Вы находитесь на странице: 1из 10

1

ACARA I
EVALUASI KADAR VITAMIN C SARI BUAH

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara “Evaluasi Kadar Vitamin C Sari Buah”
ini adalah untuk mengetahui kadar vitamin C sari buah segar maupun yang
telah mengalami pengolahan.

B. Tinjauan Pustaka
Vitamin yang tergolong larut dalam air adalah vitamin C. Vitamin C
dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat;
keduanya mempunuaikeaktifan sebagai vitamin C. asam askorbat sangat
mudah teroksidasi secara reversible menjadi asam L-dehidroaskorbat. Asam
L-dehidroaskorbat secara kimia asangat labil dan dapat mengalami perubahan
lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan
vitamin C lagi. Dari semua vitamin yang ada, vitamin C merupakan vitamin
yang paling mudah rusak. Di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah
teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim,
oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi. Sumber vitamin C sebagian
besar berasal dari sayuran dan buah-buahan, terutama buah-buahan segar.
Karena itu vitamin C sering disebut Fresh Food Vitamin. Buah yang masih
mentah lebih banyak kandungan vitamin C-nya; semakin tua buah semakin
berkurang kandungan vitamin C-nya (Winarno, 2002).
Laju kerusakan vitamin C meningkat karena kerja logam, terutama
tembaga dan besi, dan juga oleh kerja enzim. Kontak dengan oksigen,
pemanasan yang terlalu lama dengan adanya oksigen, kontak dengan cahaya,
semuanya merusak kandungan vitamin C makanan. Asam askorbat dioksidasi
dengan adanya udara pada kondisi netral dan basa. Pada pH asam, misalnya
dalam sari buah jeruk, vitamin lebih stabil (M deMan, 1997).
Vitamin C merupakan vitamin yang diperlukan untuk proses tumbuh
kembang normal. Tubuh manusia tidak memiliki kemampuan untuk
2

menyintesis vitamin C, karena itu diperlukan asupan dari luar untuk


mencukupi kebutuhan sehari-hari. Vitamin C banyak ditemukan pada buah-
buahan seperti jeruk, anggur, lemon, pepaya, dan stroberi. Sayuran yang juga
mengandung vitamin C antara lain tomat, brokoli, paprika hijau dan merah,
selada, dan sayuran hijau lainnya. Vitamin C dibutuhkan untuk berbagai
proses biokimia dalam tubuh, antara lain, membentuk dan menjaga integritas
kolagen yang merupakan pembentuk struktur jaringan tubuh (kulit, tulang,
gigi, pembuluh darah, tulang rawan, dan otot). Selain itu, vitamin C memiliki
fungsi antioksidan, yaitu melindungi sel dari kerusakan oleh radikal bebas.
Vitamin C juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh, yaitu dengan
menstimulasi produksi sel darah putih serta mendorong produksi antibodi dan
interferon yang memberikan perlindungan terhadap virus dan sel kanker
(Ayuningtyas, 2006).
Dalam sistem biologis, vitamin C merupakan antioksidan yang larut
dalam air. Vitamin C dengan mudah dapat menangkap spesies oksigen dan
nitrogen reaktif, seperti superoksida, radikal hidroperoksil, radikal nitrogen
dioksida, dan asam hipoklorit. Dengan demikian, vitamin C berperan untuk
mencegah reaksi kerusakan oksidatif terhadap biomolekul (Silalahi, 2006).
Tomat, adalah tanaman yang paling mudah dijumpai. Warnanya yang
cerah sungguh menarik. Selain kaya vitamin C dan A, tomat konon dapat
mengobati bermacam penyakit (Mumtazanas, 2005).
Tomat termasuk sayuran buah yang sangat digemari. Banyak sekali
penggunaan buah tomat, antara lain sebagai bumbu sayur, lalap, makanan
yang diawetkan (saus tomat), buah segar, atau minuman (juice). Selain itu,
buah tomat banyak mengandung vitamin A, Vitamin C, dan sedikit vitamin B
(Anonima , 2007)
Menurut Dr. Hardinsyah, salah seorang pakar gizi dari IPB, vitamin C
yang terdapat di jambu biji itu beratnya dua kali lipat lebih besar dari vitamin
C yang terdapat di jeruk. Pernyataannya diperkuat oleh beberapa penelitian
dan buku-buku atau daftar analisis bahan makanan. Menurut daftar analisis
bahan makanan (1992), dalam setiap 100 gram jeruk manis dijumpai vitamin
3

C 49 mg. Namun pada jambu biji dengan berat yang sama ditemukan vitamin
C hampir dua kali lipat dibandingkan vitamin C yang terdapat dalam jeruk
manis, kadar tepatnya 95 mg. Kandungan vitamin C jambu biji memang masih
dibawah vitamin C daging buah jambu mede/monyet (197 mg) dan gandaria
masak (110 mg). Tetapi karena daging buah jambu kini sudah jarang
ditemukan dipasaran sehingga berakibat jarang dikonsumsi, sedangkan
gandaria lebih sedikit dikonsumsi, maka jambu biji dianggap buah sumber
vitamin c paling tinggi sekaligus relatif lebih murah. Sebagian besar vitamin c
jambu biji terkonsentrasi pada kulit dan daging bagian luarnya yang lunak dan
tebal. Kandungan vitamin C jambu biji mencapai puncaknya menjelang
matang (Anonimb , 2008).
Sebagai salah satu famili Bromeliaceae, buah nanas mengandung
vitamin C dan vitamin A (retinol) masing-masing sebesar 24,0 miligram dan
39 miligram dalam setiap 100 gram bahan (Tabel 1). Kedua vitamin sudah
lama dikenal memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang mampu melindungi
tubuh dari berbagai serangan penyakit, termasuk kanker, jantung koroner dan
penuaan diri. Aktivitas antioksidan yang diperankan vitamin C dan A mampu
menghambat laju oksidasi molekuler target, yang pada gilirannya dapat
menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal bebas dalam tubuh yang
diyakini sebagai dalang atau provokator berbagai penyakit (Sibuea, 2003).
Jeruk ada dua jenis, yaitu jeruk makanan dan jeruk jus. Jeruk makanan
adalah jeruk yang langsung dimakan tanpa diolah lebih dulu, sedangkan jeruk
jus ialah jeruk yang lazim digunakan sebagai minuman sari buah. Jeruk
merupakan sumber vitamin C yang unggul. Dalam 100 gram jeruk manis
terkandung vitamin C sebesar 49 mg. Jumlah itu termasuk unggul karena
hanya dengan makan jeruk manis sebanyak 125 g maka kecukupan vitamin C
yang dianjurkan untuk tiap orang setiap hari (60 mg) dapat dipenuhi
(Afriansyah, 2002).
Vitamin paling dikenal yang terkandung dalam jeruk adalah vitamin C.
Vitamin esensial larut air ini memainkan peranan kunci dalam proses
pembentukan kolagen yang merupakan komponen dasar pembentukan
4

jaringan penghubung dalam tubuh. Pembentukan kolagen optimal sangat


diperlukan untuk pembentukan ligamen, tendon, dentin, kulit, pembuluh
darah, dan tulang. Juga membantu proses penyembuhan luka dan perbaikan
jaringan. Vitamin C juga berperan dalam proses penyerapan zat besi non-
organik (zat besi dari makanan non hewani), sehingga dapat mencegah dan
membantu penyembuhan anemia. Sekarang vitamin C juga menyedot
perhatian lantaran kemampuannya sebagai antioksidan, yang dapat membantu
mencegah kerusakan sel akibat aktivitas molekul radikal bebas. Dalam tubuh
molekul radikal bebas mengoksidasi protein, asam lemak, dan DNA.
Kerusakan akibat radikal bebas berimplikasi pada timbulnya sejumlah
penyakit, termasuk kanker, kardiovaskuler, dan katarak (Candradijaya, 2000).
Sehubungan dengan tingginya kadar vitamin C pada buah jeruk, maka
buah jeruk dapat diolah menjadi tablet-tablet vitamin C atau dimakan
langsung untuk menyembuhkan penyakit ging givatis (gusi berdarah) dan
penyakit influenza (AAK, 1994).

C. Metodologi Percobaan
a. Bahan :
1. Buah-buahan, antara lain : jeruk, tomat, nanas, jambu biji.
2. Indicator amilum 1 %
3. I2 0,01 N
b. Alat :
1. Gelas beker
2. Erlemeyer 250 ml
3. Pipet 25 ml
4. Pipet 1 ml
5. Buret 50 ml
5

c. Cara Kerja :

Hancuran buah (50 gr/250 ml)

Disaring

Filtrat

Diambil 25 ml

Ditambah amilum 1 %

Dititrasi I2 0,01 N sampai terbentuk


warna biru selama 30 detik

D. Hasil dan Pembahasan


Tabel 1.1 Hasil Perhitungan Kadar Vitamin C Sari Buah
Kelompok Sampel ml Iod Kadar vitamin C (%)
1 Jeruk segar 8,8 0,065
2 Wedang jeruk 5,15 0,018
3 Tomat segar 3,5 0,061
4 Tomat rebus 10 menit 5 0,088
5 Nanas segar 7,5 0,125
6 Nanas blansir 3,45 0,061
7 Jambu biji 3,8 0,065
8 Jus jambu diamkan 30 3,1 0,054
menit
Sumber : Laporan Sementara
Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan beberapa buah segar dan buah yang
telah mengalami pengolahan atau perlakuan. Antara lain : jeruk segar, wedang
jeruk, tomat segar, tomat yang direbus selama 10 menit, nanas segar, nanas
yang diblansir, jambu biji, jus jambu yang kemudian didiamkan selama 30
menit. Tujuan dari penggunaan buah segar dan buah yang telah diolah atau
6

mengalami perlakuan adalah untuk melihat dan membandingkan kadar


kandungan vitamin C-nya.
Vitamin C dihancurkan terlebih dahulu sedangkan untuk wedang jeruk
dan jus jambu, airnya langsung diambil 50 ml. Selanjutnya disaring dan
filtratnya diambil 25 ml untuk ditambahkan amilum 1 %. Terakhir adalah
titrasi menggunakan I2 0,01 N sampai terbentuk warna biru yang bertahan
selama 30 detik.
Dari data tersebut diketahui jeruk segar memiliki kadar vitamin C
sebesar 0,065 %. Sedangkan menurut Daftar Analisis Bahan Makanan (Kam
Nio, 1992) kadar vitamin C sebesar 0,049 % (49 mg/100 g). perbedaan ini
mungkin disebabkan karena metode yang digunakan dalam analisis vitamin C
ini berbeda. Kam Nio, 1992 menggunakan metode titrasi dengan 2.6-
dichlorophenol- indophenol atau secara kolorimetrik, sedangkan dalam
praktikum digunakan cara titrasi Iod. Kemungkinan lain adalah penafsiran
perubahan warna biru seperti apa yang menyebabkan kebingungan praktikan.
Kemudian jika dibandingkan dengan wedang jeruk yang memiliki
kadar vitamin C sebesar 0,018 %, maka hasil ini sesuai teori bahwa vitamin C
mudah larut dalam air dan tidak stabil jika terkena panas (Winarno, 2002).
Dalam hal ini jeruk ditambahkan dengan air panas sehingga mudah
teroksidasi.
Tomat segar memiliki kadar vitamin C 0,061 %. Sedangkan menurut
Kam Nio, 1992 kadar vitamin C tomat masak adalah 0,04 % (40 mg/100 g).
perbedaannya tidak terlalu jauh karena metode yang digunakan berbeda.
Kemudian tomat masak yang direbus selama 30 menit memiliki kadar vitamin
C 0,088 %. Di sini ada penyimpangan, seharusnya tomat yang telah
mengalami perebusan kadar vitamin C-nya lebih rendah. Seperti yang
dikemukakan dalam Winarno (2002), vitamin C mudah teroksidasi dan proses
tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh
katalis tembaga dan besi.
Kadar vitamin C nanas segar adalah 0,125 %, sedangkan menurut Kam
Nio (1992), kadar vitamin C nanas segar adalah 0,024 % (24 mg/100 g).
7

Berarti kadar vitamin C hasil dari praktikum lebih besar bila dibandingkan
dengan Daftar Analisis Bahan Makanan. Untuk nanas blansir kadar vitamin C-
nya adalah 0,061 %. Bila dibandingkan dengan nanas segar hasil praktikum,
maka kadar vitamin C nanas blansir sudah sesuai dengan teori. Blansir adalah
proses pemanasan yang dilakukan pada suhu kurang dari 1000C selama
beberapa menit dengan menggunakan air panas atau uap air panas (Anonim
2008). Dan menurut deMan (1997) vitamin C dalam makanan akan rusak
apabila kontak dengan panas.
Jambu biji segar memilki kadar vitamin C 0,065 %. Dalam Kam Nio
(1992), kadar vitamin C jambu biji adalah 0,095 % (95 mg/100 g). sedangkan
jus jambu biji yang dididamkan selama 30 menit kadar vitamin C-nya 0,054
%. Kadar vitamin C buah segar memang memiliki kandungan vitamin C yang
lebih besar dibandingkan kandungan vitamin C buah yang sudah dibuat jus.
Bila dibandingkan diantara buah yang digunakan dalam praktikum
kadar vitamin C terbesar menurut Kam Nio (1992) adalah jambu biji (95 mg/
100 g), kemudian diikuti jeruk (49 mg/100 g), tomat (40 mg/100 g), nanas (24
mg/100g). Tetapi dalam praktikum kandungan vitamin C terbesar adalah
nanas segar.

E. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara ”Evaluasi Kadar
Vitamin C Sari Buah” antara lain sebagai berikut:
1. Kandungan vitamin C jeruk segar (0,065%) lebih banyak bila
dibandingkan dengan wedang jeruk (0,018%).
2. Seharusnya kandungan vitamin C tomat segar lebih besar bila
dibandingkan dengan kandungan vitamin C tomat yang direbus selama 10
menit.
3. Dari hasil praktikum kadar vitamin C tomat segar sebesar 0,061% dan
tomat yang direbus selama 10 menit adalah 0,088%.
4. Kandungan vitamin C nanas segar (0,125%) lebih banyak bila
dibandingkan dengan nanas blansir (0,061%).
8

5. Kandungan vitamin C jambu biji lebih besar (0,065%) bila


dibandingkan dengan kandungan vitamin C dalam jus jambu yang
didiamkan selama 30 menit (0,054%).
6. Vitamin mudah larut dalam air, sehingga kandungan vitamin C buah
yang sudah dibuat jus akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan buah
segar.
7. Buah yang telah mengalami kontak dengan panas akan berkurang
kandungan vitamin C-nya karena vitamin C mudah teroksidasi dan proses
tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh
katalis tembaga dan besi.
8. Seharusnya kandungan vitamin C jambu biji lebih banyak bila
dibandingkan dengan jeruk, tomat, nanas. Tetapi dalam praktikum vitamin
C terbesar adalah nanas segar.
9

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1994. Budidaya Tanaman Jeruk. Kanisius. Yogyakarta.


Afiansyah, Nurfi. 2002. Pilih Jus Atau jeruk Segar..?. http://www.kompas.
com/kesehatan/news/0207/15/002156.htm (diakses pada tanggal 14 Mei
2008).

Anonima. 2007. Jambu Lebih Unggul Ketimbang Jeruk. http://www.


bogor.net/inside.asp?edition=1&cat=10&NewsID=4000&mode=detail
(diakses pada tanggal 15 Mei 2008).

Anonimb. 2008. Tomat. http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index. php?


mnu=2&id=207 (diakses pada tanggal 15 Mei 2008).

Anonimc. 2008. Dasar Pengawetan Pangan. http://www.ilmupangan.


com/index.php?option=comcontent&task =view&id =41&Itemid=45
(diakses pada tanggal 20 Mei 2008).

Ayuningtyas, Risha dkk. 2006. Kurang Vitamin C Bisa Ompong?.


http://www.kompas.com (diakses pada tanggal 14 Mei 2008).

Candradijaya, Ade. 2000. Sebutir Jeruk Seribu Manfaat.


http://www.indomedia.com/intisari (diakses pada tanggal 14 Mei 2008).

Kam Nio, Oey. 1992. Daftar Analisis Bahan Makanan. UI Press. Jakarta.
M deMan, John. 1997. Kimia Makanan terjemahan. ITB. Bandung.
Mumtazanas. 2005. Tomat, Obat Berbagai Penyakit. http://mumtazanas.
wordpress.com/2007/05/29/tomat-obat-berbagai-penyakit/ (diakses pada
tanggal 15 Mei 2008).

Sibuea, Posman. 2003. Manfaat Nanas Untuk Kesehatan. http://www2.


kompas.com/kompas-cetak/0307/17/inspirasi/434258.htm. (diakses pada
tanggal 15 Mei 2008).

Silalahi, Jansen. 2006. Makanan Fungsional. Kanisius. Yogyakarta.


Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia. Jakarta.
10

LAMPIRAN 1

Analisis perhitungan
Sampel : Tomat Segar
Berat sampel = 50,15 gr
ml I2 = 3,5 ml
250
ml I 2 x N I 2 x BM vit C x
Kadar vitamin C = 25 x 100%
2 x berat sampel (gr) x 1000
3,5 x 0,01 x 176 x 10
= x 100%
2 x 50,15 x 1000

= 0,061%

Вам также может понравиться