Вы находитесь на странице: 1из 5

JUDUL JURNAL

Analisis Tingkat Kesehatan PT. Bank Agroniaga (Tbk) dengan Menggunakan Metode CAMELS

OLEH

Farhani
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Depok

TEMA/TOPIK

Analisis Kesehatan Bank dan Metode CAMELS

LATAR BELAKANG
Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola
bank, masyarakat sebagai pengguna jasa bank, dan Bank Indonesia selaku otoritas pengawas
bank. Mengingat pesatnya perkembangan sektor perbankan dan perubahan kompleksitas usaha
serta profil risiko bank, dan juga adanya perubahan metodologi dalam penilaian kondisi bank
yang diterapkan secara internasional, maka Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan baru
perihal Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang menggunakan metode
CAMELS melalui Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 dengan peraturan pelaksanaan
Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tgl. 31 Mei2004, yang mulai diterapkan sejak
posisi bulan Desember 2004. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank penting, karena hal ini sekaligus
menunjukkan bagaimana kondisi kinerja keuangan dan prestasi bank dalam menjalankan
usahanya dan dalam meraih kepercayaan masyarakat. Berdasarkan pada uraian tersebut diatas,
maka penulis tertarik mengambil topic untuk bahan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat
Kesehatan PT. Bank Agroniaga(Tbk) Dengan Menggunakan Metode CAMELS”.

MASALAH

Bagaimana kondisi Tingkat Kesehatan PT. Bank Agroniaga, Tbk selama periode tahun2005 -
2008 dengan menggunakan metode CAMELS?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui tingkat kesehatan PT. Bank Agroniaga, Tbk
selama periode tahun 2005 - 2008 dengan menggunakan metode CAMELS

METODOLOGI

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode CAMELS. Adapun metode
CAMELS yang digunakan dalam penelitian ini adalah
A. Permodalan (Capital)

- CAR (Capital Adequacy Ratio)


- Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) terhadap Modal Bank
- Komposisi Permodalan
B. Kualitas Aktiva (Asset)
- KAP (Kualitas Aktiva Produktif) atau BDR (Bad Debt Ratio)
- Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
- Perkembangan Aktiva Produktif Bermasalah
C. Manajemen (Management)
- Penilaian Manajemen umum
- Penerapan Sistem Manajemen Risiko
- Penilaian Kepatuhan Bank
D. Rentabilitas (Earnings)
- ROA (Return on Asset)
- ROE (Return on Equity)
- NIM (Net Interest Margin)
- Rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
E Likuiditas (Liquidity)
- Rasio Aktiva / Passiva Likuid
- Potensi Maturity Mismatch
- LDR (Loan to Deposit Ratio
- Proyeksi Cash Flow
F Sensitivitas terhadap Resiko Pasar (Sensitivity to Market Risk)
- Modal atau cadangan yang dibentuk (ekses modal) untuk mengcover potensi risiko
kredit dan risiko pasar termasuk potensi risiko akibat perubahan suku bunga dan
perubahan nilai tukar
Data yang digunakan :
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. yaitu data
yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder berupa laporan laporan
keuangan PT. Agroniaga dari tahun 2005 sampai dengan 2008 yaitu berupa :
Neraca, Laporan Rugi/ Laba, Laporan Kualitas Aktiva Produktif, dan Laporan
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.

HASIL

Berdasarkan hasil penilaian dan Penetapan Peringkat faktor CAMELS tersebut ditetapkanlah
Peringkat Komposit PT. Bank Agroniaga, Tbk, yang merupakan peringkat akhir hasil penilaian
Tingkat Kesehatan Bank yaitu sebagai berikut

Table 4-1
Penentuan Nilai dan Peringkat Komposit
PT. Bank Agroniaga, Tbk
KOMPONEN 2005 2006 2007 2008
CAPITAL (25%) 7.5 7.5 7.5 7.5
ASSET QUALITY (25%) 10 7.5 10 10
MANAGEMENT (20%) 8 8 8 8
EARNINGS (10%) 4 2 2 3
LIQUIDITY (10%) 4 3 4 3
SENSITIVITY TO
4 4 4 4
MARKET RISK (10%)

TOTAL 37.5 32 35.5 35.5


Peringkat 3 Peringkat 2 Peringkat 2
Peringkat 2
Predikat Kesehatan (Predikat (Predikat (Predikat
(Predikat Baik)
Cukup Baik) baik) Baik)
Peringkat Komposit Bank pada tahun 2006 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2005
yaitu dari Peringkat 2 ke Peringkat 3, dikarenakan Bank masih memiliki kelemahan minor,
antara lain berupa kelemahan pengawasan intern dan kelemahan operasional khususnya
berkaitan dengan Aktiva Produktif Kredit, dimana jumlah kredit bermasalah meningkat sangat
signifikan yang berdampak mempengaruhi Rentabilitas Bank dari sebelumnya memperoleh laba
pada tahun 2005 menjadi rugi sebesar (Rp10.112.811 ribu) pada tahun 2006. Perbaikan Peringkat
Komposit Bank pada tahun 2007 dibandingkan tahun 2006 yaitu dari Peringkat 3 menjadi Peringkat
2, dikarenakan Bank telah melakukan langkah-langkah korektif di bidang perkreditan khususnya
kredit bermasalah yang menurun cukup signifikan, yang di satu sisi berdampak menurunkan kerugian
Bank dan di sisi lain telah meningkatkan modal Bank. Pada tahun 2008, Peringkat Komposit Bank
masih berada pada peringkat 2, namun dengan kondisi yang secara umum semakin membaik dimana
jumlah kredit bermasalah terus menurun dan Bank telah memperoleh laba.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


1. Dari hasil penilaian peringkat masing-masing faktor CAMELS, Peringkat Komposit yang
merupakan penilaian akhir Tingkat Kesehatan PT. Bank Agroniaga, Tbk pada tahun 2005,
2007 dan 2008 berada pada Peringkat 2 (Predikat Baik) Sedangkan pada tahun 2006
Peringkat Komposit Bank ini berada pada Peringkat 3 (Predikat Cukup Baik) dengan bobot
sebesar 32 yang mencerminkan bahwa Bank tergolong “Cukup Baik” (Cukup Sehat) namun
terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk
apabila Bank tidak segera melakukan tindakan korektif.

SARAN

Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada PT. Bank Agroniaga, Tbk sehubungan dengan
kesimpulan tersebut diatas, sebagai berikut:
1. Untuk dapat tetap menjaga dan meningkatkan kesehatan Bank, maka manajemen PT.
Bank Agroniaga, Tbk perlu melakukan langkah-langkah korektif terhadap kebijakan sistem
audit intern, yaitu dengan melakukan perubahan pendekatan pemeriksaan dari yang
mengedepankan Compliance Base menjadi Risk Base. Sedangkan untuk memperbaiki kinerja
operasional Aktiva Produktif Kredit, Bank perlu lebih selektif dalam pemberian kredit
dengan memperhatikan perkembangan ekonomi makro dan objek yang dibiayai.
2. Manajemen dan atau pemilik Bank perlu lebih memperhatikan perbaikan permodalan
Bank terutama yang bersumber dari laba Bank guna lebih meningkatkan ekses modal agar
mampu mengcover kemungkinan risiko yang timbul, baik berkaitan dengan risiko kredit
maupun risiko pasar.

Вам также может понравиться