Вы находитесь на странице: 1из 25

Hepatitis

Jum'at, 26 Maret 2004 | 11:31 WIB

Kanker hati adalah kanker yang sering dijumpai di Indonesia. Kanker ini dihubungkan dengan
infeksi hepatitis B atau C. Artinya, pada umumnya penderita kanker hati pernah terinfeksi
hepatitis B atau C.

Istilah "hepatitis" sendiri dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya
dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional.
Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi
penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A), bisa kronik (hepatitis B dan C) dan bisa
juga kemudian menjadi kanker hati (hepatitis B dan C).

Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu
bisa ditularkan ke orang lain. Memang sebagian orang yang terinfeksi virus ini bisa sembuh
dengan sendirinya, namun demikian virus ini akan menetap dalam tubuh seumur hidup.

Penyakit hepatitis B dan C sering dialami penduduk Indonesia (Peta Penyebaran Penyakit
Hepatitis di Indonesia, 2002: http://www.ppmplp.depkes.go.id/images/m9_s2_i231_b.pdf).
Kedua penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh, seperti lewat hubungan seksual, jarum
suntik, dan transfusi darah. Pada umumnya, saat ini transfusi darah sudah aman: darah yang akan
diberikan diskrining hepatitis B, hepatitis C, dan HIV. Dengan demikian kemungkinan penularan
Hepatitis dan HIV melalui transfusi darah sudah menjadi kecil.

Hepatitis A
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang
dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning
dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang
terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C,
infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.

Masa inkubasi 30 hari. Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces
pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang
setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.

Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan
pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu
narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis
A.

Hepatitis B
Hepatitis B adalah peradangan pada hati. Selain tipe A, virus hepatitis B paling sering ditemui.
Sebagian penderita hepatitis B akan sembuh sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup,
tapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan. Orang itu akan terus menerus membawa virus
hepatitis B dan bisa menjadi sumber penularan. Penularannya dapat terjadi lewat jarum suntik
atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia. Hepatitis B sangat beresiko
bagi pecandu narkotika dan orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.

Gejala hepatitis B adalah lemah, lesu, sakit otot, demam ringan, mual, kurang nafsu makan, mata
dan kulit kuning dan air kencing berwarna gelap.

Pengobatan penyakit ini dilakukan dengan interferon alfa-2b, lamivudine dan imunoglobulin
yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B (diberikan 14 hari setelah paparan). Vaksin
hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun lalu.

Untuk mencegah penularan hepatitis B adalah dengan imunisasi hepatitis B terhadap bayi yang
baru lahir, menghindari hubungan badan dengan orang yang terinfeksi, menghindari penyalah-
gunaan obat dan pemakaian bersama jarum suntik, menghindari pemakaian bersama sikat gigi
ataupun alat cukur dan memastikan alat suci-hama bila ingin bertatto, melubangi terlinga atau
tusuk jarum.

Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit infeksi yang bisa tak terdeteksi pada seseorang selama puluhan
tahun dan perlahan-lahan merusak organ hati (lever). Penyakit ini sekarang muncul sebagai salah
satu masalah pemeliharaan kesehatan utama di Amerika Serikat, baik dalam segi hilangnya
nyawa maupun tekanan pada ekonomi. Di Indonesia, Hepatitis C memang masih kalah terkenal
dibandingkan dengan Hepatitis B. Padahal, penderitanya cukup banyak.

Biasanya orang-orang yang menderita penyakit hepatitis C tidak menyadari bahwa dirinya
mengidap penyakit ini, karena memang tidak ada gejala-gejala khusus. Malah beberapa orang
berpikir kalau mereka hanya terserang flu. Gejala yang biasa mereka rasakan antara lain demam,
rasa lelah, muntah, sakit kepala, sakit perut atau hilangnya nafsu makan.

Meskipun penyakit ini dapat dideteksi melalui tes darah sederhana, para dokter, petugas asuransi,
dan pejabat kesehatan pemerintah semua mengungkapkan keprihatinannya tentang makin
maraknya orang yang terjangkit dan hanya sedikit korban yang tahu mereka terinfeksi:
· American Medical Association -yang mewakili para dokter- mengatakan, Hepatitis C
kemungkinan akan menjadi "prioritas utama kesehatan masyarakat, karena jumlah penduduk
yang meninggal akibat penyakit ini dan orang yang membutuhkan cangkok hati diperkirakan
akan meningkat secara besar-besaran dalam dasawarsa berikut."
· National Institute of Allergy and Infectious Diseases, satu divisi National Institutes of Health
milik pemerintah, dengan agak cemas telah mengingatkan, "tanpa pengobatan yang lebih baik,
angka kematian diperkirakan akan naik tiga kali lipat pada 2015 –lebih tinggi daripada tingkat
kematian per tahun sekarang akibat AIDS."
· Kelompok usaha asuransi terkenal, Alliance of American Insurers yang berkantor pusat di
Downers Grove, Illinois, menyebut hepatitis C sebagai suatu "epidemi yang sedang
berkembang."
· American Liver Foundation, lembaga advokasi yang berkantor pusat di New York mengatakan,
Hepatitis C merupakan penyebab utama transplantasi hati di Amerika Serikat. Permintaan hati
yang telah jauh melampaui persediaan diperkirakan akan naik dalam jumlah besar selama 20
tahun berikut.

Angka statistik yang membingungkan ini mungkin sebagian berakar dalam perilaku yang
berisiko tinggi. Enam puluh persen infeksi baru terjadi akibat pemakaian jarum bersama,
demikian menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Atlanta. Menurut CDC,
Hepatitis C adalah infeksi kronis yang ditularkan oleh darah yang paling umum di Amerika
Serikat. Sekitar 4 juta orang terinfeksi, atau 1,8 persen dari seluruh penduduk. Dari jumlah ini,
sekitar 2,7 juta orang diduga terinfeksi kronis – suatu tahap dalam penyakit ini ketika kerusakan
hati telah terjadi atau hampir terjadi. Selain itu, Hepatitis C menimbulkan penyakit hati kronis
dan kemungkinan mengakibatkan kematian di antara tujuh dari sepuluh orang yang terinfeksi.

Hepatitis C sering dicampuradukkan dengan dua jenis hepatitis yang tidak begitu mematikan
lainnya, yang dikenal sebagai Hepatitis A dan B. Kedua jenis terakhir ini dapat dicegah melalui
vaksinasi. Hepatitis A ditularkan terutama oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Itulah sebabnya orang yang sering bepergian ke negara-negara lain sering terinfeksi hepatitis ini.
Meskipun dapat menimbulkan demam tinggi dan mengganggu fungsi hati sehingga
mengakibatkan penyakit kuning – warna pucat kekuning-kuningan pada kulit dan bagian putih
mata –penyakit ini jarang mengakibatkan penyakit hati kronis. Hampir semua orang pulih tanpa
meninggalkan masalah yang berkepanjangan.

Hepatitis B muncul dalam darah seperti Hepatitis C. Penyakit ini menyebar melalui kontak
dengan darah, air mani dan cairan vagina yang terinfeksi. Hubungan seks dengan orang yang
terinfeksi atau penggunaan bersama jarum obat dapat menyebarkan penyakit ini. Gejalanya
meliputi penyakit kuning, lemah, rasa sakit pada perut dan muntah. Namun, hampir semua
penderitanya sembuh. Hanya 2 persen hingga 6 persen orang yang terkena penyakit ini
mengalami kerusakan hati serius.

Hepatitis C ditularkan melalui kontak seksual, penggunaan obat-obatan dengan jarum, bahkan
pemakaian bersama pisau cukur atau sikat gigi dengan orang yang telah terinfeksi. Para pakar
yakin, kemungkinan ada faktor risiko lain yang memerlukan studi lebih lanjut, seperti
penggunaan tato atau menusuk tubuh dalam lingkungan yang tidak bersih. CDC mengatakan,
penerima transfusi darah sebelum 1992 -ketika persediaan darah Amerika secara nasional
dimusnahkan karena darah itu ternoda -juga mempunyai risiko terjangkit penyakit ini.

Hepatitis C sangat membingungkan bagi pekerja perawatan kesehatan karena belum ada
vaksinnya. Selain itu, hanya dalam sejumlah relatif kecil dari kasus yang baru-baru ini
didiagnosa, barangkali sekitar 25 persen, pasien memperlihatkan gejalanya dan gejala ini pun
mirip dengan gejala Hepatitis B. Kebanyakan kasus baru terjadi pada orang dewasa berusia
muda, antara 25 hingga 40 tahun. Kecuali pasien sendiri meminta dilakukannya tes darah
sederhana untuk memeriksa apakah muncul antibodi yang menjadi petunjuk adanya infeksi ini,
Hepatitis C dapat tetap tidak ketahuan selama bertahun-tahun.

Menurut Dr. Peter Somani, mantan direktur Ohio Department of Health, "kebanyakan orang
tidak tahu bahwa mereka telah mengidap Hepatitis C sampai mereka mengalami fase kronis dan
kerusakan hati yang telah parah." Begitu seseorang disembuhkan dengan memberikan obat-obat
utama –yaitu gabungan dua obat Interferon-Alfa dan Ribavirin, penyakit ini dapat ditahan walau
jarang mendapat kesembuhan.

Hati adalah salah satu organ tubuh yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang
untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi; memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol;
menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah; dan bertindak sebagai semacam
pengaruh seluruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam
sistem itu. Kalau hati tidak sanggup berfungsi, tubuh akan rentan terhadap infeksi sekunder dan
organ pada umumnya akan gagal berfungsi.

Usaha menemukan vaksin untuk penyakit Hepatitis C memang terus berlangsung. Tetapi
tampaknya sampai saat ini belum ditemukan. Untuk itulah beberapa tips berikut ini mungkin bisa
membantu Anda dalam usaha menjaga diri terhindar dari penyakit Hepatitis C:
1. Jangan gunakan benda-benda pribadi yang kemungkinan bisa menyebabkan terjadinya
pendarahan. Contohnya: sikat gigi dan alat cukur. Jika ada luka sayatan segera bersihkan dan
obati luka pada kulit, setelah itu balut lukanya.
2. Bicarakan dengan pasangan Anda mengenai virus Hepatitis C, serta penyakit menular seksual
dan HIV/AIDS.

Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk
replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum
suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala
yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.

Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit
yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya
trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.

Hepatitis F
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan
penyakit hepatitis yang terpisah.

Hepatitis G
Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak
menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah
jarum suntik.
Pengertian dan Penyebab Hepatitis B
Posted by fikirjernih at 17:40

Hepatitis B merupakan penyebab UTAMA dari kanker hati. 30% pasien Hepatitis B TIDAK
MENYADARI dirinya terinfeksi karena tak ada gejala yang tampak. 15-25% penderita akan
meninggal tanpa perawatan (akibat dari ketidaktahuan bahwa mereka terinfeksi). Hepatitis B
termasuk dalam penyakit `THE SILENT KILLER' selain penyakit jantung koroner. Penularan
penyakit ini melalui darah dan air liur penderita. Indonesia termasuk daerah `high risk' dalam
penyebaran Hepatitis B. Kelompok individu dengan risiko tinggi tertular Hepatitis B,
diantaranya adalah:

• Pekerja di bidang kesehatan


• Petugas keamanan yang rentan terhadap paparan darah
• Pekerja di panti sosial
• Pasien hemodialisis (cuci darah)
• Pasien yang membutuhkan transfusi darah maupun komponen darah
• Turis yang bepergian ke daerah endemik Hepatitis B
• Pengguna obat-obatan suntik
• Orang yang berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan
• Pasien penyakit hati kronik
• Pasien yang berpotensi menjalankan cangkok organ
HEPATITIS: PENYEBAB DAN PENGOBATAN
Posted on 14 Juni 2009 by Dhianisa

Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari
6 bulan disebut “hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut “hepatitis
kronis”.

Penyebab

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A,
B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis
infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama
adalah alkohol dan obat-obatan.

Jenis Virus Hepatitis

 Virus hepatitis A

Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya
tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya
terjadi melalui air dan makanan.

 Virus hepatitis B

Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau
produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum
suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).

Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses
persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di
daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis
menahun, sirosis dan kanker hati.

 Virus hepatitis C

Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling
sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi
penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita “penyakit
hati alkoholik” seringkali menderita hepatitis C.

 Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan
infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah
pecandu obat.

 Virus hepatitis E

Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi
di negara-negara terbelakang.

 Virus hepatitis G

Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.

Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :

 Virus Mumps
 Virus Rubella
 Virus Cytomegalovirus
 Virus Epstein-Barr
 Virus Herpes

Pengobatan dengan Tianshi

 KALSIUM 1 + CORDYCEPS, cara pemakaian :


o pagi hari (1 jam setelah makan pagi) 2 kapsul Cordyceps
o siang hari (setelah makan siang) 1 sachet Calcium I + 2 kapsul Cordyceps (1 jam setelah
minum Calcium I)
o sore/malam hari (setelah makan malam) 2 kapsul Cordyceps
 Calcium I + Cordyceps + ZINC (Jika komposisi Calcium I + Cordyceps saja belum cukup), Cara
pemakaian :
o pagi hari (1 jam setelah makan pagi) 2 kapsul Cordyceps + 2 kapsul Zinc
o siang hari (setelah makan siang) 1 sachet Calcium I + 2 kapsul Cordyceps (1 jam setelah
minum Calcium I) + 2 kapsul Zinc
o sore/malam hari (setelah makan malam) 2 kapsul Cordyceps + 2 kapsul Zinc
 Cordyceps (paket hemat), Cara pemakaian 2 – 3 kapsul Cordyceps setiap habis makan
Penyakit Hepatitis
Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan
menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis diketegorikan dalam
beberapa golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D,E,F dan G. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis
umumnya cenderung lebih banyak mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C. namun disini kita
akan membahas pada fokus artikel penyakit Hepatitis A,B dan C.

 Penyakit Hepatitis A
Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian,
Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang
penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau
melalui darah. Sebagai contoh, ikan atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh
kotoran manusia penderita.

Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi, barulah
kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A.

1. Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam,
hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang
terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam
berdarah, tbc, thypus, dll.

2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A


Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang disebut
penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta segera
mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang
timbul seperti paracetamol sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.

Sedangkah langkah-langkah yang dapat diambil sebagai usaha pencegahan adalah dengan mencuci
tangan dengan teliti, dan suntikan imunisasi dianjurkan bagi seseorang yang berada disekitar penderita.

 Penyakit Hepatitis B
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini
disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut
atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi
kanker hati. Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan
darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.
Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat
melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri
(sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya
bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.

1. Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan
kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan
cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih
beresiko.

2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B


Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan
periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk
hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
- Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini
digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati
(ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
- Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi
pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek
samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme
hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.

b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;


Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan
menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon
(dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala
pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini
adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah
terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan
dengan pemberian paracetamol.

Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin
terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex
kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka
yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.

 Penyakit Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses
penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti
penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala
yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati
dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis
dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.

1. Gejala Hepatitis C
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun
infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah ;
Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang
disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati
pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati
fluktuasi bahkan normal.

2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C


Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated
interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus
dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir
penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada
penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.
Jenis Virus Hepatitis

 Virus hepatitis A

Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya
tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya
terjadi melalui air dan makanan.

 Virus hepatitis B

Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau
produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan jarum
suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria
homoseksual).

Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses
persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di
daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis
menahun, sirosis dan kanker hati.

 Virus hepatitis C

Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling
sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi
penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit
hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.

 Virus hepatitis D

Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan
infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah
pecandu obat.

 Virus hepatitis E

Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi
di negara-negara terbelakang.

 Virus hepatitis G

Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini.

Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :

 Virus Mumps
 Virus Rubella
 Virus Cytomegalovirus
 Virus Epstein-Barr
 Virus Herpes

Cara penularan Hepatitis B

Minggu, 03 Mei 2009

Hepatitis B sering ditularkan melalui cara- cara yang kadang tidak disadari oleh masyarakat.
Namun yang perlu diketahui oleh mereka bahwa penyakit ini tidak bisa ditularkan melalui
kontak biasa.
Cairan tubuh harus mengalami pertukaran yang artinya pasien tidak bisa kena infeksi hanya
melalui pelukan ataupun melalui jabat tangan biasa.

Berikut cara yang mungkin bisa

Hubungan Seksual
Penularan virus hepatitis B bisa terjadi jika seseorang melakukan hubungan seksual tanpa
pelindung dengan pasangan yang telah terinfeksi virus hepatitis B. selain itu infeksi juga bisa
terjadi melalui luka yang terjadi akibat hubungan seksual.

Penggunaan alat bersama


Virus hepatitis B akan dengan mudah menular melalui peralatan yang telah terinfeksi oleh darah
yang mengandung virus, seperti; pisau cukur dan sikat gigi.

Ibu ke anak
Wanita hamil yang terinfeksi virus hepatitis B bisa menurunkan penyakit itu kepada bayinya.
Jika seorang wanita terinfeksi hepatitis B, bayi mereka akan mewarisi penyakit ini. Dengan seri
pertama dari tiga vaksin yang diberikan, resiko ini akan mengalami penurunan
Perluasan Penyebaran Hepatitis B Perlu
Diwaspadai
Thursday, 05 August 2010 05:08 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Indonesia termasuk kelompok daerah endemis sedang dan


tinggi untuk penyebaran penyakit hepatitis. Berdasarkan data yang dimiliki World Health
Organization (WHO), badan kesehatan dunia, satu dari 12 orang dari seluruh dunia terinfeksi
penyakit hepatitis. Sedanngkan penelitian yang dilakukan Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia
(PPHI) pada 2001 menyebutkan, pengidap hepatitis B di Indonesia lebih dari 11 juta orang.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Alma Lucyati, menyatakan kasus penularan penyakit yang
disebabkan penggunaan jarum suntik secara bergantian dan perilaku seks bebas perlu
diwaspadai. Gejala kehilangan kekebalan (AIDS) yang disebabkan virus HIV (virus yg
menghilangkan kekebalan tubuh) ini dapat disertai dengan hepatitis B yang mengakibatkan
kematian pada penderita.

“Sebelumnya, kami memang memfokuskan penularan hepatitis B dari ibu ke anak. Tapi
tampaknya, kini trennya agak berubah. Penularan penyakit itu dari para penderita AIDS cukup
mengkhawatirkan,” ungkap Alma, usai menghadiri Kongres Nasional XI Ikatan Ahli Kesehatan
Msyarakat Indonesia (IAKMI) di Hotel Horison, Bandung, Rabu (4/8) siang.

Ia menjelaskan, proses penularan penyakit hepatitis B melalui produk-produk darah. Penggunaan


jarum suntik secara bergantian dan perilaku seks bebas dapat menularkan rekannya jika salah
satu dari mereka menderita hepatitis B positif.

Penderita hepatitis B di Jabar, tambahnya, memang menurun. Namun ia mengaku tidak akan
berpuas diri dengan keadaan tersebut. Berdasarkan data yang dilansir dari Dinkes Jabar, jumlah
penderita hepatitis B pada 2006 sebanyak 1.051 dan meningkat dua kali lipatnya pada 2007
dengan 2.661 penderita. Namun pada 2009, menurun drastis menjadi 525 penderita hepatitis B
positif.

“Sampai Maret 2010, sudah 27 penderita Hepatitis B. Kita harus mewaspadai penularannya.
Dengan luka kecil yang bersentuhan sedikit saja sudah dapat menularkan,” jelasnya.

Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Bandung, Ali Djumhana, menegaskan
penyakit hepatitis B paling berbahaya dari jenis hepatitis lainnya: A, C, D, dan E. Virus hepatitis
B akan menyerang dan menginfeksi organ hati dan berkembang menjadi kanker hati.

Redaktur: Arif Supriyono


Reporter: c23
Sarana Penularan Hepatitis
Minggu, 09-08-2009 09:45:08 oleh: Riyadi Mubdi Zhaahir
Kanal: Kesehatan

Hepatitis adalah proses peradangan pada hati yang disebabkan pada oleh berbagai macam infeksi
seperti virus, bahan kimia, obat-obatan dan alkohol.

Hepatitis tidak dapat dianggap remeh sebab Hepatitis B dan C bisa berkembang menjadi sirosis
(pengerasan hati), kanker hati dan komplikasi lainnya yang dapat menyebabkan kematian.

Jenis yang paling umum diderita adalah hepatitis A dan B. Ada beberapa jenis hepatitis mulai
dari Hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Masing-masing punya ciri namun rata-rata
gejalanya sama. Umumnya bisa menjurus ke kondisi sirosis dan kanker hati jika tidak ditangani
secara tuntas. Apalagi pada para carrier (pembawa virus tanpa menunjukkan gejala sakit).
Namun peluang untuk sembuh bagi penderita penyakit ini masih terbuka, apalagi cangkok
hatipun mulai dimungkinkan.

Biasanya gejala baru muncul beberapa minggu atau bulan setelah kemasukan virus. Pada
hepatitis akut, gejalanya memang jelas. Tapi pada hepatitis kronis gejalanya sangat samar dan
baru muncul jelas setelah organ hati dalam keadaan cukup parah.

Gejala orang terkena penyakit hepatitis mirip dengan gejala flu seperti badan terasa lemas dan
letih, perut kembung, kurang nafsu makan karena mual, kadang kala sampai muntah. Ciri umum
yang paling mudah dikenali adalah bola mata putihnya menjadi kekuningan dan air seninya
kemerahan serta kulit bersemu kekuningan.

Penularannya bisa melalui bermacam-macam media atau cara seperti:

 Jarum suntik yang tidak sekali pakai


 Pisau cukur
 Jarum tato
 Jarum tusuk kuping
 Sikat gigi
 Jarum bor gigi
 Barang yang tercemar virus hepatitis B (VHB) sesudah digunakan pada para carrier
positif atau penderita hepatitis B
 Akibat berhubungan seksual atau berciuman dengan penderita dan akibat transfusi darah
yang terkontaminasi VHB.

Cara penularan yang terakhir ini memasukan para penderita kelainan darah seperti hemofilia
(kadar protein faktor VIII atau zat pembeku dalam darah sangat rendah), thalasemia, leukimia
atau melakukan dialisis ginjal ke dalam kelompok rawan atau berisiko tinggi terkena penyakit
hepatitis B. Sebab mereka sering berurusan dengan transfusi darah.
Adapun kelompok orang yang rawan terinfeksi VHB yaitu mereka yang bekerja di laboratorium
atau ruang darurat rumah sakit dan kamar mayat. VHB tidak menular melalui singgungan kulit,
namun kalau ada luka terbuka di kulit lalu terkontaminasi darah yang mengandung VHB,
penularan bisa terjadi.

Semoga dengan membaca artikel ini kita semua dapat lebih mewaspadai dan menjaga kesehatan
agar kita terhindar dari hepatitis atau paling tidak meminimalisir resiko. Dan bagi penderita
jangan berkecil hati sebab kesempatan untuk sembuh total masih terbuka.
Penularan Hepatitis B Lebih Cepat dari  HIV/AIDS

Posted Oktober 30, 2008 by guegue in KESEHATAN. Ditandai:KESEHATAN. 46 Komentar

sumber : http://www.sinarharapan.co.id/berita/0409/27/nas06.html

JAKARTA — Penyakit Hepatitis B adalah masalah kesehatan global. Ada 2 miliar


orang di dunia yang diperkirakan terinfeksi Virus Hepatitis B (VHB). Menurut
data WHO, saat ini sudah lebih dari 400 juta manusia di seluruh dunia
menderita Hepatitis B kronis yang berisiko berkembang menjadi sirosis dan
kanker hati.
Sekurangnya ada 1 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini.
Data ini menempatkan Hepatitis B sebagai penyebab kematian nomor sembilan di
dunia. Sebanyak 75% dari pembawa virus hepatitis B berada di Asia Pasific.
“Hepaptitis B adalah penyakit infeksi pada hati (hepar/liver) yang
berpotensi fatal yang disebabkan oleh virus Hepatitis B (VHB) dan merupakan
salah satu penyakit yang sering ditemui dan menular. Penularannya sangat
cepat. VHB 100 kali lebih cepat dari HIV/AIDS,” jelas Ketua Divisi
Hepatologi FKUI-RSCM Ali Sulaiman dalam “Seminar Waspada Hepatitis B dalam
Rangka Menuju Indonesia Bebas Hepatitis B” di Jakarta, Sabtu (25/9).
Ia menjelaskan penyakit hepatitis terdiri dari hepatitis akut, yaitu
hepatitis dengan jangka pendek, biasanya kurang dari 6 bulan dan mampu
direspons dengan baik oleh sistem kekebalan tubuh. Hepatitis kronik adalah
Hepatitis B jangka panjang yang tidak dapat diatasi oleh sistem kekebalan
tubuh.
Di Asia Pasific, kebanyakan orang terinfeksi virus Hepatitis B pada saat
lahir atau pada saat masa kanak-kanak. Sebanyak sembilan dari sepuluh orang
yang terinfeksi tersebut akan bertahan sampai dewasa.
Di tempat lainnya, virus Hepatitis B biasanya menginfeksi orang dewasa
melalui kontak seksual atau melalui darah yang telah terinfeksi. Penularan
virus Hepatitis B adalah lewat transfusi atau tranplantasi, pasangan seksual
berganti-ganti, pekerja kesehatan, tahanan dan penghuni asrama, pengguna
jarum suntik narkoba, atau bayi dari ibu yang membawa virus hepatitis B.

Kelelahan
Kebanyakan pasien Hepatitis B kronis tidak memiliki gejala khusus tapi
sebagai patokan, tanda-tanda terinfeksi virus Hepatitis B (VHB) jangka
pendek (Hepatitis B Akut) adalah kelelahan dan sindroma “flu like”, nafsu
makan turun, panas, pusing, mual, muntah, sakit perut, diare, kulit dan
mata, kuku dan seluruh tubuh berwarna kuning, kencing berwarna cokelat tua,
tinja berwarna pucat. Sedangkan terinfeksi hepatitis B jangka panjang
(Hepatitis B Kronis) adalah sama dengan yang akut disertai sakit otot dan
persendian, dan lemas. Tahapannya adalah fibrosis, yaitu penumpukan serta
akumulasi dari jaringan hati yang rusak.
Pada tahap sirosis, yaitu kerusakan lanjut dari jaringan hati yang ditandai
dengan permukaan hati yang berbenjol-benjol dan terbentuk jaringan ikat.
Pada akhirnya tahap kanker hati. Jangka waktu perjalanan penyakit adalah
dari 30-50 tahun.
“Pada tahap sirosis, aliran darah terbendung, sehingga kembali kesaluran
darah pencernaan atau ke rongga perut yang mengakibatkan pembuluh pecah,
muntah darah dan tinja hitam sehingga dapat mematikan,” jelas Ali Sulaiman
dalam konferensi pers seusai seminar.
Menurutnya, di Indonesia terutama daerah Indonesia timur adalah daerah yang
paling tinggi penyebaran penyakit Hepatitis B. Ia menyebut daerah Kupang
(25,61%), Mataram (20,61%), Palu (12,24) dan Manado. “Hal ini disebabkan
fasilitas kesehatan yang kurang di daerah Indonesia timur. Ada 5-10 orang
dari 100 orang Indonesia mengidap Hepatitis B,” jelas Penasehat Perhimpunan
Peneliti HAtri Indonesia (PPHI) ini.
Indonesia menempati urutan ketiga yaitu 12 juta setelah Cina (120 juta),
India (48 juta) dalam jumlah penderita Hepatitis B terbesar di Asia Pasifik.
Seperti gunung es, data ini adalah hanya 30% dari pengidap keseluruhan.

Pencegahan
Penularan Hepatitis B sangat mudah yaitu melalui cairan tubuh seseorang yang
terinfeksi seperti air mani, ludah dan cairan tubuh lainnya. Mereka yang
beresiko adalah bayi yang baru lahir, hubungan seksual tidak aman,
penggunaan pisau, jarum suntik, tindik, tato, sikat gigi, juga minum dari
gelas yang sama seccara bergantian.
Virus Hepatitis B dapat bertahan hingga beberapa minggu di luar tubuh
manusia. Pencegahannya adalah dengan menjalani hidup sehat dan menghindari
penularan serta melakukan vaksinasi/imunisasi secara lengkap yaitu 3 kali
suntik dalam rentang waktu berbeda.
Pengobatan Hepatitis B menggunakan interveron (perinjeksi) dan lamivudine
(oral). Saat ini digunakan Adefovir Dipivoxil (Hepsera) sebagai anti virus
oral baru yang menekan replikasi virus pada saat mengalami mutasi. Seperti
halnya Lamivudine (3TC-HBV), Hepsera memberikan manfaat pada perbaikan
jaringan hati.
“Tindakan terbaik adalah deteksi segera, vaksinasi segera dan obati segera.
Minum temulawak bukanlah mematikan virus, tapi hanya melemahkannya.” jelas
Prof Dr. Ali Sulaiman Sp.
Pengobatan dengan jalan mematikan VHB sangat tergantung pada waktu yang
tepat. Anti virus harus diberikan pada saat pengidap sedang kambuh. Pada
saat virus sedang aktif itulah antivirus diberikan secara terus menerus.
“Jangan terlambat atau jangan terlalu cepat. Jika tidak sedang kambuh, maka
obat tidak akan efektif dan justru akan menyebabkan virus bersembunyi.
Temulawak akan menyebabkan virus bersembunyi,” jelas Prof Dr. Ali Sulaiman
Sp. *
(SH/ web warouw)
Tip Mencegah Penularan Hepatitis B
Kamis, 20 Januari 2011 | 12:03 WIB
Besar Kecil Normal

TEMPO Interaktif, Jakarta -1. Vaksinasi mencegah hepatitis B selama sekitar 5 tahun. Tapi
jenis vaksin yang paling baru sudah cukup baik dan bisa bekerja selamanya, sehingga tak
memerlukan booster atau pengulangan. Mereka yang berada pada kelompok risiko tertinggi,
seperti bayi, remaja, dan orang yang telah aktif secara seksual, sangat penting untuk
mendapatkan vaksinasi ini.
2. Tepati jadwal pemberian vaksinasi yang terdiri atas tiga suntikan. Suntikan kedua mestinya
diberikan sebulan setelah suntikan pertama. Sementara itu, suntikan ketiga diberikan enam
bulan kemudian.
3. Gunakan sarung tangan dan jarum suntik sekali pakai jika Anda bekerja di bidang yang
melibatkan darah, misalnya petugas medis, peneliti di laboratorium, polisi, dan seniman tato.
4. Praktekkan hubungan seks yang aman dan gunakan kondom, terutama jika pasangan Anda
adalah pengidap atau berisiko tinggi tertular hepatitis B.
5. Hindari penggunaan barang-barang pribadi bersama dengan orang lain, misalnya pencukur
kumis, sikat gigi, sisir, dan handuk.
6. Batasi berbagi makanan atau minuman dengan orang lain, terutama yang melibatkan
pertukaran air liur, seperti permen karet dan minuman.
7. Periksa semua peralatan yang digunakan untuk tindik tubuh, tato, atau alat pemeriksaan gigi
hingga steril.
Pencegahan hepatitis B
Pencegahan terhadap hepatitis B dapat dilakukan dengan beberapa sebagai cara berikut: 

1. Imunisasi

Imunisasi lengkap hepatitis B dapat mencegah infeksi VHB selama 15 tahun. Imunisasai
hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi pertama dan kedua diberikan dalam jarak
1 bulan. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan 5 bulan setelah imunisasi kedua.
Pemberian imunisasi hepatitis B sebaiknya sedini mungkin yaitu saat bayi hendak pulang
dari rumah bersalin.

Bagi orang dewasa sebelum diimunisasi, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu


pemeriksaan untuk melihat kadar anti HBS. Anti HBS adalah antibodi terhadap antigen
permukaan VHB (HBs-Ag). Dengan begitu dapat dinilai apakah tubuh telah memiliki
kekebalan terhadap hepatitis B atau tidak. Jika tubuh telah memiliki cukup kekebalan
terhadap hepatitis B maka imunisasi hepatitis B tidak diperliukan lagi. Namun pada
kenyataannya pemeriksaan kadar anti-HBs lebih mahal daripada harga vaksin hepatitis B.
Dengan begitu bagi mereka yang beresiko tinggi tertular VHB imunisasi bisa langsung
diberikan. 

Imunisasi hepatitis B sangat dianjurkan untuk kelompok orang berikut:

 Bayi baru lahir


 Anak dan remaja yang belum mendapat imunisasi hepatitis B
 Keluarga yang salah satu anggota keluarganya terinfeksi virus hepatitis B
 Pekerja medis
 Pekerja laboratorium
 Penderita gangguan penyakit yang sering cuci darah atau mendapat transfusi
darah.
 Pekerja seks
 Pengguna narkoba
 Pecinta tato

2. Tidak menggunakan barang orang lain

Barang-barang yang dapat menyebabakan luka dapat menjadi media penularan virus
hepatitis B. Barang-barang tersebuat antara lain pisau cukur, gunting kuku, sikat gigi, dan
lain-lain. 

3. Melakukan hubungan seks sehat dan aman


Melakukan hubungan seks dengan bergonta ganti pasangan beresiko tinggi tertular
hepatitis B. Jika suami atau istri terinfeksi hepatitis B maka sang suami wajib
menggunakan kondom saat berhubungan seksual. 

4. Jika terinfeksi hepatitis B jangan mendonorkan darah

Palang merah Indonesia akan melakukan serangkaian pemeriksaan pada darah yang di
donorkan. Jika ternyata sejumlah darah pada bank darah terinfeksi virus hepatitis B maka
darah tersebut akan dimusnahkan. 

5. Bersihkan ceceran darah

Jika ada ceceran darah meski sedikit harus segera dibersihkan. Penggunaan larutan pemutih
pakaian diyakini dapat membunuh virus. 
Bagaimana Mencegah Hepatitis B
Orang yang berpotensi lebih besar tertular bisa meningkatkan antibodi dengan imunisasi.
Sabtu, 30 Mei 2009, 17:44 WIB
Umi Kalsum, Nerisa

  (ANTARA/Adnan)
BERITA TERKAIT

 Cara Virus Hepatitis B Merusak Hati


 Cegah Kecelakaan Alat Olahraga di Rumah Anda
 Migren, Jangan Datang Lagi!
 Bawang Putih, Musuh si Kanker Kulit
 Kafein Bisa Matikan Kanker

VIVAnews - Virus Hepatitis B sangat mudah menyebar ke tubuh seseorang. Tapi dengan
pencegahan secara dini, virus ini bisa dihindari. Bagaimana caranya?

Dr Poernomo Boedi Setiawan, SpPD-KGEH  media briefing Indonesia Viral Hepatitis B di hotel
JW Marriott, Jakarta, Sabtu 30 Mei 2009, mengungkapkan, bayi yang baru lahir atau orang yang
berpotensi lebih besar tertular bisa meningkatkan antibodi dengan menyuntik imunisasi pasif
dalam tubuhnya.

Hal itu bisa dilakukan kapan pun, segera setelah bayi lahir dari kandungan ibu, atau setelah
melakukan kontak dengan pengidap hepatitis B positif.

Imunisasi pasif, dia menambahkan, akan bertahan dalam tubuh dan membentuk antibodi serta
meningkatkan imun tubuh. Zat tersebut sangat berguna melawan virus hepatitis B karena virus
hepatitis B akan mengganas dan menimbulkan penyakit hati saat respon imun dalam tubuh
rendah.

"Bayi dan anak-anak sangat penting karena respon imun mereka masih rendah, berbeda dengan
kaum dewasa," jelasnya.

Dr Poernomo mengatakan, virus hepatitis B pada bayi baru akan terdeteksi saat berusia 40-50
tahun, sehingga banyak pengidap hepatitis B yang meninggal pada usia tersebut. Kondisi itu
sering menimbulkan persepsi, penyakit hati baru ada pada usia lanjut. Padahal, prosesnya sudah
berlangsung sejak lahir.

Karena itulah, Anda perlu mendeteksi penyakit hepatitis B sejak dini sebelum  muncul keluhan
pada hati Anda.

Selain imunisasi aktif, Dr Poernomo menyarankan, pada usia produktif sebaiknya rutin
mengecek darah minimal enam bulan sekali. Jika perlu, ultranografi dan imunisasi aktif untuk
membentuk zat antibodi dalam tubuh Anda.
NEWS & FEATURES / HEALTH CONCERN - ARTIKEL

Pencegahan Hepatitis B pada Bayi

shutterstock

TERKAIT:

 9 Ramuan Atasi Hepatitis


 Lindungi si Kecil dari Hepatitis
 Mengenal Lebih Dekat Hepatitis

Saya seorang perawat perempuan yang sudah tiga tahun ini bekerja di salah satu rumah sakit.
Rumah sakit kami bulan lalu mengadakan vaksinasi Hepatitis B untuk tenaga kesehatan,
termasuk perawat. Saya mengikuti program tersebut, tetapi pada waktu skrining diketahui
HBsAg saya positif dan anti-HBs saya negatif. Saya tak dapat mengikuti program vaksinasi
tersebut karena sudah tertular Hepatitis B.

Pemeriksaan lebih lanjut pada dokter spesialis penyakit dalam menyimpulkan bahwa saya
merupakan karier Hepatitis B. Kata dokter, dalam tubuh saya terdapat virus Hepatitis B, tetapi
virus tersebut tak menimbulkan penyakit pada tubuh saya, tetapi saya dapat menularkan virus
tersebut kepada orang lain.

Saya dianjurkan tidak menjadi donor darah. Persoalan yang saya hadapi adalah tahun depan
saya merencanakan untuk menikah. Apa yang harus kami lakukan agar suami saya tak tertular
Hepatitis B. Bagaimana dengan anak saya nanti karena saya mengetahui Hepatitis B dapat
menular dari ibu hamil ke bayinya.

Dapatkah dilakukan pencegahan kepada bayi saya nanti agar tak tertular Hepatitis B?
Benarkah bayi yang tertular Hepatitis B dari ibunya cenderung akan menjadi Hepatitis kronis?
Bagaimana dengan perkembangan terapi Hepatitis B, dapatkah obat herbal menyembuhkan
Hepatitis B? Terima kasih atas penjelasan dokter. M di J

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar setiap petugas kesehatan mempunyai
antibodi terhadap Hepatitis B. Dalam pekerjaannya sehari-hari, petugas kesehatan berisiko jauh
lebih tinggi tertular Hepatitis B dibandingkan bukan petugas kesehatan. Ini dapat dimengerti
karena petugas kesehatan sering kali terpajan cairan tubuh penderita.

Kita mengetahui bahwa penularan Hepatitis B terjadi melalui cairan tubuh. Penularan tersebut
dapat terjadi vertikal, yaitu dari ibu hamil ke bayinya dan horizontal dari seorang yang mengidap
Hepatitis B ke orang lain. Penularan horizontal Hepatitis B melalui transfusi darah, misalnya,
dapat terjadi sehingga pemerintah menerapkan semua darah yang akan ditransfusikan harus
diskrining Hepatitis B terlebih dahulu. Dengan maraknya kasus HIV di Indonesia, sejak tahun
1992 darah yang akan ditransfusikan, selain diskrining Hepatitis B, juga diskrining untuk HIV.

Hepatitis virus merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia. Jumlah pengidap Hepatitis
B di dunia diperkirakan sekitar 400 juta orang. Itulah sebabnya mulai tahun ini WHO
menetapkan Hepatitis Day pada bulan Juli untuk mengingatkan bahwa Hepatitis virus
merupakan salah satu masalah kesehatan yang harus diatasi bersama.

Di Indonesia kekerapan Hepatitis B juga tinggi berkisar 5 persen-8 persen. Upaya untuk
mencegah penularan Hepatitis B adalah dengan menerapkan hidup bersih serta menjalani
vaksinasi.

Hasil vaksinasi di Pulau Lombok pada tahun 1987 berhasil menurunkan kekerapan Hepatitis B
pada anak di bawah usia empat tahun dari 6,2% menjadi 1,4%. Berdasarkan pengalaman manfaat
vaksinasi Hepatitis B di beberapa provinsi akhirnya pemerintah sejak 1 Maret 1997 memasukkan
vaksinasi Hepatitis B dalam program imunisasi rutin.

Manfaat vaksinasi Hepatitis B akan meningkat jika pemberian vaksin pertama kali dilaksanakan
secara dini, yaitu pada usia bayi 0 sampai 7 hari. Karena sebagian bayi di Indonesia lahir di luar
layanan kesehatan (dukun bersalin), diperlukan koordinasi dengan dukun bersalin untuk
meningkatkan cakupan vaksinasi Hepatitis B pada bayi.

Eliminasi Sebenarnya telah ada komitmen dunia untuk eliminasi hepatitis pada tahun 2015
nanti. Meski situasi di banyak negara berkembang mungkin belum memungkinkan, Indonesia
harus berusaha keras untuk mewujudkan komitmen tersebut. Sebenarnya sebagian besar
Hepatitis B akut akan sembuh dan hanya 5%-10% yang akan menjadi kronik. Risiko menjadi
kronik jauh lebih tinggi pada penularan vertikal, bayi yang tertular dari ibunya. Karena
kekerapan Hepatitis B yang tinggi, jumlah orang yang menderita Hepatitis B kronik di negeri
kita diperkirakan 13 juta orang.
Penderita hepatitis kronik inilah yang perlu diobati sehingga diharapkan pengobatan dapat
mencegah penyakit Hepatitis B kronik berkembang menjadi sirosis hati, gagal hati, hepatoma
(kanker hati ), serta meningkatkan harapan hidup. Obat herbal fungsinya lebih pada
meningkatkan kualitas hidup, tetapi sampai saat ini belum terbukti dapat mematikan virus
Hepatitis B sehingga obat herbal hanya digunakan untuk terapi mengurangi gejala.

Dewasa ini telah terdapat obat antivirus Hepatitis B, seperti lamivudin, adefovir, entecavir, dan
telbivudin, obat ini mampu menghambat replikasi virus Hepatitis B. Sebagian obat hepatitis B,
seperti lamivudin, telah lama digunakan sebagai obat untuk infeksi HIV/AIDS.

WHO telah menunjukkan perhatian pada infeksi bersama Hepatitis B dan HIV. Obat
antiretroviral yang digunakan untuk HIV dianjurkan digunakan lebih dini jika di samping HIV
terdapat juga infeksi Hepatitis B. Di RS Cipto Mangunkusumo, odha pengguna narkoba suntikan
di samping terinfeksi HIV biasanya sekitar 18% juga terinfeksi Hepatitis B dan 80% terinfeksi
Hepatitis C. Pemerintah telah memberikan subsidi penuh pada terapi HIV/AIDS sehingga odha
dapat menikmati obat antiretroviral secara cuma-cuma.

Sampai saat ini, penderita Hepatitis B jika menggunakan obat HIV yang punya potensi anti-
Hepatitis B masih harus membayar dan harga obatnya cukup mahal. Pemerintah perlu
mempertimbangkan kebijakan baru agar penderita Hepatitis B kronik juga dapat memperoleh
obat subsidi penuh atau sekurangnya harga obat dapat dijangkau masyarakat.

Mengenai niat Anda untuk menikah tak perlu terganggu karena Hepatitis B. Calon suami Anda
hendaknya mempunyai antibodi terhadap Hepatitis B. Jika belum, anjurkan untuk mengikuti
vaksinasi Hepatitis B. Anak yang lahir dari ibu Hepatitis B dapat dicegah agar tak tertular
Hepatitis B dengan pemberian imunglobulin dan vaksinasi Hepatitis B. Karena itulah, ibu hamil
dianjurkan menjalani tes Hepatitis B (dan jangan lupa juga HIV) agar jika diperlukan anak dapat
dicegah tak tertular.

Saya mengucapkan selamat bekerja kepada Anda, menolong penderita dan meningkatkan tingkat
kesehatan masyarakat. Saya juga mendoakan agar tingkat kesejahteraan perawat di negeri kita
akan meningkat sehingga para perawat dapat hidup layak.

Dr Samsuridjal Djauzi

Вам также может понравиться