakan pada masing-masing transmission clutch. ~ Bersama-sama dengan quick return valve memodulatr pressure sehinggga dapat mengurangi kejutan pada clutch ( slow engage ) dan shock pada unit yang dapat mempengaruhi umur dari komponen. - Mengatur ( waktu ) aliran oli yang menuju ke torque converter. b. Quick return valve Fungsi : Mengatur langkah gerak dari sleeve dari modulating valve ( mengatur aliran oli ke sleeve dan ke drain ) sehingga dapat terjadi cepat dalam disengage dan lambat / pelan-pelan dalam engage pada setiap transmission clutch. ¢, Reducing valve Fungsi Menurunkan tekanan oli yang menuju ke rotary clutch. d. Speed valve Fungsi Mengatur arah aliran oli ke setiap speed clutch dan drain. ©. Safety valve Fungsi : ‘Sebagai penyolamat agar supaya unit tidak bergerak maju atau mundur sebelum betul-betul dikehendaki operator pada saat engine dihidupkan. {. Directional valve Fungsi Mengarahkan aliran oli ke directional clutch ( forward dan reverse ) serta ke drain. IIT - 12-18 TRANSMISSIOAN CONTROL VALVE Stopper cover Modulating valve spring ( small ) Spring seat Modulating sleeve spring Modulating valve spring Spool modulating valve Piston valve (A ) . Sleeve modulating vaive . Piston valve ( B ) Cover . Stopper . Piston valve spring Quick return valve . Sleeve Piston . Reducing valve . Reducing valve spring . Stopper . Control valve body No Stopper . Safety valve spring Directional valve spool . Conrol valve body Safety valve Piston Cover Speed valve spool To 1st speed clutch (No. 5) To 2nd speed clutch (No. 4) To 3rd speed clutch (No. 3) To forward cluteh (No. 1) To reverse clutch (No. 2) nm za Gbr 41. Control valve transmisi Modulating Relief Valve 5 L SL Z From game 2 o § To quictererwra ae an) Gbr 42. Cara kerja 1 Modulating valve From pume To avickeretura vive Gbr 43. Cara kerja 2 Modulating valve Gbr 41, Cara kerja 3 Modulating valve IM - 13-18 Cara kerja : ‘ Modulating relief valve terdiri dari valve (6 ), piston ( 7 ) dan (9 ), piston spring (12), sleeve spring (4) dan fungsinya bersama dengan quick return valve ( 13 ) memodulasi tekanan dan merelief tekanan. Ketika spool speed valve (28 ) dan spool directional valve ( 23 ) digerakkan untuk membuka sirkuit torqflow pump, fluida mengisi ruangan antara pump dan clutch piston dan pada waktu yang sama pressure mulai naik Fluida dari pump mengalir melalui orifice (a ) dari modulating valve ( 6 ), memasuki ruangan antara piston ( 7 ) dan ( 9 ), hal ini menyebabkan modulating valve ke <- (Kiri) sehingga membuka port Ch) menghubungkan modulating valve dan modulating sleeve (8 ). Fluida yang mengalir orifice ( b ) dari quick return valve ( 13 ) menyebabkan pergerakan quick return valve ke ——-— > (-kanan ), sehingga menutup drain port (-c ). Fluida mengalir terus sehingge membangkitkan back pressure pada modulating valve To auick-eeturn valve Gbr 45. Cara kerja 4 Modulating valve Gbr 46. Cara kerja 5 Modulating valve Back pressure modulating valve bertambah dengan naiknya pressure dalam sirkuit. Pergerakan deri modaulating sleeve ke < -— ( kiri ) menutup port ( h ). Didahului modulating valve yang kemudian diikuti sleeve bergerak ke < — (kiti ) pressure berlanjut naik sehingga sleeve bergerak ke < --— ( kiri ) sampai menyentuh stopper ( 1 ). Pressure naik hingga setting pressure 20 kg/em2, Kenaikan dari modulating valve preesure tersebut dapat digambarkan dalam grafik di bawah ini : tegen Gor 47. Grafik M: Safety valve Safety valve dipasang antara speed valve dan directional valve untuk menjaga agar machine tidak bergerak pada saat engine di start dengan posisi gear engage ( Control lever transmisi tidak pada posisi netral ). Agar unit dapat digerakkan, lever harus diposisikan netral lebih dahulu. Cara Kerja roiveiona vee 38 5 as 1 °] Gear shift lever pada posisi netral Hs Fluida dari reducing valve ( 16 ) = e mengalir melalui speed valve menuju oo i ke safety valve mengalir melalui Teese orifice (€ ) 10} Alirannnya = reducing valve i Speed valve ----—- > directional valve fom From® Gor 48, Cara kerja 1 b. Gear shift lever dioperasikan mengengagedkan gear. To deectionst vive 8 1 Pada saat speed valve digerakkan ke 6], salah satu speed. Fluida sebelah kanan safety valve didrain melalui $e | orifice ( e ). of | Fluida dari speed valve sebelah | kanan mengalir ke safety valve kemudian masuk orifice ( f ) ¥ menggerakkan piston ke kanan, # # | sehingga menyebabkan safety valve teteap pada posisinya dan sirkuit yang ke directional valve terbuka. Gor. 49, Cara kerja 2 c. Ketika engine di start dengan gear shift lever tidak pada poisisi netral. Ketika lever tidak pada posisi netral maka fluida dari reducing valve tidak berhubungan dengan orifice ( ¢ ). Pada kondisi ini, safety valve tidak bergerak ke kiri untuk membuka aliran sirkuit dari reducing valve sehingga machine tidak bisa bergerak. Gbr 50. Cara kerja 3 Reducing Valve Reducing valve ( 16 ) dipasangkan pada sirkuit antara modulating valve (6 ) dan speed valve ( 28 ) dan menjaga pressure oil pada clutch 1 di bawah 12,5 kg/om2. Pressure sistim semua diatur oleh modulating relief valve 20 kglom2 Kelika pressure pada clutch 1 naik, menyebabkan reducing valve bergerak ke kiri, Hal ini akan menyebabken pressure yang akan menuju ke speed clutch 1 menjadi konstan 12,5 kg/em2, 16 15 Toa Tos Gbr 51. Reducing valve TH - 17-18 COUNTER SHAFT ( CLUTCH PACK ) SYSTEM ~ FE 19 ae cs \, 7 a2 ®8 on 0 = 1. Torque conener Input sate 15. Cover “22, susiner 2 Resrhousirg 8, Revere idler gest 18. Lower counter shaft 23, Output shatt 3. Dowel pin 10, Ineciutchgear 17. Guputarvegear 28, Output yoke 4. Forward clutch gar 19. Uppar counter shaft 18. Bolt 25, Seaetuten gem 7 5 Direction clutch pack 12. 2nd gen 19 Retin 25. Yet cuten pack 6. Front having 15. 2nd etch gar 20. Outputcriven gear 27, Torque ennvete mounting bolt 2D Revere cluchaear 18, 2nd-Beeluten pack 21 Transmission smo 28, Magnet Gor 52. Clutch pack transmission Prinsip kerja Clutch Pack a, Posisi engage Gbr 53. Posisi engage b, Posisi Disengaged Gbr 54. Posisi disengaged Oli dikirim dari transmission valve masuk melalui shaft (1) Kemudian mendorong perm,ukaan belakang piston ( 6 ) dan menggerakkannya untuk —menekan separator plate ( 2 ) dan clutch disc (3 ) sehingga terikat menjadi satu. Hal. ini akan menyebabkan gaya geraknya bisa disalurkan Oli didrain lewat saluran oli ( 5 ), namun oli drain ini tidak mempengaruhi kekuatan engagednya dikarenakan aliran oli yang masuk lebih bear dari pada yang keluar lewat lubang ini. Apabila aliran oli dari valve transmisi dihentikan, tekanan oli yang menekan piston (6 ) akan kembali ke posisi semula dikarenakan gaya dorong dari valve spring (7 ). Hal ini menyebabkan shaft ( 1 ) dan Clutch gear ( 4) terpisah kembali A DIRECT DRIVE = a UNITED TRACTORS Training Center Dept. _— ‘TCIKT/HO/BMS/DDR/01/2007 i+ 1-02 KATA PENGANTAR . DAFTAR ISI BAB I, CLUTCH ~ PENDAHULUAN. 1. Jenis-jenis clutch A. Friction Clutch B. Fluid Coupling ~ 2. Friction Clutch. e A. Spring Type B. Over Center Type. C. Komponen-komponen Utama Kopling . 1.Disc ; 7 2. Plate Dan Pressure Plate 3, Clutch Spring 4, Adjuster 3. Sistem Kontrol. 2. Booster Type... B. Lever ... bas BAB Il. INERTIA BRAKE INERTIA BRAKE BABII, TRASMISISI 1. Prinsip Dasar ~ 2. Klasifikasi Transmisi Mekanis A. Non Constant Mesh Type Transmission B. Constant Mesh Type Transmission C. Synchromesh Transmission a. Key Type Fe b. Pin Type i - Ot fi - 1-02 1-41-27 1- 2-27 1- 2-27 1- 3-27 1- 5-27 1- 5-27 1-10 - 27 1-14-27 1-44-27 1-15 - 27 1-15 - 27 1-16 - 27 1-18 - 27 1-18 - 27 1-18 - 27 1-18 - 27 1-18 - 27 +24 - 27 Ih- 1 - 28 M- 1 - 28 We- 1 - 28 il- 7-28 Wl -13 - 28 M43 - 28 Wl -16 - 28 i- 2-02 3. Alat Kontrol A. Shifter Fork B. Gear Shift Lever C. Double Mesh Preventive a. Gate Type b. Pin Type .. D. Interlock Device i -21 - 26 MW -21 - 26 We -21 - 28 MW -22 - 28 il -22 - 28 il -23 - 28 Ml -25 - 28 Pendahuluan aH Clutch merupakan suatu komponen penghubung dalam rangkaian penerusan tenaga (power train) pada suatu kendaraan. Clutch terletak diantara engine dan transmisi bertindak sebagai penghubung ataupun pemutus daya/putaran dari engine ke transmisi. rset pe Gbr. 1-1. Clutch dalam suatu rangkaian penerusan tenaga (Power train) Fungsi clutch : 4, Meneruskan/memutuskan tenaga dari engine ke transmisi sehingga memung kinkan kendaraan untuk bergerak/berjaln etaupun berhenti 2. Untuk mempermudah ketika melakuken oerpindahan kecepatan (Shifting transmisi) dan juga ketika perlambatan/pengereman. 3. Untuk memungkinkan kendaraan berhenti tanpa harus mematikan engine, sementara gigi transmisi tetap terpasang/r2suk. Clutch sebagai bagian dari suatu sistem pows* ‘ain banyak digunakan diken- daraan, kecuali beberapa jenis kendaraan sistem power train-nya meng- gunakan type hydraulic. = Berkaitan dengan fungsinya dalam suatu sistem power train, clutch harus dapat memenuhi persyaratan tertentu agar kendaraan dapat bergerak / berjalan dengan baik dan pengoperasiannya juga tidak menyusahkan operator. 1-2 - 27 Persyaratan untuk clutch : a. Harus bisa menghubungkan dan memutuskan ( engaged / disengaged ) dengan baik, sehingga memungkinkan untuk meneruskan ataupun memutus kan tenaga dari engine ke transmisi b.Harus memiliki torque transmitting capacity (kemampuan meneruskan tenaga ) yang cukup dan kemampuan tidak boleh menurun akibat naiknya temperatur kerja. c. Haus bisa melepaskan / memindahkan panas yang timbul dengan baik dan tidak terpengaruh oleh kenaikan temperatur. Keuntungan penggunaan clutch : a. Konstruksinya sederhana. b. Harganya tidak terlalu mahal . Effisiensi lebih tinggi (lebih kurang 95 %). 4. Maintenance / perawatan lebih mudah. e. Kemungkinan timbulnya masalah karena adanya kebocoran oli lebih kecil. 1, JENIS - JENIS CLUTCH. Jika dilihat dari prinsip kerjanya, beragam jenis clutch tetapi yang paling umum/banyak digunakan adalah : A. Friction Clucth. Clutch jenis ini dalam penerusan tenaga/putaran adalah dengan cara menempelkan (engaged) dua bidang permukaan, sehingga tenaga/ tenaga/putaran dari bidang permukaan yang seu dapat diterima oleh bidang permukaan yang lainnya. Macam - macam type friction clutch : ~ Disc & plate type. eae excine cuuron Revease easing wren eatmiee feet cubren ‘evens Coven DRIVE YENBER 27 ORIVEN MEMBER THROW_OYT BEARING pete SHAPE odven ae ~ cure cine Gbr. 1-2. Disc & Plate Clutch (kiri) dan Cone Clutch (kanan), B. Fluid Coupling. Clutch jenis ini dalam penerusan tenaganya melalui media cairan/fluida Secara umum clutch jenis ini dapat dibedakan atas : - Torque converter. ~ Fluid coupling uraine pune (wrew.eRy Brivng Maine (romp) (erelie) Gbr. 1-3. Torque Converter (kiri) dan Fluid Coupling (kanan). Pada Dry Type clutch, slip yang terjadi umumnya diakibatkan oleh - Pada permukaan clutch terdapat oli - Tekanan terhadap clucth berkurang. - Keausan pada facing material disc/driven plate. Untuk selanjutnya yang akan kita bahas adalah yang jenis Friction Clutch, terutama type Disc & Plate : karena clutch type ini yang paling banyak digunakan pada kendaraan (automobile) maupun alat-alat beat. Friction Clutch (Disc & Plate Clutch) dapat dibedakan lagi A. Menurut system pendingin disc clucth : 1. Dry type: Panas yang timbul pada disc clutch akibat friction/gesekan pada saat awal engage / disengage di lepas langsung ke udara. Struktumya lebih sederhana dan tidak mungkin terjadi problem kebocoran oli 2. Wet type: Panas yang timbul pada disc clutch dilepas ke oli dan juga oli tersebut berfunasi sebagai pelumas untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak lainnya. B.Menurut banyaknya disc clutch : 1. Single Disc Type _: Menggunakan satu buah disc ( driven plate ). 2. Double Disc Type: Menggunakan dua buah disc ( driven plate ), 3. Multi Disc Type: Menggunakan tiga atau lebih disc ( driven plate ) C. Menurut cara kerjanya clutch : 1. Spring type : Untuk engaged disc dan plate menggunakan tekanan dari spring (spring loaded) dan pengoperasian-nya digerakkan dengan pedal (untuk men-disengaged-kan ). Pada spring type dibedakan menjadi : ~ Multi spring, - Single Spring 2. Over center type : Untuk engaged disc dan plate menggunakan tekanan dari Komponen over center (link, roller dan weight ) dan pengoperasiannya digerakkan dengan lever ( untuk engaged maupun disengaged ) 2, FRICTION CLUTCH. A. Spring Type. i} 1, Rod 2. Yoke 3. Release yoke 4, Release bearing 5, Release lever 6. Pressure plate 7. Spring engaged 8. Spring booster Gbr. 1-4, Clutch Spring Type pada Automobile. Prinsip kerjanya : Pressure plate (6) Karena mendapat tekanan dari clutch spring (7) akan akan menekan disc (driven plate) kearah flywheel, sehingga putaran flywheel dapat diterusken ke out put shaft melalui disc (posisi engage). Posisi disengage : Pada saat pedal kopling diinjak, gerakan yoke (2) kearah --> dan memu- tarkan release yoke (3) seperti ditunjukkan panah. Gerakan ini akan membuat release bearing (4) terdorong kearah <-- menekan release lever (5), selanjutnya release lever (5) akan menarik pressure plate (6) melawan kekuatan clutch spring (7). Akibatnya disc tidak lagi terjepit diantara flywheel dan pressure plate (disengage), maka putaran flywheel tidak diteruskan ke out put shaft. Clutch Spring Type pada Bulldozer 1. Clutch shaft 5 2. Pilot bearing 3. Flywheel 4. Driven plate guide 4 gear Driven plate Drive plate 3 Pressure plate Release lever Release lever yoke 10. Clutch spring 11. Clucth cover 2 12. Return spring 13. Adjustment nut 14, Bracket 15. Lock 16. Pump drive gear 17. Rod 18. Release collar 19. Release bearing / | = 20. Bearing cage H 21. Release yoke 10.12 13 17 16 19 24 24. Strainer Conon Gbr. 1-5. Clutch Spring Type pada Bulldozer. Prinsip kerja: Plate (drive plate, 6) bergigi dilingkaran Iuamya dipasang pada flywheel, sedangkan disc (driven plate, 5) dipasang pada driven plate guide gear (4). Guide gear ini dihubungkan dengan output shaft (1) melalui spline. Posisi engage : Clutch spring (10) duduk antara release collar (18) dan spring seat Spring seat terpasang pada clutch cover (11), akibainya spring mempunyai gaya dorong kearah -», sehingga release collar (18) akan terdorong kearah -», Rod (17) satu ujungnya diikatkan pada release collar (18), akibatnya ketika release collar (18) bergerak maka rod (17) juga akan’ ikut terbawa, Ujung lain dari rod (17) dipasang pada release lever (8), sedang bagian lainnya dari release lever (8) berfungsi untuk menekan’ pressure plate (7). Release lever (8) dipasangkan secara engsel pada release lever yoke (9) dengan perantaraan pin A. Apabila rod (7) bergerak kearah —», maka release lever (8) yang dipasangkan pada rod akan_ ikut tertarik kearah —> dan bagian lainnya dari release lever akan bergerak kearah < menekan pressure plate (7). Pada keadaan ini plate (driving plate) dan disc (driven plate) menjadi engage, sehingga putaran dari flywheel dapat diteruskan ke output shaft (1), Posisi disengage : Ketika release collar (18) didorong kearah «< melawan kekuatan clutch spring (10), maka rod (17) juga akan terdorong kearah <. Gerakan ini akan membuat release lever (8) yang dipasang pada rod bergerak kearah <, sehingga bagian lainnya akan bergerak kearah —» maka tidak lagi menekan pressure plate (7). Pada posisi ini plate (driving plate) dan disc (driven plate) disengage. Pada clutch type spring ini kondisi normainya adalah selalu dalam keadaan engage. Contoh Iain Clucth Spring Type Keterangan : 1. Flywheel 8. 2. Disc 9 3. Plate 10 4.Pressure plate 11 5, Bracket 12, 6. Release lever 13. 7. Engage spring 14, Gbr.1-6. Yoke shaft 15. Grease hose Lever 16. Shift block Drive coupling 17. Release bearing Universal joint 18. Clutch housing Main clutch shaft 19. Bearing (pilot) Bearing cap 20. Inertia brake Bearing cage Clutch Spring Type (Double Disc, Dry Type, Foot Operated & Spring Booster) Komponen utama main clutch Spring Type: Gbr.1-7. Komponen utama main clutch Spring Type (Bulldozer D50 - 16) B. Over Center Type. i A c + 7 w 5 5 m7 8 1. Collar 4. Link 7. Pressure plate 2. Clutch shaft 5. Link weight 8. Clutch cover (adjusting ring nut) 3. Release yoke 6, Roller A - B - C = Connecting point Gbr. |- 8. Komponen utama dan prinsip dasar clutch Over Center Type. Collar (1) dapat bergeser pada clutch shaft (2) melalui pergerakan yoke (3). Collar dihubungkan dengan link (4), link weight (5) dan roller (6). Pada connection point 8 antara link dan link weight dipasang roller (6) yang akan menekan pressure plate (7). Link weight dipasang pada clutch cover adjustment ring nut (8) diconnection point C, karena clutch cover dibaut dengan flywheel, maka (1), (4), (5), (6), (7) dan (8) selalu berputar bersama dengan flywheel CARA KERJA Clutch engage Ketika yoke (3) digerakkan ke <- (kearah fly- wheel), collar (1) bersama connection point A akan bergerak kearah < dan connection point B akan tertarik ke arah T (ke arah clutch shaft), sedangkan link weight (5) akan berputar pada titik C dan bergerak kearah_ 1 (menjauhi clutch shaft. sika (1), (2), (4), (5), (6), (7) dan (8) pada saat itu berputar, link weight (5) akan tertarik keluar (1) oleh gaya centrifugal W dan connection point B akan makin cenderung terdorong kearah dalam (? ). Sehingga connection point A akan makin men dekati flywheel dan gaya dorong F akan menekan pressure plate (7), akibatnya plate dan disc akan engage. Posisi ini akan tetap/terkunci selama collar (1) tidak digerakkan/ditarik. Clutch posisi dead point: Pada saat link (4) tegak lurus dengan clutch shaft (2) berputarnya (1), (2). (4), (5), (6), (7) dan (8) akan menimbulkan gaya centrifugal W kearah karena adanya beban link weight (5). Tetapi kare- na pada saat itu connection point A dan B tegak lurus dengan clutch shaft (2), gaya N mendorong collar (1)kearah 7 (dalam), keadaan ini disebut dead point Pada posisi ini collar (1) belum terkunci, sehingga apabila clutch lever dilepas, collar (1) eken ber- gerak kearah -> akibatnya plate dan dis kembali disengage Clutch disengage : Ketika yoke (3) digerakkan ke + (kearat misi), collar (1) bersama connection poin: & 2kan bergerak kearah > dan connection poir: 5 xan tertarik kearah ¢ (kearah clutch shaft) link weight (5) akan berputar pada titik C gerak kearah 4 (lar). Jka (1), (2), (4), (5), (6), (7) dan (8) pads saat itu berputar, link weight (5) akan tertarik ke tar ( 4 ) oleh gaya centrifugal W dan connection point B akan makin cenderung terdorong kearah dalam zt (7), sehingga connection point A akan cenderung bergerak kearah -+ oleh gaya R dan roller (6) tidak lagi menekan pressure plate (7). Dan dengan = adanya return spring pada pressure plate segera membuat plate dan disc disengage. Posisi ini akan tetap demikian selama collar (1) tidak dige- é rakkan/didorong, Main Clutch Over Center Type: 1. Driven disc 2. Drive plate 3. Pressure plate 4, Guide 5. Link t 4 Py) a : tt 6. Weight link 11, Yoke 7. Collar 12. Shaft 8. Main clutch shaft 13, Strainer 9. Oil seal 14. Collar 10. Universal join Gbr. 1-9. Main clutch Over Center Type. Gambar menunjukkan pada posisi "engage" 1-13 - 27 Komponen Utama Clutch Over Center Type: Gor. 1-10. Komponen utama clutch Over Center Type. (Bulldozer 080 - 12). C. Komponen - komponen Utama Kopling (Clucth). 1. Disc. Beragam bentuk dan jenis disc tergantung pada tujuan penggunaan clutch tersebut. Standard bentuk disc dan penamaan bagian-bagian nya (nomenclature) adalah sebagai berikut Gbr. 1-11. Ukuran dan nama - nama bagian disc. Pola alur disc Bentuk pola alur (pattern) sengaja dibuat pada permukaan bidang gesek (facing material) dari disc dengan tujuen untuk —pendinginan clutch, mengurangi kerugian gesel/slip dan untuk memungkinkan oli terbebas/keluar pada saat engage. a Gbr. 1-12. Macam - macam bentuk pola alur (pattern)pada disc. 2. Plate dan Pressure Plate. Pressure piate yang menekan/menjepit clutch disc ke flywheel karena adanya daya dari clutch spring. Syarat plate : - Mempunyai koeffisien gesek yang besar. - Tahan terhadap keausan - Cukup kasar, permukaan harus rata / datar agar Kontak dengan disc juga bisa merata. Gbr. 1-13. Bentuk dan ukuran plate. 3. Clutch Spring. * Main Spring. Spring ini digunakan hanya pada main clutch type spring dan berfungsi sebegs’ sumber tenaga yang akan menekan pressure plate agar disc dar 2 =: dapat engage. * Return Spring. Spring ini bertugas untuk menarik kembali pressure plate pada saat clutch dipasisikan disengage. Pemeriksaan dilakukan terhadap load pressure (gaya texan) dan panjang spring baik pada saat bebas (free) dan dibebani (loaded). 4, Adjuster. Pada saat clutch disc sudah aus, clutch akan cenderung slip ketika mendapat beban berat. Untuk mengatasinya (sebelum disc benar-benar aus/ habis) dapat dilakukan dengan mengencangkan adjuster. Pada prinsipnya dengan mengencangkan adjuster tersebut menekan pressure plate lebih jauh agar celah/ clearance antara disc dan plate kembali menjadi kecil/ rapat. Gbr. 1-44. Adjuster nut (no.30) pada clutch Spring Type. Gor. 1-15. Adjusting ring (25) pada clutch Over Center Type 3. Sistem Kontrol. Untuk proses men-disengage-kan clutch dipergunakan * Pedal (dengan diinjak kaki ) * Lever ( dengan tarikan/dorongan tangan pada lever/handel ) A. Pedal. Pada unit yang memakai clutch spring type, proses disengage dengan jalan menekan pedal. Type pedal : 4. Mechanical 2. Booster : * Spring booster * Hydraulic booster: - Single acting - Non servo type - Servo type 1. Mechanical Type. ‘Type pergerakan/pengontrolan mechanice! di automobile, ciri-cirinya - Konstruksi sederhana. ~ Pergerakan secara langsung dengan melalui linkage-linkage. - Membutuhkan tenaga yang besar untuk mengoperasikannya, karena langsung melawan kekuatan dari clutch spring ini banyak/umum digunakan Fox ur04 AER. crew osyeacen rerum Gbr. 1-16. Pengontrolan type mechanical, 2. Booster Type. Untuk membantu_meringankan injakan pedal supaya operator tidak cepat lelah Karena harus melawan gaya spring pada clutch, maka dibantu dengan booster. a. Spring Booster. Booster type ini menggunaken kekuatan spring yang akan membantu operator Ketika menekan pedal untuk men-disengage-kan clutch. cuereH “ow ‘ceuren “oF cessing Gbr. 1-17. Salah satu contoh spring booster. Booster seperti gambar diatas digunakan pada bulldozer,Nissan, MAN b. Hydraulic Booster. Booster type ini menggunakan oli bertekanan (pressure oll) yang akan membantu operator ketika akan men-disengage-kan clutch / menekan pedal clutch. Type booster yang dipakai untuk ini adalah single acting type, dipakal pada unit bulldozer. * Single Acting Booster. Booster ini bekerja dengan bantuan tenaga hidrolis. Sewaktu engine hidup, main clutch berada pada posisi engage (clutch type spring), dan oil flow/aliran oli yang dihasilkan oleh ‘pompa hanya mengalir melewati booster, kemudian digunakan untuk pelumasan dan pendinginan ke clutch shaft. 2134 18 29° 300383 27. Main clutch booster body 31. Booster spring 28. Piston 32. Spring seat 29. Valve 33. Lever 30, Valve guide 34. Lever Gbr. 1-18. Hydraulic Single Acting Type. Gbr. 1-19, Hydraulic Booster (Single Acting Type) posisi “OFF” (clutch posisi engage). Ketika clutch di-disengage-kan = Ketika pedal clutch ditekan / diinjak, lever (33) bergerak ke arah <— menekan valve (29) dimana valve tersebut akan menutup saluran B pada piston (28). Pada saat demikian oil flow tidak dapat melalui salu- ran B, sehingga tekanan di ruang A akan naik dan mendorong piston (28) Pada’ saat piston (28) bergerak kearah <, maka piston tersebut akan mendorong lever (34), gerakan lever tersebut dipakai untuk mene- kan spring clutch sehingga disc dan plate disengage Gbr. 1-20. Hydraulic booster (Single Acting Type) posisi “ON" (clutch posisi disengage) “Hydraulic Circuit Pada Main Clutch Spring Type. ! | | 4. Gear pump 9. Adjust ring 17. Release yoke 2.Clutch shaft 10, Cylinder 18. Inertia brake drum 3. Plate 11, Hydraulic boos: 19. Filter screen 4, Disc 12. Pipe 20. Flange 5. Flywheel 13. Lever 21. rod 6. Ring gear 14, Return spring 22. Return spring 7. Ring gear 15. Valve 23. Main clutch spring 8. Clutch cover 16, Look nut Gbr. 1-21. Sirkuit hidrolik pada main clutch Spring Type dan Single Acting Booster. *Non Servo Type. Type ini terdiri dari komponen master cylinder (sebagai pembangkit teka- nan pada oli) dan operating cylinder (sebagai actuator, yang menggerak- kan clutch) Gbr. 1-22. Rangkaian pengontrolan clutch pada Non Servo Type. * Servo Type. Pada type ini tidak hanya menggunakan tekanan oli, tetapi juga meman- faatkan tekanan udara dari kompressor. Komponen terdiri dari master cylinder dan clutch booster. Clutch booster ini yang bertindak sebagai actuator, yang mana bekerjanya berdasarkan tekanan oli dan tekanan udara BN ( Gr. 1-23, Rangkaian pengontrolan clutch pada Servo Type. B. Lever. Pada Over Center Type clutch, untuk meng-engage maupun disengage clutch dikontrol dengan memakai lever. Supaya operator tidak cepat lelah, maka dilengkapi dengan booster (Hydraulic booster) Double Acting Type yang akan membantu operator meng-engage maupun dis-engage clutch, ‘Section AA ae : 1. Yoke 5. Cover 8. Lubricating valve body 2. Spool 6. Nut 10. Valve 3. Sleeve 7. Valve se: 11. Cover 4. body 8. Needle valve 12. Adjustment bolt Gor, |- 24. Gambar konstruksi dari Double Acting Booster. Prinsip kerja: 4. Men-disengaged-kan Main Clutch. From pune +3 Ur 1. Yoke 2. Spool 3, Sleeve Gor. 1-25, Gerakan disengaged pada Booster. Sewaktu main clutch lever didorong/digerakkan kedepan untuk disengaged booster spool (2) akan bergerak < melalui linkage. Oil dari main clutch pump masuk pada port A dan B pada booster sleeve (3), ‘Sewaktu booster spool (2) bergerak < , oli pada port A akan masuk ke port C melalui celah “a” antara booster sleeve (3). Oli yang terjebak pada port E tekanannya akan naik dan akhimya akan mendorong sleeve () kearah < dan main clutch yoke (1) yang terpasang pada booster sleeve akan bergerak untuk posisi disengaged. Pada saat booster sleeve bergerak kearah <, celah “a” antara sieeve dan spool akan menyempit, sebaliknya celah akan makin membuka hingga akhirnya tekanan oli yang ada di port E akan di drain melalui port. C dan saluran drain, Pada posisi ini tercapal keseimbangan (posisi netral antara sieeve dan spool). Booster sleeve akan kembali bergerak jika spooinya kita gerakkan / dorong kearah < lagi 2. Meng-engaged-kan Main Clutch . / 1 2 ; Encape ee fo > + 1. Yoke 2. Spool 3. Sleeve Gbr. [- 26. Gerakan engages pada booster. Sewaktu main clutch lever ditarik kebelakang untuk engaged, booster spool (2) bergerak kearah —> melalui lever dan linkage. Oli dari main clutch pump masuk ke port B dan kemudian melalui celah "b" ke port D dan akhimya ke port F. Oli yang terjebak di port F aken menekan booster sieeve (3) kearah -» dan main clutch yoke yang terpasang pada booster sleeve akan bergerak untuk posisi engaged. Pada saat booster sleeve bergerak kearan >, celah “b" antara sleeve dan spool akan makin menyempit, sebaliknya celah “d" akan terbuka Ketika celah "d" terbuka, oli yang terjebak ci port F akan dapat drain melalui port D dan celah "d". Akibatnya sleeve tidak akan bergerak — lebih jauh lagi Booster sleeve akan kembali bergerak colnya kita gerakkan / tarik kearah > lagi (untuk menutup celah “d |. Karena bekerjanya yang berurutan seperti diatas, maka pergerzken booster bisa lebih halus (smoothly). Sedangkan tenaga yang dibutuhkan operator untuk disengaged / engaged main clutch hanya sekedar untuk menggerakkan spool agar menutup celah “c" (untuk disengaged) ataupun celah “a'" (untuk engaged) * HYDRAULIC CIRCUIT PADA MAIN CLUTCH OVER CENTRE TYPE (ea ; (nr * HYDRAULIK DIAGRAM ot BY oh 4 | CT 7 i Seting arene 30 wale : | a 11s 4, Main clutch pump 5. P.T.O case 2. Main clutch booster 6, Main clutch case 3. Main relief valve 4, Main clutch A. Tap for main clutch booster pressure Gbr. 1-27, Rangkaian hidrolis dan sirkuit hidrolik pada Clutch Over Center Type dan Double Acting Booster Jika main clutch di-disengage-kan, maka out put shaft main clutch masih ber- putar karena gaya inertia. Apabila pada saat tersebut lever pemindah kecepatan dipindahkan kekecepat- an yang lebih tinggi/rendah, maka akan timbul suara yang berisik. Juga gigi kecepatan tidak bisa berhubungan (mesh). ‘Agar pemindahan kecepatan tidak mengalami hal - hal yang tidak di-inginkan seperti diatas, maka tidak boleh ada putaran dari input shaft transmisi. Untuk menghentikan putaran dari main clutch output shaft tersebut di rem dengan inertia brake. Inertia brake ini dipasang pada clutch yang berpasangan dengan transmisi tipe sliding dengan constant mesh. ENGINE i Lining Brake drym TRANSMISSION Gbr. II - 1, Letak inertia brake. 1. Main clutch shaft 5. Lock plate 2. Inertia brake drum 6. Adiustment bolt 3. Inertia brake band lining 7. Brake lever 4. Inertia brake band Gbr. Il - 2. Inertia brake. Cara kerja : Ketika main clutch diposisikan ke disengage, brake drum (2) yang dibaut dengan main clutch shaft (1) akan direm n brake band (3), sehingga putaran main clutch shaft terhenti Fungsinya : mengatur kecepatan gerak dan torque serta berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan mundur. 1. PRINSIP DASAR. Pada dasamya transmisi itu terdiri dari beberapa roda gigi yang disusun pada beberapa poros roda gigi yang ditumpu sejajar. 2. KLASIFIKASI TRANSMISI MEKANIS. Pada dasarnya, transmisi mekanis dapat dibagi atas ‘A. Non Constant Mesh Type Transmission (Sliding Mesh Transmision). B. Constant Mesh Type Transmision. C. Synchromesh Type Transmision. A. Non Constant Mesh Type Transt ion. Pada transmisi Non Constant Mesh, roda gigi (gear) tidak saling berhu- gan pada saat netral. Pada saat netral. Pada kondisi ini ketika input shaft berputar maka hanya counter shaft dan intermedite shaft yang berputar, sedang main shaft tidak berputar. Pada Non Constant Mesh ini gear yang digunakan adalah type gigi lurus ‘sour gear type). Sisi-sisi gigi pada pertemuaan roda gigi yang berpasang buat agak bulattidak bersudut tajam (chamfer). Rownding Gor. lil- 4, Sisi roda gigi Mm - 2-15 Maksud gigi tersebut diberi chamfer adalah untuk mempermudah mesh dan mencegah agar sisi gigi tidak mudah rusak, ‘Supaya gear dapat sliding (bergerak), maka main shaft tersebut dibuat ber-aiur (spline). slideable. gears. Ovrpur Input fixed’ gears Gbr. IIl- 2, Gear Main Shaft yang dapat sliding, Konstruksi Transmisi Non Constant Mesh 10 4. Transmision case 11. Coupling 21. Ball bearing 2. Coupling 12. Cover 22. Oil seal 3. Coupling holder 43. Bearing holder 23. Cover 4. Oil seal 14, Self aligning roller 24. Cover 5, Bearing cage bearing 28. Bearing holder 6. Cyindrical roller 15. Countershaft 26. Ball bear bearing 16. Collar 27. Collar 7. Bearing cage 17. Cylindrical roller 28. Intermediate 8. Seif aligning roller bearing shaft bearing 18. Oil seal 29, Cylindrica! roller 9. Cylindrical roller 49. Cover bearing bearing 20. Cylindrical roller 30. Cover 10. Main shaft bearing Gbr. lil -3. Konstruksi Transmisi Non Constant Mesh. No. of teeth A. Main shaft driving gear (22) H. Countershaft 2nd speed (26 *27) B. Main shaft 3rd speed gear (30) |. Countershaft 1st speed (21. 21) C. Main shaft 2nd speed gear (35 *34) J. Intermediate shaft gear (29) D. Main shaft 1st speed gear (42) K. Intermediate shaft 3rd (34) E. Main shaft gear (40) speed gear F. Countershaft gear (40) L. Intermediate shaft 2nd (28 *29) F. Countershaft 3rd speed (32) speed gear gear M. Intermediate shaft 1st. (21) speed gear a. Gigi 1 posisi maju. Gigi yang bekerja A --> F ->1---> E RS FRRZ 2. AL in} i mE Gbr. Ill-4. Gear yang bekerja pada posisi Ft b. Gigi 1 posisi: mundur. Gear yang bekerja A -> At -> J > M—> D Gbr, lll-5. Gear yang bekerja pada posisi R1 ¢. Gigi 4 posisi mundur. Gigi yang bekerja, A -> coupling. -— _ ie AQ FOR2 F2 1 FE Gor, Ill-6. Gear yang bekerja pada posisi F4. Ml - 7 - 28 B. Constant Mesh Type Transmision. Pada Constant Mesh type roda gigi satu dengan roda gigi pasangannya telah saling berhubungan, akan tetapi tidak terjadi perpindahan tenaga dari satu shaft ke shaft yang lainnya. _— Slice Cork Gor. Ill-7. Transmisi Constant Mesh. Agar terjadi perpindahan tenaga dari satu shaft ke shaft yang lainnya, maka coupling yang berada pada shaft harus dihubungkan dengan gear pada roda gigi B. Gbr. {ll 8. Perpindahan coupling ke gear B. 6 2. 4. 2B. ue a 0 Konstruksi Transmisi Constant Mesh Wee R is am" baly “pa tals Gbr. IIl- 9. Konstruksi Transmisi Constant Mesh, i Ml - 9 - 28 Keterangan gambar : 1. Transmission case 10, Cover 19. Input shete 2. Spacer 11. Holder 20. Helder 3. Tube for lubrication 12, Countershatt 21. Coupting 4, 8th speed coupling gear 13, Ist and 2nd speeds coupling gear 22. Cover 8. Spacer 14, 3rd.and 4th speeds coupling gear 23. Bearing cage 6. Intermediate shaft (P.T.0 shaft) 15. Sleeve 24. Bearing cage 7. Spacer 16, Forward and raverse coupling gear 25. Holder 8. Bearing cage 17. Cover 26. Cover 8. Main shaft 18. Holder No, of teeth. A. Input shaft forward gear (24 teeth) K. Countershaft 3rd speed gear B, Input shaft reverse gear (29 teeth) (D60, P : 34 teeth, D60E, 33 teeth) C. Main shaft 4th speed gear (22 teeth) L. Countershaft 2nd speed gear (28 D. Main shaft 5 th speed gear (21 teeth) teeth) E. Main shaft 3 rd speed gear (D60A,M. Countershaft 1st speed gear (23 P : 27 teeth, DEE : 28 teeth) teeth) F. Main shaft 2nd speed gear (32 teeth) N. Intermediate shaft reverse driven G. Main shaft 1st speed gear (37 teeth) _gear (28 teeth) H. Countershaft forward gear (36 teeth) O. Intermidiate shaft reverse drive |, Countershaft reverse gear (37 teeth} __gear 31 teeth) J. Countershaft 4th speed gear (32. Intermediate shaft Sth speed gear teeth) (365 teeth) Q. Bevel pinion (14 teeth).

Вам также может понравиться