Вы находитесь на странице: 1из 54

Percobaan Transmisi

BAB I
PERCOBAAN 1
PERCOBAAN PERFORMA PADA SALURAN TRANSMISI

Unjuk kerja tanpa beban

Tujuan percobaan
- Mengukur kenaikan tegangan dan daya yang dicharge pada
panjang saluran yang berbeda – beda tanpa beban.
- Menjelaskan konsep kerja kapasitansi.
- Mengetahui perbedaan karakteristik saluran transmisi Overhead
dan Cable.

Modul – modul / peralatan :


1 Three phase supply unit (Cat. No. 726 75)
1 Power switch module (Cat. No. 745 561)
1 Trafo tiga phase (Cat. No. 745 50)
1 Modul Transmisi (Cat. No. 745 51)
2 Line Capasitors (Cat. No. 745 53)
2 Voltmeter 600 V
1 Power meter (Daya aktif dan reaktif)
1 Set of safety connecting leads (Cat. No. 500 851)
1 Set of safety connecting leads, green/yellow (Cat. No. 500 852)
3 Set of safety bridging plugs, black (Cat. No. 500 59)
1 Set of safety bridging plugs,
green/yellow (Cat. No. 500 591)

Prosedur / Langkah – langkah percobaan :

1. Susun Rangkaian seperti gambar 2.1


2. Dengan menggunakan “Bridging Plugs” , set tegangan sisi
sekunder dari trafo tiga phase sehingga Un = 10 %
3. Ukur tegangan antara dua konduktor terluar pada sisi kirim dan
sisi terima, juga daya reaktif yang di konsumsi oleh salah satu
phasa – phasanya :
U1 = V, U2 = V, ratio U2/ U1 =
QC = Var

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 1


Percobaan Transmisi

4. Ubah panjang saluran menjadi 216 km dengan menghubungkan


“Bridging Plugs” seperti gambar 2.2 dan ulangi lagi
pengukuran seperti diatas
U1 = V, U2 = V, ratio U2/ U1 =
QC = Var
5. Ubah panjang saluran menjadi 360 km dengan menghubungkan
“Bridging Plugs” seperti gambar 2.3 dan ulangi lagi
pengukuran seperti diatas
U1 = V, U2 = V, ratio U2/ U1 =
QC = Var
6. Set tegangan trafo tiga phasa pada Un = 10 %, Hilangkan
hubungan “Bridging Plugs” kapasitansi dari model saluran
transmisi (gambar 2.4). Ukur tegangan antara dua konduktor
terluar pada sisi kirim dan sisi terima, juga daya reaktif yang
dikonsumsi oleh salah satu phasa :
U1 = V, U2 = V, ratio U2/ U1 =
QC = Var
7. Hubungkan lagi individual kapasitansi ke model saluran
transmisi.
8. Hubungkan dua saluran (artificial) kapasitansi, kapasitansi pada
saluran transmisi dipasang ganda
9. Ukur tegangan antara dua konduktor terluar pada sisi kirim dan
sisi terima, juga daya reaktif yang dikonsumsi oleh salah satu
phasa – phasanya (gambar 2.5) :
U1 = V, U2 = V, ratio U2/ U1 =
QC = Var

2 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Gambar 2.1 Gambar 2.2


Transmisi Pendek (40 %) Transmisi Menengah (60 %)

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 3


Percobaan Transmisi

Gambar 2.3 Transmisi Panjang (100 %)

4 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Gambar 2.4 Gambar 2.5


Rangkaian untuk mengetahui Model Transmisi dengan
“operating capacitance” penambahan kapasitor

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 5


Percobaan Transmisi

Pertanyaan :

1. Masukkan hasil pengukuran daya reaktif Qc


dan hitung rasio dari U2 terhadap U1 dalam diagram sebagai
fungsi panjang saluran.
Relasi apa yang dapat anda simpulkan ?

2. Bandingkan daya reaktif yang terukur dengan


yang diperlukan sesuai dengan panjang saluran berdasarkan
perhitungan

3. Apakah model saluran transmisi juga


membutuhkan daya aktif pada kondisi tanpa beban ?

4. Bandingkan hasil untuk pemodelan saluran


panjang 100 % (gambar 2.1, 2.2 dan 2.3)

5. Bandingkan hasil pengukuran untuk panjang


saluran 100 % tanpa menggunakan kapasitansi gambar 2.4 dan
2.5)

6 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

PERFORMA KARAKTERISTIK
BEBAN OHM – INDUKTIF DAN INDUKTIF MURNI

Tujuan percobaan
Mengukur dan menginterpresentasikan rasio arus dan tegangan
pada saluran transmisi untuk beban campuran ohm-induktif serta
induktif murni

Modul – modul / peralatan :


2 Three phase supply unit (Cat. No. 726 75)
1 Power switch module (Cat. No. 745 561)
1 Trafo tiga phase (Cat. No. 745 50)
1 Modul Transmisi (Cat. No. 745 51)
1 Beban Resistive (Cat. No. 733 10)
1 Beban Induktive (Cat. No. 733 42)
2 Ampere meter 2.5 A
1 Voltmeter 600 V
1 Power meter (Daya aktif dan reaktif)
1 Faktor Daya meter
1 Set of safety connecting leads (Cat. No. 500 851)
1 Set of safety connecting leads,
green/yellow (Cat. No. 500 852)
4 Safety connecting leads 25 cm, black (Cat. No. 500 614)
4 Set of safety bridging plugs, black (Cat. No. 500 59)
1 Set of safety bridging plugs,
green/yellow (Cat. No. 500 591)

Prosedur / Langkah – langkah percobaan :

1. Susun Rangkaian seperti gambar 2.6


2. Set tegangan trafo tiga phasa pada nilai Un +5 %
3. Lakukan dengan beban induktif sebesar 1,2 H. Beban resistifnya
terhubung paralel dari 100 % dikurangi 80 %, 60 % dan 40 %.

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 7


Percobaan Transmisi

4. Untuk setiap langkah diatas, ukur tegangan U 1, arus I1, daya aktif P1
dan daya reaktif Q1 pada sisi kirim dan tegangan U 2, arus I2 dan cos
2 pada sisi terima.
5. Masukkan hasil pengukuran anda pada tabel dibawah ini :

R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos


(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40

6. Ulangi langkah diatas untuk beban induktif 1,0 H dan 0,8 H


Untuk L = 1,0 H
R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos
(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40

Untuk L = 0,8 H
R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos
(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40
Apa karakteristik yang umum untuk tegangan dari semua
pengukuran ?

7. Kenapa beban induktif juga mengkonsumsi daya rekatif (cos 


tidak sama dengan nol) ?

8 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Gambar 2.6. Rangkaian untuk mengetahui perforama saluran


transmisi dengan beban Ohm – induktif dan induktif murni

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 9


Percobaan Transmisi

PERFORMA KARAKTERISTIK BEBAN OHM– KAPASITIF


DAN KAPASITIF MURNI

Tujuan percobaan
Mengukur dan menginterpresentasikan rasio arus dan tegangan
pada saluran transmisi untuk beban campuran ohm-kapasitif serta
kapasitif murni

Modul – modul / peralatan :


2 Three phase supply unit (Cat. No. 726 75)
1 Power switch module (Cat. No. 745 561)
1 Trafo tiga phase (Cat. No. 745 50)
1 Modul Transmisi (Cat. No. 745 51)
1 Beban Resistive (Cat. No. 733 10)
1 Beban Kapasitif (Cat. No. 733 11)
2 Ampere meter 2.5 A
1 Voltmeter 600 V
1 Power meter (Daya aktif dan reaktif)
1 Faktor Daya meter
1 Set of safety connecting leads (Cat. No. 500 851)
1 Set of safety connecting leads,
green/yellow (Cat. No. 500 852)
4 Safety connecting leads 25 cm, black (Cat. No. 500 614)
4 Set of safety bridging plugs, black (Cat. No. 500 59)
1 Set of safety bridging plugs,
green/yellow (Cat. No. 500 591)

Prosedur / Langkah – langkah percobaan :


1. Susun Rangkaian seperti gambar 2.7
2. Set tegangan trafo tiga phasa pada nilai Un -15 %
3. Hubungkan beban kapasitifnya pada 2F, sedang beban resistifnya
terhubung paralel dari 100 % dikurangi 80 %, 60 % dan 40 %.
4. Untuk setiap langkah diatas, ukur tegangan U 1, arus I1, daya aktif P1
dan daya reaktif Q1 pada sisi kirim dan tegangan U 2, arus I2 dan cos
2 pada sisi terima.
5. Masukkan hasil pengukuran anda pada tabel dibawah ini :

10 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos


(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40

6. Ulangi langkah diatas untuk beban kapasitif 4F dan 8F


Untuk C = 4F
R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos
(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40

Untuk C = 8F
R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos
(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40
Apa karakteristik yang umum untuk tegangan dari semua
pengukuran ?

7. Sekarang lepaskan beban resistifnya kemudian lakukan pengukuran


untuk C = C = 4F
U1 = V, I1 = A, P1 = W, Q1= Var
U2= V, I2 = A, cos 2 =
Mengapa beban kapasitifnya tidak sekontras beban induktif dalam
mengkonsumsi daya aktif yang terukur ?

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 11


Percobaan Transmisi

Gambar 2.7. Rangkaian untuk mengetahui perforama saluran


transmisi dengan beban Ohm – kapasitif dan kapasitif murni

12 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

PERCOBAAN PENGKOMPENSASIAN

A. Kompensasi Paralel
Tujuan percobaan
Menginvestigasikan efek dari kompensasi paralel terhadap
stabilitas tegangan pada beban dan rugi – rugi pada saluran transmisi

Modul – modul / peralatan :


1 Three phase supply unit (Cat. No. 726 75)
1 Power switch module (Cat. No. 745 561)
1 Trafo tiga phase (Cat. No. 745 50)
1 Modul Transmisi (Cat. No. 745 51)
1 Beban Resistive (Cat. No. 733 10)
1 Beban Induktive (Cat. No. 733 42)
1 Beban kapasitif (Cat. No. 733 11)
2 Ampere meter 2.5 A
1 Voltmeter 600 V
1 Power meter (Daya aktif dan reaktif)
1 Faktor Daya meter
1 Set of safety connecting leads (Cat. No. 500 851)
1 Set of safety connecting leads,
green/yellow (Cat. No. 500 852)
4 Safety connecting leads 25 cm, black (Cat. No. 500 614)
4 Set of safety bridging plugs, black (Cat. No. 500 59)
1 Set of safety bridging plugs, ]
green/yellow (Cat. No. 500 591)

Prosedur / Langkah – langkah percobaan :


1. Susun Rangkaian seperti gambar 2.8
2. Lepaskan hubungan bridging plugs kapasitans C E dan CL dari
model saluran transmisi, jika anda belum melakukan
sebelumnya
3. Set trafo tiga phasa pada Un +5%
Set harga beban induktifnya 2,4 H. Kapasitansi 4 F
dibutuhkan untuk mengkompensasi beban induktif ini.

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 13


Percobaan Transmisi

4. Hubungkan beban kapasitifnya 4 F dan ukur kuantitas


dibawah untuk setting beban R yang diubah – ubah
Untuk setiap langkah diatas, ukur tegangan U1, arus I1, daya
aktif P1 dan daya reaktif Q1 pada sisi kirim dan tegangan U 2,
arus I2 dan cos 2 pada sisi terima.
Masukkan hasil pengukuran didalam tabel dibawah ini :

R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos


(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40

5.
Ulangi langkah diatas untuk beban induktif 1,2 H (kompensasi
kapasitans 8F)
R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos
(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40

6.
Ulangi langkah diatas untuk beban induktif 1,0 H (kompensasi
kapasitans 16F)
R (%) U1 (V) I1 P1 Q1 U2 I2 (A) Cos
(A) (W) (Var) (V) 2
100
80
60
40

Bandingkan hasil pengukuran diatas dengan yang diperoleh dari


percobaan. Kesimpulan apa yang dapat anda ambil mengenai nilai
cos  dari bebannya ?

14 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Gambar 2.8 Kompensasi Paralel

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 15


Percobaan Transmisi

B Kompensasi Seri

Tujuan percobaan
Menginvestigasikan efek dari kompensasi seri terhadap stabilitas
tegangan pada beban.

Modul – modul / peralatan :


1 Three phase supply unit (Cat. No. 726 75)
1 Power switch module (Cat. No. 745 561)
1 Trafo tiga phase (Cat. No. 745 50)
1 Modul Transmisi Cat. No. 745 51)
1 Beban Resistive (Cat. No. 733 10)
1 Beban Induktive (Cat. No. 733 42)
1 Beban kapasitif (Cat. No. 733 11)
2 Ampere meter 2.5 A
1 Voltmeter 600 V
1 Power meter
1 Faktor Daya meter
1 Set of safety connecting leads (Cat. No. 500 851)
1 Set of safety connecting leads,
green/yellow (Cat. No. 500 852)
4 Safety connecting leads 25 cm,
black (Cat. No. 500 614)
4 Set of safety bridging plugs,
black (Cat. No. 500 59)
1 Set of safety bridging plugs,
green/yellow (Cat. No. 500 591)

16 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Prosedur / Langkah – langkah percobaan :


1. Susun Rangkaian seperti gambar 2.9

Gambar 2.9. Kompensasi Seri

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 17


Percobaan Transmisi

2. Lepaskan hubungan bridging plugs kapasitans CE dan CL dari


model saluran transmisi,
3. Set trafo tiga phasa pada Un +5%
4. Set harga beban kapasitansi 4 F dengan menghubungkan paralel
seluruh indifidual kapasitans.
5. Set nilai ohm dan induktifnya seperti pada tabel dibawah untuk
menjaga cos 
6. Untuk setiap langkah diatas, ukur tegangan U1, arus I1, daya aktif
P1 dan daya reaktif Q1 pada sisi kirim dan tegangan U2, arus I2 dan
cos 2 pada sisi terima.
Masukkan hasil pengukuran didalam tabel dibawah ini :

L R (%) U1 I1 (A) P1 Q1 U2 I2 (A) Cos


(H) (V) (W) (Var) (V) 2
2,4 80
1,2 40
1,2 30

Bandingkan hasil percobaan dengan kompensasi paralel pada nilai


L dan R yang sama

18 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

BAB II
DASAR TEORI

Model Saluran Transmisi

Untuk merepresentasikan saluran transmisi kedalam bentuk


rangkaian penggantinya, tergantung pada panjang saluran serta ketelitian
yang diinginkan. Menurut panjangnya dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Saluran transmisi pendek (kurang dari 80 Km)
2. Saluran transmisi menengah (antara 80 Km dan 240 Km)
3. Saluran transmisi panjang (lebih dari 240 Km)

Parameter-parameter saluran sangat berpengaruh terhadap tegangan bus


dan aliran daya yang mengalir pada saluran tersebut. Nilai parameter-
parameter saluran sangat tergantung pada panjang saluran tersebut.
Suatu saluran transmisi mempunyai parameter-parameter saluran antara
lain resistansi, reaktansi, kapasitansi serta konduktansi yang tersebar
sepanjang saluran.
Untuk saluran pendek dan saluran menengah, parameter-parameter
terpusat tidak tersebar secara merata sepanjang saluran. Hal ini tidak
menimbulkan perbedaan, selama pengukurannya dilakukan pada ujung-
ujung saluran.

Gambar 1 Rangkaian ekivalen saluran transmisi

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 19


Percobaan Transmisi

Saluran Transmisi Pendek


Saluran transmisi pendek adalah saluran yang panjangnya kurang
dari atau sama dengan 100 km, admitansi kapasitansinya pada frekuensi
50 HZ sangat kecil dan dapat diabaikan. Rangkaian ekivalen transmisi
pendek terlihat pada gambar2, dimana Is dan Ir merupakan arus pada
ujung pengiriman dan ujung penerima, sedangkan Vs dan V R adalah
tegangan – tegangan saluran terhadap netral pada ujung pengiriman dan
pada ujung penerimaan..Rangkaian diatas dapat diselesaikan seperti
halnya dengan rangkaian AC seri yang sederhana. Karena tidak terdapat
cabang paralel ( shunt ), arus pada ujung- ujung pengirim dan penerima
akan sama besarnya, dan Parameter saluran terpusat ( diukur pada
ujung-ujung saluran )

Gambar 2 Rangkaian ekivalen saluran transmisi pendek


Parameter kapasitansi biasanya diabaikan

Saluran Transmisi Menengah


Untuk saluran transmisi menengah (80 – 250 km), dapat
direpresentasikan cukup baik dengan R dan L sebagai parameter
terpusat, dengan setengah kapasitansi ke netral dari saluran terpusat
pada masing-masing ujung dari rangkaian ekivalen.
Kapasitansi pada saluran transmisi menengah dapat dipusatkan pada
suatu titik sehingga saluran menengah di bagi menjadi dua yaitu :
(a) Nominal T
(b) Nominal 

20 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

a) Rangkaian pengganti T

Gambar 3 Rangkaian ekivalen saluran transmisi menengah model T

b) Rangkaian pengganti 

Gambar 4 Rangkaian ekivalen saluran transmisi menengah model 

Saluran Transmisi Panjang


Persamaan persamaan umum yang menghubungkan tegangan dan
arus pada saluran transmisi memperhitungkan juga fakta bahwa keempat
parameter saluran trasmisi yaitu R,L,C,dan G sebenarnya tersebar
merata disepanjang saluran.Khusus untuk saluran yang panjang yaitu
lebih dari 240 km(150 mil) memerlukan perhitungan yang
menggunakan konstanta yang tersebar (distributed) jika diminta
ketelitian yang tinggi meskipun untuk keperluan tertentu representasi
dengan parameter terpusat dapat digunakan untuk saluran sampai
sepanjang 320 km(200 mil).
Untuk Penyelesaian yang teliti dari setiap saluran transmisi dan adalam
perhitungan saluran 60 Hz yang panjangnya kira kira lebih dari 150 mil,
dimana diperlukan ketelitian yang tinggi, kita harus memperhitungkan
fakta bahwa rangkaian parameter sebenarnya tak terpusat menjadi satu,
melainkan tersebar secara merata diseluruh panjang saluran.
Yang besar dan fasanya berubah denga jarak sepanjang saluran.
Tegangan pada ujung unsur pada sisi generator adalah V +
Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 21
Percobaan Transmisi

V.Kenaikan tegangan disepanjang unsur saluran dengan arah x yang


meningkat adalah V, yang merupakan tegangan pada sisi generator
dikurangi dengan tegangan pada sisi beban. Kenaikan tegangan pada
arah x yang meningkat adalah juga merupakan hasil kali arus dalam
unsur yang mengalir berlawanan dengan arah x yang meningkat dan
impedansi unsur atau IZ X. Jadi

V = IZ X (2.1)

V
 IZ
x (2.2)

dan untuk X  0, limit perbandingan diatas menjadi

dV
 Iz
dX (2.3)

Demikian juga, arus yang mengalir keluar dari unsur menuju


kebeban adalah I. Besar dan Fasa arus I ini berubah dengan jarak
sepanjang saluran karena admintansi shunt yang tersebar sepanjang
saluran itu. Arus yang mengalir menuju unsur dari arah generator adalah
I + I . Arus yang memasuki unsur dari arah generator adalah lebih
besar daripada arus yang meninggalkan unsur kearah beban, dan selisih
besarnya arus tersebut adalah I. Selisih arus ini adalah arus Vy x
yang mengalir di admintansi shunt unsur. Jadi I = V y x dan dengan
mengikuti langkah langkah seperti pada persamaan (2.1) dan (2.2) kita
dapatkan

dI
 Vy
dx (2.4)

Dengan mendefrensiasikan persamaan (5.14) dan (5.15) terhadap x kita


peroleh

d 2V dI
2
z
dx dx (2.5)

22 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

d 2I dV
y
dx 2 dx (2.6)

Jika kita masukkan nilai dI/dx dan dV/dx dari persamaan (2.4) dan (2.3)
berturut – turut kedalam persamaan (2.5) dan (2.6) maka kita dapatkan

d 2V
 yzV
dx 2 (2.7)

d 2I
 yzI
dx 2 (2.8)

Sekarang kita mempunyai persamaan (2.7) dimana variabel


variabelnya hanya lah V dan x dan suatu persamaan yang lain (2.8) yang
variabelnya adalah I dan x . Penyelesaian persamaan (2.7) dan (2.8)
berturut turut untuk V dan I harus merupakan rumusan yang bila
didefresiasikan dua kali terhadap x menghasilkan rumusan asli nya
dikalikan dengan konstanta yz. Misalnya , penyelesaian untuk V bila
didefresiansikan dua kali terhadap x harus menghasilkan yzV. Ini
berarti bahwa penyelesaiannya tentulah berbentuk eksponensial. Karena
itu kita misalkan bahwa penyelesaian persamaan (2.7) adalah

V  A1eksp( yz x)  A2 eksp( yz x )
(2.9)

Dengan dua kali mendefrensiasikan persamaan (2.9) terhadap x


dihasilkan

d 2V
 yz[ A1eksp( yz x)  A2 eksp( yz x)]
dx 2 (2.10)

yang ternyata adalah yz dikalikan penyelesaian yang dimisalkan untuk


V. Oleh karena itu persamaan (2.9) adalah penyelesaian dari persamaan
(2.7). Jika kita masukkan nilai V yang diberikan persamaan (2.9) ke
dalam persamaan (2.3), kita dapatkan

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 23


Percobaan Transmisi

1 1
I A1eksp( yz x)  A2 eksp( yz x)
z z
y y
(2.11)

Konstanta A1 dan A2 dapat dihitung dengan menggunakan keadaan


pada ujung penerima saluran , yaitu jika x = 0, V = V R dan I =IR.
Dengan mensubsitusikan nila nilai ini dalam persamaan (2.9) dan
(2.11) diperoleh

VR = A1 + A2

dan

1
IR  ( A1  A2 )
z
y
z
Zc 
Penggantian y dan penyelesaian A 1 memberikan

VR  I R Z c V  IR Zc
A1  A2  R
2 dan 2

Kemudian dengan memasukkan nilai nilai yang telah diperoleh untuk


yz
A1 dan A2 dalam persamaan (2.9 ) dan (2.11) dan memisalkan  =
, kita dapatkan

VR  I R Z c yx VR  I R Z c  yx
V   
2 2 (2.12)
V / Z  I R yx V R / Z c  I R  yx
I R c   
2 2 (2.13)

24 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Zc  z
dimana
y dan disebut impedansi karakteristik saluran dan  =
yz
yang disebut konstanta rambatan (propagation constant).
Persamaan (2.12) dan (2.13) memberikan nilai nilai rms dari V dan I
dengan sudut sudut fasanya pada setiap titik disepanjang saluran pada
fungsi jarak x dari ujung penerima ke titik tersebut, asal saja VR dan IR
dan parameter saluran diketahui.

Gambar 5 Rangkaian ekivalen saluran transmisi panjang

dimana :

Z : impedansi seri per phasa persatuan panjang


Y : admitansi shunt per phasa persatuan panjang
l : panjang saluran
Zc : Z
impedansi karakteristik ( 
Y
Z : Z.l
 : konstanta propagasi (  Z .Y )

Dalam analisis sistem tenaga listrik umumnya hanya menggunakan


rangkaian pengganti saluran transmisi pendek dan menengah saja.

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 25


Percobaan Transmisi

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB III
DATA PERCOBAAN

26 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Unjuk Kerja Tanpa Beban


Transmisi pendek
U1= 365 V
Qc= 25 VAR
U2= 370 V
Ratio U2/U1 = 1,01

Transmisi Menengah
U1= 365 V
Qc= 35 VAR
U2= 375 V
Ratio U2/U1 = 1,03

Transmisi Panjang
U1= 365 V
Qc= 65 VAR
U2= 400 V
Ratio U2/U1 = 1,1

Beban Ohm-Induktif
L = 1.2 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 405 0.2 55 30 350 0.5 0.5
80 405 0.25 62 38 350 0.55 0.6
60 405 0.3 80 45 340 0.58 0.7
40 400 0.55 110 70 330 0.7 0.85

L = 1.0 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 27


Percobaan Transmisi

100 405 0.2 50 48 334 0.55 0.45


80 405 0.25 60 50 335 0.58 0.5
60 400 0.45 78 60 330 0.65 0.65
40 400 0.55 105 80 320 0.7 0.78

L = 0.8 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 400 0.3 50 48 315 0.65 0.38
80 400 0.3 58 50 315 0.65 0.45
60 398 0.45 72 60 310 0.7 0.55
40 396 0.58 98 80 300 0.78 0.65

Beban Ohm – Kapasitif Murni


C=2μF
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 350 0.54 50 65 400 0.2 0.88
80 348 0.55 65 55 390 0.28 0.93
60 346 0.59 82 42 380 0.45 0.95
40 340 0.66 110 15 360 0.55 0.98

C=4μF
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 350 0.7 65 65 435 0.45 0.65
80 350 0.72 55 55 430 0.48 0.75
60 348 0.75 42 42 415 0.52 0.85
40 340 0.84 15 15 380 0.7 0.94

C=8μF
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 360 1.15 100 160 530 0.8 0.4
80 360 1.15 120 140 510 0.82 0.5
28 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS
Percobaan Transmisi

60 355 1.15 145 105 490 0.88 0.6


40 340 1.18 185 40 390 0.95 0.8

Beban Resistif Induktif Kapasitif


L=2.4 H dan C=4μF
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 375 0.2 55 5 380 0.2 0.98
80 375 0.28 65 15 380 0.28 0.99
60 375 0.45 85 25 370 0.45 0.99
40 370 0.63 117 52 350 0.6 0.99

L=1.2 H dan C=8μF


R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 380 0.25 60 5 390 0.25 0.95
80 378 0.4 75 10 380 0.4 0.96
60 370 0.48 90 24 375 0.45 0.97
40 370 0.6 120 50 355 0.6 0.99

L=1.0 H dan C=16μF


R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 390 0.9 118 104 520 0.9 0.45
80 390 0.92 138 82 500 0.9 0.55
60 375 0.95 155 60 490 0.95 0.55
40 370 1.08 205 10 485 1.08 0.8

Percobaan Kompensasi Seri


C=4μF
L(H) R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 80 380 0.4 60 32 350 0.4 0.84
80 40 390 0.42 35 60 180 0.4 0.85
60 30 390 0.4 25 165 140 0.4 0.86
Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 29
Percobaan Transmisi

BAB IV
ANALISA DATA

30 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Unjuk Kerja Tanpa Beban


Jenis Transmisi U1 U2 Ratio Qc
(Volt) (Volt) U2/U1 (Var)
Transmisi Pendek 365 370 1.01 25

Transmisi Menengah 365 375 1.03 35

Transmisi Panjang 365 400 1.1 65

Transmisi ”Operating Capacitance” 365 400 1.095 70

Transmisi ”Penambahan Kapasitansi” 380 460 1.21 150

Dari data pada percobaan Unjuk Kerja Tanpa Beban diatas dapat
dilihat bahwa Ratio U2/U1 memiliki nilai yang berbeda beda. Semakin
panjang saluran transmisi maka semakin besar nilai ratio U 2/U1 dan daya
reaktif yang dibutuhkan.

Performa Karakteristik Beban Ohm-Induktif dan Induktif Murni


Dari data percobaan diperoleh daya sisi terima (P2) sebesar :
P2  3.U 2 .I 2 .Cos

Daya reaktif Q2 dapat dicari melalui rumus


Q
Tan φ =
P

Dari hasil percobaan diperoleh nilai daya pada sisi terima sebagai
berikut:

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 31


Percobaan Transmisi

1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2

L = 1.0 H

L = 1.2 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 405 0.2 55 30 350 0.5 0.5
80 405 0.25 62 38 350 0.55 0.6
60 405 0.3 80 45 340 0.58 0.7
40 400 0.55 110 70 330 0.7 0.85

1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2

L = 1.2 H

L = 1.0 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 405 0.2 50 48 334 0.55 0.45
80 405 0.25 60 50 335 0.58 0.5
32 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS
Percobaan Transmisi

60 400 0.45 78 60 330 0.65 0.65


40 400 0.55 105 80 320 0.7 0.78

1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2

L = 0.8 H

L = 0.8 H
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 400 0.3 50 48 315 0.65 0.38
80 400 0.3 58 50 315 0.65 0.45
60 398 0.45 72 60 310 0.7 0.55
40 396 0.58 98 80 300 0.78 0.65

Dari data percobaan Performa Karakteristik Beban Ohm-Induktif


dan Induktif Murni di atas, Arus pada sisi terima I2 nilainya lebih tinggi
dari pada arus pada sisi kirim I 1. Hal ini disebabkan oleh sifat Induktor
yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan arus, sehingga arus
pada sisi terima menjadi naik. Apabila nilai Arus maka nilai daya, baik
daya real P2 maupun daya reaktif Q2 nilainya juga meningkat. Semakin
besar nilai beban induktif L maka semakin besar nilai I2 pada sisi
terima. Sedangkan untuk nilai tegangan U2 nilainya lebih rendah
daripada tegangan sisi kirim. Hal ini disebabkan adannya losses pada
jaringan sehingga terjadi drop tegangan pada sisi terima.

Performa Karakteristik Beban Ohm-kapasitif dan Kapasitf Murni


Dari hasil percobaan diperoleh sebagian data nilai sebagai berikut:

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 33


Percobaan Transmisi

500
400
300
200
100
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2

C=2μF

C=2μ
F
R(%) U1(V I1(A) P1(W Q1(Var U2(V I2(A) Cosφ2
) ) ) )
100 350 0.54 50 65 400 0.2 0.88
80 348 0.55 65 55 390 0.28 0.93
60 346 0.59 82 42 380 0.45 0.95
40 340 0.66 110 15 360 0.55 0.98
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
R( %) U1( V) I1(A) P 1( W) Q1( Va r ) U2( V) I2(A) Cos φ 2

C=4 μF

C=4μF
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 350 0.7 65 65 435 0.45 0.65

34 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

80 350 0.72 55 55 430 0.48 0.75


60 348 0.75 42 42 415 0.52 0.85
40 340 0.84 15 15 380 0.7 0.94

2 50 0

2000

150 0

10 0 0

50 0

0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2 (V) I2 (A) Co s φ2

C=8 μF

C=8μF
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 360 1.15 100 160 530 0.8 0.4
80 360 1.15 120 140 510 0.82 0.5
60 355 1.15 145 105 490 0.88 0.6
40 340 1.18 185 40 390 0.95 0.8

Dapat dilihat dari data pada percobaan Performa Karakteristik


Beban Ohm-Kapasitif dan Kapasitif Murni diperoleh data bahwa beban
yang bersifat kapasitif akan menyebabkan tegangan pada sisi terima
(U2) menjadi lebih tinggi daripada tegangan sisi kirim (U 1). Hal ini
disebabkan karena kapasitor mempunyai kemampuan meyimpan
tegangan. Untuk nilai C yang sama, jika pembebanan R diturunkan
maka I2 dan Cos φ2 akan meningkat.

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 35


Percobaan Transmisi

Pelepasan Beban Resistif dengan C = 4μF


Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut:
U1 = 358 V I1 = 0.68 A P1 = 5 W Q1 = 125 Var
U2 = 455 V I2 = 0.37 A Cos φ2 = 0.05

Percobaan Kompensasi Pararel


Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut:
16 0 0
14 0 0
12 0 0
10 0 0
800
600
400
200
0
R (%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2 (V) I2 (A) Co sφ2

L=2 .4 H d an C=4 μF

L=2.4 H dan C=4μF


R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 375 0.2 55 5 380 0.2 0.98
80 375 0.28 65 15 380 0.28 0.99
60 375 0.45 85 25 370 0.45 0.99
40 370 0.63 117 52 350 0.6 0.99

36 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

16 0 0
14 0 0
12 0 0
10 0 0
800
600
400
200
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2 (V) I2 (A) Co s φ2

L=1.2 H d an C=8 μF

L=1.2 H dan C=8μF


R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 380 0.25 60 5 390 0.25 0.95
80 378 0.4 75 10 380 0.4 0.96
60 370 0.48 90 24 375 0.45 0.97
40 370 0.6 120 50 355 0.6 0.99

2500
2000
1500
1000
500
0
R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2

L=1.0 H dan C=16μF

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 37


Percobaan Transmisi

L=1.0 H dan C=16μF


R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 390 0.9 118 104 520 0.9 0.45
80 390 0.92 138 82 500 0.9 0.55
60 375 0.95 155 60 490 0.95 0.55
40 370 1.08 205 10 485 1.08 0.8

Kompensasi yang dipasang pararel akan meningkatkan power


factor yang dimiliki sistem. Apabila nilai R turun tetapi nilai L dan C
tetap, maka power factor beban akan semakin baik.. Selain itu dengan
diturunkannya nilai kapasitor maka daya reaktif yang disalurkan pada
saluran juga akan semakin kecil.

Percobaan Kompensasi Seri


Dari hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut:
C=4μF
L(H) R(%) U1(V) I1(A) P1(W) Q1(Var) U2(V) I2(A) Cosφ2
100 80 380 0.4 60 32 350 0.4 0.84
80 40 390 0.42 35 60 180 0.4 0.85
60 30 390 0.4 25 165 140 0.4 0.86

1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Cosφ2
P1(W)
R(%)

Q1(Var)
L(H)

U1(V)

U2(V)
I1(A)

I2(A)

C=4μF

38 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Dari data pada percobaan Kompensasi Seri diatas terlihat bahwa


dengan semakin bertambahnya nilai L, maka daya reaktif yang
disalurkan pada sisi terima juga akan semakin besar sehingga daya
reaktif yang diterima menjadi semakin kecil. Selain itu dengan
kompensasi seri, maka drop tegangan juga akan semakin kecil.

BAB V
TUGAS MODUL

1. Diagram rasio U2/U1 sebagai fungsi panjang saluran :

1.15
1.1 1.11
U2/U1

1.05
1.04
1.03
1
0.95
80 216 360
Panjang saluran (km )

Dari diagram terlihat, semakin panjang saluran akan semakin besar


pula rasio U2/U1. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kenaikan
besar tegangan pada sisi terima.

2. Perbandingan daya reaktif terukur dengan daya reaktif hasil


perhitungan.
Menggunakan rumus : Qc = Un2 . ω . C

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 39


Percobaan Transmisi

C untuk transmisi pendek (80 km) = 2μF


C untuk transmisi jarak menengah (216 km) = 4 μF
C untuk transformasi jarak panjang (360 km) = 8 μF
Jenis Saluran Qc perhitungan (Var) Qc terukur (Var)
Pendek 89,78 25
Menengah 134,66 12
Panjang 226,82 65
Dari tabel di atas terlihat bahwa semakin panjang saluran daya
reaktif yang dibutuhkan juga akan semakin besar. Hal ini
disebabkan adanya rugi–rugi pada saluran transmisi yang bersifat
induktif.

3. Dalam kondisi tanpa beban, model transmisi juga membutuhkan


daya aktif. Nilainya dapat dilihat pada wattmeter yang terpasang.
Daya aktif ini timbul akibat adanya rugi-rgi transmisi yang
disebabkan oleh adanya resistansi saluran yang berbentuk panas.

4. Perbandingan hasil percobaan untuk gambar 2.1, 2.2 dan 2.3


Semakin panjang saluran transmisi maka tegangan sisi terima (U 2)
yang terukur akan semakin besar, begitu pula ratio perbandingan
U2/U1 juga semakin besar.

5. Perbandingan hasil percobaan untuk gambar 2.4 dan 2.5


Dari data percobaan dapat kita lihat jika tanpa menggunakan
kapsitansi (gambar 2.4) tegangan sisi terima (U 2) dan Qc yang
terukur lebih kecil jika dibandingkan setelah saluran transmisi
ditambah kapasitansi (gambar 2.5).

40 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 41


Percobaan Transmisi

BAB VI
TUGAS ASISTEN

1. Analisa data dan data percobaan


2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis saluran transmisi
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis kompensasi, sebutkan kelebihan
dan kekuranganya masing masing
4. Apakah losses bisa = 0
5. Apakah yang dimaksud dengan bundle conductor? Downolad
6. Sebutkan jenis-jenis kompensasi parallel? Sebutkan kelebihan dan
kekurangannya
7. Sebutkan perbedaan Bundle Conductor dan Double Circuit
8. Sebutkan kelebihan dan kekurangan SUTT dan SKTT
9. Sebutkan dan jelaskan komponen utama pada SUTT (4)
10. Kenapa Tegangan harus dinaikkan terlebih dahulu sebelum
ditransmisikan? Jelaskan

Jawaban :

1. Analisa Data
Analisa data terdapat pada lembar analisa data

2. Jenis saluran transmisi


Berdasarkan jaraknya dibagi menjadi 3 yaitu :

42 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

- saluran transmisi jarak pendek untuk transmisi dengan jarak < 50


miles
- saluran transmisi jarak menengah jarak untuk transmisi 50 sampai
dengan 150 miles
- saluran transmisi jarak jauh untuk transmisi dengan jarak > 150
miles

Berdasarkan jenis arusnya saluran transmisi dibedakan menjadi


2 (dua) yaitu transmisi arus searah (DC) dan transmisi arus
bolak balik (AC). Pada umumnya digunakan transmisi arus searah
(DC) kareana sistem transmisi DC lebih ekonomis. Pada sistem
transmisi DC terdapat beberapa jenis saluran, yaitu :

a. Monopolar
Penghantar baliknya menggunakan tanah atau air laut

b.Bipolar
Titik netral dapat ditanahkan pada satu atau kedua ujungnya. Bila
kedua ujungnya ditanahkan maka dapat beroperasi secara individu.
Bila terjadi gangguna pada salah satu konduktor, maka konduktor lain
dapat menyalurkan 50% dari daya

c.Homopolar
Saluran transmisi homopolar terdiri dari dua atau lebih konduktor.
Penghantar baliknya adalah tanah. Bila ada gangguan 50% atau
100%, daya masih bisa disalurkan

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 43


Percobaan Transmisi

Gambar saluran transmisi DC (a) Monopolar (b) Bipolar


(c) Homopolar

3. Jenis-jenis kompensator yaitu


a. Kompensasi Seri
Kompensasi seri adalah suatu rangkaian kompensasi dimana sebuah
kapasitor static dihubungkan dengan saluran transmisi sehingga
reaktansi induktif antara pasokan dan beban menjadi berkurang.
Rangkaian kapasitor seri biasanya dipasang pada saluran transmisi
yang panjang karena sangat efektif untuk mengurangi drop
tegangan. Hal tersebut dikarenakan kapasitor mensuplai daya
reaktif sehingga saluran transmisi dapat mensuplai daya reaktif ke
beban lebih sedikit
Keuntungan :
- Mengurangi daya reaktif yang diperlukan oleh beban
reaktif pada saluran tranmisi
- Dapat diperoleh peningkatan tegangan sehingga dapat
mengurangi drop tegangan pada saluran transmisi.
Kerugian :
- Tegangan lebih yang tinggi yang dihasilkan melintasi
apitan kapasitor pada kondisi hubung singkat.
- Arus gangguan dapat mencapai 20 kali arus beban penuh
pada kondisi hubung singkat.
44 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS
Percobaan Transmisi

R X C

VS ZL

Gambar 1.23 Rangkaian Ekivalen Kompensator Seri

b. Kompensasi Paralel
Kompensasi paralel adalah adalah suatu rangkaian kompensasi
dimana sebuah kapasitor static dihubungkan dengan saluran
transmisi secara parallel sehingga reaktansi induktif antara pasokan
dan beban menjadi berkurang. Hal tersebut dikarenakan kapasitor
mensupplai daya reaktif sehingga saluran transmisi dapat mensuplai
daya reaktif ke beban lebih sedikit
Keuntungan :
- Penggunaan kapasitor shunt memberikan pasokan daya
reaktif yang diperlukan beban daya reaktif sehingga daya
reaktif yang disalurkan melalui saluran transmisi menjadi
berkurang.
- Tegangan pada beban dapat diatur sehingga kenaikan
tegangan terpelihara pada batas – batas yang diinginkan.
- Kapasitor yang dipasang langsung pada rel gardu atau
melalui suatu kumparan tersier (tertiary wunding)
transformator utama, sedapat mungkin sepanjang saluran
tranmisi membuat rugi – rugi tegangan menjadi turun.
Kerugian :
- Dengan turunnya tegangan di suatu tempat tertentu maka
daya reaktif yang diperlukan juga akan ikut turun.
- Pada beban yang ringan pada saat beban reaktif tambahan
tidak begitu diperlukan, keluaran kapasitor justru tinggi

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 45


Percobaan Transmisi

R X

VS C ZL

Gambar 1.24 Rangkaian Ekivalen Kompensator Paralel

4. Drop tegangan disaluran transmisi tidak mungkin bernilai 0,


dikarenakan pada Saluran Transmisi
Semakin panjang sistem transmisi yang dipakai maka rugi – rugi
saluran akan semakin bertambah. Pada saluran transmisi menengah
akan timbul kapasitansi antar fasa, hal inipun akan menimbulkan rugi
– rugi tersendiri. Pada saluran transmisi panjang akan timbul juga
kapasitansi antara saluran dengan ground, hal ini akan dapat
menimbulkan kenaikan tegangan pada sisi terima. Sesuai dengan
rumus V = IxR, sedangkan R dipengaruhi oleh panjang saluran dan
L
luas penampang, sesuai dengan rumus R  
A

5.Yang dimaksud dengan Bundle konduktor adalah suatu penghantar


yang setipa fasanya terdiri dari 2/ 3 konduktor atau lebih. Konduktor
tersebut satu sama lain diikat atau dipisahkan oleh pengatur jarak
yang disebut dengan spacer. Spacer ini membuat ke 4 konduktor
dalam satu berkas selalu bergerak bersama sama dan tidak terjadi
benturan antara 1 konduktor dengan konduktor yang lain. Selain
sebagai pemisah, spacer juga berfungsi sebagai damper, yaitu
berfungsi untuk meredam adanya getaran atau gerakan ayunan
konduktor akibat tiupan angin, sehingga spacer paad SUTET jiga
disebut Spacer-Damper. Penggunaan konduktor berkas (bundle)
selain dimaksudkan agar diperoleh kapasitas arus yang besar, juga
dimaksudkan agar gangguan yang disebabkan oleh peristiwa korona
dapat ditekan sampai ke tingkat yang rendah.

6. Jenis-jenis kompensasi parallel,kelebihan dan kekurangannya :

46 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Kompensasi paralel adalah adalah suatu rangkaian kompensasi


dimana sebuah kapasitor static dihubungkan dengan saluran transmisi
secara parallel sehingga reaktansi induktif antara pasokan dan beban
menjadi berkurang. Hal tersebut dikarenakan kapasitor mensupplai
daya reaktif sehingga saluran transmisi dapat mensuplai daya reaktif
ke beban lebih sedikit, sesuai dengan rumus Q t = Q1+Qc, dimana Q1
adalah daya reaktif yang disuplai oleh saluran tranmisi dan Qc adalah
daya reaktif yang disuplai oleh rangkaian kapasitor yang dipasang
secara parallel.
Keuntungan :
- Penggunaan kapasitor shunt memberikan pasokan daya
reaktif yang diperlukan beban daya reaktif sehingga daya
reaktif yang disalurkan melalui saluran transmisi menjadi
berkurang.
- Tegangan pada beban dapat diatur sehingga kenaikan
tegangan terpelihara pada batas–batas yang diinginkan.
- Kapasitor yang dipasang langsung pada rel gardu atau
melalui suatu kumparan tersier (tertiary wunding)
transformator utama, sedapat mungkin sepanjang saluran
tranmisi membuat rugi–rugi tegangan menjadi turun.
Kerugian :
- Dengan turunnya tegangan di suatu tempat tertentu maka
daya reaktif yang diperlukan juga akan ikut turun.
- Pada beban yang ringan pada saat beban reaktif tambahan
tidak begitu diperlukan, keluaran kapasitor justru tinggi

7. Perbedaan Bundle conductor dan double cicuit adalah


Bundle conductor adalah suatu konduktor satu phasa yang terdiri
dari beberapa konduktor (2, 3, 4,...)yang digunakan untuk mengurangi
adanya korona dan meningkatkan daya hantar arus, dan antar
konduktor dipisahkan oleh batang aluminium atau baja.

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 47


Percobaan Transmisi

r
d r

d d
Double circuit merupakan dua buah konduktor phasa, dimana setiap
konduktor phasa bisa berupa konduktor tunggal atau berupa bundle
konduktor. Tujuan dari double circuit adalah untuk meningkatkan
keandalan sistem, dalam artian untuk menjaga kontinuitas pelayanan
beban ke konsumen jika salah satu konduktor phasa terjadi gangguan.

8. Kelebihan dan kekurangan SUTT dan SKTT adalah :


SUTT ( Saluran Udara Tegangan Tinggi) :
- Sistem lebih murah
-  Cara penyambungan mudah
-  Mudah untuk mencari gangguan
-  Memerlukan tempat yang luas
-  Faktor keamanan lebih tinggi

48 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

-  Lebih mudah terkena ganguan


SKTT (Saluran Kabel Tegangan Tinggi) :
-  Investasi lebih mahal
-  Penyambungan lebih sulit
-  Sulit mencari lokasi ganggguan
-  Tidak terpengaruh cuaca
-  Estetika / keindahan
-  Kapasitas elektro statis lebih besar

9. Komponen utama pada SUTT adalah


- Menara / Tiang Transmisi
- Isolator
- Kawat Penghantar
- Kawat tanah ( Ground Wire )

10.Tegangan harus dinaikkan terlebih dahulu sebelum


ditransmisikan yaitu untuk menjaga kualitas energi listrik yang
disalurkan pada jaringan transmisi agar dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan. Hal ini dikarenakan pada saluran transmisi terdapat
parameter impedansi, capasitansi dan konduktansi saluran dimana
semakin panjang saluran maka semakin besar nilai parameter-
parameter tersebut dan semakin besar rugi-rugi daya yang terjadi.
Selain itu perlu diperhatikan pula sudut pergeseran antara sisi kirim
dengan sisi terima, pengaturan tegangan (Voltage Regulation) dan
derajat kestabilan sistem.

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 49


Percobaan Transmisi

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB VII
KESIMPULAN

1. Pengaruh induktansi (L) terhadap cosφ pada R = 22 Ω

50 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Bila nilai inductor diperbesar maka cosφ akan semakin besar dengan
kondisi lagging tetapi cosφ pada sisi terima tetap lebih kecil
daripada sisi kirim.
2. Pengaruh kapasitansi (C) terhadap cosφ pada R = 22 Ω
Bila nilai capasitor diperkecil akan menyebabkan kenaikan nilai
cosφ dengan kondisi leading tetapi nilai cosφ pada sisi terima tetap
lebih kecil daripada sisi kirim.
3. Pengaruh induktansi (L) pada saluran transmisi
Semakin panjang saluran transmisi cosφ pada sisi terima akan
semakin kecil, hal ini berarti rugi – rugi pada saluran semakin besar.
4. Pengaruh panjang transmisi terhadap sistem transmisi
Semakin panjang sistem transmisi yang dipakai maka rugi – rugi
saluran akan semakin bertambah. Hal ini dikarenakan panjang
saluran akan semakin besar sehinga komponen – komponen
resistansi dan induktansi saluran akan semakin besar. Pada saluran
transmisi menengah akan timbul kapasitansi antar fasa, hal inipun
akan menimbulkan rugi – rugi tersendiri. Pada saluran transmisi
panjang akan timbul juga kapasitansi antara saluran dengan ground,
hal ini akan dapat menimbulkan kenaikan tegangan pada sisi terima.
5. Pengaruh kompensasi seri
Dengan pemasangan kapasitor seri, reaktansi ekivalen berkurang,
dengan demikian jatuh tegangan berkurang, jadi pengaturan
tegangan lebih baik.
6. Pengaruh kompensasi pararel
Dengan pemasangan kapasitor pararel akan menyebabkan nilai cosφ
menjadi lebih baik.

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 51


Percobaan Transmisi

Halaman ini sengaja dikosongkan

LAMPIRAN

52 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS


Percobaan Transmisi

Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS 53


Percobaan Transmisi

Halaman ini sengaja dikosongkan

54 Lab. Simulasi Sistem Tenaga Listrik–Jurusan Teknik Elektro ITS

Вам также может понравиться