Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PERCOBAAN 1
PERCOBAAN PERFORMA PADA SALURAN TRANSMISI
Tujuan percobaan
- Mengukur kenaikan tegangan dan daya yang dicharge pada
panjang saluran yang berbeda – beda tanpa beban.
- Menjelaskan konsep kerja kapasitansi.
- Mengetahui perbedaan karakteristik saluran transmisi Overhead
dan Cable.
Pertanyaan :
PERFORMA KARAKTERISTIK
BEBAN OHM – INDUKTIF DAN INDUKTIF MURNI
Tujuan percobaan
Mengukur dan menginterpresentasikan rasio arus dan tegangan
pada saluran transmisi untuk beban campuran ohm-induktif serta
induktif murni
4. Untuk setiap langkah diatas, ukur tegangan U 1, arus I1, daya aktif P1
dan daya reaktif Q1 pada sisi kirim dan tegangan U 2, arus I2 dan cos
2 pada sisi terima.
5. Masukkan hasil pengukuran anda pada tabel dibawah ini :
Untuk L = 0,8 H
R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos
(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40
Apa karakteristik yang umum untuk tegangan dari semua
pengukuran ?
Tujuan percobaan
Mengukur dan menginterpresentasikan rasio arus dan tegangan
pada saluran transmisi untuk beban campuran ohm-kapasitif serta
kapasitif murni
Untuk C = 8F
R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos
(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40
Apa karakteristik yang umum untuk tegangan dari semua
pengukuran ?
PERCOBAAN PENGKOMPENSASIAN
A. Kompensasi Paralel
Tujuan percobaan
Menginvestigasikan efek dari kompensasi paralel terhadap
stabilitas tegangan pada beban dan rugi – rugi pada saluran transmisi
5.
Ulangi langkah diatas untuk beban induktif 1,2 H (kompensasi
kapasitans 8F)
R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos
(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40
6.
Ulangi langkah diatas untuk beban induktif 1,0 H (kompensasi
kapasitans 16F)
R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos
(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40
B Kompensasi Seri
Tujuan percobaan
Menginvestigasikan efek dari kompensasi seri terhadap stabilitas
tegangan pada beban.
BAB II
DASAR TEORI
a) Rangkaian pengganti T
b) Rangkaian pengganti
V = IZ X (2.1)
V
IZ
x (2.2)
dV
Iz
dX (2.3)
dI
Vy
dx (2.4)
d 2V dI
2
z
dx dx (2.5)
d 2I dV
y
dx 2 dx (2.6)
Jika kita masukkan nilai dI/dx dan dV/dx dari persamaan (2.4) dan (2.3)
berturut – turut kedalam persamaan (2.5) dan (2.6) maka kita dapatkan
d 2V
yzV
dx 2 (2.7)
d 2I
yzI
dx 2 (2.8)
V A1eksp( yz x) A2 eksp( yz x )
(2.9)
d 2V
yz[ A1eksp( yz x) A2 eksp( yz x)]
dx 2 (2.10)
1 1
I A1eksp( yz x) A2 eksp( yz x)
z z
y y
(2.11)
VR = A1 + A2
dan
1
IR ( A1 A2 )
z
y
z
Zc
Penggantian y dan penyelesaian A 1 memberikan
VR I R Z c V IR Zc
A1 A2 R
2 dan 2
VR I R Z c yx VR I R Z c yx
V
2 2 (2.12)
V / Z I R yx V R / Z c I R yx
I R c
2 2 (2.13)
Zc z
dimana
y dan disebut impedansi karakteristik saluran dan =
yz
yang disebut konstanta rambatan (propagation constant).
Persamaan (2.12) dan (2.13) memberikan nilai nilai rms dari V dan I
dengan sudut sudut fasanya pada setiap titik disepanjang saluran pada
fungsi jarak x dari ujung penerima ke titik tersebut, asal saja VR dan IR
dan parameter saluran diketahui.
dimana :
BAB III
DATA PERCOBAAN
Transmisi Menengah
U1= 365 V
Qc= 35 VAR
U2= 375 V
Ratio U2/U1 = 1,03
Transmisi Panjang
U1= 365 V
Qc= 65 VAR
U2= 400 V
Ratio U2/U1 = 1,1
Beban Ohm-Induktif
L = 1.2 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 405 0.2 55 30 350 0.5 0.5
80 405 0.25 62 38 350 0.55 0.6
60 405 0.3 80 45 340 0.58 0.7
40 400 0.55 110 70 330 0.7 0.85
L = 1.0 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
L = 0.8 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 400 0.3 50 48 315 0.65 0.38
80 400 0.3 58 50 315 0.65 0.45
60 398 0.45 72 60 310 0.7 0.55
40 396 0.58 98 80 300 0.78 0.65
C=4μF
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 350 0.7 65 65 435 0.45 0.65
80 350 0.72 55 55 430 0.48 0.75
60 348 0.75 42 42 415 0.52 0.85
40 340 0.84 15 15 380 0.7 0.94
C=8μF
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 360 1.15 100 160 530 0.8 0.4
80 360 1.15 120 140 510 0.82 0.5
28 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS
Percobaan Transmisi
BAB IV
ANALISA DATA
Dari data pada percobaan Unjuk Kerja Tanpa Beban diatas dapat
dilihat bahwa Ratio U2/U1 memiliki nilai yang berbeda beda. Semakin
panjang saluran transmisi maka semakin besar nilai ratio U 2/U1 dan daya
reaktif yang dibutuhkan.
Dari hasil percobaan diperoleh nilai daya pada sisi terima sebagai
berikut:
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
L = 1.0 H
L = 1.2 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 405 0.2 55 30 350 0.5 0.5
80 405 0.25 62 38 350 0.55 0.6
60 405 0.3 80 45 340 0.58 0.7
40 400 0.55 110 70 330 0.7 0.85
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
L = 1.2 H
L = 1.0 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 405 0.2 50 48 334 0.55 0.45
80 405 0.25 60 50 335 0.58 0.5
32 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS
Percobaan Transmisi
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
L = 0.8 H
L = 0.8 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 400 0.3 50 48 315 0.65 0.38
80 400 0.3 58 50 315 0.65 0.45
60 398 0.45 72 60 310 0.7 0.55
40 396 0.58 98 80 300 0.78 0.65
500
400
300
200
100
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
C=2μF
C=2μ
F
R(%) U1(V I1(A) P1(W Q1(Var U2(V I2(A) Cosφ2
) ) ) )
100 350 0.54 50 65 400 0.2 0.88
80 348 0.55 65 55 390 0.28 0.93
60 346 0.59 82 42 380 0.45 0.95
40 340 0.66 110 15 360 0.55 0.98
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
R( %) U1( V) I1(A) P 1( W) Q1( Va r ) U2( V) I2(A) Cos φ 2
C=4 μF
C=4μF
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 350 0.7 65 65 435 0.45 0.65
2 50 0
2000
150 0
10 0 0
50 0
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2 (V) I2 (A) Co s φ2
C=8 μF
C=8μF
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 360 1.15 100 160 530 0.8 0.4
80 360 1.15 120 140 510 0.82 0.5
60 355 1.15 145 105 490 0.88 0.6
40 340 1.18 185 40 390 0.95 0.8
L=2 .4 H d an C=4 μF
16 0 0
14 0 0
12 0 0
10 0 0
800
600
400
200
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2 (V) I2 (A) Co s φ2
L=1.2 H d an C=8 μF
2500
2000
1500
1000
500
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Cosφ2
P1(W)
R(%)
Q1(Var)
L(H)
U1(V)
U2(V)
I1(A)
I2(A)
C=4μF
BAB V
TUGAS MODUL
1.15
1.1 1.11
U2/U1
1.05
1.04
1.03
1
0.95
80 216 360
Panjang saluran (km )
BAB VI
TUGAS ASISTEN
Jawaban :
1. Analisa Data
Analisa data terdapat pada lembar analisa data
a. Monopolar
Penghantar baliknya menggunakan tanah atau air laut
b.Bipolar
Titik netral dapat ditanahkan pada satu atau kedua ujungnya. Bila
kedua ujungnya ditanahkan maka dapat beroperasi secara individu.
Bila terjadi gangguna pada salah satu konduktor, maka konduktor lain
dapat menyalurkan 50% dari daya
c.Homopolar
Saluran transmisi homopolar terdiri dari dua atau lebih konduktor.
Penghantar baliknya adalah tanah. Bila ada gangguan 50% atau
100%, daya masih bisa disalurkan
R X C
VS ZL
b. Kompensasi Paralel
Kompensasi paralel adalah adalah suatu rangkaian kompensasi
dimana sebuah kapasitor static dihubungkan dengan saluran
transmisi secara parallel sehingga reaktansi induktif antara pasokan
dan beban menjadi berkurang. Hal tersebut dikarenakan kapasitor
mensupplai daya reaktif sehingga saluran transmisi dapat mensuplai
daya reaktif ke beban lebih sedikit
Keuntungan :
- Penggunaan kapasitor shunt memberikan pasokan daya
reaktif yang diperlukan beban daya reaktif sehingga daya
reaktif yang disalurkan melalui saluran transmisi menjadi
berkurang.
- Tegangan pada beban dapat diatur sehingga kenaikan
tegangan terpelihara pada batas – batas yang diinginkan.
- Kapasitor yang dipasang langsung pada rel gardu atau
melalui suatu kumparan tersier (tertiary wunding)
transformator utama, sedapat mungkin sepanjang saluran
tranmisi membuat rugi – rugi tegangan menjadi turun.
Kerugian :
- Dengan turunnya tegangan di suatu tempat tertentu maka
daya reaktif yang diperlukan juga akan ikut turun.
- Pada beban yang ringan pada saat beban reaktif tambahan
tidak begitu diperlukan, keluaran kapasitor justru tinggi
R X
VS C ZL
r
d r
d d
Double circuit merupakan dua buah konduktor phasa, dimana setiap
konduktor phasa bisa berupa konduktor tunggal atau berupa bundle
konduktor. Tujuan dari double circuit adalah untuk meningkatkan
keandalan sistem, dalam artian untuk menjaga kontinuitas pelayanan
beban ke konsumen jika salah satu konduktor phasa terjadi gangguan.
BAB VII
KESIMPULAN
Bila nilai inductor diperbesar maka cosφ akan semakin besar dengan
kondisi lagging tetapi cosφ pada sisi terima tetap lebih kecil
daripada sisi kirim.
2. Pengaruh kapasitansi (C) terhadap cosφ pada R = 22 Ω
Bila nilai capasitor diperkecil akan menyebabkan kenaikan nilai
cosφ dengan kondisi leading tetapi nilai cosφ pada sisi terima tetap
lebih kecil daripada sisi kirim.
3. Pengaruh induktansi (L) pada saluran transmisi
Semakin panjang saluran transmisi cosφ pada sisi terima akan
semakin kecil, hal ini berarti rugi – rugi pada saluran semakin besar.
4. Pengaruh panjang transmisi terhadap sistem transmisi
Semakin panjang sistem transmisi yang dipakai maka rugi – rugi
saluran akan semakin bertambah. Hal ini dikarenakan panjang
saluran akan semakin besar sehinga komponen – komponen
resistansi dan induktansi saluran akan semakin besar. Pada saluran
transmisi menengah akan timbul kapasitansi antar fasa, hal inipun
akan menimbulkan rugi – rugi tersendiri. Pada saluran transmisi
panjang akan timbul juga kapasitansi antara saluran dengan ground,
hal ini akan dapat menimbulkan kenaikan tegangan pada sisi terima.
5. Pengaruh kompensasi seri
Dengan pemasangan kapasitor seri, reaktansi ekivalen berkurang,
dengan demikian jatuh tegangan berkurang, jadi pengaturan
tegangan lebih baik.
6. Pengaruh kompensasi pararel
Dengan pemasangan kapasitor pararel akan menyebabkan nilai cosφ
menjadi lebih baik.
LAMPIRAN