Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
c
Tolak ukur keberhasilan dan kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara
diukur dengan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.Diseluruh dunia
terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya
10.000.000 jiwa pertahun. Sebesar 99% terjadi di negara sedang berkembang .
c
terjadi pada penanganan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama pada
kehamilan yang cukup bulan atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan
sehingga masa tunggu akan memanjang, yang berikutnya akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi. Sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD
kehamilan kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat
badan janin yang cukup.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya amnion atau khorion sebelum terdapat
tanda mulai persalinan. Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Sebagian besar kasus ini terjadi pada waktu mendekati
kelahiran, tetapi saat ketuban pecah sebelum masa gestasi 37 minggu, maka disebut
preterm PROM(PPROM) atau ketuban pecah dini preterm. KPD memanjang (Prolonged
rupture of membrane ) merupakan KPD lebih dari 24 jam yang berhubungan dengan
peningkatan risiko infeksi intra-amnion. Pada kehamilan aterm kurang lebih 8% pasien
mengalami ruptur membran sebalum masa persalinan.
Terdapat berbagai teori yang mendefinisikan KPD seperti teori yang menghitung
berapa jam sebelum in partu, misalnya 2 atau 4 atau 6 jamsebelumin partu.Ada juga
yang menyatakan dalam ukuranpembukaan serviks pada kala I, misalnyaketuban yang
pecah sebelum pembukaan serviks 3 cm pada primigravid atau 5 cm pada multigravid
dan sebagainya.
c
besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD
pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk
menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan repiratory distress
syndrom(RDS)
8% hingga10% wanita dengan PROM adalah aterm dan akan diikuti dengan
persalinan dalam tempoh 24 jam selepas ruptur membran dalam 90% kasus. Bila
PPROM yang berlaku pada minggu ke 28 hingga minggu ke-34, 50% pasien akan
melahirkan dalam tempoh 24 jam dan 80-90% pasien akan melahirkan dalam tempoh
satu minggu. Jika pada minggu kurang dari 26 sering diikuti dengan persalinan dalam
tempoh satu minggu.
c
c
Berbagai faktor risiko berhubungan dengan timbulnya ketuban pecah dini.Ras kulit
hitam cenderung memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan ras kulit putih.
Pasien dengan status sosioekonomi rendah , perokok, riwayat penyakit menular
seksual, riwayat persalinan preterm sebelumnya, perdarahan pervaginam atau distensi
uteri (misal polihidramnion dan gemelli) memiliki risiko tinggi. Tindakan prosedural
seperti amniosentesis juga dapat memicu ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya
kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri.
Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
up Serviks inkompeten.
up Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramion.
up Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
c
up Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo
pelvic disproporsi).
up Infeksi yang menyebabkan terjadinya biomekanik pada selaput ketuban dalam
bentuk proteolitik sel sehingga memudahkan ketuban pecah. (Amnionitis/
Korioamnionitis).
up àaktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik)
Penelitian terbaru mengatakan PPROM terjadi karena meningkatnya apoptosis
dari komponen sel dari membrane fetal dan juga peningkatan dari enzim protease
tertentu. Kekuatan membran fetal adalah dari matriks extraselular amnion. Kolagen
amnion interstisiel terutama tipe I dan III yang dihasilkan oleh sel mesenkim juga
penting dalam mempertahankan kekuatan membran fetal.
c
up Anamnesis.
Dari anamnesis sahaja bisa menegakkan 90% dari diagnosis.Kadangkala cairan
seperti urin dan vaginal discharge bisa dianggap cairan amnion.Penderita
merasa basah pada vagina, atau mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-
tiba dari jalan lahir.Cairan berbau khas, dan perlu juga diperhatikan warna,
keluanya cairan tersebut tersebut his belum teratur atau belum ada, dan belum
ada pengeluaran lendir darah.
up Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila
ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan
lebih jelas.
up Pemeriksaan inspekulo
Langkah pertama dalam mendiagnosis KPD karena pemeriksaan dalam seperti
vaginal toucher dapat meningkatkan resiko infeksi. Cairan yang keluar dari
vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH nya. Yang dinilai adalah:
Ap Keadaan umum dari cervix, juga dinilai dilatasi dan pendataran dari
cervix.Dilihat prolaps dari tali pusat atau extrimitas bayi. Bau dari amnion
yang khas juga diperhatikan
Ap Pooling dari cairan amnion pada fornix posterior mendukung diagnosis
KPD.Melakukan perasat vasalva atau menyuruh pasien batuk untuk
memudahkan melihat pooling.
Ap Cairan amnion di konfirmasikan dengan menggunakan nitrazine
test.Kertas nitrazine akan berubah kepada biru jika ph cairan diatas 6.0-
6.5.Sekret vagina ibu hamil adalah pH 4-5, dengan kertas nitrazin tidak
berubah warna, tetap kuning Tes ini bisa memberikan hasil positif palsu
bila tersamarkan dengan cairan seperti darah, semen, atau vaginitis
seperti trichomonas.
c
Ap Mikroskopik (tes pakis). Jika dengan pooling dan tes nitrazine masih
samar dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopik dari cairan yang di
ambil dari fornix posterior. Cairan di swab kemudian dikeringkan diatas
gelas objek dan dilihat dibawah mikroskop gamb aran Ǯferningǯ yang
menandakan cairan amnion.
Ap Dilakukan juga kultur dari swab untuk Chlamydia,gonorrhea,dan Group B
streptococcus.
up Pemeriksaan Lab
Ap Pemeriksaan Alpha-fetoprotein (AàP) .Mempunyai konsentrasi tinggi
didalam cairan amnion tetapi tidak di semen atau urin.
Ap Pemeriksaan darah lengkap dan kultur dari urinalysis
Ap Tes Pakis
Ap Tes Lakmus (Nitrazine test)
c
c
Ketuban pecah dini ternasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Kesalan dalam
mengelola KPD akan membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas
ibu maupun bayinya. Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau
umur kehamilan tidak diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaann
ultrasonografi (USG) untuk mengetahui umur kehamilan dan letak janin. Resiko yang
lebih sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah RDS dibandingkan dengan
sepsis. Oleh karena itu pada kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk
menentukan waktu yang optimal untuk persalinan. Kasus KPD y ang kurang bulan kalau
menempuh cara-cara aktif harus dipastikan bahwa tidak akan terjadi RDS, dan kalau
menempuh cara konservatif dengan maksud untuk memberi waktu pematangan paru,
harus bisa memantau keadaan janin dan infeksi yang akan memperjelek prognosis
janin. Pada kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung berhubungan dengan lama
pecahnya selaput ketuban atau lamanya perode laten. 2 faktor yang harus
dipertimbangkan dalam mengambil sikap atau tindakan terhadap penderita KPD yaitu
umur kehamilan dan ada tidaknmya tanda-tanda infeksi pada ibu.
c
tanda vital ibu. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital diperhatikan takikardi , suhu
melebihi 38°C, kontraksi rahim yang regular, nyei tekan pada fundus uterus atau
leukositosis adalah tanda-tanda amnionitis. jika selama menunggu atau melakukan
pengelolaan konservatif tersebut muncul tanda-tanda infeksi, persalinan diakhiri tanpa
memandang umur kehamilan.Preterm PROM bukan kontraindikasi persalinan
pervaginam.
!
"#$ %
Beberpa penelitian menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya
mempunyai hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan
komplikasi lain dari KPD. Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari
persalinan disebut periode latent Makin muda umur kehamilan makin memanjang
periode latent .
Pada hakekatnya kulit ketuban yang pecah akan menginduksi persalinan dengan
sendirinya. Sekitar 70-80 % kehamilan genap bulan akan melahirkan dalam waktu 24
jam setelah kulit ketuban pecah,bila dalam 24 jam setelah kulit ketuban pecah dan
belum ada tanda-tanda persalinan maka dilakukan induksi persalinan, jika gagal
dilakukan bedah caesar. Beberapa meyarankan bersikap aktif (induksi persalinan)
segera diberikan atau ditunggu sampai 6-8 jam dengan alasan penderita akan menjadi
c
inpartu dengan sendirinya. Dengan mempersingkat periode laten durasi KPD dapat
diperpendek sehingga resiko infeksi dan trauma obstetrik karena partus tindakan dapat
dikurangi.
Pelaksanaan induksi persalinan perlu pengawasan yang sangat ketat terhadap keadaan
janin, ibu dan jalannya proses persalinan berhubungan dengan komplikasinya.
Pengawasan yang kurang baik dapat menimbulkan komplikasi yang fatal bagi bayi dan
ibunya (his terlalu kuat) atau proses persalinan menjadi semakin kepanjangan (his
kurang kuat). Induksi dilakukan dengan memerhatikan skor bishop jika > 5 induksi
dapat dilakukan, sebaliknya < 5, dilakukan pematangan servik, jika tidak berhasil akhiri
persalinan dengan seksio sesaria. (7,9)
c&#"&'"#&(
")&"
c
dalam uterus namun pencegahan terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada
pengobatanya sehingga pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan .
#*+&,&-.",
Terapi tokolitik bisa memperpanjang masa laten sementara tetapi tidak memberikan
efek yang lebih baik pada janin pada pemberiannya.Penelitian tentang pemberian
tokolitik dalam menangani kasus PPROM masih kurang sehinggakan pemberiannya
bukanlah indikasi.
cc
up Infeksi
Walaupun ibu belum menunjukan infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena
infeksi intrauteri terlebih dahulu sebelum gejala pada ibu dirasakan.Infeksi ini
melalui ascending fetoplasental infection atau melalui darah, usus, tuba. Infeksi
dapat pula terjadi melalui infeksi intra uterin: Staphylococcus, Streptococcus, E.
Coli, Klebsiella, jamur, virus, bakteri anaerob.
up Partus prematurus
Ketuban yang pecah dapat merangsang janin untuk keluar. Ini dapat dicegah
dengan pemberian tokolitik
Menyebabkan gesekan anak dan jalan lahir serta kontraksi uterus tidak simetris
karena bentuk uterus tidak sesuai dengan bentuk janin.
c
TABLE 1
Complications of Preterm PROM
,(,
&$+-,*"&' /
c
c
c