Вы находитесь на странице: 1из 12

STUDI BATIK TULIS

(Kasus di Perusahaan Batik Ismoyo Dukuh Butuh Desa


Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen)
Encus Dyah Ayoe Moerniwati
Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret

Abstract: The aims of this research are to know: (1) the establishment background of Batik
Ismoyo Campany at Butuh, Gedongan, Plupuh, Sragen, (2) the making process of batik tulis in
Batik Ismoyo Company, (3) the kinds of product of batik tulis produced by Batik Ismoyo
company, (4) the special characteristics of batik tulis in Batik Ismoyo company, (5) the
marketing system of batik tulis in Batik Ismoyo Company, (6) the positive and negative impacts
that felt by people around Batik Ismoyo Company.
The method used in this research is a descriptive qualitative method. The research strategy used
is stake-single case study. The sources of data are informant, place and research, result of work,
archives, and documents. The sampling technique is purposive sampling. The trustworthiness
techniques used are triangulation and review informant. There are three main components to
analyze the data; they are data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The
researcher uses four stages of the research procedures; they are preparation, field work,
analysis data, and final result of the report.
Based on this research, the researcher can conclude: (1) Marjiyanto motivation to improved
the economic condition of his family is the background of establishment Batik Ismoyo Company.
The name of Ismoyo chosen as the name of the company taken from one of the puppet
characters, (2) the making process of batik tulis in Batik Ismoyo Company begins with the
design, nyorek, ngengrengi, ngisen, Isen, nyolet, ngeblok, coloring and nglorod and owners
directly involved in the process in order to remain control the quality of batik, (3) Products in
Company Batik Ismoyo such as clothing for men and women ready to wear as well as in the
form of batik cloth sheet, from fabric Primissima, dobi and silk ATBM, (4) batik tulis produced
by Batik Ismoyo Company doesnt have special characteristics (5) Batik Ismoyo Company focus
on marketing through an owned showroom in Central Jakarta Tamrin’s market, (6) The
Company Batik Ismoyo gives positive impact to people around the company. Many people
around who make membatik as a side job and the company provides opportunities to islamic
elementary school to learn about membatik.
merupakan ikon produk Indonesia yang
Keyword: Batik Tulis, Plupuh, Sragen memiliki nilai historis dan memiliki citra
ekslusif yang menggambarkan status
pemakainya.
PENDAHULUAN Batik, sebagai sebuah karya budaya
Batik adalah karya budaya yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena
merupakan warisan nenek moyang dan menjadi sumber hidup bagi para
memiliki nilai seni yang tinggi, dengan pengrajinnya, membuka lapangan usaha,
corak, serta tata warna yang khas milik suatu menambah devisa negara, dan mendukung
daerah yang menunjukkan identitas bangsa kepariwisataan yang sangat potensial. Tentu
Indonesia. Batik sebagai aset budaya sudah tidak asing lagi bagi kita, kota mana

30
saja yang menjadi pusat batik, karena kota Perusahaan Batik Ismoyo?
ini sudah terkenal sejak dulu kala, 6. Apa dampak positif dan dampak
diantaranya adalah Yogyakarta, Solo, negatif yang dirasakan oleh masyarakat
Pekalongan, Cirebon, Lasem, Tasikmalaya, yang berada di sekitar Perusahaan
Kalimantan Timur, Madura dan Bali. Batik Ismoyo?.
Daerah industri batik yang terdapat
di kabupaten Sragen sendiri berada di BATIK Sejarah Batik di Indonesia
Kecamatan Masaran dan Di Indonesia, batik dipercaya sudah
Kecamatan ada semenjak zaman Majapahit, oleh karena
Plupuh. Desa-desa yang merupakan sentra itu batik di Indonesia sangat erat
pengrajin batik di wilayah Kecamatan hubungannya dengan kerajaan Majapahit
Masaran adalah Desa Kliwonan dan Desa dan penyebaran agama Islam di Jawa.
Pilang, sedangkan yang berada di wilayah Dalam beberapa catatan, pengembangan
Kecamatan Plupuh antara lain di Desa batik banyak dilakukan pada masa-masa
Gedongan, Desa Jabung dan Desa Pungsari kerajaan Mataram, kemudian pada masa
(Supriyadi, 2011: 1) kerajaan Solo dan Yogyakarta (Dedi, 2009:
Disini Perusahaan Batik Ismoyo 6). Jadi, kesenian batik sudah dikenal sejak
sangat berperan penting dalam melestarikan zaman kerajaan Majapahit dan terus
salah satu kebudayaan Jawa, yaitu batik berkembang pada kerajaan dan raja
khususnya batik tulis. Oleh karena itu berikutnya. Kemudian pada abad ke-18 atau
sebagai mahasiswa yang memiliki abad ke-19 batik mulai meluas ke wilayah
kewajiban untuk mengabdi pada Indonesia.
masyarakat, penulis ingin mengangkat batik G. P Rouffer berpendapat bahwa
tulis di Perusahaan Batik Ismoyo agar (dalam Soemarjadi dkk, 2001: 134) Batik
dikenal, disukai, dan dinikmati oleh Jawa adalah berasal dari luar, dibawa
masyarakat luas. Hal tersebut yang pertama kali oleh orang Kalingga dan
kemudian melatar belakangi penulis untuk Karomandel, keduanya adalah bangsa India.
mengkaji batik pada Perusahaan Batik Pada permulaannya mereka sebagai
Ismoyo di Dukuh Butuh, Rt. 07 Desa pedagang, kemudian berimigran kolonisator
Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten sejak kurang lebih 400 AD, dan mulai
Sragen. berpengaruh di Jawa. Dengan adanya
bantahan tersebut jelas bahwa batik datang
Berdasarkan uraian di atas, dari luar Indonesia, yakni dari Kalingga dan
rumusan masalah dalam penelitian ini Karomandel di India. Kenyataan
adalah sebagai berikut: menunjukkan bahwa ragam hias batik
1. Bagaimana latar belakang berdirinya terdapat di Indonesia dengan ragam hias
Perusahaan Batik Ismoyo? batik di India tidak memiliki kesamaan, hal
2. Bagaimanakah proses pembuatan batik ini membuktikan bahwa batik yang
tulis di Perusahaan Batik Ismoyo? berkembang di Indonesia tidak datang dari
3. Jenis-jenis produk batik tulis apa saja India, dengan demikian pendapat batik
yang dihasilkan oleh Perusahaan Batik Indonesia berasal dari India menjadi
Ismoyo? diragukan (Susanti dalam
4. Apakah yang menjadi ciri khas dalam Soemarjadi dkk, 2001: 134).
batik tulis pada Perusahaan Batik
Ismoyo? Pengertian Batik
5. Bagaimana sistem pemasaran Menurut Djumena (1990: IX) seni
di batik adalah salah satu kesenian khas

31
Indonesia yang telah sejak berabad-abad diantaranya adalah latar belakang
lamanya hidup dan berkembang, sehingga kebudayaan, kepercayaan, adat istiadat,
merupakan salah satu bukti peninggalan sifat, tata kehidupan, lingkungan alam, cita
sejarah budaya bangsa Indonesia. Banyak rasa, tingkat ketrampilan dan lain-lain
hal yang dapat terungkap dari seni batik,
Dalam bahasa Jawa kata batik memakai teknik tutup celup sampai
berasal dari kata “ambatik”, yaitu kata beberapa kali.
“amba” yang berarti menulis dan akhiran Sedangkan menurut Harmoko
“tik” yang berarti titik kecil, tetesan atau (dalam Indriani, 2006: 12) batik tulis adalah
membuat titik. Jadi batik mempunyai arti batik yang dihasilkan dengan cara
menulis atau melukis. menggunakan canting tulis sebagai alat
Pada dasarnya, batik termasuk salah bantu dalam meletakkan cairan malam pada
satu jenis seni lukis. Bentuk-bentuk yang kain. Pendapat lain datang dari Prasetyo
dilukiskan diatas kain tersebut disebut (2010: 7) batik tulis adalah batik yang
dengan ragam hias. Ragam hias yang dikerjakan dengan menggunakan canting,
terdapat pada batik pada umumnya yaitu alat yang dibentuk bisa menampung
berhubungan erat dengan beberapa faktor, malam (lilin batik) dengan memiliki ujung
antara lain letak geografis, adat istiadat, dan berupa saluran atau pipa kecil untuk
kondisi alam. Pulau Jawa merupakan pusat keluarnya malam dalam membentuk
batik di Indonesia. Daerah-daerah seperti gambar awal pada permukaan kain. Dalam
Pekalongan, Yogyakarta, Surakarta, Garut, pembuatan batik, khususnya batik tulis
Indramayu, Banyumas dan Madura dibutuhkan keahlian khusus, telaten dan
merupakan sentra penghasil batik yang sabar. Hal tersebut bertujuan agar batik yang
terkenal di Indonesia. dihasilkan memiliki bentuk motif atau
Sesuai dengan desain yang luwes dan jelas.
perkembangan jaman batik juga mulai Batik tulis yang kasar dapat dilihat
berkembang jenisnya, yang awalnya hanya dari bahan yang tidak begitu halus,
berupa batik tulis sekarang sudah terdapat sedangkan untuk batik tulis ditentukan oleh
banyak batik, antara lain adalah batik ikat beberapa hal, yaitu:
celup, batik cap, batik printing dan batik a. Morinya terpilih dari yang paling halus
sablon b. Cara menulisnya
c. Babaran atau pewarnaannya berhasil
Batik Tulis baik.
Soemarjadi dkk (2001: 136)
berpendapat bahwa batik tulis adalah batik Pada dasarnya batik tulis adalah
yang dibuat dengan cara menerakan malam suatu teknik pembuatan gambar pada
pada motif yang telah dirancang dengan permukaan kain dengan cara menutup
menggunakan canting tulis. Cara ini bagian-bagian tertentu dengan
dilakukan untuk semua pemberian motif. menggunakan bahan malam atau lilin dan
Malam berfungsi sebagai bahan perintang alat canting.
warna. Motif bisa dirancang secara bebas,
karena dengan menggunakan canting tulis Bahan Membatik
hal ini sangat mudah dikerjakan.Pemberian Bahan yang digunakan dalam
warna juga dimungkinkan dengan bebas, membuat batik tulis terdiri dari kain, lilin
baik melalui celupan maupun melalui batik atau malam dan pewarna batik
coletan. Disamping itu juga dimungkinkan (Kurniadi, 1996: 12-16).
untuk memberikan warna ganda dengan

32
Berikut penjelasan dari bahan-bahan mempunyai sifat lentur dan ringan (Aziz,
yang diperlukan dalam membuat batik: 2010: 47). Menurut Sumintarsih (dalam
1. Kain Jantran, 2009: 692), canting adalah alat
Kain batik seperti halnya seperti kainkain untuk mewadahi malam panas yang
yang lainya dibuat dengan dasar prinsip dibuat dari bahan tembaga agar dapat
yang sederhana dari bahan benang yang menahan panas lebih lama sehingga
digabung secara memanjang dan malam dalam canting tahan lama
melintang. Pada awalnya kain batik mencairnya.
hanya terbuat dari jenis serat alam, 2. Gawangan
utamanya kapas (tumbuhan) dan Gawangan biasanya terbuat dari bambu
sutera (hewan) atau kayu jati, bentuknya dua batang
(Kurniadi, 1996: 12). bambu bulat melintang dengan empat
2. Lilin batik atau malam Menurut Widodo kaki dan gunanya adalah untuk
(1983: 10) lilin batik adalah bahan yang meletakkan (sampiran) mori atau kain
dipakai untuk menutup permukaan kain yang akan dibatik (Widodo, 1983: 7).
menurut motif batik, sehingga permukaan Fungsi dari gawangan menurut Aziz
yang tertutup tidak terkena warna yang (2010: 43) adalah untuk
diberikan pada kain. menggantungkanatau menyangkutkan
3. Pewarna batik serta membentangkan kain mori sewaktu
Pewarna batik alami biasanya berasal akan dibatik dengan canting.
dari tumbuh-tumbuhan yang diproses 3. Kompor
secara tradisional. Zat warna tersebut Pada masa lalu para pengrajin batik
biasanya diambil atau terbuat dari akar, menggunakan “Anglo” sebagai alat
batang, kulit kayu, daun dan bunga. pemanas lilin batik atau malam, karena
Namun sekarang pewarna yang membatik biasanya menggunakan
digunakan dalam pewarnaan batik tidak peralatan yang sifatnya tradisional.
hanya menggunakan pewarna alami saja, Penggunaan Anglo ini dibutuhkan
tetapi juga menggunakan pewarna kesabaran dan ketelatenan untuk
buatan atau sintetis. Pewarna sintetis menjaga nyala api agar api tetap stabil.
tersebut antara lain adalah Naptol, Pengrajin batik sekarang lebih suka
Remazol dan Indigosol. menggunakan kompor, alasanya
penggunaan kompor lebih mudah
Alat Membatik dikendalikan dari pada penggunaan
Perlengkapan yang digunakan dalam anglo (Kurniadi, 1996: 19).
membuat batik tulis adalah peralatan yang 4. Wajan
sifatnya tradisional dan khas, walaupun Wajan adalah alat yang digunakan untuk
sekarang mengalami penyempurnaan baik mencairkan malam atau lilin batik, wajan
bentuk dan kualitas bahan namun manfaat bisa dibuat dari logam atau tanah liat
atau fungsinya tetap sama. Adapun (Riyanto, 1993: 8). Wajan yang
peralatan yang digunakan dalam pembuatan digunakan oleh pengrajin batik pada
batik tulis diantaranya adalah: 1. Canting masa lalu adalah wajan yang terbuat dari
Canting adalah alat yang dipakai untuk tanah liat, hal tersebut dikarenakan
memindahkan atau mengambil cairan. tangkai pada wajannya tidak panas,
Canting untuk membatik adalah alat hanya saja proses pemanasanya agak
kecil yang terbuat dari tembaga dan lambat.
bambu sebagai penggangannya yang

33
5. Bak Celup Kurniadi (1996: 20) Kurniadi (1996: 26) mengungkapkan
berpendapat “Bak celup diperuntukkan bahwa “Agar bagian-bagian tertentu
untuk memberi warna pada kain dengan tidak terkena warna, maka diperlukan
jenis warna tertentu, sehingga besar kecil perintang terhadap warna, yaitu dengan
bak celup serta jumlah bak celup cara pemberian lilin batik. Pemberian
disesuaikan dengan kebutuhan. Yang lilin batik dapat dilakukan bertahap,
perlu diperhatikan didalam penyediaan yaitu tahap awal ngrengreng sampai
bak celup adalah bak celup tersebut kuat tahap akhir sebelum dilorod”.
atau tidak bocor dan, dapat menampung 3. Tahap pewarnaan batik Menurut Sewan
kain yang dicelup” Susanto (1980: 8-9) ada beberapa macam
6. Ketek atau Panci cara pewarnaan pada pembuatan kain
7. Ketel atau panci ini biasanya terbuat dari batik, antara lain adalah
logam yang berfungsi untuk :
menghilangkan lilin batik atau malam 1) Medel
dengan cara kain direbus dengan air dan Medel adalah memberi warna biru tua
diberi abu soda secukupknya (Kurniadi, pada kain setelah kain selesai dicanting.
1996: 20). Ketel atau panci yang Untuk kain sogan kerokan maka medel
digunakan harus memiliki ketebalan yang adalah warna pertama yang diberikan
cukup dan besar sesuai dengan jumlah pada kain. Medel ini dilakukan dengan
kain yang akan dilorod. cara dicelup. 2) Celupan warna dasar
Tujuan pemberian warna dasar adalah
Langkah-langkah Membatik agar warna dasar berikutnya tidak
Dalam pembuatan batik tulis harus berubah atau tidak tetumpangan warna
melalui beberapa tahapan, tahapan-tahapan lainya. 3) Menggadung
tersebut adalah sebagai Menggadung adalah menyiram kain
berikut batik dengan larutan zat warna. Caranya
(Kurniadi,1996: 24) : adalah kain dibentangkan pada papan
1. Tahap persiapan atau meja kemudian disiram dengan zat
Dalam tahap perisiapan ini juga terbagi warna, dengan cara ini akan menghemat
dari beberapa tahap, tahapan-tahapan zat warna tetapi hasilnya kurang merata.
tersebut adalah: 4) Coletan atau dulitan
a. Pemtongan kain Pewarnaan dengan cara coletan atau
b. Mencuci kain atau ngirah dulitan adalah memberi warna pada
c. Menganji mori atau ngloyor kain batik dengan zat warna yang
d. Ngempleng dikanvaskan atau dilukiskan dimana
2. Tahap pelekatan atau pemberian lilin daerah yang diwarnai itu dibatasi oleh
batik garis-garis lilin, sehingga warna tidak
meluas kedaerah yang lainya.
5) Menyoga tertutup malam, dengan cara sebagai
Menyoga adalah memberi warna pada berikut (Kurniadi, 1996: 28-29)
kain batik. Menyoga kain batik ini :
biasanya dilakukan pada akhir. 1) Menghilangkan sebagian lilin atau
4. Tahap penghilangan lilin atau finishing malam batik
Penghilangan lilin atau malam batik Menghilangkan sebagian lilin pada
dilakukan untuk mendapatkan corak atau kain ini dengan cara “dikerok”, yaitu
gambar pada kain agar terbuka atau tidak

34
menggaruk lilin pada kain dengan arti. Ornamen tambahan tidak
menggunakan pisau atau palet. mempunyai arti dalam pembentukan
2) Menghilangkan keseluruhan lilin atau motif dan berfungsi sebagai pengisi
malam batik Cara untuk bidang.
menghilangkan malam keseluruhan 2. Isen motif
adalah dengan proses perebusan kain Isen motif berupa titik-titik, garis-garis,
atau disebut gabungan titik dan garis ayng berfungsi
“nglorod”. Pada proses ini sebaiknya untuk mengisi ornamen-ornamen dari
perebusan air dalam keadaan motif atau pengisi bidang diantara
mendidih dan ditambahkan ± 10 gram ornamen-ornamen tersebut. Kurniadi
bubuk soda untuk 1 liter air. (1996: 68-69) menyebutkan terdapat dua
golongan motif batik, yaitu:
Motif Batik 1. Kelompok motif dengan ornamen
Pada dasarnya, dari setiap coretan di geometris
atas kain mori, batik memiliki filosofi a. Motif banji
tersendiri, tergantung siapa dan apa tujuan b. Motif ganggeng
dari sang pembatik. Dalam proses c. Motif anyaman
pembuatan batik tulis, batik tersebut d. Motif lereng
melambangkan kesabaran pengrajinya 2. Kelompok motif dengan ornamen non
karena hiasan dibuat dengan teliti dan geometris
melalui proses yang panjang. Untuk Motif tradisional di Indonesia paling
kesempurnaan motif pada batik banyak menampilkan ornamen
menyiratkan ketenangan dari pengrajinya. tumbuhan-tumbuhan, meru, burung
Motif- motif batik pada umunya atau lorloran, serta binatang yang
mempunyai dua macam keindahan, yaitu tersusun geometris. Golongan ini
keindahan visual dan keindahan filosofis. disebut semen (Sewan Susanto dalam
Keindahan visual adalah rasa indah yang Kurniadi, 1996: 68).
diperoleh karena perpaduan yang harmoni
dari susunan bentuk dan warna melalui
Pada sisi yang lain, corak batik
penglihatan atau panca indera, sedangkan
tertentu dipercaya memiliki kekuatan gaib
keindahan filosofi adalah rasa indah yang
dan hanya boleh dikenakan oleh kalangan
diperoleh karena susunan arti dari sebuah
orang tertentu pula. Misalnya, motif parang
lambang ornamen-ornamen yang membuat
yang melambangkan kekuatan dan
gambaran sesuai dengan paham yang
kekuasaan, kain ini biasanya hanya boleh
dimengerti (Sewan Susanto dalam Indriani,
dikenakan oleh para penguasa dan kesatria
2006: 15).
(Aziz, 2010: 33). Batik jenis ini harus dibuat
Menurut Kurniadi (1996: 66) motif
dengan ketenangan dan kesabaran yang
batik adalah kerangka gambar
tinggi. Sebab, kesalahan dalam proses
yang mewujudkan batik secara
pembatikan dipercaya akan menghilangkan
keseluruhan, motif disebut pula corak batik
kekuatan yang ada dalam batik tersebut.
atau pola batik. Menurut unsur-unsurnya
motif batik dibagi menjadi dua bagian yang Selain proses pembuatan batik yang penuh
utama, yaitu: dengan makna filosofis, corak batik juga
1. Ornamen motif batik terdiri dari motif merupakan simbol-simbol penuh makna
utama dan motif tambahan. Ornamen yang memperlihatkan cara berpikir
utama adalah suatu ragam hias yang masyarakat pembuat batik tersebut.
menentukan dari pada motif tersebut, dan Misalnya, corak yang terdapat pada batik
pada umumnya ornamen utama memiliki Madura melambangkan ciri khas dan watak

35
masyarakat Madura, begitu pula dengan pada seleksi. Sesuai dengan uraian
daerah-daerah yang lainya. diatas, maka teknik sampling dalam
penelitian ini menggunakan teknik
METODE PENELITIAN purposive sampling.
Penelitian ini dilaksanakan pada Purposive sampling memiliki
Perusahaan Batik Ismoyo milik Bapak kecenderungan peneliti memilih informan
Marjiyanto yang beralamatkan di Dukuh yang di anggap mengetahui informasi dan
Butuh, Rt. 07 Desa Gedongan Kecamatan permasalahanya yang mantap (Sutopo,
Plupuh Kabupaten Sragen dan dilaksanakan 2002:56). Adapun sampling dalam
selama kurun waktu 3 bulan, yakni bulan penelitian ini adalah Bapak Marjiyanto
Juni 2012 sampai bulan Agustus 2012. selaku pemilik perusahaan, karyawan
Penelitian ini menggunakan metode perusahaan, beberapa warga yang tinggal
penelitian deskriptif kualitatif, yaitu disekitar perusahaan dan beberapa
penelitian yang menghasilkan data-data pelanggan dari Perusahaan Batik Ismoyo.
berupa kata-kata atau lisan maupun gambar Pengujian data yang terkumpul
dari orang (informan) maupun peristiwa apakah memiliki tingkat kebenaran atau
yang sedang diamati (Moleong, 1988:7). tidak, maka dilakukan pengecekan data yang
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini disebut dengan validitas data. Validitas data
adalah studi kasus tunggal terpancang akan membuktikan apakah data yang
(embedded research) sesuai dengan diperoleh sesuai dengan apa yang ada di
pendapat Sutopo (2002:112) bahwa lapangan atau tidak. Menurut Nasution,
“Penelitian terpancang merupakan suatu validitas adalah membuktikan apa yang
langkah sebelum melakukan penelitian diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang
harus memilih dan membentuk variabel sesungguhnya ada dalam kenyataan dan
yang menjadi fokus utamanya namun tetap apakah ada atau terjadi (dalam Utomo,
terbuka dengan sifat interaktif dan 2006:23). Validitas data yang digunakan
menentukan variabel utamanya”. dalam penelitian ini adalah Triangulasi data
Dalam penelitian ini memiliki obyek dan Reviu informan.
tunggal yaitu Perusahaan Batik Ismoyo, Menurut Miles dan Huberman
maka strategi penelitian menggunakan (dalam Sutopo, 2002: 91), ada tiga
strategi tunggal terpancang, disebut dengan komponen penting dalam analisis data,
tunggal terpancang karena penelitian ini komponen tersebut adalah (1) reduksi data,
akan dilaksanakan pada satu lokasi saja dan (2) sajian data, dan (3) penarikan
sebelum dilaksanakan penelitian sudah kesimpulan dan verifikasi. Dalam penelitian
direncanakan, apa yang diteliti dibatasi pada yang ini juga menggunakan analisis data
rumusan masalah yang menjadi obyek yang terdiri dari tiga komponen, yaitu
kajian. Reduksi data, Sajian data dan Penarikan
Sumber data yang diperoleh berasal kesimpulan atau Verifikasi.
dari tiga sumber, yaitu informan, tempat
dan peristiwa, dokumentasi dan PEMBAHASAN Latar Belakang
kepustakaan. Teknik pengumpulan data Perusahaan Batik Ismoyo
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan Batik Ismoyo adalah
obserasi, wawancara dan dokumentasi. salah satu perusahaan yang berperan penting
Menurut pendapat dalam melestarikan warisan budaya
Sutopo (2002:55) teknik cuplikan Indonesia, khusunya batik tulis yang telah
merupakan suatau bentuk khusus atau menjadi ciri khas kain tradisional Jawa.
proses bagi pemusatan atau pemilihan Perusahaan Batik Ismoyo dirintis oleh
dalam penelitian yang mengarah

36
Bapak Marjiyanto bersama istrinya sejak b. Alat
tahun 1997. Alat atau perlengkapan yang
Bapak Marjiyanto termotivasi untuk digunakan dalam proses membatik di
memperbaiki keadaan ekonomi di Perusahaan Batik Ismoyo sama halnya
keluarganya, yaitu dengan jalan mendirikan dengan peralatan yang digunakan untuk
usaha batik tulis secara mandiri. Bersama membatik di tempat-tempat lainya. Berikut
dengan istrinya. Kegiatan membuat batik alat-alat yang digunakan dalam proses
dilakukan oleh bapak Marjiyanto sejak pembuatan batik tulis: 1. Alat-alat untuk
tahun 1997 walaupun tidak dalam jumlah proses pembuatan pola Alat yang digunakan
yang besar, tetapi berkat keuletan dan dalam proses pembuatan pola adalah meja
ketelatenan bapak Marjiyanto beserta pola, pensil berkode B, penghapus dan
istrinya maka pada tahun 2005 ,bapak penggaris.
Marjiyanto mulai mengembangkan usaha 2. Alat-alat untuk proses mola atau nyorek
batiknya dan memutuskan untuk mendirikan Alat yang digunakan dalam proses mola
perusahaan batik sendiri dengan nama adalah meja, pensil berkode B, lampu,
Ismoyo. Nama Ismoyo diambil dari salah penggaris, klip kertas dan pemberat. 3. Alat-
satu tokoh wayang yang terkenal, tetapi alat untuk proses pembatikan Alat yang
tidak banyak yang tahu tentang siapa digunakan dalam proses pembatikan adalah
sebenarnya tokoh wayang tersebut. canting klowong, canting cecek, canting
tembokan, canting ceret, kompor, wajan,
Proses Pembuatan Batik Tulis Di gasakan, dingklik dan gawangan.
Perusahaan Batik Ismoyo. 4. Alat-alat untuk proses pewarnaan
Proses pembuatan batik tulis di Alat yang digunakan dalam proses
Perusahaan Batik Ismoyo pada umumnya pewarnaan adalah ember, bak celup,
sama dengan proses pembuatan batik tulis di timbangan, pider, plastik, bak air dan
tempat pengrajin lainya. Sebelum proses angkong.
pembuatan batik tulis dimulai, yang pertama 5. Alat-alat untuk proses pelorodan dan
kali dilakukan adalah menyiapkan alat dan finishing
bahan yang akan digunakan dalam proses Alat yang digunakan daalm proses
membatik. Berikut alat dan bahan yang pelorodan dan finishing adalah drum,
digunakan dalam proses pembuatan batik tungku, bambu, bak air dan gayung.
tulis di Perusahaan Batik Ismoyo : a. Bahan Setelah tersedia seluruh bahan dan
Bahan – bahan yang digunakan alat yang diperlukan dalam proses
dalam proses pembuatan batik tulis di pembuatan batik tulis di Perusahaan Batik
Perusahaan Batik Ismoyo adalah sebagai Ismoyo, langkah selanjutnya adalah
berikut: memulai proses pembuatan batik tulis.
1) Kertas kalkir untuk pembuatan pola Proses atau tahapan-tahapan pembuatan
batik tulis batik tulis di Perusahaan Batik Ismoyo
2) Kertas carbon adalah sebagai berikut a. Tahap persiapan
3) Kain Primissima, kain dobi dan kain Pada tahap persiapan langkahlangkahnya
suter ATBM diawali dengan pembuatan desain batik,
4) Malam atau lilin batik pemotongan kain dan mola atau nyorek
5) Pewarna batik Remazol b. Tahap pembatikan
6) Water glass cair dan kental Pada tahap pembatikan
7) Pigmen lagkahlangkahnya adalah membatik
8) Kostik kerongko, ngisen-ngiseni, penyeleksian
kain batik, nyolet, dan ngeblok atau
nemboki

37
c. Tahap pewarnaan batik Pada tahap Sragen, ternyata batik tulis yang di produksi
pewarnaan batik langkahlangkahnya oleh Perusahaan Batik Ismoyo tidak
diawali dengan penyeleksian memiliki ciri khas tersendiri, jadi yang dapat
kain batik, penyiapan pewarna remazol membedakan batik tulis ini batik tulis yang
yang akan digunakan, pencelupa kain di produksi oleh Perusahaan Batik Ismoyo
batik ke larutan pewarna, atau bukan adalah dengan melihat merek
pemberian kain batik dengan campuran yang biasanya tertera pada produk batik tulis
water glass dan kostik, dan pencucian tersebut.
kain batik
d. Tahap pelorodan dan finishing Sistem Pemasaran Batik Tulis Di
Pada tahap ini, langkah-langkahnya Perusahaan Batik Ismoyo
adalah penyiapan alat dan bahan, Dua tahun terakhir ini pemasaran
pelorodan, pencucian kain, penjemuran batik tulis yang di produksi oleh Perusahaan
dan finishing. Batik Ismoyo difukoskan ke showroom yang
di miliki oleh Perusahaan Batik Ismoyo
Produk Batik Tulis Di Perusahaan Batik yang terdapat di pasar Tamrin Jakarta Pusat.
Ismoyo Perusahaan Batik Ismoyo memiliki tiga
Produk batik tulis yang di produksi buah showroom di pasar Tamrin yang di
oleh Perusahaan Batik Ismoyo untuk saat ini kelola oleh kedua putri bapak Marjiyanto.
hanyalah untuk dewasa, baik laki-laki Untuk alamat lengkap showroom
ataupun wanita. Dulu pernah membuat baju Perusahaan Batik Ismoyo adalah Thamrin
untuk anak-anak, tetapi peminatnya sangat City Lt. Dasar, Blok A 5 No. 1, Blok A 6a
sedikit sekali sehingga bapak Marjiyanto No. 2, Blok A 7a No. 1. Jl. Thamrin
memutuskan untuk tidak memproduksi Boulevard, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
batik tulis untuk anak-anak, kalaupun Tetapi jika ada konsumen yang memesan
memproduksi itu hanya jika ada kain batik batik tulis ke Perusahaan Batik Ismoyo juga
tulis sisa yang bisa di manfaatkan. akan di layani, tergantung dari kesibukan
Tidak semua kain batik tulis yang di dari perusahaan tersebut.
produksi oleh Perusahaan Batik Ismoyo di
jadikan produk siap pakai, tetapi juga di jual SIMPULAN DAN SARAN
dalam bentuk kain batik tulis. Harganya Berdasarkan hasil penelitian yang
sendiri Rp. 450.000-, sampai Rp. 1.000.000- diuraikan pada pembahasan, maka dapat
, untuk kain batik tulis yang berbahan sutera disimpulkan sebagai berikut:
ATBM, Rp. 125.000-, sampai Rp. 300.000- 1. Perusahaan Batik Ismoyo adalah salah
, untuk kain batik tulis yang berbahan dobi satu perusahaan yang berperan penting
dan primisima. Yang mempengaruhi mahal dalam melestarikan batik tulis yang
atau tidaknya harga batik tersebut adalah merupakan salah satu warisan
segi motifnya, semakin sulit dan penuh kebudayaan bangsa Indonesia. Motivasi
motif batik tulis tersebut, maka harga batik bapak Marjiyanto yang ingin
tulis tersebut akan semakin mahal. memperbaiki keadaan ekonomi di
keluarganya adalah yang melatar
Ciri Khas Batik Tulis Di Perusahaan belakangi berdirinya Perusahaan Batik
Batik Ismoyo Ismoyo. Pemilihan nama Ismoyo sebagai
Batik tulis yang di produksi oleh nama perusahaan, dengan harapan
Perusahaan Batik Ismoyo terdiri dari Perusahaan Batik Ismoyo memiliki
berbagai macam motif dan warna. Setelah 2. Proses pembuatan batik tulis di
membandingkan dengan batik tulis-batik Perusahaan Batik Ismoyo pada umumnya
tulis yang terdapat di daerah Kabupaten sama dengan proses pembuatan batik

38
tulis di tempat pengrajin lainya, yang warga sekitar, Sekolah Dasar Islam
diawali dari pembuatan desain, nyorek, Terpadu Gemolong juga merasakan
ngengrengi, ngisen-isen,nyolet, ngeblok, dampak positifnya, yaitu dari pihak
pewarnaan dan nglorod. Dalam proses perusahaan memberikan kesempatan
pembuatan batik tulis di Perusahaan bagi siswa-siswi di sekolah tersebut
Batik Ismoyo, pemilik terlibat langsung untuk memperdalam pengetahuan
dalam proses tersebut, walaupun tidak mereka tentang bagaimana proses
dalam semua proses, hal ini memiliki pembuatan batik tulis serta belajar
tujuan untuk tetap dapat mengontrol membuat batik tulis tanpa dipungut biaya
kualitas batik tulis yang dihasilkan sedikitpun.
3. Produk batik tulis di Perusahaan Batik
Ismoyo adalah berupa pakaian untuk pria
dan wanita dewasa siap pakai maupun
dalam bentuk lembaran kain batik tulis,
serta dari bahan kain primissima, dobi Berdasarkan pada paparan dan
dan sutera ATBM kesimpulan, penulis menyarankan
4. Batik tulis yang di produksi oleh beberapa hal sebagai berikut :
Perusahaan Batik Ismoyo pada umumnya 1. Untuk Perusahaan Batik Ismoyo
sama dengan batik tulis-batik tulis yang a) Alangkah lebih baik, jika produk batik
terdapat di daerah Kabupaten Sragen. tulis yang dihasilkan memiliki ciri
Batik tulis di Perusahaan Batik ismoyo khas yang dapat membedakan antara
tidak memiliki ciri khas ataupun pakem batik tulis hasil produksi Perusahaan
tersendiri, jadi untuk dapat membedakan Batik Ismoyo dengan batik tulis hasil
batik tulis tersebut hasil produksi produksi perusahaanperusahaan
Perusahaan Batik Ismoyo atau lainya
bukan adalah dengan cara melihat label b) Perlu adanya hak merek untuk produk
merek yang biasanya terdapat dapat batik tulis Perusahaan Batik
produk batik tulis tersebut. Ismoyo
5. Perusahaan Batik Ismoyo untuk dua c) Perlu di adakan sistem pemasaran
tahun terakhir ini memfokuskan lewat media online, karena dengan
pemasaranya melalui showroom yang media online pembeli batik tulis dapat
dimiliki oleh perusahaan di pasar Tamrin dari berbagai wilayah dan hal tersebut
Jakarta Pusat, tetapi tidak menutup akan memudahkan konsumen jika
kemungkinan perusahaan ini untuk akan membeli batik tulis di
menerima pesanan dari pihak lain Perusahaan batik Ismoyo tanpa harus
6. Dengan adanya Perusahaan Batik datang langsung ke showroom atau ke
Ismoyo yang berlokasi di Dukuh Butuh, tempat produksi.
Rt. 07 Desa Gedongan Kecamatan 2. Untuk pembelajaran di Pendidikan Seni
Plupuh Kabupaten Sragen membawa Rupa
dampak positif bagi warga sekitar a) Diharapkan pembaca bisa memahami
perusahaan tersebut. Warga sekitar tentang batik tulis sertaikut
perusahaan mayoritas bekerja sebagai melestarikan batik tulis yang
petani, dengan adanya perusahaan ini merupakan salah satu warisan budaya
maka banyak warga yang menjadikan bangsa Indonesia
pekerjaan membatik pada Perusahaan b) Diharapkan menjadi kontribusi dalam
Batik Ismoyo sebagai pekerjaan pembelajaran mata kuliah Batik di
sampingan jika mereka sedang tidak Progam Studi Pendidikan Seni Rupa.
kesawah. Selain berdampak positif bagi

39
c) Diharapakan dapat menjadi sumber
referensi untuk penelitian lebih lanjut.

40
DAFTAR PUSTAKA

Widodo. 1983. Batik Seni Tradisional. Jakarta: Penebar Swadaya


Djumena, Nian S. 1990. Batik Dan Mitra (Batik And Its Kind). Jakarta: Djambatan. Indriani,
Diah Fitria. 2006. Studi Batik Tulis Tegalan Di Desa Kalinyamat Wetan Kecamatan Tegal
Selatan Kota Tegal. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Kurniadi, Edi. 1996. Seni Kerajinan Batik. Surakarta: SebelasMaret University Press.
Moleong, Lexy J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prasetyo, Anindito. 2010. Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia. Yogyakarta: Pura Pustaka.
Riyanto, Didik. 1995. Proses Batik: Batik Tulis- Batik Cap- Batik Printing. Solo: CV Aneka.
Sa’du, Abdul Aziz. 2010. Buku Panduan Mengenal Dan Membuat Batik. Yogyakarta: Harmoni.
Deden Dedi. 2009. Sejarah Batik Indonesia. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa.
Soemarjadi dkk. 2001. Pendidikan Keterampilan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sumnintarsih.2009. Pelestarian Batik Dan Ekonomi Kreatif. Jurnal Jantran Vol IV. Yogyakarta:
Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional
Yogyakarta.
Supriyadi, Slamet dan Sariyatun.2011. Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Batik “Girli”
Untuk Meningkatkan Perekonomian Keluarga Dan Mengembangkan Desa Wisata Di Kabupaten
Sragen. Laporan Penelitian Hasil Hibah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sutopo, H B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Susanto S K, Sewan. 1980. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian Dan
Kerajinan, Lembaga Penelitian Dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian R. I.
Utomo, Noto. 2008. Kajian Tentang Kerajinan Kaca Patri Pada Perusahaan “Aneka Karya
Glass” Di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.

41

Вам также может понравиться