Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nelly Masnila
Politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan Akuntansi
Jalan Srijaya Negara, Palembang 30139
Telepon 0711 353414 Faksimili 0711 355918 e-mail info@polisriwijaya.ac.id
Abstrak
Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, tema, tingkat, tipe, lokasi Pengungkapan.
1
PENDAHULUAN
Tulisan ini merupakan sebuah tinjauan atas praktek pelaksanaan Corporate Social
Responsibility beberapa tahun terakhir yang dipandang dari sudut akuntansi. Penulisan dini
aktifitas Corporate Social Responsibility dalam Laporan Keuangan. Dalam tulisan ini
ditampilkan juga beberapa tabel pelengkap untuk dapat lebih memperjelas beberapa
PEMBAHASAN
Pada awal tahun 1970-an terjadi perubahan kesadaran masyarakat dunia akan
masyarakat luas).
akuntansi sosial/ social accounting (Maksum dan Kholis 2003). Menurur Estees (1976 :3)
“The term social accounting is defined as the measurement and reporting, internal or
external, of information concerning the impact of an entity and its activities on society”.
2
Siegel dan Marconi (1989: 499) menyatakan “social accounting is defined as the
bebas menyatakan bahwa akuntansi sosial didefinisikan sebagai pengukuran dan pelaporan,
internal atau eksternal, atas informasi berkaitan dengan dampak adanya suatu perusahaan
pendokumentasian, dan pelaporan baik keuangan maupun non keuangan berkaitan dengan
employees, their families, the local community, and society at large to improve their quality
yang menyatakan sebagian besar dari masyarakat di 23 negara memberikan perhatian yang
tinggi terhadap perilaku sosial perusahaan (Gupta 2003). Konsumen semakin banyak
mencari produk dan jasa yang lebih memperhatikan masalah lingkungan, sehingga pilihan
3
terhadap produk cenderung semakin subjektif. Perusahaan yang melalaikan masalah
lingkungan akan mengalami kesulitan untuk ikut bersaing. Bankers dan Investors juga
mulai memahami bahwa masalah lingkungan yang dapat menimbulkan risiko dan ini patut
1997).
mendorong perusahaan untuk menunjukkan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang
tidak terbatas hanya pada aktivitas perbaikan komposisi, kualitas dan keamanan produk
yang dihasilkan, tetapi juga pada teknik dan proses produksi, serta penggunaan sumberdaya
manusia.
sebagai aktivitas sosial yang menunjukkan bentuk keterlibatan sosial perusahaan terhadap
masyarakat. Kotler dan Lee (2005: 23) merumuskan aktivitas yang berkaitan dengan
business practices.
yang berkaitan dengan isu sosial yang sedang berkembang. Marketing, dilakukan melalui
penjualannya untuk kegiatan social. Corporate Sosial Marketing, dilakukan dengan cara
4
mendukung atau pengembangan dan atau penerapan suatu behavior change dalam rangka
aktivitas social yang diberikan perusahaan dalam rangka memberikan dukungan bagi
keahlian, talenta, ide, dan atau fasilitas laboratorium. Social Responsibility Business
membangun fasilitas pengolahan limbah, memilih memilih supplier dan atau kemasan yang
Berbeda dengan Kotler dan Lee, Menurut the committee on Accounting for
5
Manfaat Aktifitas Corporate Social Responsibility
Kotler dan Lee (2005) menyatakan bahwa partisipasi perusahaan dalam berbagai
bentuk tanggung jawab sosial dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, antara
lain :
laporan berkaitan aktivitas sosial dan lingkungan memberikan banyak manfaat bagi
perusahaan antara lain meningkatkan citra perusahaan, disukai konsumen, dan diminati
investor. Bukti bahwa partisipasi dalam tanggung jawab sosial mempengaruhi keberhasilan
perusahaan dalam jangka panjang juga dapat dilihat pada Tabel 1-4 bagian terakhir tulisan
ini.. Bukti-bukti tersebut menunjukkan beragam aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan
keuntungan bersama bagi semua pihak, baik perusahaan sendiri, karyawan, masyarakat,
6
1. Penilaian pengganti (Surrogate Valuation).
2. Teknik survey (Survey Techniques).
3. Biaya perbaikan dan pencegahan (Restoration or Avoidance Cost).
4. Penilaian (Appraisal) oleh tim independen.
5. Putusan pengadilan (Court Decisions).
6. Analisa (Analisys).
7. Biaya pengeluaran (Outlay Cost).
ganti terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi dapat dipilih sebagai cara menghitung
kerugian saat nilai kerugian yang diinginkan tidak dapat dipenuhi secara langsung.Teknik
menanyakan secara langsung kepada masyarakat apa yang sangat berharga bagi mereka.
Cara ini merupakan pendekatan survei yang tidak menyenangkan, namun dalam
kenyataannya memberikan informasi yang lebih berharga dan lebih akurat dan sekaligus
Avoidance Cost) merupakan suatu cara untuk mengukur biaya sosial dengan
yang dilakukan oleh pihak independen dalam menilai barang berwujud seperti bangunan
dan tanah. Teknik ini hampir sama dengan penilaian pengganti, hanya disini menggunakan
tenaga ahli sebagai pihak penaksir independen. Putusan Pengadilan (Court Decisions)
merupakan cara untuk menilai atau menghitung kerusakan atau biaya tertentu melalui
putusan pengadilan. Penilaian ini akurat dalam jumlah dan diidentifikasi dengan
menggunakan biaya sosial yang khusus. Pendekatan Analisis (Analisys) dilakukan melalui
analisa ekonomi dan statistik terhadap data yang ada menghasilkan dalam suatu nilai yang
7
sah dan pengukuran yang dapat dipercaya. Biaya Pengeluaran (Outlay Cost) merupakan
teknik yang digunakan untuk menilai program yang berkaitan dengan kegiatan
jalan raya. Biaya pengeluaran dilakukan dengan mencari hubungan kegiatan tersebut secara
cara dan media pengungkapan. Salah satu alat atau media yang dapat digunakan adalah
Akuntan cenderung menggunakan dalam pengertian yang lebih terbatas yaitu penyampaian
informasi keuangan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya laporan
8
Di Indonesia, pada dasarnya pelaporan nonkeuangan ini secara umum telah
terakomodasi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tahun 2004
tentang Penyajian laporan Keuangan dan dalam Exposure Draft PSAK no 20 tahun 2005
Dalam PSAK No.1 tahun 2004 tentang Penyajian Laporan Keuangan, bagian
Dalam Exposure Draft PSAK no 20 tahun 2005 tentang Akuntansi Lingkungan bagian
9
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaporan non-financial issues (aspek sosial
dan lingkungan) mengalami peningkatan selama tahun 1998-2002 (Harte dan Owen, 1991;
Kolk 2003). Keputusan untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan aspek sosial
dan lingkungan dilakukan dengan berbagai alasan (Claire 1991) misalnya : pertimbangan
atau aspek sosial perusahaan dalam laporan keuangan dan laporan tahunan, seperti yang
terungkap dalam penelitian Harte dan Owen (1991), namun terdapat variasi atas
1991; Cooke 1992; Wallace et. al. 1994; Gamble et. al. 1995; Pontus 2002; Kolk 2003).
Variasi pengungkapan ini antara lain disebabkan belum terdapat standar khusus yang dapat
tersebut. Menurut hasil penelitian Claire, sekitar 68% perusahaan di Negara Eropa telah
Pengungkapan tanggung jawab sosial dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
yaitu di lihat tema yang diungkapkan, tingkat pengungkapan, lokasi atau tempat
pengungkapan tersebut dilakukan dalam laporan tahunan maupun dipandang dari tipe
pengungkapan.
10
Ad.1 Tingkat Pengungkapan
Semakin banyak tema dan item atau unsur yang diungkapkan oleh suatu perusahaan
maka dikatakan bahwa tingkat pengungkapan tanggung jawab sosialnya semakin luas.
Dengan kata lain, tingkat/luas pengungkapan berarti banyaknya jumlah item-item yang
diungkapkan oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan junlah keseluruhan item yang
selayaknya diungkapkan.
(1991), Cooke (1992), Gamble et.al. (1995), dan Kolk (2003) menunjukkan pengungkapan
dalam laporan tahunan tidak sama antara satu kelompok industri dengan kelompok lainnya.
menunjukkan kualitas ungkapan yang lebih tinggi dibanding perusahaan dengan jenis
secara signifikan lebih tinggi dibanding industri tipe lainnya. Di Indonesia penelitian
Utomo (2000), Fitriany (2001), dan Masnila (2006) menunjukkan hasil yang sama.
dan Konsumen, dan Lingkungan Hidup. Hasil penelitian Yayasan Mitra Mandiri
Sejalan dengan hasil tersebut, penelitian Masnila (2006) menunjukkan penelusuran pada 69
11
mengungkapkan tanggung jawab sosial berkaitan dan ketenagakerjaan. Sebanyak 80%
Masih dari hasil penelitian ini, sebesar 36% perusahaan sampel mengungkapkan
seluruh (4) tema. Meskipun secara persentase angka ini masih belum cukup tinggi tapi
merupakan bagian terbesar (mayoritas) dari perusahaan sampel. Adanya mayoritas sampel
yang mengungkapkan seluruh tema ini menyiratkan sebagian besar perusahaan sudah
semakin peduli dengan tanggung jawabnya yang tidak hanya berkaitan dengan tenaga kerja,
tetapi juga produk dan konsumen, kemasyarakatan dan lingkungan hidup (Tabel 6).
Pengungkapan tanggung jawab sosial bisa dilakukan dengan cara kualitatif naratif,
kuantitatif non-moneter, dan kuantitatif moneter. Bentuk narasi atau pernyataan tanpa
angka namun tidak dalam satuan uang/moneter, dan tipe kuantitatif moneter dinyatakan
tanggung jawab sosial perusahaan dinyatakan dalam kualitatif naratif, artinya umumnya
angka pendukung. Ada sebesar 16% (159 item) pengungkapan tanggung jawab sosial
12
perusahaan yang dinyatakan secara deskriptif dan didukung oleh data berbentuk angka non
moneter. Pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan secara lebih lengkap,
artinya dinyatakan secara deskriptif dan dilengkapi data pendukung dalam angka (non
moneter) maupun dalam nilai uang (moneter) adalah sebesar 15% (150) item
dilakukan. Menurut Utomo (2000:107) ada beberapa bagian atau lokasi pengungkapan
dalam laporan tahunan yaitu overview, surat dari dewan komisaris, surat dari dewan
direksi, catatan atas laporan keuangan, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari tempat atau
lokasinya dalam laporan tahunan, maka lokasi yang paling banyak digunakan untuk
pengungkapan adalah Catatan atas Laporan Keuangan. Penelitian Utomo (2000) yang
membandingkan pengungkapan sosial perusahaan dengan kelompok industri high dan low
profile mengungkapkan bahwa tema yang paling banyak digunakan oleh kedua industri
tersebut adalah tema ketenagakerjaan. Sejalan dengan penelitian Yayasan Mitra Mandiri,
Muslim utomo dalam penelitiannya pun menemukan bahwa lokasi yang paling banyak
dimanfaatkan sebagai tempat pengungkapan sosial adalah di bagian Catatan atas Laporan
Keuangan.
Pengungkapan tanggung jawab sosial dilihat dari tempat atau lokasi pengungkapan
(Tabel 8) menunjukkan sebagian besar (33% atau 334 item) pengungkapan dilakukan di
bagian overview dan 22% (218 item) di bagian CALK dalam laporan tahunan perusahaan
(Masnila 2006). Hal ini berarti bahwa tidak ada perubahan kecenderungan terhadap lokasi
13
pengungkapan sebagaimana hasil penelitian Utomo (2000). Akibat semakin banyak
perusahaan mulai memperhatikan masalah tanggung jawab sosial ini dan sekaligus
menyebabkan timbulnya aktivitas sosial, pengungkapan berkaitan aktivitas sosial itu sendiri
mulai menempati tempat khusus dalam laporan keuangan. Artinya beberapa perusahaan
berkaitan dengan permasalahan sosial, masyarakat dan lingkungan (Masnila 2006). Oleh
karena itu hasil penelitian ini menunjukkan ada sebesar 15% (146 item) pengungkapan
dilakukan di lokasi atau halaman khusus tersebut, yang dalam penelitian ini dinyatakan
SIMPULAN
mengakibatkan tekanan dan tuntutan yang dialamatkan pada perusahaan, agar perusahaan
menunjukkan berbagai bentuk aktifitas corporate social responsibility atau tanggung jawab
sosial mereka pada masyarakat dan lingkungan. Aktifitas CSR ini menimbulkan biaya yang
pada gilirannya akan disajikan antara lain dalam laporan keuangan/laporan tahunan
perusahaan.
14
Pengungkapan tanggung jawab sosial dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,
yaitu tema yang diungkapkan, tingkat pengungkapan, lokasi atau tempat pengungkapan
DAFTAR PUSTAKA
Cooke, T. E.. 1992. The Impact of size, Stock Market Listing and Industry Type on
Disclosure in the Annual Reports of Japanese Listed Corporations. Accounting and
Business Research, London. Summer. Vol.22. Iss.87; pp.229, 9 pgs.
Diana Zuhroh dan I Putu Pande Heri Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas
Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi
Investor (Studi Kasus pada Perusahaan High-Profile di Bursa Efek Jakarta).
Simposium Nasional Akuntansi VI.
Gupta, Ashok. 2003. Why Should Companies Care. Mid-American Journal of Business.
Spring . pg. 3
Harte, George and David Owen. 1991. Environmental Disclosures in annual Reports of
British Companies : A Research Note. Accounting Auditing & Accountability
Journal. Vol.4 No.3. pp.51-61.
Hendriksen, Eldon S. dan Michael F. Van Breda. 2002. Teori Akunting. Terjemahan oleh
Herman Wibowo. Buku 2. Edisi Kelima. Jakarta : Interaksara.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan per 1 Oktober 2004, Yakarta :
Salemba Empat.
15
Kolk, Ans. 2003. Trends in Sustainability Reporting by the Fortune Global 250. Business
Strategy and the Environment. Sep/Oct. pg. 279
Kotler, Philip and Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility. New Jersey : John
Wiley and Sons, Inc..
Muhammad Muslim Utomo, 2000. Praktek Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan
Perusahaan di Indonesia (Studi Perbandingan antara Perusahaan- Perusahaan
High-Profile dan Low-Profile). Simposium Nasional Akuntansi III.
16
Lampiran
17
Tabel 3 Pengalaman / Hasil Survei bahwa Tanggung Jawab Social
dapat Meningkatkan Kemampuan Menarik Hati, Memotivasi, dan Mempertahankan
(Retain) Karyawan
Pengalaman / Hasil Survei
Penelitian Cone/Roper pada tahun 2001 pada dua kelompok
karyawan perusahaan (satu kelompok diberi informasi tentang
1 aktivitas social perusahaan dan kelompok lain tidak diinformasikan,
hasilnya karyawan yang diberi informasi menunjukkan 38% lebih
bangga akan perusahaan.
Survei tahun 2002 yang dilakukan oleh Citizenship Study, 80%
responden menyatakan menolak bekerja pada perusahaan jika
2
mereka tahun bahwa perusahaan memberikan dampak sosial
negatif.
Sumber : diolah dari Kotler (2005)
18
Tabel 6 Pengungkapan CSR Perusahaan Berdasarkan Jumlah Tema yang Diungkap
No Jumlah Tema yang diungkap Jumlah (%)
1 Mengungkapkan seluruh (4) tema 25 36
2 Mengungkapkan hanya 3 tema 19 28
3 Mengungkapkan hanya 2 tema 17 25
4 Mengungkapkan hanya 1 tema 8 12
Jumlah Sampel 69
Sumber : Nelly Masnila (2006)
19
CURRICULUM VITAE
Pendidikan
Nama Sekolah /
No Lokasi Tahun Bidang
Lembaga Pendidikan
1. SD Xaverius III Palembang Lulus 1980 -
2. SMP Negeri 8 Palembang Lulus 1983 -
3. SMA Negeri 5 Palembang Lulus 1986 -
4. Universitas Sriwijaya Palembang Lulus 1992 S1 Akuntansi
5. Universitas Padjadjaran Bandung Lulus 2006 S2 Akuntansi
Pengalaman Penelitian
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WP dalam Membayar PBB di
Kotamadya Palembang. (1998).
b. Beberapa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Menjadi Distributor
Perusahaan MLM di Kota Palembang. (2000).
c. Hubungan Tingkat Bunga terhadap Jumlah Transaksi Gadai di Perum
Pegadaian Kotamadya Palembang. (2000).
d. Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi terhadap Kemampuan Perusahaan
Mendapatkan Laba. (2002).
e. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Industri yang
Terdaftar di BEJ. (2005-2006).
f. Analisis Pola Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2007-2008).
20
Makalah/Publikasi
a. Harmonisasi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Dampaknya terhadap
Pendidikan Akuntansi di Indonesia. (2004).
b. Social Accounting dan Corporate Social Responsibility : Sebuah Paradigma
Baru, (Majalah Teknika, 2006).
c. Aspek Perilaku Manusia dalam Proses Penganggaran, 2008.
Pelatihan
1. Pelatihan Metodologi Pengajaran – Bandung (1996)
2. Pelatihan Pengajaran Lab. Akuntansi – Semarang (1999)
3. Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian Dosen Muda – Bogor (2006)
4. Pelatihan Auditing – Bandung (2007)
5. Studi banding proses pembelajaran pada Ngee Ann Polytechnic Singapura
(2007)
21