Вы находитесь на странице: 1из 19

Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research (2017), 1(1), pp.

67-85
Program Studi Bimbingan dan Konseling | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan | INNOVATIVE
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) COUNSELING
ISSN (Print): 2548-3226

PROGRAM BIMBINGAN KARIR UNTUK MENINGKATKAN


KEMATANGAN KARIR MAHASISWA

S.A. Lilly Nurillah*)


*) Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia
 (e-mail) lilynur2012@gmail.com

Abstract: The background of this research was that there was tendency on the need of guidance and
counseling services for improving students’ maturity in the future. The research was aimed at
developing a career guidance program for improving students’ career maturity. This study used
descriptive method. The samples were second semester students of music, fine art and dance education
study programs of Language and Art Education Faculty (FPBS) of UPI in academic yaer 2007-2008.
Data collected by utilizing a career maturity instrument developed by the researcher. The research
concludes that (1) students’ career maturity was is mature category; (2) there was no guidance services
for improving career maturity of students of art education departments of FPBS and UPTLBK UPI; (3)
based on result of the research, a career guidance services program for improving student’s career
maturity could be formulated.

Key Words: Career Guidance Programe, Career Maturity

Rekomendasi Citasi: Nurillah, S.A. Lilly. (2017). Program Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Kematangan
Karir Mahasiswa. Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research, 1 (1), 67-85

Article History: Received on 12/15/2016; Revised on 12/24/2016; Accepted on 01/10/2017; Published Online:
01/16/2017. This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License, which
permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly
cited. © 2017 Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research

Pendahuluan pemerintahan, karir, pendidikan, pekerjaan,


dan sistem hidup lainnya.
Proses globalisasi di semua lini
kehidupan manusia tidak akan pernah ada satu Gerakan perubahan terus meningkat
pun kekuatan yang mampu mencegahnya. dan berdampak pada perubahan pola-pola
Oleh karena itu, pada akhirnya batas-batas kebutuhan dan permasalahan karir individu
negara secara geografis menjadi tidak penting, yang semakin kompleks. Kebutuhan–
dan bahkan dapat dikatakan sudah tidak ada kebutuhan mendesak dari gerakan perubahan
lagi (Suyanto, 2006: 10). Arus keluar yang dimaksud, di antaranya : (1)
masuknya informasi, pengetahuan, dan merencanakan pendidikan pasca sekolah
teknologi telah mempengaruhi kehidupan menengah yang berorientasi karir; (2)
global manusia baik secara individu maupun memperoleh keterampilan umum dalam cakap
kelompok di setiap negara. kerja, adaptasi kerja, dan peningkatan kerja
sehingga mampu mengikuti perubahan dunia
Hyot and Wickwire (2001) dalam kerja setelah dewasa; (3) penekanan
tulisannya yang berjudul “Knowledge-
pentingnya nilai-nilai kerja; (4) merencanakan
information-Service Era Changes in Work and
cara-cara menyibukkan diri dalam pekerjaan
Education and the Changing Role of the sebagai bagian dari keseluruhan
School Counselor in Career Education” perkembangan karir (Hyot & Wickwire,
menyatakan bahwa era layanan informasi
2001); dan (5) membutuhkan informasi karir
pengetahuan mencerminkan perubahan yang
secara cepat, akurat, mudah, dan inovatif
saling terkait dalam aspek sosial, ekonomi, sehingga memiliki orientasi karir yang mantap

67
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.1, No.1, Januari 2017
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling Nurrillah, S.A. Lilly

yang pada akhirnya dapat membuat keputusan Fakta lainnya tentang kualitas SDM
karir (Sexton et al. dalam Whiston, 2000). bangsa Indonesia yang bermutu belum
maksimal. Fakta ini ditegaskan oleh Menteri
Kenyataan di atas merupakan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Waspada,
tantangan sekaligus ancaman bagi setiap
2004) bahwa pekerja Indonesia sangat
bangsa di dunia. Menjadi tantangan karena
memprihatinkan kualitasnya karena
dengan kemajuan pesat yang terjadi dalam
menempati posisi terendah dari 12 negara
ilmu pengetahuan dan teknologi informasi
ASEAN. Dengan kondisi ini wajar jika riset
membuka peluang-peluang global yang secara
yang dilakukan oleh PERC (Kompas, 2003)
kompetitif dapat memberikan keuntungan
menunjukkan bahwa kualitas tenaga kerja
sangat massive. Di lain pihak, akan menjadi
Indonesia sejajar dengan negara-negara
ancaman bila suatu bangsa atau negara tidak
Afrika, atau dengan kata lain menduduki
mempersiapkan diri untuk menyelaraskan
posisi 95 dari 110 negara yang disurvey.
antara kapabilitas manusianya dengan tuntutan
perubahan zaman yang berkembang sangat Berkaitan dengan persoalan rendahnya
pesat. HDI Indonesia, pemerintah Indonesia
membuat kebijakan link and match untuk
Sumber daya manusia (SDM) yang
menjebatani antara dunia Peguruan Tinggi
berkualitas dan memiliki kapabilitas tinggi
(PT) dengan dunia kerja profesional
hanya akan tercipta melalui proses pendidikan
(Djojonegoro dalam Suyanto, 2006). Mengapa
(Isjoni, 2006: 27). Artinya pendidikan
demikian? Karena dunia kerja selalu menuntut
merupakan investasi yang dalam jangka
profesionalisme dari angkatan kerja yang ada.
panjang memiliki rate of return paling tinggi.
Realitasnya ialah, saat ini angkatan kerja di
Sebagai bangsa, Indonesia telah Indonesia sebagian besar justru tidak
memiliki sebuah sistem pendidikan yang profesional pada bidangnya masing-masing.
dikokohkan dengan adanya UU No. 20 tahun Bayangkan, dari 2% angkatan kerja yang
2003. Persoalannya ialah, apakah sistem berpendidikan tinggi sebagian besarnya tidak
pendidikan yang ada saat ini telah efektif mampu mengimbangi tuntutan
untuk mendidik bangsa Indonesia menjadi profesionalisme dunia kerja. Melihat keadaan
bangsa yang modern; memiliki kemampuan itu tentu dapat dimengerti bila HDI Indonesia
daya saing tinggi di tengah-tengah persaingan berada pada posisi rendah.
global abad ke-21?
Serangkaian fakta di atas seyogianya
Berbicara kemampuan, tenaga ahli juga menjadi perhatian Universitas Pendidikan
yang ada di Indonesia belum memadai untuk Indonesia (UPI). Sebagai salah satu dari enam
mengikuti persaingan global. Dilihat dari perguruan tinggi di Indonesia yang berstatus
pendidikannya, sebagian angkatan kerja (53%) BHMN (PP No. 6/2004), UPI merupakan
tidak berpendidikan. Mereka yang institusi pendidikan yang melahirkan kaum
berpendidikan dasar sebanyak 34%; pendidik. Bilapun ada sejumlah jurusan yang
berpendidikan menengah 11%; dan yang sifatnya masuk pada kategori bidang non-
berpendidikan tinggi hanya 2% (Suyanto, kependidikan, namun UPI selalu menekankan
2006: 12). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan adalah jati dirinya.
bahwa daya saing kita secara global masih
Menyitir tugas UPI di atas, tampaknya
rendah.
kewaspadaan lembaga ini perlu lebih
Laporan UNDP mengenai Human ditingkatkan. Kewaspadaan tersebut, selain
Development Index (HDI) tahun 2005 yang pada seluruh bidang pendidikan yang
menunjukkan bahwa Indonesia berada pada merupakan karakter UPI, juga pada jurusan-
peringkat 110 dari 174 negara di dunia. jurusan Seni di Fakultas Pendidikan Bahasa
Bahkan, di tingkat regional yaitu pada dan Seni (FPBS). Bagaimana tidak,
beberapa negara tetangga sesama anggota perkembangan lulusan PT di Indonesia kurang
ASEAN, Indonesia masih jauh ketinggalan: begitu menggembirakan. Salah satu alasan
Singapura berada pada peringkat 34; Brunei mengapa UPI perlu waspada adalah gambaran
Darussalam ke-36; Thailand ke-52; Malaysia hasil riset Dirjen Dikti tentang tingkat
ke-53. pengangguran berdasarkan bidang studi di PT
pada tabel 1 yang menunjukkan bahwa bidang

68
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Mahasiswa Nurrillah, S.A. Lilly

pendidikan menempati kelima (10,97%) dan Bahkan, ada mahasiswa yang ketika ditanya
pada studi seni menempati urutan pertama tentang masa depannya setelah lulus dari UPI,
(18,90%) dalam hal tingkat pengangguran. hanya tertawa kemudian kebingungan.
Sehubungan dengan kondisi itu, tentu
Memang ada, beberapa mahasiswa
perasaan malu mesti ada pada diri UPI bila
UPI yang telah memiliki rencana dengan
mengingat bahwa visi yang diusungnya adalah
mengambil keputusan berkarir di suatu tempat
universitas pelopor dan unggul, a leading and
kerja, namun sayangnya pilihan dari keputusan
outstanding university.
kariernya itu sama sekali tidak berhubungan
Situasi menggempur dan dengan jurusan yang sekarang sedang dia
“mengerikan” yang dideskripsikan pelajari. Jangankan memiliki keputusan karir
sebelumnya merupakan wajah dari siap yang masuk akal (pilihannya sesuai dengan
tidaknya mahasiswa sebagai penghuni jurusannya), untuk membuat keputusan
mayoritas suatu PT dalam menghadapi dunia terhadap pilihan-pilihan karirnya pun tidak
kerja. Di dalam bahasan ini, demikian juga sistematis. Misalnya, ada seorang mahasiswa
UPI. Mahasiswa UPI tidak boleh kehilangan Jurusan Seni Rupa semester enam,
arah dan jati diri lembaga serta jurusan yang mengungkapkan rencananya setelah lulus akan
menjadi almamaternya. Kesiapan mengambil bekerja di bank swasta saudaranya menjadi
keputusan terhadap karir di masa depan setelah seorang customer service. Keputusannya
menjadi alumni UPI seyogianya sejalan agaknya sudah pasti, akan tetapi sangat
dengan bidang profesi yang digelutinya sejak berlainan dengan pendidikan yang dijalaninya.
pertama kali menginjakkan kaki di kampus. Ada juga mahasiswa yang bingung tentang
caranya membuat perencanaan di masa depan
Berbicara tentang “kesiapan”, salah
– dari mana mulainya.
satu pakar bidang bimbingan dan konseling
khususnya bimbingan karir dan perkembangan Fenomena rendahnya kualitas
karir, mengemukakan bahwa kesiapan kematangan karir mahasiswa Jurusan Seni di
individu dalam membuat keputusan karir yang UPI yang telah dideskripsikan pada dua
tepat diistilahkan dengan “kematangan karir” paragraf terakhir di atas menunjukkan mereka
(Super dalam Sharf, 1992: 155-159; Riyadi, tidak siap dalam membuat keputusan karir
2006). Kematangan karir tersebut ditandai oleh yang tepat untuk masa depannya. Kondisi
enam hal, yaitu: (1) keterlibatan dalam mereka tidak sejalan dengan pendapat Crites
aktivitas-aktivitas rencana karir; (2) adanya (Ilfiandra, 1997: 58-59) dan Super (Sharf,
keinginan untuk menggali dan mendapatkan 1992: 155-159) yang menyatakan bahwa
informasi karir; (3) memiliki pengetahuan parameter seseorang memiliki kematangan
tentang membuat keputusan yang memadai; karir yaitu mempunyai kompetensi dari aspek
(4) memiliki pengetahuan tentang beberapa sikap dan kompetensi yang memadai terhadap
informasi pekerjaan dan dunia kerja; (5) karir dalam rangka membuat keputusan secara
mendalami pekerjaan yang lebih disukai; dan tepat bagi masa depannya.
(6) realistis dalam membuat keputusan karir.
Jika fenomena di atas lebih lanjut
Secara sepintas melalui pengamatan secara khusus dianalisis berdasarkan konsep
tidak sistematis pada saat peneliti mengajar, kematangan karir Super (Sharf, 1992: 155-
mahasiswa UPI khususnya Jurusan Seni, baik 159; Riyadi, 2006), maka mahasiswa yang
Seni Rupa, Seni Musik, maupun Seni Tari teramati tersebut, dari dimensi sikap,
memperlihatkan kematangan karir yang cenderung tidak memiliki perencanaan masa
kurang memadai. Keadaan tersebut dibuktikan depan; tidak terlibat dengan aktivitas
saat beberapa dari mereka ditanya tentang pengembangan karir; dan secara umum
rencana masa depan setelah lulus dikaitkan mereka memiliki dorongan yang minim untuk
dengan identitas UPI sebagai penghasil lulusan mencari informasi lanjutan mengenai peluang-
pendidik (guru). Sebagian mahasiswa peluang karir dari jurusan dan program yang
menjawab dengan jawaban yang rata-rata sedang dipelajarinya di bangku kuliah. Oleh
identik. Ada yang mengatakan bahwa hal itu karena itu, wajar bila ternyata sebagian dari
merupakan urusan nanti, masih jauh untuk mereka memiliki keputusan karir masa depan
dipikirkan; ada pula yang menjawab hidup jadi yang tidak realistis. Artinya, skill yang
mahasiswa perlu dinikmati dengan santai. dipelajari selama di bangku kuliah tidak secara

69
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.1, No.1, Januari 2017
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling Nurrillah, S.A. Lilly

langsung dapat diaplikasikan ke dalam memadai. Tentu keadaan tersebut sangat


pekerjaan (karier) yang dipilihnya di masa bertolak belakang dengan hasil studi banding
depan, sebab tentu saja beda requirement – yang dilakukan Supriadi (1997: 54-59) ke
antara kemampuan/bakat tidak sesuai dengan beberapa PT di wilayah Eropa Barat dan
kebutuhan pilihan karier. Australia, menunjukkan umumnya pada setiap
PT yang dikunjungi terdapat semacam
Dilihat dari dimensi kompetensi,
counseling center yang aktif. Masalah-masalah
mereka tidak memiliki pengetahuan dan
mahasiswa yang berhubungan dengan pribadi,
pemahaman yang memadai tentang dirinya
sosial, akademik dan terutama karir menjadi
sendiri. Hal itu ditambah dengan minimnya
topik-topik biasa yang dikonsultasikan di
pengetahuan tentang cara menyusun strategi
dalam aktivitas layanannya.
perencanaan karier. Kemudian, mereka juga
kurang mendalami keahlian yang berkaitan Inferensi temuan Supriadi (1997) di
dengan jurusan mereka, dan bahkan, latar atas seyogianya mendorong UPI dan
belakang atau tujuan mereka memilih jurusan perangkatnya khususnya di Jurusan
yang diampunya tidak jelas arahnya mau Pendidikan Seni FPBS untuk mengembangkan
dibawa ke mana. sebuah metode dan strategi khusus melayani
mahasiswanya. Apalagi bila melihat fenomena
Sepertinya masalah yang diuraikan di
kematangan karir mahasiswa Jurusan
atas terlihat “kecil”. Sebaliknya, akan menjadi
Pendidikan Seni yang tidak memadai, maka
masalah besar bukan saja berhubungan dengan
secara khusus perlu dibuat program bimbingan
Jurusan Pendidikan Seni di UPI ke depan,
karir bagi peningkatan kematangan karir.
namun lebih luas dampaknya yaitu pada
bertambahnya masalah bangsa, bila fenomena Program konseling karir yang
kematangan karir mahasiswa yang kurang komprehensif di semua jenjang pendidikan,
memadai tersebut dibiarkan lewat begitu saja. termasuk perguruan tinggi merupakan salah
Citra Jurusan Pendidikan Seni di UPI sebagai satu strategi penting untuk membantu konseli
penyuplai lulusan bidang seni baik di menghadapi transisi ke dunia kerja. Intervensi
lingkungan pendidikan maupun non- pengembangan karir yang efektif harus
kependidikan tidak lagi mendapat kepercayaan dimulai sejak dini dan secara kontinyu terus
masyarakat, dan akhirnya animo untuk dikembangkan sampai masa dewasa. Upaya-
melanjutkan ke Jurusan Seni di UPI menjadi upaya untuk mengintervensi proses karir
berkurang. Hal tersebut diprediksi mungkin sepanjang rentang kehidupan dapat
terjadi, sebab lulusan Jurusan Seni di UPI ke mempercepat atau memperkuat penemuan
depan akan memiliki kapasitas personal dan pengetahuan, sikap-sikap, dan keterampilan-
profesional yang kurang memadai, yang salah keterampilan tentang diri (self) dan dunia kerja
satunya ditandai oleh kematangan karir (world of work). Melalui program konseling
mereka yang minim. Kemudian menjadi karir, mahasiswa harus dipersiapkan untuk
masalah bangsa adalah bertambahnya angka mengatasi perubahan employment trends
pengangguran dari bidang studi seni dan dengan dibekali kemampuan kreativitas,
pendidikan seni seperti yang telah dipaparkan fleksibilitas, dan adaptabilitas di tengah-tengah
di awal uraian ini. kehidupan yang penuh dengan kompleksitas
dan ambiguitas. Dalam konteks ini, konseli
Pada dasarnya UPI telah berupaya
harus dibekali kemampuan membuat
untuk mengaktualisasikan potensi mahasiswa
keputusan karir secara cepat, tepat, dan efektif
melalui berbagai perangkatnya. Namun,
dengan terlebih dahulu memantapkan orientasi
program yang diusung lebih diaktualisasikan
karirnya.
dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya
hanya mengarah pada tumbuh-kembang Bolles (Zunker, 1986 : 86-87)
eksistensi masyarakat ilmiah kampus. mengemukakan bahwa konseling karir sangat
Sedangkan perhatian terhadap mahasiswa membantu konseli dalam memberikan
dalam hal psycho-personal development informasi karir dan membuat keputusan karir.
terutama perkembangan karir belum tersentuh Proses pembuatan keputusan karir harus
dengan baik. Apalagi kaitannya dengan didekati dari perspektif karir dan perencanaan
bimbingan karir untuk meningkatkan hidup, serta menghubungkan kebutuhan
kematangan karir, hal tersebut belumlah jangka pendek dan menengah dengan

70
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Mahasiswa Nurrillah, S.A. Lilly

perencanaan pencapaian tujuan jangka Kematangan Karir Mahasiswa Jurusan


panjang. Lebih lanjut, dikemukakan bahwa Pendidikan Seni di FPBS UPI (Studi
program perencanaan karir sepanjang rentang Deskriptif terhadap Mahasiswa Jurusan
kehidupan ditujukan untuk : (1) menetapkan Pendidikan Seni Program Studi Seni Rupa,
tujuan karir; (2) mengidentifikasi berbagai Seni Musik, dan Seni Tari FPBS UPI Tahun
kompetensi karir; (3) menetapkan waktu Akademik 2007-2008).”
mencapai tujuan karir; dan (4) menetapkan
Program bimbingan karir yang
pihak-pihak yang akan mengendalikan karir.
dimaksud di atas diharapkan dapat menjadi
Kehadiran program konseling karir di salah satu wujud dari perhatian terhadap
perguruan tinggi tidak dapat dibantah atau mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni FPBS
dihalang-halangi lagi. Beragam kebutuhan UPI khususnya dalam hal peningkatan
untuk memenuhi mencapai perkembangan kematangan karir. Seperti yang dikemukakan
karir, terutama orientasi karir sebagai penentu Supriadi (1997: 14-15) bahwa agenda
kesiapan keputusan karir dan strategi nyata pendidikan tinggi di Indonesia sesungguhnya
mengatasi permasalahan karir mahasiswa bukan hanya upaya memperluas kesempatan
semakin jelas urgensinya. (equity) dan meningkatkan mutu (quality)
secara terpisah, melainkan pemerataan mutu
Mempertimbangkan hal tersebut,
(equity of quality). Dalam hal ini UPI
maka tidak ada alasan bila perkembangan
khususnya Jurusan Pendidikan Seni FPBS
karir, terutama kematangan karir mahasiswa
diharapkan memiliki lulusan yang bukan saja
dibiarkan begitu saja, berlalu, dan berjalan
dibanggakan karena jumlahnya, melainkan
dengan sendirinya. Mereka membutuhkan
juga karena kualitasnya. Sehingga ke depan,
arahan, bimbingan dan bahkan konseling
SDM lulusan Jurusan Pendidikan Seni FPBS
untuk menstimulasi perkembangan dan
UPI secara keseluruhan mampu bertengger
pemantapan orientasi karir mereka secara
sejajar dengan profesional lain di bidang seni
optimal sesuai tingkat dan karakteristik khas
baik dari negeri sendiri maupun luar negeri
perkembangan yang dilaluinya. Memahami hal
dalam mengarungi era global yang kompetitif
tersebut, maka seorang konselor karir perlu,
dengan matang dan penuh percaya diri
bahkan wajib memiliki kompetensi dalam
menatap masa depan.
memberikan layanan konseling karir dan
menyediakan informasi karir yang up-to-date,
kreatif, inovatif, interaktif, dan mudah diakses.
Kajian Literatur
Dalam kesempatan ini peneliti
terketuk hati untuk mengambil inisiatif Kematangan Karir
mengadakan penelitian yang berorientasi pada Penelitian ini dilandasi oleh pemikiran
pengembangan program bimbingan karir bagi Super (Dillard, 1985: 18-33; Sharf, 1992: 153-
peningkatan kematangan karir mahasiswa 159; Patton & Lokan, 2001: 31-48; Savickas,
Jurusan Pendidikan Seni FPBS UPI. Program 2001: 49-57; Riyadi, 2006) tentang
bimbingan karir tersebut dikembangkan kematangan karir (career maturity). Teori
mengacu pada temuan empirik yang diperoleh Super (Riyadi, 2006) terdiri dari dua konsep
melalui serangkaian prosedur standar utama, yaitu berkaitan dengan konsep peran
penelitian. Data empirik yang diperoleh dari hidup (life roles) dan tahap-tahap
hasil penelitian di lapangan termasuk tentang perkembangan (developmental stages). Pada
kondisi berkaitan dengan program dan layanan bagian berikut dijelaskan posisi konsep
bimbingan karir yang telah ada, kemudian kematangan karir di dalam teori
dianalisis menggunakan perspektif kajian- perkembangan karir Super secara umum.
kajian teoretik berhubungan dengan
1. Peran-peran Hidup (Life Roles)
kematangan karir dan pengembangan program
bimbingan. Kemudian hasil analisanya Konsep peran-peran hidup dikemukakan
dijadikan rujukan atau dasar dalam oleh Super (Sharf, 1992: 122; Munandir, 1996:
pengembangan program bimbingan karier. 95) dalam teorinya yang menggambarkan
Dengan demikian, secara lugas penelitian ini enam peran utama yaitu peran dalam keluarga
mengusung judul ”Pengembangan Program (homemaker), pekerja (worker), warga negara
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan (citizen), aktivitas di waktu luang (leisurite),

71
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.1, No.1, Januari 2017
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling Nurrillah, S.A. Lilly

mahasiswa (student), dan anak (child). Perbedaan yang mencolok itu secara
Keenam peran tersebut lebih terkenal dengan khusus mengarahkan pemaknaan karir terbagi
ilustrasi gambar yang disebut sebagai “pelangi menjadi dua kelompok. Pertama, definisi
karier-kehidupan” (the life-career rainbow). kematangan karir yang menekankan tahapan
Dimensi longitudinal dari gambar itu hidup (life stage). Crites (Herr & Cramer,
menunjukkan rentangan kehidupan 1979: 174; Riyadi, 2006) misalnya,
“maxicycle”, yang mencakup tahapan-tahapan mengatakan “…the maturity of an individual’s
dari tahap pertumbuhan sampai tahap vocational behavior as indicated by the
kemunduran. similarity between his behavior and that of the
oldest individuals in his vocational stages”.
2. Tahap dan Tugas Perkembangan Karir
Kematangan karir dianggap sebagai
(Career Developmental Stages & Task)
kongruensi (kesesuaian) antara perilaku karir
Konsep life-stages Super memiliki individu dengan perilaku karir yang
sejarah yang panjang. Dimulai pada tahun diharapkan pada usia tertentu di setiap tahap
1950-an Super bersama sejumlah koleganya (Super dalam Ilfiandra, 1997: 52). Batasan ini
memformulasi teori perkembangan kariernya ditambah dengan kutipan lain dari Super
dengan 10 proposisi mengenai struktur dan (Dillard, 1985: 22; Riyadi, 2006) yang
sifat perkembangan karir yang diterbitkannya menyatakan kematangan karir sebagai
pada tahun 1953 (Manrihu, 1992: 92; “…accomplishment of career developmental
Munandir, 1996: 93-94; Riyadi, 2006). Pada steps as compared with other individuals of
tahun 1957, pada bukunya The Psychology of the same age”. Secara umum definisi
Careers diberikan penambahan dua proposisi kematangan karir yang dinyatakan Super pada
sehingga jumlah proposisinya menjadi 12 pendefinisian kelompok pertama ini berujung
buah. Setelah perhatiannya tentang konsep pada “…the successful accomplishment of age
kematangan dan tahapan karir pada remaja and stage developmental tasks across the life
tersebut, Super, Thompson, & Lindeman span”. Definisi ini memungkinkan orang
(1988) mengembangkan Adult Career mengartikan bahwa setiap tahap
Concerns Inventory bagi pengukuran perkembangan karir yang dilewati individu
perkembangan karir orang dewasa. Instrumen akan melalui proses kematangan karier,
itu sama seperti instrumen lain yang dia termasuk usia anak-anak yang berada pada
kembangkan yaitu di arahkan untuk membantu level pertumbuhan (growth).
menjelaskan konsep life-stages.
Kedua, definsi yang menyatakan
bahwa kematangan karir sebagai “…the
readiness to make appropriate career
Perkembangan Karir, Makna Kematangan
decisions” (Super dalam Sandra, 1998).
Karir dan Identifikasinya pada Mahasiswa
Konsep ini muncul sebagai hasil dari
Salah satu tema yang paling mencuat penelitian ekstensif yang dilakukan Super
pada perkembangan karir remaja dan dengan beberapa koleganya terhadap para
perkembangan karir secara keseluruhan adalah remaja (Patton & Lokan, 2001: 32-33).
penelitian yang berkaitan dengan kematangan Mereka memusatkan perhatiannya pada
karier. Super memperkenalkan konsep ini “…readiness to make (a) good choice(s)” atau
setelah penelitiannya tentang pola karir di kesiapan individu untuk membuat pilihan yang
tahun 1950-an. Di awal kajian dijelaskan tepat (Sharf, 1992: 155; Savickas, 2001: 51;
bahwa penelitian ini menggunakan konsep Riyadi, 2006).
kematangan karir dari teori perkembangan
karir Super (Dillard, 1985; Sharf, 1992; Patton Super sebagaimana diterjemahkan
& Lokan, 2001; Savickas, 2001; Riyadi, Manrihu (1986: 32-34) memperjelas definisi-
2006). Namun, batasan terhadap kematangan definisi tersebut dengan membedakan antaran
karir yang terungkap dari Super sendiri – Vocational Maturity I (Career Maturity/CM I)
melalui beberapa kutipan – menunjukkan dan Vocational Maturity II (Career Maturity/
adanya perbedaan, sehingga memungkinkan CM II). CM I didefinisikan sebagai tahap
orang dibuat bingung dalam memahaminya. kehidupan di mana individu sebagaimana
adanya ditunjukkan oleh tugas-tugas
perkembangan yang ia hadapi berhubungan

72
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Mahasiswa Nurrillah, S.A. Lilly

dengan tahap kehidupan di mana ia diharapkan langkah yang logis dan sistematis dalam
menjadi demikian berdasarkan umurnya. proses merencanakan dan mengambil
Definisi CM II menyatakan kematangan keputusan karir, dan (5) pemecahan masalah,
perilaku dalam tahap kehidupan sesungguhnya penguasaan terhadap cara-cara/strategi dalam
(dengan tidak memandang apakah itu tahap menyelesaikan persoalan yang dihadapi dalam
yang diharapkan), seperti ditunjukkan oleh proses pengambilan keputusan karir
perilaku yang terlihat dalam hubungannya
Berdasarkan uraian dari beberapa
dengan tugas-tugas perkembangan dari tahap
batasan kematangan karir di atas, mungkin
kehidupan sebenarnya dibandingkan dengan
kedua pengertian tersebut benar bagian dari
perilaku individu-individu lainnya yang
pernyataan Super tentang kematangan karier.
menghadapi tugas-tugas perkembangan yang
Namun, definisi konseptual kematangan karir
sama. Intinya, definisi CM II tidak
untuk kepentingan studi ini dijatuhkan pada
menekankan pencapaian tugas-tugas
penjelasan kematangan karir kelompok ke dua
berdasarkan usia, namun lebih menekankan
yang menyatakan kematangan karir sebagai
unsur “kesiapan” personal yang dimiliki
kesiapan individu dalam membuat keputusan-
individu untuk memenuhi tugas perkembangan
keputusan karir yang tepat (Riyadi, 2006).
karir dari tahap eksplorasi hingga tahap
Dari keadaan itu, konstruk beserta dimensi-
deklinasi. Artinya, batasan tersebut
dimensi yang membangunnya sangat detail
menekankan kematangan karir akan dilalui
dan jelas (Sharf, 1992; Patton & Lokan, 2001;
mulai dari saat individu berada pada tahap
Riyadi, 2006). Selain itu, makna kematangan
remaja yaitu pada tahap eksplorasi karir
karir kelompok kedua ini sesuai dengan
hingga tahap kemunduran.
pendapat Hurlock (1980: 86) yang mengatakan
Career Maturity Inventory (CMI), bahwa istilah “kematangan” merujuk pada
yang dikonstruksi oleh Crites terdiri dari dua kesiapan fungsi-fungsi individu untuk
bagian, yang masing-masing menilai dimensi- melakukan tugas perkembangan “belajar”
dimensi kematangan karir yang berbeda, yaitu untuk memperoleh pengalaman, sehingga
sikap dan kompetensi,. Dimensi sikap, terdiri dengan begitu individu dapat berkembang.
atas : (1) keterlibatan, mengukur Dari pernyataan Hurlock itu jelas sekali bahwa
kecenderungan arah tindakan individu inti dari istilah kematangan adalah adanya
terhadap pemilihan karir, kecenderungan yang “kesiapan”.
dimanifestasikan dalam keterlibatan atau
Secara keseluruhan, konsep
keikutsertaan dalam proses pengambilan
kematangan karir dalam konteks
keputusan karir, (2) kemandirian,
developmental digunakan untuk menunjukkan
ketidakbergantungan pada pihak lain, terutama
tingkat perkembangan karier, yaitu tahap yang
orang tua dalam proses pengambilan
dicapai pada kontinum perkembangan karir
keputusan karir, (3) orientasi, cara pandang
dari tahap eksplorasi sampai dengan tahap
individu dalm proses pengambilan keputusan
kemunduran (Super, 1957; Tennyson et. al.,
karir, (4) kompromi, adanya keluwesan atau
1974 dalam Manrihu, 1986: 32; Riyadi, 2006).
kerelaan invidu untuk menerima usulan/saran
Apabila dihubungkan dengan konsep Super
dari pihak laindalam kaitannya dengan proses
(Sharf, 1992: 190-191) tentang istilah
pengambilan keputusan karir, dan (5)
recycling, maka pernyataan di atas dapat
penentuan keputusan, adanya
dimaknai bahwa individu bisa saja mengalami
ketegasan/keajegan/kepastian dalam proses
beberapa kali kematangan karier, terutama jika
pengambilan keputusan karir. Dimensi
individu yang bersangkutan mengalami proses
kompetensi, terdiri atas : (1) pemahaman diri,
“daur ulang” (setelah melewati tahap
yaitu penguasaan terhadap kelebihan dan
kemunduran, kembali lagi memulai
kekurangan diri sendiri, (2) informasi
perkembangan kariernya dari mulai tahap
pekerjaan, penguasaan terhadap syarat-syarat
eksplorasi dan seterusnya).
pekerjaan, pendidikan/pelatihan pekerjaan dan
pengetahuan praktis tentang pekerjaan, (3) Konstruk kematangan karir Super
pemilihan pekerjaan, penguasaan terhadap dapat dipelajari dari inventori yang telah
seleksi tujuan dan nilai-nilai pribadi yang dikembangkan dengan para koleganya yakni
dikejar dalam suatu pekerjaan, (4) perencanaan inventori perkembangan karir (Career
pekerjaan, penguasaan terhadap langkah- Development Inventory/CDI). Dalam CDI

73
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.1, No.1, Januari 2017
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling Nurrillah, S.A. Lilly

terdapat lima aspek pokok kematangan karier, psikologis biasanya diukur dengan tes atau
yaitu perencanaan karir (career planning), inventori (Manrihu 1986: 31; Winkel, 1997:
eksplorasi karir (career exploration), 591-598; Riyadi, 2006).
pengetahuan tentang membuat keputusan
Super et. al. (Osipow, 1983: 162-163;
(decision making), informasi (sejumlah
Riyadi, 2006) mengklasifikasi faktor-faktor
pengetahuan) tentang dunia kerja (world-of-
yang mempengaruhi kematangan karir ke
work information), dan pengetahuan tentang
dalam lima kelompok. Berikut ringkasan
kelompok pekerjaan yang lebih disukai
kelima faktor yang dimaksud tersebut.
(knowledge of the preferred occupational
group) (Sharf, 1992: 155-159; Patton & 1. Faktor bio-sosial, yaitu informasi yang
Lokan, 2001: 33-34; Riyadi, 2006). Kemudian, lebih spesifik, perencanaan, penerimaan,
aspek terakhir dalam kematangan karir Super tanggung jawab dalam perencanaan
yang tidak ada dalam CDI adalah realisme karier, orientasi pilihan karir berhubungan
keputusan karir (realism) (Sharf, 1992: 155; dengan faktor bio-sosial seperti umur dan
Riyadi, 2006). Dengan demikian, konsep kecerdasan.
kematangan karir Super dibangun oleh enam
aspek, termasuk realisme. 2. Faktor lingkungan, yaitu indeks
kematangan karir individu berkorelasi
Di dalam pembahasan berikutnya, dengan tingkat pekerjaan orang tua,
mahasiswa diidentifikasi berada pada tahap kurikulum kampus, stimulus budaya dan
eksplorasi karier. Khususnya pada sub transisi kohesivitas keluarga.
(18 – 21 tahun), yang ditandai dengan
menonjolnya pertimbangan yang lebih realistis 3. Kepribadian, meliputi konsep diri, fokus
untuk memasuki dunia kerja atau latihan kendali, bakat khusus, nilai/norma dan
profesional serta berusaha tujuan hidup.
mengimplementasikan konsep dirinya. 4. Faktor vokasional, kematangan karir
Kemudian sub mencoba (trial) – dengan individu berkorelasi positif dengan
sedikit komitmen (22 – 24 tahun), ditandai aspirasi vokasional, tingkat kesesuaian
dengan mulai ditemukannya lahan atau aspirasi dan ekspektasi karier.
lapangan pekerjaan yang dipandang cocok,
serta mencobanya sebagai sesuatu yang sangat 5. Prestasi individu, meliputi prestasi
potensial akademik, kebebasan, partisipasi di
kampus dan luar kampus.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Perkembangan Karir dan Kematangan Karir Metode Penelitian
Mengenai faktor-faktor yang Penelitian ini menggunakan metode
mempengaruhi perkembangan karier, secara deskriptif, yaitu meneliti hal-hal yang terjadi
umum dapat dibagi menjadi dua kelompok. pada masa sekarang dan memerlukan
Berikut ringkasan faktor-faktor tersebut: a) pemecahan masalahnya. Arikunto (1998:309)
faktor lingkungan (faktor eksternal) seperti menegaskan ”penelitian deskriptif merupakan
keluarga, ras, taraf sosial-ekonomi, efek penelitian yang dimaksudkan untuk
teknologi, pasar kerja; b) faktor pribadi (faktor mengumpulkan sejumlah informasi mengenai
internal) seperti bakat, minat, inteligensi, suatu gejala yang ada, yaitu keadaan menurut
kepribadian (konsep diri, kebutuhan- apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
kebutuhan, cara-cara berhubungan dengan Dalam penelitian ini mendeskripsikan
orang lain, dan sebagainya), hasil belajar kondisi objektif tentang: (1) profil kematangan
(penguasaan mata-mata kuliah di kampus, karir mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni
keterampilan-keterampilan kerja, atau bidang- Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Seni
bidang lainnya), kelemahan-kelemahan (sosial, Musik, dan Seni Tari Fakultas Pendidikan
fisik, dan psikologis). Faktor-faktor seperti Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas
kondisi-kondisi ekonomi dapat diketahui Pendidikan Indonesia (UPI) tahun akademik
melalui laporan-laporan atau dokumen 2007-2008 yang meliputi sikap dan
tertentu, sedangkan faktor-faktor yang sifatnya kompetensi karir yang dimilikinya, (2) kondisi

74
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Mahasiswa Nurrillah, S.A. Lilly

objektif pelaksanaan layanan bimbingan dan objektif kematangan karir mahasiswa Jurusan
konseling karir di UPI khususnya di Jurusan Seni FPBS UPI tahun akademik 2007-2008.
Pendidikan Seni Program Studi Pendidikan Kedua, kondisi objektif program dan aktivitas
Seni Rupa, Seni Musik, dan Seni Tari tahun layanan bimbingan karer terutama yang
akademik 2007-2008, dan (3) rumusan mengarahkan para mahasiswa Jurusan
program bimbingan dan konseling karir dalam Pendidikan Seni FPBS UPI untuk mencapai
membantu mahasiswa Jurusan Pendidikan kematangan karir.
Seni Program Studi Pendidikan Seni Rupa,
Data pertama diungkap menggunakan
Seni Musik, dan Seni Tari tahun akademik
instrumen penelitian berupa angket, sedangkan
2007-2008 mencapai kematangan karir.
untuk menjaring data kedua digunakan studi
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
dokumentasi dan wawancara. Instrumen-
ini adalah pendekatan kuantitatif. Pada
instrumen penjaring data tersebut dikonstruksi
pendekatan kuantitatif data diolah secara
sendiri oleh peneliti. Hasil uji reliabilitas pada
statistik, kemudian dideskripsikan secara
instrumen Kematangan Karir Mahasiswa
sistematis-logis.
dengan menggunakan software SPSS 14.0 for
Sampel untuk penelitian diambil Windows diperoleh koefisien reliabilitas
dengan cara purposive sampling (Sugiarto, sebesar 0,914. Dengan merujuk pada
2003). Teknik sampling ini dipilih berkaitan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas dari
dengan penentuan angkatan yang diteliti yaitu Sugiyono (2007), koefisien reliabilitas sebesar
mahasiswa tingkat satu (mahasiswa tahun 0,875 termasuk ke dalam kategori sangat kuat
akademik 2007-2008). Mereka dipilih menjadi atau menunjukkan tingkat reliabilitas yang
sampel penelitian dengan alasan bahwa sangat tinggi.
mereka berada pada titik kritis kematangan
karir. Artinya, pada tingkat pertama ini
mahasiswa berada dalam krisis matangnya Hasil Penelitian
karir, mereka lebih membutuhkan bimbingan
Gambaran Kematangan Karir Mahasiswa
untuk mengarahkan dirinya menjalani
kehidupan kampus di jurusan yang dipilihnya. Hasil penelitian menunjukkan
kematangan karir mahasiswa Jurusan
Sampel penelitian tentang kondisi
Pendidikan Seni FPBS UPI tahun akademik
objektif kematangan karir mahasiswa Jurusan
2007/2008 mencapai 99,48% (193 orang)
Pendidikan Seni Program Studi Pendidikan
berada pada kategori matang dan 0,52% (1
Seni Musik sebanyak 61 orang, Pendidikan
orang) berada pada kategori cukup matang.
Seni Rupa sebanyak 75 orang, dan Pendidikan
Secara lebih rinci gambaran kematangan karir
Seni Tari sebanyak 58 Orang.
mahasiswa disampaikan dalam tabel 4.1
Data yang diungkap dalam penelitian berikut.
ini terdiri dari dua hal. Pertama, kondisi

Tabel 1
Gambaran Kematangan Karir Mahasiswa
Kriteria Interval Frekuensi Persentase
Matang X >166 193 99,48
Cukup
Matang 199 < X ≤ 166 1 0,52
Tidak Matang X ≤ 119 0 0,00
Jumlah 194 100

1. Gambaran Kematangan Karir Mahasiswa Pada aspek sikap terhadap pilihan


Per-Aspek karir dalam bidang profesi kependidikan seni
tiga indikator berada pada kategori positif,

75
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.1, No.1, Januari 2017
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling Nurrillah, S.A. Lilly

yaitu : indikator keterlibatan,sebesar 97,94% keputusan,sebesar 85,05% (165 orang), berada


(190 orang), indikator orientasi sebesar pada kategori ragu-ragu dan indikator
98,45% (191 orang) dan indikator kemampuan kemandirian, sebesar 96,91% (188 orang)
untuk bekerjasama//kompromi sebesar 89,18% berada pada kategori negatif.
(173 orang), serta iindikator penentuan

Tabel 2
Gambaran Kematangan Karir Aspek Sikap Mahasiswa
Sikap Indikator Kategori Rentang Frekuensi Persentase
Tinggi X>12 190 97,94
1 Keterlibatan Sedang 8<X≤12 2 1,03
Rendah X≤8 2 1,03
Tinggi X>18 188 96,91
2 Kemandirian Sedang 8<X≤18 6 3,09
Rendah X≤8 0 0,00
Tinggi X>18 191 98,45
3 Orientasi Sedang 8<X≤18 3 1,55
Rendah X≤8 0 0,00
Tinggi X>15 173 89,18
4 Kompromi Sedang 10<X≤15 21 10,82
Rendah X≤10 0 0,00
Tinggi X>15 165 85,05
5 Penentuan keputusan Sedang 10<X≤15 29 14,95
Rendah X≤10 0 0,00

Kompetensi karir mahasiswa dalam (166 orang), indikator pemilihan pekerjaan, sebesar
memilih karir pada bidang profesi kependidikan 93,30% (181 orang), indikator perencanaan
seni menggambarkan kategori tinggi. Indikator pekerjaan sebesar 91,75% (178 orang), dan
pemahaman diri, sebesar, 95,36% (185 orang), indikator penyelesaian masalah 94,85% (184
penguasaan informasi pekerjaaan sebesar 85,57 % orang)

Tabel 3
Gambaran Kematangan Karir Mahasiswa Aspek Kompetensi
No Indikator Kategori Rentang Frekuensi Persentase
Tinggi X>18 185 95,36
1 Pemahaman diri Sedang 13<X≤18 9 4,64
Rendah X≤13 0 0,00
Tinggi X>15 166 85,57
2 Informasi pekerjaan
Sedang 10<X≤15 27 13,92

76
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Mahasiswa Nurrillah, S.A. Lilly

Rendah X≤10 1 0,52


Tinggi X>18 181 93,30
3 Pemilihan pekerjaan Sedang 13<X≤18 11 5,67
Rendah X≤13 2 1,03
Tinggi X>20 178 91,75
4 Perencanaan pekerjaan Sedang 15<X≤20 16 8,25
Rendah X≤15 0 0,00
Tinggi X>20 184 94,85
5 Pemecahan masalah Sedang 15<X≤20 10 5,15
Rendah X≤15 0 0,00

Secara umum mahasiswa berada pada profesi kependidikan dan mampu menguasai
kategori tinggi atau matang dalam kariarnya. pemilihan pekerjaan dalam bidang profesi
Hal tersebut ditunjukkan dengan sikap yang kependidikan.
positif terhadap pekerjaan dalam bidang

Tabel 4
Gambaran Kematangan Karir Mahasiswa
Kriteria Interval Frekuensi Persentase
Matang X>90 193 99,48
Cukup Matang 65<X≤90 1 0,52
Tidak Matang X≤65 0 0,00
Jumlah 194 100

2. Gambaran Kegiatan Layanan Bimbingan berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua


Karir Prodi Pendidikan Seni Musik, Ketua Prodi
Pendidikan Seni Rupa dan Ketua Prodi
Jurusan Pendidikan Seni FPBS UPI
Pendidikan Seni Tari.
tahun akademik 2007/2008 belum mempunyai
program bimbingan dan konseling, baik yang a. Program Studi Pendidikan Seni Musik
umum maupun khusus disusun untuk
Seleksi masuk diawali dengan tes
memberikan layanan bimbingan karir kepada
penguasaan salah satu instrumen musik dan
mahasiswa. Selama ini kegiatan yang
vokal. Selama perkuliahan berlangsung sampai
dilakukan sehari-hari adalah kegiatan yang ada
dengan selesai, mahasiswa wajib mengikuti
kaitannya dengan kegiatan
kegiatan paduan suara (khusus kegiatan
akedemik/perkuliahan. Berbagai kegiatan yang
paduan suara dalam acara wisuda UPI) atau
dilakukan, difasilitasi oleh ketua program studi
kegiatan seni musik yang lainnya, seperti
dan dosen mata kuliah tertentu, terutama oleh
sebagai anggota orkestra dan tampil dalam
dosen mata kuliah studio/praktek. Gambaran
acara-acara tertentu, sampai diperolah delapan
kegiatan yang dilakukan mahasiswa, peneliti
(8) sertifikat sebagai syarat untuk mengikuti
memaknainya sebagai bagian dari layanan
ujian sidang S1. Penguasaan memainkan
bimbingan karir. Berikut akan disajikan uraian
berbagai instrumen musik dan penguasaan
mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan di
vokal, dilakukan lebih banyak di luar jam
Program Studi Pendidikan Seni Musik, Seni
pertemuan perkuliahan, karena memerlukan
Rupa dan Seni Tari. Uraian ini diperoleh
banyak waktu untuk latihan, latihan dilakukan

77
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.1, No.1, Januari 2017
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling Nurrillah, S.A. Lilly

di kampus dan di luar kampus. Tugas akhir, di hambatan interaksi sosial mahasiswa dengan
antaranya adalah membuat pagelaran seni teman dan dosen. Upaya yang dilakukan prodi
musik dan vokal, membuat atau menulis untuk membantu menyelesaikan masalah-
skripsi melalui penelitian dalam bidang musik masalah yang dihadapi mahasiswa, di
atau vokal. Rencana mahasiswa setelah dapat antaranya dengan lebih banyak melibatkan
menyelesaikan perkuliahan pada umumnya mahasiswa pada kegiatan-kegiatan yang dapat
selain menjadi guru musik/vokal di sekolah- memperlancar penyelesaian tugas-tugas mata
sekolah formal, adalah menjadi guru les kuliah, membantu mahasiswa memilih fokus
musik/vokal, mendirikan/mengelola sanggar konsentrasi. Rencana mahasiswa apabila telah
musik/vokal dan membuka tempat kursus menyelesaikan kuliah, di antaranya menjadi
musik/vokal. Hambatan yang pada umumnya guru seni rupa di sekolah-sekolah formal,
dialami mahasiswa dalam perkuliahan adalah menjadi guru privat gambar/lukis, membuka
membagi waktu antara kuliah dengan bekerja sanggar seni rupa, menjadi seniman, membuka
dan keterlambatan penyelesaian studi karena percetakan dan bekerja sebagai animator,
bekerja. Upaya yang dilakukan prodi untuk menjadi disainer tas, asesoris,cindera mata,
membantu menyelesaikan masalah yang menjadi pelukis, menjadi pengusaha dalam
dihadapi mahasiswa, di antaranya adalah bidang seni, serta membuka bengkel kerajinan.
dengan memfasilitasi berbagai kegiatan agar
mahasiswa dapat memenuhi target pencapaian
sertifikat dan membantu mahasiswa agar dapat c. Program Studi Pendidikan Seni Tari
membagi waktu antara kuliah dengan bekerja Seleksi masuk diawali dengan tes
atau pun tugas akhir, biasanya mahasiswa kelenturan fisik dan penguasaan salah satu
lebih banyak menyelesaikannya dengan jenis tarian, dilanjutkan dengan latihan-latihan
membuat pagelaran seni musik/vokal. fisik agar tubuh dan anggota tubuh menjadi
lebih prima, siap untuk melakukan latihan-
latihan tari. Mahasiswa pria betul-betul dilatih
b. Program Studi Pendidikan Seni Rupa
fisiknya agar tetap berpenampilan sebagai pria
Seleksi masuk diawali dengan walaupun ia seorang penari. Selama
kemampuan menggambar dan mewarnai, perkuliahan berlangsung, mahasiswa banyak
kemampuan ini terus diasah/dilatih dengan belajar segala sesuatu mengenai ilmu tari dan
tugas-tugas karya yang harus diselesaikan cara mengajarkan tari. Tugas akhir, mahasiswa
pada hampir semua mata kuliah. Program studi harus menciptakan satu jenis tarian dan
terdiri atas tiga konsentrasi, yaitu dipagelarkan atau mahasiswa melakukan
kriya/kerajinan, seni murni/lukis dan patung penelitian, atau membuat skripsi tapi tetap
serta disain, walaupun pada pelaksanaan harus ada tarian yang dipagelarkan. Pada
selama perkuliahan tidak secara formal umumnya mahasiswa dihadapkan pada
mahasiswa difokuskan pada satu konsentrasi. kesulitan membagi waktu antara waktu untuk
Tugas akhir lebih banyak mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tatap muka, latihan
membuat satu karya yang harus menari dan bekerja. Lebih banyak mahasiswa
dipamerkan/ditampilkan dengan memenuhi yang kuliah sambil bekerja, untuk membiayai
persyaratan original, unik dan indah, sangat kuliahnya sendiri. Kelambatan penyelesaian
sedikit mahasiswa yang membuat tugas akhir studi terjadi karena pada umumnya mahasiswa
dengan melakukan penelitian atau menulis kuliah sambil bekerja, dan waktunya lebih
skripsi. Selama perkuliahan berlangsung, banyak tersita untuk bekerja. Upaya yang
banyak tugas yang harus diselesaikan dilakukan prodi untuk membantu mahasiswa
mahasiswa dalam satu mata kuliah. Mahasiswa menyelesaikan masalahnya, di antaranya
lebih banyak mengalami kesulitan dengan memfasilitasi mahasiswa agar bisa
menyesuaikan diri pada tuntutan dimensi melaksanakan latihan menari yang waktunya
akademik, penguasaan materi mata kuliah tidak bersamaan dengan kuliah tatap muka dan
yang bersifat teori, terutama yang tanpa tugas bekerja. Rencana mahasiswa setelah
praktek. Pada umumnya mahasiswa tidak menyelesaikan studi, di antaranya adalah
dapat membagi waktu antara mengikuti menjadi guru tari di sekolah-sekolah formal,
perkuliahan tatap muka, menyelesaikan tugas- menjadi penari, membuka sanggar tari, dan
tugas dan bekerja. Terjadi juga masalah menjadi guru kursus tari.

78
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Mahasiswa Nurrillah, S.A. Lilly

Jenis layanan diawali dengan


penyiapan database mahasiswa, meliputi data
d. Kegiatan Layanan Bimbingan Karir di
biografis, data psikologis (kecerdasan,
UPT LBK UPI
kepribadian, bakat dan minat), data prestasi
UPT LBK UPI belum mempunyai belajar. Jenis layanan berikutnya adalah
program bimbingan dan konseling yang bimbingan akademik, bimbingan karir,
khusus untuk meningkatkan kematangan karir bimbingan sosial-pribadi, pelatihan bimbingan
mahasiswa. Program yang sudah ada, adalah dan konseling, serta bimbingan dan konseling
program bimbingan dan konseling secara bagi civitas akademika UPI dan masyarakat
umum yang mencakup layanan terhadap umum. Layanan bimbingan akademik,
masalah-masalah pribadi, sosial, belajar dan meliputi cara merencanakan studi sejak awal
karir secara umum. (kontrak studi) hingga akhir studi beserta
Pada tahun 1998-2001, UPT LBK pengendalian pelaksanaannya; teknik-teknik
IKIP Bandung, menyelenggarakan Program mengikuti perkuliahan, mempelajari buku,
Career Planning Development, atau disingkat menyelesaikan tugas, menyusun karya tulis,
Program CPD, yang mempunyai tujuan mempersiapkan dan mengikuti ujian,
membantu mahasiswa merencanakan karir melaksanakan kerja lapangan atau
yang dapat dijabatnya setelah menyelesaikan laboratorium; mengidentifikasi masalah
studi di IKIP Bandung. Kegiatan Program belajar mahasiswa dan konseling masalah-
CPD merupakan bagian terpadu dari masalah belajar. Layanan bimbingan karir,
keseluruhan upaya layanan bimbingan meliputi pengembangan software informasi
konseling kepada mahasiswa IKIP Bandung. karir kependidikan dan non-kependidikan;
Program ini berakhir pada tahun 2001. Saat ini memberikan informasi karir yang sesuai
program yang ada di UPT LBK UPI adalah dengan program studi; penelusuran informasi
program secara umum yang mencakup layanan kesempatan magang di dunia usaha dan
terhadap masalah-masalah, akademik, karir industri; konseling masalah-masalah karir.
dan pribadi – sosial. Berikut akan disajikan Layanan bimbingan sosial-pribadi, meliputi
uraian mengenai tujuan, jenis dan strategi penelusuran masalah-masalah umum
layanan, sarana dan prasarana, proses evaluasi, mahasiswa; orientasi studi dan pengenalan
faktor pendukung dan penghambat kampus, bimbingan akhlak, etika, moral atau
pelaksanaan layanan bimbingan karir di UPT budi pekerti; informasi tentang narkoba, aids
LBK UPI (disajikan berdasarkan hasil dan permasalahannya. Layanan pelatihan
wawancara dengan Sekretaris UPT LBK UPI. bimbingan dan konseling, meliputi pelatihan
pembimbing akademik mengenai pamahaman
Tujuan program CPD adalah dan pemanfaatan hasil tes psikologis; pelatihan
membantu para mahasiswa yang memerlukan : pembimbing akademik mengenai teknik
data atau informasi tentang potensi bimbingan belajar, bimbingan sosial,
(inteligensi, bakat, minat, sikap dan bimbingan pribadi, bimbingan karir; pelatihan
kepribadian), kelebihan dan kelemahan tutor sebaya (peer-guidance); penataran dan
dirinya, sehingga yang bersangkutan dapat lokakarya dosen konselor; seminar dan
memahami, menerima, dan mengembangkan lokakarya model bimbingan di PT. Layanan
ke arah yang positif dan produktif; data dan BK bagi civitas UPI dan masyarakat umum,
informasi tentang prospek karir yang mungkin meliputi bimbingan pribadi dan
dapat dicapainya serta berbagai program yang kewirausahaan, layanan tes psikologis (tes
tersedia untuk mencapainya, sehingga yang kecerdasan, kepribadian, bakat dan minat);
bersangkutan lebih mampu memilih program layanan konseling pribadi dan keluarga,
atau bidang studi yang sesuai dengan yang layanan konsultasi pendidikan dan karir,
diharapkannya; bantuan layanan konseling training of trainer (TOT) dalam bidang
dalam proses pengambilan keputusan untuk psikologis, bimbingan dan evaluasi. Strategi
memantapkan jurusan atau karir tertentu, dan yang dilakukan dalam pelaksanaan layanan
teman hidup; bantuan layanan konseling dalam bimbingan dan konseling diawali dengan
memecahkan atau mengatasi masalah-masalah mengidentifikasi kebutuhan awal mahasiswa
akademik, karir, dan sosial-pribadi; bantuan menggunakan beragam instrumen. Strategi
layanan informasi mengenai kemungkinan lebih banyak menggunakan bimbingan
penempatan dan memperoleh pekerjaan. kelompok dan konseling individual.

79
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.1, No.1, Januari 2017
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling Nurrillah, S.A. Lilly

perencanaan pekerjaan yang runtut dan (5)


pemecahan masalah menunjukkan penguasaan
Pembahasan Hasil Penelitian yang tinggi, mampu menyelesaikan masalah-
1. Pembahasan Gambaran Umum masalah yang dihadapi dalam menentukan
Kematangan Karir Mahasiswa pilihan pekerjaan dalam bidang profesi
kependidikan seni.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pencapaian kematangan karir mahasiswa Dalam kaitannya dengan kematangan
secara keseluruhan termasuk pada kategori karir ini, Supraptono (1994) menyatakan
tinggi atau matang. Indikasi yang bahwa kematangan karir adalah adanya sikap
menunjukkan bahwa karir mahasiswa matang dan kompetensi seseorang terhadap karir.
adalah adanya sikap yang positif terhadap Dengan sikap, berarti individu mampu
pekerjaan dalam bidang profesi kependidikan mengambil keputusan terhadap preferensi karir
seni dan dimilikinya kompetensi karir yang dan bertanggung jawab atas segala
tinggi. Dalam hal ini, sikap mahasiswa konsekuensi keputusan, sedangkan
terhadap pekerjaan dalam bidang profesi kompetensi, menunjukkan kemampuan
kependidikan seni yang ditemukan adalah (1) individu untuk memahami kekuatan diri dalam
keterlibatan mahasiswa yang cukup positif kaitannya dengan dunia pekerjaan.
untuk membicarakan, mendiskusikan dan Pendapat di atas sesuai dengan hasil
memusyawarahkan pekerjaan dalam bidang
penelitian terhadap kematangan karir
profesi kependidikan seni; (2) kemandirian
mahasiswa yang menunjukkan bahwa secara
mahasiswa yang positif untuk tidak bergantung umum cenderung memiliki sikap yang
pada orang tua/orang dewasa lainnya dalam konsisten terhadap pilihan pekerjaan dalam
menetapkan pilihan pekerjaan dalam bidang bidang profesi kependidikan seni dan
profesi kependidikan seni; (3) orientasi
bertanggung jawab terhadap setiap keputusan
mahasiswa terhadap pekerjaan dalam bidang
karir yang dipilihnya. Kemudian mahasiswa
profesi kependidikan seni cenderung positif; memiliki kemampuan dalam memahami
(4) kompromi mahasiswa yang cenderung kelemahan dan kekuatan dirinya sehingga
poritif, adanya keluwesan atau kerelaan untuk
dapat mengusung kepada kemampuan
menerima pendapat atau usulan dan berdiskusi
mahasiswa itu sendiri untuk selektif dalam
dengan orang tua/orang dewasa lainnya menentukan tujuan dan pilihan pada pekerjaan
mengenai pekerjaan dalam bidang profesi di bidang profesi kependidikan, dibarengi
kependidikan seni; (5) penentuan keputusan
dengan kemampuan memecahkan
dalam hal ini mahasiswa sudah menunjukkan
permasalahan dalam menentukan pilihan
keajegan dan kepastian dalam mengambil pekerjaan.
keputusan, menentukan pilihan pekerjaan pada
profesi kependidikan seni. Matangnya karir mahasiswa tidak
terlepas dari tahap-tahap perkembangan karir
Penguasaan kompetensi karir
yang harus dijalani dan dituntaskan oleh
mahasiswa pada pekerjaan dalam bidang mahasiswa. Dalam hal ini, tahap
profesi kependidikan seni, secara umum perkembangan mahasiswa berada pada tahap
tinggi. Indikasi yang menunjukkan bahwa
penempatan karir, yang ditandai dengan
penguasaan kompetensi karir mahasiswa
tuntutan kemandirian dan kemampuan
tinggi, adalah sebagai berikut : (1) pemahaman mengelola diri, baik secara sosial, ekonomi,
diri, menunjukkan akurasi pemahaman diri pribadi, pekerjaan dan religi (Surya, 1998:17).
yang tinggi; (2) informasi pekerjaan
Apabila tahapan-tahapan itu dapat dilalui
menunjukkan penguasaan informasi yang
dengan baik dan berkesinambungan, maka
tinggi terhadap informasi pekerjaan dalam diharapkan mahasiswa mencapai
bidang profesi kependidikan seni; (3) perkembangan karir yang optimal. Super
pemilihan pekerjaan menunjukkan mahasiswa
(Pietrofesa, 1980:198) menyatakan bahwa
mampu menentukan seleksi tujuan dalam
mahasiswa berada pada tahap penggalian (usia
memilih pekerjaan dalam bidang profesi 15-24 tahun) yang ditandai dengan pencarian
kependidikan seni; (4) perencanaan pekerjaan kerja, pencarian peran dan pencarian jati diri
menunjukkan penguasaan yang tinggi,
sebagai jalan menuju ke kematangan karir.
mahasiswa sudah mampu membuat sekuensi

80
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Mahasiswa Nurrillah, S.A. Lilly

Merujuk kepada pendapat di atas dan tinggi/matang. Pada aspek sikap yang meliputi
dihubungan dengan hasil penelitian, mengarah indikator kemandirian dan orientasi
kepada suatu asumsi bahwa kematangan karir menunjukkan kematangan yang tinggi, artinya
yang telah dicapai mahasiswa merupakan ada kecenderungan positif terhadap
indikator kemampuan dan konsekuensi ketidakbergantungan kepada pihak lain dalam
mahasiswa dalam memaknai tugas-tugas menetapkan pilihan pekerjaan dan
perkembangan karir yang harus dijalani oleh kecenderungan cara pandang yang positif
setiap mahasiswa. Lebih lanjut, dapat terhadap pekerjaan dalam bidang profesi
dimaknai bahwa mahasiswa sudah memiliki kependidikan seni. Sementara pada indikator
ketetapan dalam memilih pekerjaan dalam penentuan keputusan, mahasiswa memiliki
bidang profesi kependidikan seni. kecenderungan positif, tetapi termasuk yang
terendah dari keseluruhan indikator yang
Gambaran kematangan karir
menunjukkan kematangan tinggi. Pada aspek
mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Musik
kompetensi, khususnya indikator pemahaman
secara umum menunjukan kematangan karir
diri dan pemilihan pekerjaan, menunjukkan
mahasiswa tinggi/matang. Pada aspek sikap
penguasaan tertinggi, sementara pada
pada indikator keterlibatan menunjukkan
penguasaan indikator informasi pekerjaan
kematangan yang paling tinggi. Hal ini
menunjukkan terendah dari keseluruhan
menggambarkan bahwa
penguasaan indikator yang tinggi.
keikutsertaan/partisipasi mahasiswa dalam
pembicaraan dan usaha mencari informasi Dalam konteks yang lebih operasional,
tentang pekerjaan dalam bidang profesi Healy (Rifda, 2001:13) menyatakan bahwa
kependidikan seni sangatlah aktif. Pada terdapat beberapa aspek tugas perkembangan
indikator kompromi menunjukkan kematangan yang harus ditunaikan mahasiswa. Aspek-
yang tinggi juga tetapi dibandingkan dengan aspek yang dimaksud adalah : Pertama, dalam
indikator yang lainnya, dapat dikatakan peran dan posisinya sebagai anggota
terendah. Pada aspek kompetensi, secara masyarakat kampus, mahasiswa hendaknya
keseluruhan menunjukkan kematangan karir memiliki berbagai pengetahuan yang berkaitan
yang tinggi, artinya mahasiswa sudah memiliki dengan masalah karirnya saat ini maupun di
penguasaan terhadap kemampuan untuk masa depan. Pengetahuan-pengetahuan itu,
mencari dan memperoleh informasi pekerjaan, antara lain : mengetahui tujuan jurusan yang
merencanakan kegiatan-kegiatan dalam dimasukinya, mengetahui kaitan antara mata
bekerja dan memecahkan masalah-masalah kuliah dengan bidang pekerjaan yang
yang berkaitan dengan pekerjaan, sementara diinginkan, mengetahui cara memperoleh
penguasaan kemampuan memilih pekerjaan pekerjaan, tuntutan/persyaratan, tingkat
dalam bidang profesi kependidikan seni kepuasan dan proses jenjang kepangkatan dari
menunjukkan pencapaian terendah. pekerjaan yang diminatinya, mengetahui apa
tugas-tugas pokok yang harus dikerjakan dan
Dilihat dari tahapan perkembangan
keterampilan yang harus dimiliki, mengetahui
karir, mahasiswa berada pada tahap eksplorasi,
karakteristik pribadinya secara akurat. Kedua,
yang secara umum berada pada rentang usia
untuk menunjang dan mewujudkan karirnya
antara 18 sampai 26 tahun. Pada tahapan ini,
saat ini dan di masa yang akan datang,
mahasiswa mulai mempertimbangkan
mahasiswa diharapkan mulai mencari
kebutuhan, kapasitas, minat dan nilai-nilai
informasi mengenai karir. Pencarian dapat
yang diterapkan pada lingkungan
diperoleh dengan membaca buku-buku atau
kehidupannya, seperti mengikuti diskusi,
bahan-bahan cetak lainnya, mendiskusikan
berorganisasi, bekerja dan mengikuti kursus,
pilihan karirnya baik dengan orang tua, dosen
bahkan sampai kepada angan-angan yang
pembimbing maupun dengan orang yang lebih
bertujuan untuk melatih dan menambah
berpengalaman. Di samping itu, mahasiswa
keterampilan serta mencoba
diharapkan mulai mengikuti kursus, pelatihan
mengimplementasikan konsep dirinya (Dillard,
yang akan mendukung pekerjaan yang
1985:20).
diminatinya. Ketiga, sejalan dengan peran
Gambaran kematangan karir hidup (life role) dan tahapan kehidupan (life
mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Rupa secara stage) sebagai mahasiswa, maka mahasiswa
umum menunjukkan kematangan karir yang harus memiliki sikap yang mencerminkan

81
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.1, No.1, Januari 2017
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling Nurrillah, S.A. Lilly

karakteristik sebagai sivitas akademika di yang paling tinggi, Hal ini dapat berarti bahwa
perguruan tinggi. Sikap-sikap yang dimaksud, penguasaan kompetensi pemecahan masalah
antara lain : meyakini kemampuannya untuk sangatlah tinggi, mahasiswa sudah dapat
mengambil keputusan sendiri, mempercayai, menghadapi dan menyelesaikan masalah-
betapa pentingnya sebuah pendekatan yang masalah yang akan dihadapi dalam
sistematis dalam merencanakan dan pekerjaannya di bidang profesi kependidikan
memecahkan masalah, bertanggung jawab seni.
untuk memperoleh informasi tentang karir,
Gribbons dan Lohnes (Supraptono,
meyakini bahwa masalah studi dan
1994:18) mengemukakan bahwa kematangan
memperoleh pekerjaan merupakan tanggung
karir lebih luas dari sekedar pemilihan
jawab sendiri. Keempat, salah satu sikap yang
pekerjaan, karena akan melibatkan
hendaknya melekat dalam diri mahasiswa
kemampuan individu di dalam membuat
adalah keyakinan dan kemampuan dalam
keputusan, merencanakan aktivitas dan
perencanaan dan pengambilan keputusan.
memecahkan masalah. Super (1985:157),
Dalam aspek ini seyogyanyalah mahasiswa
mendefinisikan kematangan karir dalam
mapu memilih jurusan yang sesuai dengan
bentuk “.… congruence between individual’s
minat dan kemampuannya, dapat
vocational behavior and the
mempertimbangkan berapa lama
expectedvocational behavior at that age”.
menyelesaikan kuliah, dapat memilih satu
Makna kematangan karir yang dimaksud oleh
alternatif dari beragam pekerjaan, mampu
Super adalah tingkat kesesuaian antara
merencanakan apa yang harus dilakukan
perilaku karir individu dengan perilaku karir
setelah menyelesaikan kuliah dan dimana dia
yang diharapkan pada umur tertentu. Dillard
akan bekerja. Kelima, untuk mewujudkan
(1985:32) mengemukakan bahwa kematangan
berbagai aspek di atas, maka sudah
sikap individu dalam pembuatan keputusan
seharusnyalah mahasiswa memiliki beberapa
karir ditampakkan oleh tingkat konsistensi
keterampilan yang berkenaan dengan upaya
pilihan karir dalam suatu periode tertentu.
pengembangan karirnya. Keterampilan yang
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
dimaksud, antara lain adalah : mempunyai
kematangan karir menggambarkan tingkat
kemampuan menggunakan sumber-sumber
kesesuaian individu dengan karir dan
informasi tentang karir, dapat meningkatkan
bagaimana psikodinamiknya dalam
perolehan keterampilan dalam bidang
pengambilan keputusan dan pemecahan
akademik dan non-akademik, berupaya
masalah karir.
menjadikan lembaga organisasi
kemahasiswaan sebagai wadah peningkatan 2. Pembahasan Gambaran Kegiatan
keterampilan dan eksistensi diri, mampu Layanan Bimbingan Karir
mengelola waktu secara efektif dan dapat Gambaran kegiatan layanan
bekerja sama dengan orang lain, berusaha dan bimbingan karir di Jurusan Pendidikan Seni, di
mampu meberikan komentar mengenai dirinya Program Studi Seni Musik, Seni Rupa dan
sendiri secara sahih. Seni Tari. Seperti telah dikemukakan pada
Gambaran kematangan karir uraian mengenai hasil penelitian, bahwasanya
mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Tari, secara tidak ada program layanan bimbingan dan
umum menunjukkan tingakat kematangan konseling, khususnya layanan bimbingan karir
tinggi. Pada aspek sikap, indikator orientasi yang secara formal dirancang dan
dan kompromi, menunjukkan kematangan dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Seni, di
yang tinggi, artinya terdapat kecenderungan Prodi Pendidikan Seni Musik, Seni Rupa dan
positif pada cara pandang mahasiswa terhadap Seni Tari. Mahasiswa dihadapkan kepada
pekerjaan pada bidang profesi kependidikan beberapa kegiatan awal, seperti : tes seleksi,
seni dan sudah adanya keluwesan atau yang meliputi memainkan salah satu instrumen
kerelaan mahasiswa untuk menerima musik, menyanyikan sebuah lagu dengan baik,
usulan/saran dari pihak lain tentang pemilihan menggambar dan mewarnai dengan baik dan
pekerjaan dalam bidang profesi kependidikan indah, menarikan sebuah tarian dengan baik
seni. Pada aspek kompetensi, indikator dan mempunyai gerak fisik yang lentur juga
pemecahan masalah menunjukkan tingkat keadaan fisik yang prima. Setelah mahasiswa
lulus seleksi awal dan tes secara tertulis,

82
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Mahasiswa Nurrillah, S.A. Lilly

berikutnya mahasiswa dihadapkan kepada dalam pola kehidupan sehari-hari, dan


aktivitas perkuliahan, dimana setiap mata merencanakan masa depannya sesuai dengan
kuliah memberikan tugas yang cukup banyak, potensi yang dimilikinya secara realistik.
mahasiswa dilatih untuk menguasai sekian
banyak keterampilan pendidikan seni. Selama
mengikuti perkuliahan ada beberapa kegiatan 3. Gambaran Kegiatan Layanan Bimbingan
pendidikan seni yang harus diselesaikan, Karir di UPT LBK UPI Bandung
misalnya : harus mengumpulkan delapan Seperti telah diuraikan dalam hasil
sertifikat kegiatan pagelaran seni music, seni penelitian, bahwasanya sudah ada program
rupa dan seni tari, malakukan latihan yang layanan bimbingan dan konseling di UPT
terkait dengan pengembangan penguasaan LBK UPI Bandung, tetapi belum ada program
kemampuan seni musik, seni rupa dan seni khusus untuk layanan bimbingan karir
tari. Tugas akhir yang harus diselesaikan mahasiswa. Layanan bimbingan karir
mahasiswa di antaranya adalah membuat merupakan bagian dari layanan bimbingan
pagelaran seni musik dan vokal, membuat secara keseluruhan. Beberapa kegiatan yang
karya seni rupa yang komprehensif dan dilaksanakan sekaitan dengan layanan
membuat/menciptakan sebuah tarian dan bimbingan karir, di antaranya adalah melatih
dipagelarkan. Ketua-ketua prodi dan dosen- dosen-dosen pembimbing akademik, agar
dosen mata kuliah, masing-masing sesuai dapat berfungsi sebagai dosen konselor,
dengan tugas dan tanggung jawabnya, memberikan psikotes (kepribadian, inteligensi,
membimbing mahasiswa agar dapat memenuhi bakat, minat), membantu mahasiswa yang
tuntutan perkuliahan dan menyelesaikan tugas- datang dengan permasalahan pemilihan
tugasnya dengan baik, membantu mahasiswa jurusan (pindah jurusan). Pada tahun 1998-
yang mengalami kesulitan/masalah dalam 2000, di UPT LBK IKIP Bandung, sempat
belajar, latihan, pagelaran, dan menyelesaikan dirancang dan dilaksanakan program layanan
tugas akhir. bimbingan karir, yaitu Career Planning
Berdasarkan hasil wawancara dengan Development (CPD) tujuannya berkaitan
ketua-ketua prodi Pendidikan Seni Musik, Seni dengan pengembangan dan pelayanan
Rupa dan Seni Tari, bahwasanya hampir informasi karir dan pekerjaan bagi mahasiswa,
semua kegiatan yang dilakukan mahasiswa dan tujuan yang berkaitan dengan sasaran
dengan bimbingan ketua prodi dan dosen- substansial dan kelembagaan.
dosen mata kuliah, secara tidak langsung
sudah merupakan layanan bimbingan karir
yang tidak terstruktur secara program formal, Simpulan
tetapi lebih banyak kepada kegiatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan layanan bimbingan karir secara
pencapaian kematangan karir mahasiswa
langsung.
secara keseluruhan termasuk pada kategori
Berdasarkan hasil wawancara dengan tinggi atau matang. Indikasi yang
ketua-ketua prodi, dapat dimengerti walaupun menunjukkan bahwa karir mahasiswa matang
tidak ada program layanan bimbingan karir adalah adanya sikap yang positif terhadap
yang secara khusus dirancang dan pekerjaan dalam bidang profesi kependidikan
dilaksanakan di prodi Pendidikan Seni Musik, seni dan dimilikinya kompetensi karir yang
Seni Rupa dan Seni Tari, tetapi dapat diartikan tinggi. Dalam hal ini, sikap mahasiswa
sudah dilaksanakan layannan bimbingan karir terhadap pekerjaan dalam bidang profesi
yang diintegrasikan dalam kegiatan kependidikan seni yang ditemukan adalah (1)
perkuliahan, terbukti dengan hasil penelitian keterlibatan mahasiswa yang cukup positif
yang menunjukkan kematangan karir untuk membicarakan, mendiskusikan dan
mahasiswa tinggi/matang. Hal ini sejalan memusyawarahkan pekerjaan dalam bidang
dengan tujuan layanan bimbingan dan profesi kependidikan seni; (2) kemandirian
konseling di perguruan tinggi adalah supaya mahasiswa yang positif untuk tidak bergantung
mahasiswa mampu mengatur hidupnya sendiri, pada orang tua/orang dewasa lainnya dalam
mengembangkan kepribadiannya sesuai menetapkan pilihan pekerjaan dalam bidang
dengan potensi yang dimiliki, menjamin taraf profesi kependidikan seni; (3) orientasi
mental yang wajar, mengintegrasikan studinya mahasiswa terhadap pekerjaan dalam bidang

83
JOURNAL OF INNOVATIVE COUNSELING : THEORY, PRACTICE & RESEARCH
Vol.1, No.1, Januari 2017
Available online: http://journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling Nurrillah, S.A. Lilly

profesi kependidikan seni cenderung positif; Muro, J.J. & Kottman, T. (1995). Guidande
(4) kompromi mahasiswa yang cenderung and Counseling in Elementary and
poritif, adanya keluwesan atau kerelaan untuk Middle Schools. Ioawa : Brown and
menerima pendapat atau usulan dan berdiskusi Benchmark Publisher.
dengan orang tua/orang dewasa lainnya
Osipow, S.H., (1983). Theories of Career
mengenai pekerjaan dalam bidang profesi
Development. New Jersey: Prentice-
kependidikan seni; (5) penentuan keputusan
Hall Inc.
dalam hal ini mahasiswa sudah menunjukkan
keajegan dan kepastian dalam mengambil Patton, W. & Lokan, J. (2001). “Perspectives
keputusan, menentukan pilihan pekerjaan pada on Donald Super’s Construct of
profesi kependidikan seni. Career Maturity”. International
Journal for Education and Vocational
Guidance. 1, 31-48.
Reverensi:
Riyadi, A.R. (2006). Pengembangan Alat Ukur
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian : Kematangan Karir Siswa Sekolah
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Menengah Atas. Skripsi pada Jurusan
Rineka Cipta. PPB FIP UPI. Bandung : tidak
diterbitkan.
Crites, J.O. (1981). Career Counseling :
Models, Methods, and Materials. New Savickas, M.L. (2001). “A Developmental
York : McGraw-Hill Book Company. Perspective on Vocational behavior :
Career Pattern, Salience, and
Dillard, J.M. (1985). Life Long Career
Themes”. International Journal for
Planning. Colombus, Ohio : Bell &
Education and Vocational Guidance.
Howell Company.
1, 31-48.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi
Sharf, R.S. (1992). Applying Career
Perkembangan Suatu Pendekatan
Development Theory to Counseling.
Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi
California : Woodswoth, Inc.
5. Jakarta: Erlangga.
Sugiarto. (2003). Teknik Sampling. Jakarta.
Hyot, K.B., Wickwire, P.N. (2001).
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Knowledge-Information-Service Era
Change in Work and Education and Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
the Changing Role of the School Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Counselor in Career Education. The
Super, D. E., Thompson, A. S., & Lindeman,
Career Development Quarterly, Vol.
R. H. (1988). Adult Career Concerns
49. No. 3, March 2001.
Inventory: Manual for research and
Ilfiandra. (1997). Kontribusi Konsep Diri exploratory use in counselling. Palo
terhadap Kematangan Karir Siswa. Alto, CA: Consulting Psychologists
Skripsi pada Jurusan PPB FIP UPI Press.
Bandung : tidak diterbitkan.
Supriadi, Dedi. (1997). Profesi Konseling dan
Isjoni. (2006). Pendidikan Sebagai Investasi Keguruan. Bandung: Bidang Studi
Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor Bimbingan dan Konseling Program
Indonesia Pascasarjana IKIP Bandung.
Manrihu, M.T. (1986). Studi tentang Beberapa Suyanto. 2006. Dinamika Pendidikan Nasional
Faktor yang Mempengaruhi (dalam Percaturan Dunia Global).
Kematangan Karir Siswa SMA di Jakarta: PSAP Muhammadiyah.
Sulawesi Selatan. Disertasi pada PPS
Waspada, Ikaputera. (2004). Sukses Usaha
UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Sukses Profit. Media Komunikasi dan
Munandir. (1996). Program Bimbingan Karier Informasi Pengabdian Kepada
di Sekolah. Jakarta: Dikti Depdikbud. Masyarakat [Online], Tahun IV
Nomor 4 Oktober 2004, 12

84
Bimbingan Karir untuk Meningkatkan Kematangan Karir Mahasiswa Nurrillah, S.A. Lilly

halaman.Tersedia:
http://jurnal.upi.edu/file/Ika_P.pdf
Whiston, S.C. (2000). Principles and
Applications of Assessment in
Counseling. United States :
Brooks/Cole.
Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan
Konseling di Institusi Pendidikan.
(Edisi Revisi). Jakarta: PT Gramedia
Widia Sarana Indonesia.
Zunker, V.G., & Osborn, D.S. (2002). Using
Career Development Inventories.
[Online]. tersedia di :
http://web.odu.edu. [28 Juli 2005].

85

Вам также может понравиться