Вы находитесь на странице: 1из 21

AKUT MIOKARD INFARK BAB I KONSEP DASAR A.

Pengertian Infark miokard adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen oksiggeen beerkepanjangan (Corwin, E. 2000: 367). Infark miokard akut adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung (Arif, Mansjoer. 1999: 437)

Akut Miokard Infark adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan pada arteri koroner (Hudak & Galo ; 1997).
B. Penyebab Pada Infark Miokard akut dapat ditemukan beberapa penyebab yang dapat menimbulkan keadaan tersebut antara lain: Merokok Obesitas Spasme arteri koroner Stenosis aorta/aorta inufisiensi Hipertensi Hipertrafi ruang jantung C. Gambaran Klinis Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas Infark Miokard, biasanya timbul manifestasi klinis antara lain: Nyeri dada mendadak Mual dan muntah Perasaan lemas Kulit dingin dan pucat Takikardia akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung Cemas Disphea

E. Patofisiologi

F. Penatalaksanaan

1. Rawat ICCU, puasa 8 jam 2. Tirah baring, posisi semi fowler. 3. Monitor EKG 4. Infus D5% 10 12 tetes/ menit 5. Oksigen 2 4 lt/menit 6. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 50 mg

7. Obat sedatif : diazepam 2 5 mg 8. Bowel care : laksadin 9. Antikoagulan : heparin tiap 4 6 jam /infus 10. Diet rendah kalori dan mudah dicerna 11. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
Kemungkinan Data Fokus A. Pengkajian Pengkajian Primer

1. Airways a. Sumbatan atau penumpukan sekret b. Wheezing atau krekles 2. Breathing a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal c. Ronchi, krekles d. Ekspansi dada tidak penuh e. Penggunaan otot bantu nafas 3. Circulation a. Nadi lemah , tidak teratur b. Takikardi c. TD meningkat / menurun d. Edema e. Gelisah f. Akral dingin g. Kulit pucat, sianosis h. Output urine menurun
Pengkajian Sekunder

1. Aktifitas Gejala : Kelemahan Kelelahan Tidak dapat tidur Pola hidup menetap Jadwal olah raga tidak teratur Tanda : Takikardi Dispnea pada istirahat atau aaktifitas. 2. Sirkulasi Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, diabetes mellitus. Tanda : Tekanan darah Dapat normal / naik / turun Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri.

Nadi Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur (disritmia). Bunyi jantung Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel. Murmur Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung Friksi ; dicurigai Perikarditis Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur Edema Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum, krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel. Warna Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir 3. Integritas ego Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja , keluarga. Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri, koma nyeri. 4. Eliminasi Tanda : normal, bunyi usus menurun. 5. Makanan atau cairan Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau rasa terbakar Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat badan 6. Higiene Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas perawatan 7. Neurosensori Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat ) Tanda : perubahan mental, kelemahan 8. Nyeri atau ketidaknyamanan Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral). Lokasi : Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar ke tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher. Kualitas : Crushing , menyempit, berat, menetap, tertekan. Intensitas : Biasanya 10 (pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami. Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus , hipertensi, lansia

9. Pernafasan: Gejala : dispnea saat aktivitas ataupun saat istirahat dispnea nokturnal batuk dengan atau tanpa produksi sputum riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis. Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan nafas sesak / kuat pucat, sianosis bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum 10. Interaksi sosial Gejala : Stress Kesulitan koping dengan stressor yang ada misal : penyakit, perawatan di RS Tanda :
y y y

Kesulitan istirahat dengan tenang Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut ) Menarik diri

B. PEMERIKSAAN FISIK a. Tampilan Umum Pasien tampak pucat, berkeringat, dan gelisah akibat aktivitas simpatis berlebihan. Pasien juga tapak sesak. Demam derajat sedang (< 38 C) bisa timbul setelah 12-24 jam pasca infark b. Denyut Nadi dan Tekanan Darah Sinus takikardi (100-120 x/mnt) terjadi pada sepertiga pasien, biasanya akan melambat dengan pemberian analgesic yang adekuat. Denyut jantung yang rendah mengindikasikan adanya sinus bradikardi atau blok jantung sebagai komplikasi dari infark. Peningkatan TD mmoderat merupakan akibat dari pelepasan kotekolamin Sedangkan jika terjadi hipotensi maka hal tersebut merupakan akibat dari aktivitas vagus berlebih, dehidrasi, infark ventrikel kanan, atau tanda dari syok kardiogenik. c. Pemeriksaan jantung Terdangar bunyi jantung S4 dan S3 , atau mur-mur. Bunyi gesekan perikard jarang terdengar hingga hari ke dua atau ketiga atau lebih lama lagi (hingga 6 minggu) sebagai gambatan dari sindrom Dressler. C. Pemeriksaan Penunjang

1. EKG Pada EKG terdapat gambaran gelombang Q yang patologis serta perubahan segmen ST-T dimana terdapat ST elevasi,ST depresi,dan T terbalik. 2. Pemeriksaan laboratorium Adanya peningkatan enzim SGOT,CPK,LDH.

DAFTAR PUSTAKA Doenges, ME. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC Arief, Mansjoer. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI Corwin,J Elizabet. 2000. Patofisiologi. Jakarta: FKUI Wahidi, Kemala Rita dan Aryati. 1993. Standar Asuhan Keperawatan. Nursing Care Emergency. Jakarta: FKU ANALISA DATA Lewat dulu yahehe DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIIN MUNCUL Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan tubuh. Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-ekonomi; ancaman kematian. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma ventrikel dan kerusakan septum. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah koroner. (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi ginjal; peningkatan natrium/retensi air; peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma. Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi jantung/implikasi penyakit jantung dan perubahan status kesehatan yang akan datang.

INTERVENSI KEPERAWATAN Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Pantau nyeri (karakteristik, lokasi, intensitas, durasi), catat setiap respon verbal/non verbal, perubahan hemodinamik RASIONAL Nyeri adalah pengalaman subyektif yang tampil dalam variasi respon verbal non verbal yang juga bersifat individual sehingga perlu digambarkan secara rinci untuk

2. Berikan lingkungan yang tenang dan tunjukkan perhatian yang tulus kepada klien. 3. Bantu melakukan teknik relaksasi (napas dalam/perlahan, distraksi, visualisasi, bimbingan imajinasi) 4. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: - Antiangina seperti nitogliserin (NitroBid, Nitrostat, Nitro-Dur)

menetukan intervensi yang tepat. Menurunkan rangsang eksternal yang dapat memperburuk keadaan nyeri yang terjadi. Membantu nyeri menurunkan persepsi-respon adaptasi

dengan

memanipulasi

fisiologis tubuh terhadap nyeri. Nitrat mengontrol nyeri melalui efek

vasodilatasi koroner yang meningkatkan sirkulasi koroner dan perfusi miokard. Agen yang dapat mengontrol nyeri melalui - Beta-Bloker seperti atenolol (Tenormin), pindolol (Visken), propanolol (Inderal) Morfin atau narkotik lain dapat dipakai untuk - Analgetik seperti morfin, meperidin (Demerol) - Penyekat saluran kalsium seperti verapamil (Calan), diltiazem (Prokardia). Bekerja melalui efek vasodilatasi yang dapat meningkatkan sirkulasi koroner dan menurunkan nyeri hebat pada fase akut atau nyeri berulang yang tak dapat dihilangkan dengan nitrogliserin. efek hambatan rangsang simpatis.(Kontraindikasi: kontraksi miokard yang buruk)

kolateral, menurunkan preload dan kebutuhan oksigen miokard. Beberapa di

antaranya bekerja sebagai antiaritmia. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan tubuh. INTERVENSI KEPERAWATAN Pantau HR, irama, dan perubahan TD sebelum, selama dan sesudah aktivitas sesuai indikasi. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas Manuver Valsava seperti menahan napas, Menurunkan kerja miokard/konsumsi oksigen, menurunkan risiko komplikasi. RASIONAL Menentukan respon klien terhadap aktivitas.

Anjurkan klien untuk menghindari peningkatan tekanan abdominal. Batasi pengunjung sesuai dengan keadaan klinis klien.

menunduk, batuk keras dan mengedan dapat mengakibatkan bradikardia, penurunan curah jantung yang kemudian disusul dengan takikardia dan peningkatan tekanan darah. Keterlibatan dalam pembicaraan panjang

Bantu aktivitas sesuai dengan keadaan klien dan jelaskan pola peningkatan aktivitas bertahap. Kolaborasi pelaksanaan program rehabilitasi pasca serangan IMA.

dapat melelahkan klien tetapi kunjungan orang penting dalam suasana tenang bersifat terapeutik. Mencegah aktivitas berlebihan; sesuai

dengan kemampuan kerja jantung. Menggalang kerjasama tim kesehatan dalam proses penyembuhan klien.

3. Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosioekonomi; ancaman kematian. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Pantau respon verbal dan non verbal yang menunjukkan kecemasan klien. 2. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan marah, cemas/takut terhadap situasi krisis yang dialaminya. 3. Orientasikan klien dan orang terdekat terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan. 4. Kolaborasi pemberian agen terapeutik anti cemas/sedativa sesuai indikasi (Diazepam/Valium, Flurazepam/Dalmane, Lorazepam/Ativan). RASIONAL Klien mungkin tidak menunjukkan keluhan secara langsung tetapi kecemasan dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal yang dapat menunjukkan adanya dan

kegelisahan, sebagainya. Respon bervariasi,

kemarahan,

penolakan

klien

terhadap berupa

situasi

IMA

dapat

cemas/takut

terhadap ancaman kematian, cemas terhadap ancaman kehilangan pekerjaan, perubahan peran sosial dan sebagainya. Informasi yang tepat tentang situasi yang dihadapi klien dapat menurunkan kecemasan/rasa asing terhadap lingkungan sekitar dan membantu klien mengantisipasi

dan menerima situasi yang terjadi. Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan. 4. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma ventrikel dan kerusakan septum. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Pantau TD, HR dan DN, periksa dalam keadaan baring, duduk dan berdiri (bila memungkinkan) 2. Auskultasi adanya S3, S4 dan adanya murmur. 3. Auskultasi bunyi napas. 4. Berikan makanan dalam porsi kecil dan mudah dikunyah. 5. Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan klien 6. Pertahankan patensi IV-lines/heparin-lok sesuai indikasi. 7. Bantu pemasangan/pertahankan paten-si pacu jantung bila digunakan. S3 dihubungkan dengan GJK, regurgitasi mitral, peningkatan kerja ventrikel kiri yang disertai infark yang berat. S4 mungkin berhubungan dengan iskemia miokardia, kekakuan ventrikel dan hipertensi. Murmur menunjukkan gangguan aliran darah normal dalam jantung seperti pada kelainan katup, kerusakan septum atau vibrasi otot papilar. Krekels menunjukkan kongesti paru yang mungkin terjadi karena penurunan fungsi miokard. RASIONAL Hipotensi dapat terjadi sebagai akibat dari disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokard dan rangsang vagal. Sebaliknya, hipertensi juga banyak terjadi yang mungkin berhubungan dengan nyeri, cemas, peningkatan katekolamin dan atau masalah vaskuler sebelumnya. Hipotensi ortostatik berhubungan dengan komplikasi GJK. Penurunanan curah jantung ditunjukkan oleh denyut nadi yang lemah dan HR yang meningkat.

Makan dalam volume yang besar dapat meningkatkan kerja miokard dan memicu rangsang vagal yang mengakibatkan

terjadinya bradikardia. Meningkatkan kebutuhan iskemia. Jalur IV yang paten penting untuk pemberian obat darurat bila terjadi disritmia atau nyeri dada berulang. Pacu jantung mungkin merupakan tindakan dukungan sementara selama fase akut atau mungkin diperlukan secara permanen pada infark luas/kerusakan sistem konduksi. 5. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran darah koroner. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Pantau perubahan kesadaran/keadaan mental yang tiba-tiba seperti bingung, letargi, gelisah, syok. 2. Pantau tanda-tanda sianosis, kulit dingin/lembab dan catat kekuatan nadi perifer. 3. Pantau fungsi pernapasan (frekuensi, kedalaman, kerja otot aksesori, bunyi napas) 4. Pantau fungsi gastrointestinal (anorksia, penurunan bising usus, mual-muntah, Kegagalan pompa jantung dapat Penurunan curah jantung menyebabkan RASIONAL Perfusi serebral sangat dipengaruhi oleh curah jantung di samping kadar elektrolit dan variasi asam basa, hipoksia atau emboli sistemik. suplai oksigen dan untuk

miokard

menurunkan

vasokonstriksi sistemik yang dibuktikan oleh penurunan perfusi perifer (kulit) dan

penurunan denyut nadi.

menimbulkan distres pernapasan. Di samping itu dispnea tiba-tiba komplokasi atau berlanjut

menunjukkan

tromboemboli

distensi abdomen dan konstipasi) 5. Pantau asupan caiaran dan haluaran urine, catat berat jenis. 6. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (gas darah, BUN, kretinin, elektrolit) 7. Kolaborasi pemberian agen terapeutik yang diperlukan: - Hepari / Natrium Warfarin (Coumadin) - Simetidin (Tagamet), Ranitidin (Zantac), Antasida. - Trombolitik (t-PA, Streptokinase)

paru. Penurunan sirkulasi ke mesentrium dapat menimbulkan disfungsi gastrointestinal Asupan cairan yang tidak adekuat dapat menurunkan volume sirkulasi yang

berdampak negatif terhadap perfusi dan fungsi ginjal dan organ lainnya. BJ urine merupakan indikator status hidrsi dan fungsi ginjal. Penting organ. Heparin dosis rendah mungkin diberikan mungkin diberikan secara profilaksis pada klien yang berisiko tinggi seperti fibrilasi atrial, kegemukan, anerisma ventrikel atau riwayat tromboplebitis. Coumadin sebagai indikator perfusi/fungsi

merupakan antikoagulan jangka panjang. Menurunkan/menetralkan asam lambung,

mencegah ketidaknyamanan akibat iritasi gaster khususnya karena adanya penurunan sirkulasi mukosa. Pada infark luas atau IM baru, trombolitik merupakan pilihan utama (dalam 6 jam pertama serangan IMA) untuk memecahkan bekuan dan memperbaiki perfusi miokard. 6. (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi ginjal; peningkatan natrium/retensi air; peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma. INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Auskultasi bunyi napas terhadap adanya krekels. 2. Pantau adanya DVJ dan edema anasarka 3. Hitung keseimbangan cairan dan timbang berat badan setiap hari bila tidak kontraindikasi. 4. Pertahankan asupan cairan total 2000 ml/24 jam dalam batas toleransi kardiovaskuler. 5. Kolaborasi pemberian diet rendah natrium. 6. Kolaborasi pemberian diuretik sesuia indikasi (Furosemid/Lasix, Hidralazin/ Apresoline, Spironlakton/ Hidronolakton/Aldactone) 7. Pantau kadar kalium sesuai indikasi.

Indikasi terjadinya edema paru sekunder akibat dekompensasi jantung. Dicurigai adanya GJK atau kelebihan

volume cairan (overhidrasi) Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/air dan penurunan haluaran urine.

Keseimbangan cairan positif yang ditunjang gejala lain (peningkatan BB yang tiba-tiba) menunjukkan kelebihan volume cairan/gagal jantung. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa tetapi tetap disesuaikan dengan adanya dekompensasi jantung. Natrium mengakibatkan retensi cairan

sehingga harus dibatasi. Diuretik mungkin diperlukan untuk

mengoreksi kelebihan volume cairan. Hipokalemia diuretik dapat terjadi juga pada terapi

yang

meningkatkan

pengeluaran kalium. 7. Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi jantung/implikasi penyakit jantung dan perubahan status kesehatan yang akan datang. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kaji tingkat pengetahuan klien/orang terdekat dan kemampuan/kesiapan belajar klien. Meningkatkan penyerapan materi RASIONAL Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental klien.

2. Berikan informasi dalam berbagai variasi proses pembelajaran. (Tanya jawab, leaflet instruksi ringkas, aktivitas kelompok) 3. Berikan penekanan penjelasan tentang faktor risiko, pembatasan diet/aktivitas, obat dan gejala yang memerlukan perhatian cepat/darurat. 4. Peringatkan untuk menghindari aktivitas isometrik, manuver Valsava dan aktivitas yang memerlukan tangan diposisikan di atas kepala. 5. Jelaskan program peningkatan aktivitas bertahap (Contoh: duduk, berdiri, jalan, kerja ringan, kerja sedang) DAFTAR PUSTAKA

pembelajaran. Memberikan informasi terlalu luas tidak lebih bermanfaat daripada penjelasan ringkas dengan penekanan pada hal-hal penting yang signifikan bagi kesehatan klien. Aktivitas ini sangat meningkatkan beban kerja miokard dan meningkatkan kebutuhan oksigen serta dapat merugikan kontraktilitas yang dapat memicu serangan ulang. Meningkatkan aktivitas secara bertahap meningkatkan kekuatan dan mencegah aktivitas yang berlebihan. Di samping itu juga dapat meningkatkan sirkulasi kolateral dan memungkinkan kembalinya pola hidup normal.

Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC, Jakarta Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC, Jakarta Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, BP FKUI, Jakarta.

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan : nyeri dada dengan / tanpa penyebaran wajah meringis gelisah

delirium perubahan nadi, tekanan darah. Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS Kriteria Hasil: Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1 ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang tidak gelisah nadi 60-100 x / menit, TD 120/ 80 mmHg Intervensi :
y y y y y y

Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada. Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan istirahat. Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, misalnya nafas dalam, perilaku distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi. Pertahankan oksigenasi dengan bikanul contohnya ( 2-4 L/ menit ) Monitor tanda-tanda vital ( nadi & tekanan darah ) tiap dua jam. Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.

2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik miokard. Tujuan : Curah jantung membaik / stabil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS. Kriteria Hasil : Tidak ada edema Tidak ada disritmia Haluaran urin normal TTV dalam batas normal

Intervensi : Pertahankan tirah baring selama fase akut Kaji dan laporkan adanya tanda tanda penurunan COP, TD Monitor haluaran urin Kaji dan pantau TTV tiap jam Kaji dan pantau EKG tiap hari Berikan oksigen sesuai kebutuhan Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai indikasi Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis Berikan makanan sesuai diitnya Hindari valsava manuver, mengejan ( gunakan laxan ) 3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria ditandai dengan : Daerah perifer dingin EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead tertentu RR lebih dari 24 x/ menit Kapiler refill lebih dari 3 detik Nyeri dada Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung & kongestif paru ( tidak selalu ) HR lebih dari 100 x/menit, TD > 120/80 AGD dengan : pa O2 < 80 mmHg, pa CO2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg Nadi lebih dari 100 x/ menit Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL Tujuan :

Gangguan perfusi jaringan berkurang / tidak meluas selama dilakukan tindakan perawatan di RS. Kriteria Hasil: Daerah perifer hangat Tidak sianosis Gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark RR 16-24 x/ menit Tidak terdapat clubbing finger Kapiler refill 3-5 detik Nadi 60-100x / menit TD 120/80 mmHg Intervensi : Monitor Frekuensi dan irama jantung Observasi perubahan status mental Observasi warna dan suhu kulit / membran mukosa Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya Kolaborasi : berikan cairan IV sesuai indikasi Pantau pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium misal EKG, elektrolit , GDA (Pa O2, Pa CO2 dan saturasi O2 ). Dan pemberian oksigen 4. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air , peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma. Tujuan : Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan keperawatan di RS Kriteria Hasil :

Tekanan darah dalam batas normal Tak ada distensi vena perifer/ vena dan edema dependen Paru bersih Berat badan ideal ( BB ideal TB -100 10 %) Intervensi : Ukur masukan / haluaran, catat penurunan , pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung keseimbangan cairan Observasi adanya oedema dependen Timbang BB tiap hari Pertahankan masukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler Kolaborasi : pemberian diet rendah natrium, berikan diuretik. 5. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran alveolar- kapiler ( atelektasis , kolaps jalan nafas/ alveolar edema paru/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan aktif ) ditandai dengan : Dispnea berat Gelisah Sianosis Perubahan GDA Hipoksemia Tujuan : Oksigenasi dengan GDA dalam rentang normal (Pa O2 < 80 mmHg, Pa CO2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg ) setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS. Kriteria hasil : Tidak sesak nafas Tidak gelisah

GDA dalam batas Normal ( Pa O2 < 80 mmHg, Pa CO2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg ) Intervensi : Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak adanya bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan misal krakles, ronki dll. Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas misalnya , batuk, penghisapan lendir dll. Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan selama kerja atau tanda vital berubah. 6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrosis jaringan miokard ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum Tujuan : Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan keperawatan selama di RS Kriteria Hasil : Klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan klien Frekuensi jantung 60-100 x/ menit TD 120-80 mmHg Intervensi : Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan sesudah aktifitas Tingkatkan istirahat ( di tempat tidur ) Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bengun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selam 1 jam setelah mkan.

Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan tidak toleran terhadap aktifitas atau memerlukan pelaporan pada dokter. 7. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis Tujuan : Cemas hilang / berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS Kriteria Hasil :
y y y

Klien tampak rileks Klien dapat beristirahat TTV dalam batas normal

Intervensi : Kaji tanda dan respon verbal serta non verbal terhadap ansietas Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman Ajarkan tehnik relaksasi Minimalkan rangsang yang membuat stress Diskusikan dan orientasikan klien dengan lingkungan dan peralatan Berikan sentuhan pada klien dan ajak kllien berbincang-bincang dengan suasana tenang Berikan support mental Kolaborasi pemberian sedatif sesuai indikasi 8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi jantung / implikasi penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang , kebutuhan perubahan pola hidup ditandai dengan pernyataan masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya kompliksi yang dapat dicegah. Tujuan : Pengetahuan klien tentang kondisi penyakitnya menguat setelah diberi pendidikan kesehatan selama di RS Kriteria Hasil :

Menyatakan pemahaman tentang penyakit jantung , rencana pengobatan, tujuan pengobatan & efek samping / reaksi merugikan Menyebutkan gangguan yang memerlukan perhatian cepat. Intervensi : Berikan informasi dalam bentuk belajar yang bervariasi, contoh buku, program audio/ visual, tanya jawab dll. Beri penjelasan faktor resiko, diet ( rendah lemak dan rendah garam ) dan aktifitas yang berlebihan, Peringatan untuk menghindari aktifitas manuver valsava Latih pasien sehubungan dengan aktifitas yang bertahap contoh : jalan, kerja, rekreasi aktifitas seksual.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius ; 2000 2. Carolyn M. Hudak. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. Volume II. Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC ; 1997 3. Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC; 2001 (Buku asli diterbitkan tahun 1996) 4. Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa, I.M. Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli diterbitkan tahun 1993) 5. Heni Rokhaeni, Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Edisi Pertama Jakarta, Bidang Diklat Pusat Kesehatan Jantung Dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita; 2002 6. Kasuari, Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan Pendekatan Patofisiology, Magelang, Poltekes Semarang PSIK Magelang, 2002 7. Long, B.C. Essential of medical surgical nursing : A nursing process approach. Volume 2. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 1996 (Buku asli diterbitkan tahun 1989) 8. Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC ; 2001

9. Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 1994 (Buku asli diterbitkan tahun 1992) 10. Sandra M. Nettina , Pedoman Praktik Keperawatan, Jakarta, EGC, 2002 11. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarths textbook of medical surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000 (Buku asli diterbitkan tahun 1996) 12. Susan Martin Tucker. Patient Care Standarts. Volume 2. Jakarta : EGC ; 1998 13. Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001

Вам также может понравиться

  • Asuhan Keperawatan Pada MCI
    Asuhan Keperawatan Pada MCI
    Документ29 страниц
    Asuhan Keperawatan Pada MCI
    Dan Kovaxic
    100% (5)
  • Laporan Pendahuluan Infark Miokard Akut
    Laporan Pendahuluan Infark Miokard Akut
    Документ13 страниц
    Laporan Pendahuluan Infark Miokard Akut
    fita purnamasari rahmadhani
    Оценок пока нет
  • Ami
    Ami
    Документ10 страниц
    Ami
    Salvinia Molesta
    Оценок пока нет
  • ASKEP TEORITIS Nstemi
    ASKEP TEORITIS Nstemi
    Документ11 страниц
    ASKEP TEORITIS Nstemi
    Leeyaa Makaudis
    Оценок пока нет
  • Askep Omi
    Askep Omi
    Документ19 страниц
    Askep Omi
    andy leey
    100% (1)
  • Gadar Kel3 Miocard Infark
    Gadar Kel3 Miocard Infark
    Документ33 страницы
    Gadar Kel3 Miocard Infark
    Angel Lina Orpa
    Оценок пока нет
  • Askep Pasien Stemi
    Askep Pasien Stemi
    Документ22 страницы
    Askep Pasien Stemi
    Indra Surya
    Оценок пока нет
  • LP Ami
    LP Ami
    Документ14 страниц
    LP Ami
    Anggih Syahputra
    Оценок пока нет
  • Syok Kardiogenik KEL 3 (PK - Hendar)
    Syok Kardiogenik KEL 3 (PK - Hendar)
    Документ26 страниц
    Syok Kardiogenik KEL 3 (PK - Hendar)
    Rendi fauzi
    Оценок пока нет
  • Askep Infark Miokard Akut
    Askep Infark Miokard Akut
    Документ12 страниц
    Askep Infark Miokard Akut
    Ulva Anlorseria
    Оценок пока нет
  • Infark Miokard KL4
    Infark Miokard KL4
    Документ24 страницы
    Infark Miokard KL4
    Angel Charla
    Оценок пока нет
  • LP Ihd
    LP Ihd
    Документ10 страниц
    LP Ihd
    Intan Afsari
    Оценок пока нет
  • Askep Uap
    Askep Uap
    Документ8 страниц
    Askep Uap
    Kholid Hutapea
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan IMA
    Laporan Pendahuluan IMA
    Документ10 страниц
    Laporan Pendahuluan IMA
    marsya shamya
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan HF
    Laporan Pendahuluan HF
    Документ12 страниц
    Laporan Pendahuluan HF
    rahminur
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan IMA
    Laporan Pendahuluan IMA
    Документ10 страниц
    Laporan Pendahuluan IMA
    Hor Sahori
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Pada MCI
    Asuhan Keperawatan Pada MCI
    Документ16 страниц
    Asuhan Keperawatan Pada MCI
    Teti Azril
    Оценок пока нет
  • LP SKA
    LP SKA
    Документ12 страниц
    LP SKA
    rizki
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Cardiogenik Syok
    Asuhan Keperawatan Cardiogenik Syok
    Документ18 страниц
    Asuhan Keperawatan Cardiogenik Syok
    Shima Nabilla Ulya
    Оценок пока нет
  • LP Mci KGD
    LP Mci KGD
    Документ12 страниц
    LP Mci KGD
    ella fitrian
    Оценок пока нет
  • Materi Acute Myocardial Infarction RSPA
    Materi Acute Myocardial Infarction RSPA
    Документ15 страниц
    Materi Acute Myocardial Infarction RSPA
    ratman
    Оценок пока нет
  • Infark Miokard Akut-1
    Infark Miokard Akut-1
    Документ28 страниц
    Infark Miokard Akut-1
    Novalinna
    Оценок пока нет
  • Askep Gagal Jantung
    Askep Gagal Jantung
    Документ7 страниц
    Askep Gagal Jantung
    Mandar Sweet
    Оценок пока нет
  • LP Pji
    LP Pji
    Документ15 страниц
    LP Pji
    thifna
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Infark Miokard Akut
    Laporan Pendahuluan Infark Miokard Akut
    Документ13 страниц
    Laporan Pendahuluan Infark Miokard Akut
    Leonardhus Sibuan
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Ihd
    Laporan Pendahuluan Ihd
    Документ9 страниц
    Laporan Pendahuluan Ihd
    piazonlampard
    Оценок пока нет
  • LP NSTEMI
    LP NSTEMI
    Документ13 страниц
    LP NSTEMI
    Ida Ayu Rosyida
    100% (1)
  • Askep Kritis ACS
    Askep Kritis ACS
    Документ21 страница
    Askep Kritis ACS
    Yeni Pratiwi
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Ima
    Asuhan Keperawatan Ima
    Документ20 страниц
    Asuhan Keperawatan Ima
    Parli Harun
    Оценок пока нет
  • Askep Gadar Ima
    Askep Gadar Ima
    Документ20 страниц
    Askep Gadar Ima
    Razio Tjandra
    Оценок пока нет
  • Resume Konsep Dasar - Iis Istianah - 09
    Resume Konsep Dasar - Iis Istianah - 09
    Документ5 страниц
    Resume Konsep Dasar - Iis Istianah - 09
    FARHAN MAULANA PANGESTU
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Jantung Koroner
    Laporan Pendahuluan Jantung Koroner
    Документ11 страниц
    Laporan Pendahuluan Jantung Koroner
    Nadia Trihandayani
    100% (1)
  • KONSEP TEORITIS Nyeri Dada
    KONSEP TEORITIS Nyeri Dada
    Документ8 страниц
    KONSEP TEORITIS Nyeri Dada
    Nur Eni
    Оценок пока нет
  • LP Chest Pain
    LP Chest Pain
    Документ30 страниц
    LP Chest Pain
    Yudhatama Dewangga P
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan MCI: Kelompok
    Asuhan Keperawatan MCI: Kelompok
    Документ13 страниц
    Asuhan Keperawatan MCI: Kelompok
    Benta Sandi Wulandari
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Infark Miokard Akut
    Asuhan Keperawatan Infark Miokard Akut
    Документ10 страниц
    Asuhan Keperawatan Infark Miokard Akut
    Feronica Felicia Imbing
    Оценок пока нет
  • Askep Distrimia
    Askep Distrimia
    Документ13 страниц
    Askep Distrimia
    ard dhan
    Оценок пока нет
  • LP Angina Pektoris
    LP Angina Pektoris
    Документ11 страниц
    LP Angina Pektoris
    Muhammad Hisyam
    Оценок пока нет