Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Inhalasi
Inhalasi aerosol untuktujuan pengobatan telah dikenal sejak Oral
lama. Sebelum era kemoterapi, pasien tuberkulosis paru dianjur- Dosis Rendah Tinggi
kan untuk berlibur di tepi pantai dan berlayar di laut sebagai cara Mulai kerja obat Cepat Lambat
penyembuhannya. Partikel garam yang terkandung dalam udara Efek samping Sedikit Banyak
laut dipercaya berpengaruh baik. Inhalasi asap akar-akaran dan Cara pemberian Perlu latihan Mudah
Lama kerja obat 5-6 jam 5-6 jam
bagian-bagian lain dari tumbuh-tumbuhan telah lama dikenal Tempat kerja obat Langsung Tidak langsung
dalam pengobatan tradisional. Pada abad ke 19 dikenal "rokok
asma", antara lain dibuat dari daun kecubung dan Atropa bella-
dona, yang bila dibakar asapnya mengandung kondensat anti mencapai paru-paru(4); untuk mencapai hasil yang optimal pasien
kolinegik, derivat skopolamin dan atropin, dalam bentuk aerosol. harus dilatih untuk(2) :
Aerosol adalah partikel-partikel padat, cair atau campuran 1. Ekshalasi sehabis-habisnya.
yang mengambang dalam gas/udara. Diameter partikel-partikel 2. Bibir menutup/melingkari mouthpiece, tidak perlu terlalu
ini berkisar diantara 0,001 – 100 pm. Untuk terapi inhalasi rapat.
diameter partikel yang bermanfaat adalah di antara 0,5 – 10 3. Semprotkan aerosol kurang lebih pada pertengahan inspirasi.
µm(1,2). 4. Teruskan inhalasi lambat-lambat dan sedalam mungkin.
Traktus respiratorius, karena permukaanya yang luas dan 5. Tahan napas – dalam inspirasi penuh – selama beberapa detik
mudah dicapai dari luar, ideal untuk pemberian obat dalam (bila mungkin 10 detik).
bentuk aerosol yang diinhalasi untuk tujuan efek sistemik. Ke- Aerosol dapat diperoleh dengan berbagai cara, dua cara
untungan cara inhalasi aerosol dibandingkan pemberian obat per yang paling banyak dipakai saat ini adalah metered dose inhaler
oral adalah terhindarnya obat tersebut dari sirkulasi portal; de- (MDI) dan nebulizer.
ngan dasar pemikiran ini dicoba terapi inhalasi aerosol ergotamin Lebih 10 tahun yang lalu, yang dimaksud dengan terapi
dan insulin. inhalasi adalah inhalasi aerosol dengan bantuan alat Intermittent
Keuntungan yang lebih nyata dari terapi inhalasi aerosol positive pressure breathing (IPPB). Kemudian diketahui bahwa
adalah efek topikalnya; yakni konsentrasi yang tinggi di paru- IPPB seringkali tidak diperlukan bahkan merugikan dalam terapi
paru, dengan dosis obat yang kecil : 10% dari dosis oral(3), dan inhalasi. IPPB membutuhkan supervisi yang profesional dan alat
efek sistemik yang minimal. khusus. Walaupun tak dibenarkan menggunakan IPPB pada
Terapi inhalasi dibandingkan terapi oral mempunyai dua semua terapi inhalasi, tepi tak benar pula anggapan untuk sama
kelemahan; jumlah obat yang mencapai paru-paru sulit dipasti- sekali tak menggunakannya. IPPB mempunyai indikasi yang
kan, dan inhalasi obat ke dalam saluran napas dapat merupakan terbatas, tapi dapat sangat efektif bila indikasinya tepat : pasien
masalah koordinasi. yang tidak dapat secara spontan bernapas dalam (kapasitas vital
Efektifitas terapi inhalasi tergantung pada jumlah obat yang kurang dari 1 L)(4).
Diajukan di:Simposiurn Perkembangan Baru dalam bidang Pulmonologi
1991 (Pulmonology Update 1991) Bandung, Tanggal22 Juni 1991
Dalam MDI, obat berbentuk bubuk yang ultra halus, dengan Gambar 2. Nebulizer dengan tenaga pendorong gas/udara bertekanan.
diameter sekitar 2-31µm (micronized), didorong ke luar sebagai
aerosol oleh gas pendorong (propellant) yang biasanya adalah
gas fluoroklorokarbon/freon.
MDI umumnya digunakan oleh pasien rawat jalan yang
kondisinya stabil, biasanya jarang dipakai pasien rawat nginap.
Cara ini menjadi kurang populer sesudah laporan dari Inggris
pada tahun 1960-an yang mengungkapkan adanya peningkatan
kematian pasien asma sehubungan dengan peningkatan
penggunaan obat simpatomimetik dengan cara MDI(2,4). Akan
tetapi sekarang ini MDI kembali populer.
Penggunaan MDI membutuhkan latihan. Para dokter se-
baiknya mengajarkan pasiennya cara penggunaan yang benar,
karena sebagian besar pasien sulit mempelajarinya hanya dengan
membaca brosur. Bila diperlukan lebih dari satu kali semprot
(puff), biasanya dosis MDI : 4 x 2 semprot; pasien harus menunggu
beberapa menit sebelum penyemprotan berikutnya. Posisi lidah
diatur sedemikian sehingga tidak menghalangi aliran aerosol
melalui mulut. Ada beberapa kontroversi mengenai posisi MDI
dengan bibir. Sebagian besar para dokter menganjurkan MDI
diletakkan dalam mulut dengan bibir menutup rapat sekeliling Gambar 3. Nebulizer ultrasonik. Konstruksi lain tanpa cairan medium
kontak.
mouthpiece, sebagian lainnya menganjurkan agar MDI dipegang
4 cm di depan mulut yang terbuka lebar.
MDI mungkin tidak praktis pada sekelompok pasien : anak Biaya terapi inhalasi dengan bantuan alat ini agaknya lebih
kecil, usia lanjut, bingung, cacat fisik, penderita artritis, kepatuhan mahal dari MDI, karena alatnya sendiri lebih kompleks dan
pasien buruk dan pasien yang cenderung memakai MDI secara mahal, dan biasanya diperlukan supervisi profesional untuk
berlebihan. menyiapkan larutan obat dan mengawasi pasien selama terapi
inhalasi.
Jenis-jenis aerosol dalam terapi inhalasi pada penyakit paru
NEBULIZER
obstruktif dapat berupa air (bland aerosol), larutan garam,
Beberapa pasien, terutama pasien yang keadaan umumnya mukolitik, bronkodilator, natrium kromoglikat, kortikosteroid
berat, di rumah sakit, talc dapat menggunakan MDI dengan dan antibiotik.
KORTIKOSTEROID
BRONKODILATOR
Alasan penggunaan aerosol krotikosteroid adalah untuk
Bronkodilator indikasi utamanya adalah asma bronkial. mendapatkan efek terapetik lokal tanpa efek samping yang bisa
Pada bronkitis kronik, derajat reversibilitas obstruksi jalan napas terjadi pada pemakaian kortikosteroid sistemik jangka panjang(2).
bervariasi, tetapi bronkodilator dapat digunakan untuk jangka Kalau akan mengganti steroid oral ke inhalasi, dosis oral
waktu pendek pada pasien dengan bising mengi, dengan harus diturunkan perlahan-lahan dalam jangka waktu beberapa
penyesuaian dosis yang berbeda dari satu pasien ke pasien minggu.
lainnya. Aerosol steroid dapat menyebabkan kandidiasis oral dan
Bronkodilator dibagi 3 kelompok utama : simpatomimetik, faring yang biasanya dapai diatasi dengan amfoterisin B lokal,
xantin dan antikolinergik. Xantin tidak digunakan dalam bentuk dan untuk pencegahannya pasien dianjurkan berkumur-kumur
aerosol. sesudah menggunakan aerosol steroid(4).