Вы находитесь на странице: 1из 11

c cc

c
c c cc c
 c  c ccc



à | PENDAHULUAN

Kekerasan adalah sebuah pola atau bentuk kejahatan tingkah laku yang diarahkan pada
penuntasan dan mempertahankan kekuatan terhadap seseorang Sebuah hubungan yang sehat meliputi
saling menghormati, saling percaya, dan saling memikirkan satu sama lain Kebalikan dari hubungan ini
adalah hubungan yang penuh dengan kekerasan atau penganiayaan Hampir pada semua kasus, seorang
pelaku tindak kekerasan bertujuan untuk mengerahkan tenaga dan mengontrol atas seorang korban
yang biasanya atau sering kali adalah orang yang kurang mendapat pertolongan Kekerasan ini memiliki
berbagai bentuk yaitu kekerasan fisik, seksual dan psikologis (mental atau emosi) Kebanyakan korban
dari kekerasan fisik dan seksual adalah wanita Kekerasan seksual pada wanita lebih sering terjadi pada
usia muda Lebih dari setengah perbuatan amoral atau perkosaan terhadap wanita 54% terjadi pada
usia sebelum 18 tahun dan 22 % dari perkosaan ini terjadi sebelum usia 12 tahun
Di Amerika Serikat, hampir 5,3 juta wanita usia 18 tahun dan lebih mengalami kekerasan fisik dan kira-
kira 1,5 juta wanita diperkosa atau serangan seksual setiap tahun Pada kebanyakan kasus, kekerasan
yang menyerang wanita dilakukan oleh seorang patner atau teman dekat (intim), suami atau seorang
yang dikenal oleh korban

Para korban kekerasan ini tidak hanya akan menderita trauma fisik, namun terutama sekali akan
menderita stress mental yang amat berat bahkan bisa seumur hidup Yaitu meningkatnya kecemasan
dan stress, merasa rendah harga diri, depresi berat, gangguan makan (anoreksia nervosa atau bulimia
nervosa) bahkan stress pasca trauma Kekerasan yang menyerang wanita pada umumnya dihubungkan
dengan kelemahan fisik dan psikologis Sejalan dengan pengakuan penganiayaan terhadap wanita
sebagai masalah serius kesehatan masyarakat, harus menjadi panggilan bagi seorang klinisi untuk
menemukan cara untuk mengenali dan menolong mereka yang menjadi korban dari kekerasan terhadap
wanita

àà | DEFàNàSà
A | KEKERASAN FàSàK
Kekerasan fisik pada seorang dewasa dapat didefinisikan sebagai penderitaan fisik atau
cedera dengan maksud menyebabkan bahaya yang mencakup tindakan menampar, memukul,
menggigit, dan menarik rambut, tapi dalam frekuensi atau kejadian yang secara umum meliputi
kekerasan yang lebih serius termasuk mencekik, menendang, mematahkan tulang, menikam,
atau menembak; atau pengekangan secara paksa yang mungkin termasuk mengunci seseorang
di dalam rumah atau kamar kecil, diikat atau diborgol, bahkan pada beberapa kasus berakhir
pada kematian
B | KEKERASAN PSàKOLOGàS
Kekerasan psikologis berimplikasi pada penderitaan mental atau emosi Ketika
seseorang berperilaku yang mana menyebabkan ketakutan, derita mental atau menyakiti emosi
atau distress kepada orang lain, tingkah laku tersebut bisa dipandang sebagai penganiayaan
Penganiayaan psikologis dapat berupa intimidasi, ancaman, diteror Yang termasuk kekerasan
psikologis lainnya adalah pengabaian atau isolasi korban dari keluarga, teman dan aktivitas
umumnya ʹ baik dengan kekuasaan, ancaman atau melalui manipulasi (misalnya mengontrol
akses keuangan)

C | KEKERASAN SEKSUAL
Penganiayaan seksual pada seseorang dewasa dapat didefinisikan sebagai ekspresi dari
kekuatan dan kekuasaan dengan cara-cara kekerasan seksual, paling umum pada pria terhadap
wanita, walaupun pria juga dapat menjadi korban dari perkosaan seksual Perkosaan seksual
diidentifikasi melalui penggunaan kekuatan dan dilakukan berlawanan dengan keinginan pribadi
seseorang Seksualitas didefinisikan secara luas sebagai suatu keinginan untuk menjalin kontak,
kehangatan, kemesraan, atau mencintai Respons seksual meliputi memandang dan berbicara,
berpegangan tangan, berciuman, atau memuaskan diri sendiri, dan sama-sama menimbulkan
orgasme Seksualitas merupakan bagian dari perasaan terhadap diri yang ada pada individu
secara menyeluruh

Para ahli dalam bidang seksualitas setuju tentang jenis perilaku seksual normal Adalah
mungkin untuk meninjau ekspresi seksualitas dalam suatu rentang yang berkisar dari adaptif
hingga maladaptif Respons seksual yang paling adaptif terlihat perilaku yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1 | antara dua orang dewasa
2 | saling memuaskan individu yang terlibat
3 | secara fisik dan psikologis tidak berbahaya bagi kedua pihak
4 | tidak terdapat paksaan atau kekerasan
5 | dilakukan di tempat tertutup

Respons seksual yang maladaptif termasuk perilaku yang tidak memenuhi satu atau
lebih kriteria tersebut

Kekerasan seksual dapat berupa perkosaan atau sodomi, dipaksa tanpa busana atau
kelainan seksual exhibitionisme, sentuhan yang tidak pantas, memotret korban dengan pose
yang tidak baik atau memaksa mereka untuk melihat pornografi, memaksa kontak seksual
ataupun beberapa tipe lainnya yang merupakan kontak seksual yang tidak diinginkan
Pada dasarnya kekerasan seksual itu lebih merupakan trauma psikis daripada trauma fisik Tidak
jarang pelaku kekerasan seksual (pemerkosa) sampai hati membunuh korbannya guna
menghindari kesaksian Dalam sebuah penelitian oleh Adller (1991) dikutip oleh Dadang
Hawarie, menyebutkan bahwa 58 % tindak kekerasan, perkosaan dan pembunuhan dibawah
pengaruh alkohol (minuman keras)

ààà | FAKTOR PREDàSPOSàSà


Faktor predisposisi ini adalah faktor yang berperan dalam pola penganiayaan:
1 | Teori Biologis
a | pengaruh neurofisiologis Perubahan dalam sistem limbik otak dapat mempengaruhi
perilaku agresif pada beberapa individu
b | pengaruh biokimia Bermacam-macam neurotransmitter (misal epinefrin, norepinefrin,
dopamin, asetilkolin, dan serotonin) dapat memainkan peranan dalam memudahkan
dan menghambat impuls-impuls agresif
c | pengaruh genetika Beberapa penyelidikan telah melibatkan herediter sebagai
komponen pada predisposisi untuk perilaku agresif Baik ikatan genetik langsung
maupun kariotipe genetik XYY telah diteliti sebagai kemungkinan Bukti belum
meyakinkan
d | kelainan otak Berbagai kelainan otak mencakup tumor, trauma, dan penyakit-penyakit
tertentu (misal ensefalitis dan epilepsi), telah dilibatkan pada predisposisi pada perilaku
agresif

2 | Teori Psikologis
a | teori psikoanalitik Berbagai teori psikoanalitik telah membuat hipotesa bahwa agresi
dan kekerasan adalah ekspresi terbuka dari ketidakberdayaan dan harga diri rendah,
yang timbul bila kebutuhan-kebutuhan masa anak terhadap kepuasaan dan keamanan
tak terpenuhi
b | teori pembelajaran Teori ini mendalilkan bahwa perilaku agresif dan kekerasan
dipelajari dari model peran yang berwibawa dan berpengaruh àndividu-individu yang
dianiaya seperti anak-anak atau yang orangtuanya mendisiplinkan dengan hukuman fisik
lebih mungkin untuk berperilaku kejam sebagai orang dewasa

3 | Teori Sosiokultural
a | pengaruh sosial àlmuan sosial yakin bahwa perilaku agresif terutama merupakan hasil
dari struktur budaya dan sosial seseorang Pengaruh-pengaruh sosial dapat berperan
pada kekerasan saat individu menyadari bahwa kebutuhan dan hasrat mereka tidak
dapat dipenuhi melalui cara-cara yang lazim, dan mereka mengusahakan perilaku-
perilaku kejahatan dalam suatu usaha untuk memperoleh akhir yang diharapkan

à | FAKTOR RESàKO
Ahli kesehatan jiwa harus mengidentifikasi beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan
kekerasan atau penganiayaan, baik bagi korban kekerasan maupun pelaku kekerasan Faktor resiko
untuk menjadi korban diantaranya sebagai berikut :
1 | empunyai riwayat dahulu pernah mempunyai pasangan intim yang berlaku keras
2 | Umur
3 | anita
4 | empunyai masalah kekerasan pokok dan atau terikat dalam perilaku seksual resiko tinggi
(contoh : bercampur baur)
5 | Pendidikan dan atau pekerjaan yang rendah
6 | empunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan pasangan
7 | empunyai pasangan yang pencemburu, atau posesif
Orang dengan faktor resiko berikut ini lebih sering untuk melakukan penganiayaan :
a | Riwayat masa kanak-kanak mengalami kekerasan fisik atau psikologis
b | Harga diri, pendapatan dan atau prestasi akademik yang rendah
c | Kelainan mood/ alam perasaan (contoh : depresi), ketidakmampuan mengontrol marah,
dan atau dulu pernah menjadi penganiaya
d | Ketergantungan emosi dan ketidaktegasan
e | Percaya keras pada peranan gender, seperti laki-laki mendominasi dan pemimpin dalam
suatu hubungan
f | aksud menguasai dan mengontrol dalam suatu hubungan

 | TANDA DAN GEJALA


Tanda-tanda penganiayaan fisik dapat meliputi :
a | emar pada berbagai area tubuh emar ini mungkin muncul dengan warna-warna
yang berbeda-beda : ungu-kebiruan sampai dengan hijau-kekuningan (mengindikasikan
berbagai tahap penyembuhan)
b | Tanda-tanda gigitan, bilur-bilur pada kulit, luka bakar
c | Fraktur, jaringan parut, cedera internal serius, bahkan kerusakan otak
d | Laserasi, aberasi atau perdarahan abnormal
e | Area botak yang merupakan indikasi dari penarikan rambut yang hebat
f | Ansietas hebat dan tidak percaya pada orang lain

Adapun tanda-tanda kekerasan seksual pada seorang dewasa mencakup :

a| Kontusio, aberasi pada berbagai area tubuh


b| Nyeri kepala, lelah, gangguan pola tidur
c| Nyeri abdomen, mual dan muntah
d| Sekret vagina dan gatal, rasa terbakar pada saat defekasi, perdarahan dan nyeri rectal
e| Kasar, mempermalukan, memalukan, hasrat untuk balas dendam, meyalahkan diri
sendiri
f | Ketakutan terhadap kekerasan fisik dan kematian
g | Rasa tidak berdaya yang sangat dan kekerasan pribadi

à | PELAKU DAN KORBAN KEKERASAN


Pelaku kekerasan kebanyakan berhubungan dengan korban dan biasanya adalah pasangannya
atau suami, tetapi juga bisa teman, atau keluarga atau orang asing Pelaku mungkin memiliki masalah
seperti penyalahgunaan obat atau alkohol, masalah emosional atau juga riwayat penyakit kejiwaan yang
kronis Korban, dalam hal ini perempuan atau wanita :
o| ereka biasanya tinggal bersama dengan pelaku
o| ereka sering malas untuk menceritakan kepada orang lain tentang penganiayaan
karena mereka merasa malu bahwa kenyataan pasangannya atau pelaku menganiaya
mereka
o| ereka sering menolak untuk melaporkan penganiayaan

Ada satu hal yang menjadi pertanyaan besar mengapa wanita yang telah dianiaya oleh
pasangannya tetap bertahan dalam hubungan yang tidak sehat tersebut

Ada beberapa alasan mengapa hal itu terjadi, sebagai berikut :

o| (Fatique), yaitu wanita terlalu lemah dan tidak bisa untuk mengatur kehidupan sendiri
o| Kesalahan (Fault), yaitu menyalahkan diri sendiri telah berurat akar dan ditunjang oleh
keyakinan dan sikap dalam keluarga dan komunitasnya
o| Ketakutan (Fear)
Dicampur-adukkan dengan perasaan malu, khilaf, bingung dan kegagalan
a| Ketakutan akan balas dendam yang berat
a| Ketakutan akan tidak mendapat kepercayaan
a| Ketakutan kehilangan anak, rumah dan hubungan
a| Ketakutan bila harus hidup sendiri
o| Keuangan (Finance), kemungkinan besar ialah karena tidak memiliki tunjangan keuangan
o| Ayah (Father), setiap orang mengatakan bahwa kalau anak-anaknya membutuhkan ayah
mereka
o| Harapan palsu (False Hope), mereka berharap suatu saat sikap si pelaku dapat berubah menjadi
baik dan lembut
o| Kepercayaan (Faith),͞sampai mati memisahkan͟, bahwa pernikahan adalah sesuatu yang sakral
atau suci
o| Keluarga (Family), alasan bahwa lebih baik menatap dunia ini bersama keluarga yang lengkap
dari pada hidup sendirian

àà | DAPAK KEKERASAN TERHADAP KORBAN


Kekerasan seksual pada seorang dewasa kadang-kadang meninggalkan kecemasan (ansietas),
serangan panik, mimpi buruk, dan ketakutan Beberapa orang mengalami pengalaman yang menakutkan
seperti ͞Flashback͟ (membangkitkan kembali beberapa kejadian traumatik) Beberapa dari mereka,
kekerasan seksual akan meninggalkan perasaan malu, membenci diri sendiri dan depresi Beberapa
orang mengatasi perasaan sakit mereka dengan menggunakan minuman atau obat-obatan yang
berlebihan Selain itu mereka juga mungkin makan dengan jumlah yang terlalu banyak atau membiarkan
dirinya kelaparan, atau melukai tubuhnya sendiri untuk mengekspresikan sakit yang mengerikan atau
buruk sekali dan kekacauan yang mereka rasakan
Pelecehan seksual, penyerangan seksual, kekerasan hingga perkosaan yang dialami oleh seorang
wanita sebagai korban atau victim, merupakan pengalaman traumatik Kekerasan seksual tersebut lebih
merupakan trauma fisik, karena dapat menimbulkan gangguan jiwa yang disebut sebagai ͞stress pasca
trauma (F 43 1)͟ Adapun gejala-gejala stress pasca trauma itu adalah sebagai berikut :
1 | Terdapat stressor yang berat dan jelas (kekerasan, perkosaan), yang akan menimbulkan gejala
penderitaan yang berarti bagi hampir setiap orang
2 | Penghayatan yang berulang-ulang dari trauma itu yang dibuktikan oleh terdapatnya paling
sedikit satu dari hal berikut :
a | ingatan berulang dan menonjol tentang peristiwa itu;
b | mimpi-mimpi berulang dari peristiwa itu;
c | timbulnya secara tiba-tiba perilaku atau perasaan seolah-olah peristiwa traumatik itu
sedang timbul kembali, karena berkaitan dengan suatu gagasan atau
stimulus/rangsangan lingkungan
3 | Penumpulan respons terhadap atau berkurangnya hubungan dengan dunia luar (͞psychic
numbing͟ atau ͞anesthesia emotional͟) yang dimulai beberapa waktu sesudah trauma, dan
dinyatakan paling sedikit satu dari hal berikut :
a | berkurangnya secara jelas minat terhadap satu atau lebih aktivitas yang cukup berarti;
b | perasaan terlepas atau terasing dari orang lain;
c | afek (alam perasaan) yang menyempit (constricted affect) atau afek depresif (murung,
sedih, putus asa)
4 | Paling sedikit ada dua dari gejala-gejala berikut ini yang tidak ada sebelum trauma terjadi, yaitu :
a | kewaspadaan atau reaksi terkejut yang berlebihan;
b | gangguan tidur (disertai mimpi-mimpi yang menggelisahkan);
c | perasaan bersalah karena lolos dari bahaya maut, sedangkan orang lain tidak, atau
merasa bersalah tentang perbuatan yang dilakukannya agar tetap hidup;
d | hendaya (impairment) daya ingat atau kesukaran konsentrasi
e | penghindaran diri dari aktivitas yang membangkitkan ingatan tentang peristiwa
traumatik itu;
f | peningkatan gejala-gejala apabila dihadapkan pada peristiwa yang menyimbolkan atau
menyerupai peristiwa traumatik itu

enurut PPDGJ ʹ ààà pedoman diagnosa gangguan stress pasca trauma (F 43 1)


adalah sebagai berikut :

â| Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6
bulan setelah kejadian traumatik berat (masa laten yang berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan, jarang sampai melampaui 6 bulan)
Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu
mulai saat kejadian dan onset gangguan melebihi 6 bulan, asal manifestasi
klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternatif kategori gangguan lainnya
â| Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang-bayang atau
mimpi-mimpi dari kejadian traumatik tersebut secara berulang-ulang kembali
(flashbacks)
â| Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat
mewarnai diagnosis tetapi tidak khas
â| Suatu ͞sequele͟ menahun yang terjadi lambat setelah stress yang luar biasa,
misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma, diklasifikasi dalam kategori
F 62  (perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami
katastrofa)

Keadaan psikiatri lain yang menjadi dampak dari kekerasan adalah ͞Sindrom Trauma
Perkosaan͟ yang akan dijelaskan sebagai berikut

A | Definisi

Keadaan dimana seseorang individu mengalami suatu paksaan, penyerangan


kekerasan seksual (penetrasi vagina atau anus) terhadapnya dan tanpa persetujuannya
Sindrom trauma yang berkembang dari serangan ini atau upaya penyerangan termasuk
suatu fase akut dari disorganisasi korban dan gaya hidup keluarga serta proses jangka
panjang pengorganisasian kembali gaya hidup

B | Etiologi
enjadi korban perkosaan seksual yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan
dan berlawanan dengan keinginan dan persetujuan pribadi seseorang

C | Batasan Karakteristik
1 | Fase akut
a | Respons somatic
o| Peka rangsang gastrointerstinal (mual, muntah, anoreksia)
o| Ketidaknyamanan genitourinarius (nyeri, pruritus)
o| Ketegangan otot-otot rangka (spasme, nyeri)
b | Respons psikologis
o| enyangkal
o| Syok emosional
o| arah
o| Takut ʹ akan mengalami kesepian, atau pemerkosa akan kembali
o| Rasa bersalah
o| Panik melihat pemerkosa atau adegan penyerangan
c | Respons seksual
o| Tidak percaya pada laki-laki
o| Perubahan dalam perilaku seksual
2 | Fase jangka panjang
Setiap respons pada fase akut dapat berlanjut jika tidak pernah terjadi resolusi
a | Respons psikologis
o| Fobia
o| impi buruk atau gangguan tidur
o| Ansietas
o| Depresi

D | àntervensi
1 | Pentingnya mengkomunikasikan empat ucapan berikut ini pada korban
perkosaan :
a | Saya prihatin hal ini terjadi padamu
b | Anda aman disini
c | Saya senang anda hidup
d | Anda tidak bersalah Anda adalah koban àni bukan kesalahan anda Apapun
keputusan yang anda buat pada saat pengorbanan adalah hak seseorang
karena anda hidup

anita yang telah diperkosa secara seksual takut terhadap kehidupannya dan
harus diyakinkan kembali keamanannya àa mungkin juga sangat ragu-ragu
dengan dirinya dan menyalahkan diri sendiri, dan penyataan-pernyataan ini
membangkitkan rasa percaya secara bertahap dan memvalidasi harga diri

2 | Jelaskan setiap prosedur pengkajian yang akan dilakukan dan mengapa


Pastikan bahwa pengumpulan data dilakukan dalam perawatan, cara tidak
menghakimi, untuk menurunkan ketakutan atau ansietas dan untuk
meningkatkan rasa percaya
3 | Pastikan bahwa pasien memiliki privasi yang adekuat untuk semua intervensi-
intervensi segera pasca-krisis Cobakan sedikit mungkin orang yang memberikan
perawatan segera atau mengumpulkan bukti segera Pasien pasca-trauma
sangat rentan Penambahan orang dalam lingkungannya meningkatkan
perasaan rentan ini dan bertindak meningkatkan ansietas
4 | Dorong pasien untuk menghitung jumlah serangan Dengarkan, tapi tidak
menyelidiki endengarkan dengan tidak menghakimi memberikan kesempatan
untuk katarsis bahwa pasien perlu memulai pemulihan Jumlah yang rinci
mungkin dibutuhkan untuk tindak lanjut secara legal, dan seorang klinisi
sebagai pembela pasien, dapat menolong untuk mengurangi trauma dari
pengumpulan bukti
5 | Diskusikan dengan pasien siapa yang dapat dihubungi untuk memberikan
dukungan atau bantuan Berikan informasi tentang rujukan setelah perawatan
Karena ansietas berat dan rasa takut, pasien mungkin membutuhkan bantuan
dari orang lain selama periode segera pasca-krisis Berikan informasi rujukan
tertulis untuk referensi selanjutnya (mis , psikoterapis, klinik kesehatan jiwa,
kelompok pembela masyarakat

E | CARA-CARA UNTUK ENGATASà KEKERASAN


Tanpa bantuan, kekerasan akan terus berlangsung dan memburuk Langkah
pertama terhadap pernyataan diri adalah untuk mewujudkan bahwa setiap orang
mempunyai hak untuk diperlakukan dengan hormat dan tidak dianiaya baik secara
fisik, seksual atau verbal oleh individu lain Cara paling efektif untuk mengakhiri
siklus kekerasan adalah dengan melaporkannya sesegera mungkin Korban dari
kekerasan dalam hal ini akan mendapatkan kesulitan, ketakutan atau karena mereka
tidak ingin berkhianat kepada seseorang yang mereka cintai Korban kekerasan
sering tidak mampu menghentikan kekerasan yang terjadi pada dirinya, ada banyak
hal yang bisa mereka lakukan untuk mendapatkan bantuan dan dukungan
Pertama-tama korban kekerasan harus meyakinkan dirinya aman Hal ini termasuk
menghubungi pemerintah setempat dalam kasus darurat, khususnya dalam situasi
yang mengancam nyawa, dan menjauh dari pelaku kekerasan sesegera mungkin
Dalam kasus perkosaan atau serangan seksual, korban dianjurkan untuk tidak
mencuci, meyisir atau membersihkan setiap bagian tubuhnya dan jika mungkin tidak
mengganti pakaiannya Hal ini memungkinkan petugas rumah sakit untuk
mengumpulkan bukti (misal semen) Untuk diserahkan kepada petugas pemerintah
yang mungkin nantinya bisa digunakan untuk menangkap pelaku kejahatan atau
kekerasan
Seorang individu yang terlibat dalam hubungan yang penuh penganiayaan mungkin
tidak mampu untuk meninggalkan si pelaku, karena korban mungkin tidak mampu
mengurus dirinya sendiri atau mengambil langkah yang diperlukan untuk
meninggalkan hubungan tersebut Pada saat itu, carilah pertolongan dan dukungan
dari saudara, teman atau orang lain yang dekat, merupakan langkah penting dalam
merubah situasi
Cara lain untuk mengatasi berlangsungnya kekerasan :
â| Kunjungi fasilitas kesehatan atau rumah sakit terdekat sesegera mungkin
untuk menterapi beberapa cedera yang diderita selama penganiayaan
â| Percayakan pada seseorang yang dapat dipercaya ungkin termasuk
teman, saudara, tetangga, guru, psikiatrik, profesor dan pemuka agama
atau pembimbing spiritual (seperti ulama, pendeta)
â| Simpan uang sebagai pegangan untuk transportasi (taksi atau bus) dalam
beberapa kasus pilihlah yang tercepat jika diperlukan Dokumen penting
seperti akte lahir, paspor, kartu tanda penduduk (KTP), surat ijin
mengemudi (Sà) dan bukti identitas lainnya yang harus selalu dibawa dan
dijaga untuk digunakan sewaktu-waktu jika diperlukan
â| Simpanlah sebuah catatan harian atau jurnal Tulislah tentang kejadian
traumatik seperti penganiayaan psikis dan fisik yang nantinya dapat dipakai
sebagai bukti adanya penganiayaan dan dapat digunakan oleh perangkat
hukum terkait
â| Akhiri sebuah hubungan penganiayaan ungkin hal ini adalah langkah yang
tersulit, tetapi juga merupakan jaminan paling utama bahwa tidak
kekerasan akan dihentikan secara lengkap
â| Dapatkan terapi kesehatan jiwa (seperti konseling) Banyak korban
kekerasan menemukan bahwa perasaan sakit hati mungkin tetap ada
walaupun kekerasan telah berakhir Bicarakan dengan seorang tenaga
profesional kesehatan jiwa seperti seorang psikolog sebagai suatu cara
untuk melewati masa-masa sulit dan komplikasi baik perasaan maupun
reaksi yang telah dihasilkan akibat penganiayaan, dan prosesnya dapat
membantu untuk membangun kembali rasa aman, percaya diri dan harga
diri Hal itu juga bisa menolong seseorang untuk mengenali bentuk
hubungan mereka dan untuk mencegah hubungan kekerasan di masa depan
â| Bergabunglah dengan kelompok-kelompok korban kekerasan, seperti
lembaga-lembaga sosial mayarakat
â| Cegahlah pikiran-pikiran tentang hubungan kekerasan atau kejadian-
kejadian yang telah berlalu Selalu mengingat kembali kekerasan atau
penganiayaan pada beberapa kasus mungkin mempengaruhi kesehatan
emosi
â| emiliki aktivitas dapat menambah penghargaan diri, seperti mempelajari
keterampilan baru atau hobi atau bergabung dalam kelompok sosial
elakukan sesuatu membuat kita terpelihara dari keadaan selalu
memikirkan tentang kekerasan atau penganiayaan

Cara untuk menolong seseorang yang berada dalam penganiayaan :

1 | Kenali tanda-tanda kekerasan Dalam hal ini termasuk memar, patah tulang, dan
dislokasi yang tidak diketahui penyebabnya atau tipe lainnya yang merupakan
petanda adanya indikasi kekerasan fisik Perilaku diantaranya menarik diri dari
teman, atau keluarga dan perubahan mood seperti meningkatnya ansietas atau
kecemasan atau depresi yang juga bisa mengindikasikan adanya kekerasan
2 | engakui ketika mereka membutuhkan bantuan perhatian medis Ketika korban
kekerasan berada dalam masa penolakan (͞denial͟) mereka mungkin tidak
menyatakan seberapa buruknya mereka terluka
3 | Bicarakan pada mereka secara pribadi dan biarkan mereka mengetahui bahwa
dukungan selalu tersedia
4 | Katakanlah kepada mereka bahwa mereka pantas menerima terapi dan bahwa
kekerasan yang terjadi bukanlah kesalahannya
5 | Dukunglah dan janganlah menghakimi
6 | Jangan paksa mereka untuk memastikan eskipun akan sulit untuk melihat
seseorang dilukai, pada prinsipnya seseorang yang telah mengalami penganiayaan
harus memutuskan sendiri untuk bertindak
7 | Bantu mereka mengambil langkah/ tindakan Hal ini bisa dilakukan dengan
menawarkan untuk memberikan informasi (misal nomor telpon hotline bantuan
terhadap tindak penganiayaan atau bantuan kelompok-kelompok sosial), membantu
mereka dalam menata keamanan atau membantu mereka berbicara dengan orang
lain yang dapat membantu seperti saudara, perawatan utama psikis atau
profesional kesehatan jiwa
8 | Dorong mereka untuk melaporkan kekerasan yang terjadi kepada pemerintah
setempat, khususnya dalam situasi yang membahayakan atau mengancam jiwa
9 | Teruskan mensuport setelah mereka mengakhiri kekerasan keluarga tersebut
Setelah melewati hubungan tersebut beberapa korban merasa sedih dan merasa
sendirian ereka membutuhkan waktu untuk berduka cita karena kehilangan
sebuah hubungan

Вам также может понравиться