Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
|
|
.
|
\
|
=
S
Sh
I
I
IHD
(1)
dimana :
IHD : Individual Harmonisa Distrotion (%)
I
Sh
: Arus harmonisa pada orde ke-h (A)
I
S1
: Arus fundamental (I
rms
) dalam A
Total Harmonic Distortion (THD) adalah rasio antara nilai RMS
dari komponen harmonisa dan nilai RMS dari fundamental. Hubungan
antara THD dengan IHD dapat dilihat dari persamaan berikut:
% 100
2
1
1
|
|
.
|
\
|
=
= h
S
Sh
I
I
THD
(2)
dimana:
THD : Total Harmonisa Distrotion (%)
I
Sh
: Arus harmonisa pada orde ke-h (A)
I
S1
: Arus fundamental (I
rms
) dalam A
Pengaruh harmonisa total untuk tegangan dapat dihitung, dengan
mengganti notasi I menjadi V. Hasil perhitungan sebaiknya tidak melebihi
atau sama dengan nilai yang ditetapkan oleh standar yang berlaku. Bila
hasilnya lebih maka tingkat harmonisa sistem membahayakan komponen-
komponen sistem dan sebaiknya harus dipikirkan cara menguranginya.
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 53-68, ISSN 1412-0372
56
Ada dua kriteria yang digunakan dalam analisa distrosi harmonisa,
limitasi untuk distorsi arus harmonisa dan limitasi untuk distorsi tegangan
harmonisa. Standar yang dipakai untuk limitasi tegangan harmonisa adalah
IEEE 519. Untuk standard harmonisa arus, ditentukan oleh rasio Isc/IL
(arus hubung singkat dibagi dengan arus beban) seperti Tabel 3.
Tabel 3. Standard Harmonisa Arus
I
SC
/I
LOAD
Orde Harmonisa (dalam %) Total
Harmonic
Distortion
<11 11-16 17-22 23-24 >35
<20 4 2 1.5 0.6 0.3 5
20-50 7 3.5 2.5 1 0.5 8
50-100 10 4.5 4 1.5 0.7 12
100-1000 12 5.5 5 2 1 15
>1000 15 7 6 2.5 1.4 20
dimana:
I
SC
: arus hubung singkat pada PCC (Point of Common Coupling)
I
LOAD
: arus beban fundamental nominal
THD : Total Harmonic Distortion dalam %
I
SC
adalah arus hubung singkat yang ada pada PCC (Point of
Common Coupling) (Dugan, 2003: 6), IL adalah arus beban fundamental
nominal. Sedangkan untuk standard harmonisa tegangan ditentukan oleh
tegangan sistem yang dipakai seperti Tabel 4.
Tabel 4 Standard Harmonisa Tegangan
Maximum Distortion
(dalam %)
Tegangan Sistem
dibawah 69kV 69-138 kV >138 kV
Individual Harmonic 3 1.5 1
Total Harmonic 5 2.5 1.5
Chairul Gagarin Irianto, Maula Sukmawidjaja & Aditya Wisnu. Mengurangi Harmonisa Pada
57
4. Harmonisa Pada Transformator
Transformator dirancang untuk menyalurkan daya yang dibutuhkan
ke beban dengan rugi-rugi minimum pada frekuensi fundamentalnya. Arus
harmonisa dan tegangan secara signifikan akan menyebabkan panas lebih.
Ada 2 pengaruh yang menimbulkan panas lebih pada transformator ketika
arus beban mengandung komponen harmonisa:
a. Harmonisa arus menyebabkan meningkatnya rugi-rugi tembaga yang
dinyatakan dengan:
Rugi tembaga Pcu =
=1
2
n
n n
R I (3)
b. Harmonisa tegangan menyebabkan meningkatnya rugi-rugi besi, seperti
eddy current dan rugi-rugi hysteresis. Eddy current terjadi bila inti dari
sebuah material jenis ferromagnetik (besi) secara elektrik bersifat
konduktif. Konsentrasi Eddy current lebih tinggi pada ujung-ujung
belitan transformator karena efek kerapatan medan magnet bocor pada
kumparan yang menyebabkan fenomena terjadinya arus pusar (arus yang
bergerak melingkar). Bertambahnya rugi-rugi Eddy current karena
harmonisa berpengaruh pada temperatur kerja transformator yang
terlihat pada besar rugi-rugi daya nyata (Watt) akibat Eddy current ini.
5. Metoda Pengurangan Harmonisa
Untuk trafo 3 fasa dapat ditentukan group trafo. Dalam
pelaksanaannya, tiga buah lilitan fasa pada sisi primer dan sisi sekunder
dapat dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang (Y)
dan segitiga / delta () maupun zigzag (Z). Analisa suatu hubungan trafo
dengan cara membandingkan kombinasi standard yang biasa dipakai
menjadi trafo step-up pada sistem distribusi PLN yaitu kombinasi -Y,
kemudian berusaha untuk mengurangi harmonisa pada rangkaian tersebut
dengan mencoba kombinasi lainnya yaitu trafo hubungan - Z, dan
pengujian dengan menambahkan filter.
5.1. Hubungan - Y
Hubungan ini biasanya untuk menaikan tegangan. Fasa netral dari
sekunder di ground dan dengan memasang kawat netral pada sistem
distribusi untuk mengasilkan kerja 4 kawat 3 fasa, sehingga sistem ini dapat
digunakan untuk pemakaian penerangan dan beban domestik. Hubungan -
Y dapat dilihat pada Gambar 1.
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 53-68, ISSN 1412-0372
58
Gambar 1. Hubungan - Y
5. 2. Hubungan - Z
Sebuah Trafo -Z dengan di sisi primer dan sekunder Z,
menggunakan sistem 4 kawat. Kemampuan kumparan Z yang dapat
mereduksi harmonisa urutan nol pada sisi sekunder dengan impedansi yang
rendah. Jika tiap fasa tidak seimbang, triplen harmonik tidak akan direduksi
dengan baik pada sisi primer . Maka dari itu kebanyakan dari triplen
harmonik akan muncul di sisi primer. Mereduksi triplen pada sisi sekunder
dengan hubung Z, berarti triplen harmonik akan terlihat impedansinya
sangat kecil, dan konsekuensinya, kecil pula THDV pada sisi sekundernya.
Gambar 2. Hubungan Z
Tapi yang patut diingat trafo ini seperti trafo Y dan
hubungannya pun hampir sama.
Trafo Wye
R
S
T
I
s
I
t
I
n
O
I
o
Beban
NonLinier
(Setiap
phasa trafo
terdapat
beban
nonlinier
satu phasa)
I
r
Trafo Wye
R
S
T
I
s
I
t
I
n
I
0
I
r
Beban
NonLinier
(Setiap
phasa trafo
terdapat
beban
nonlinier
satu phasa)
Chairul Gagarin Irianto, Maula Sukmawidjaja & Aditya Wisnu. Mengurangi Harmonisa Pada
59
6. Simulasi dan Pengujian
Pengujian, pengukuran maupun simulasi untuk mengukur harmonik
dilakukan di Laboratorium Teknik Tenaga listrik, Gedung E Jurusan Teknik
Elektro Trisakti. Pada bagian ini akan disajikan hasil dari pengukuran
distorsi harmonisa yang dihasilkan oleh beban-beban non-linier rumah
tangga. Beban-beban yang akan diamati antara lain:
1. Sebuah Televisi 14 inchi 300 W
2. 2 buah Lampu hemat energi @20 W
3. Sebuah Laptop 250 W
Untuk mengukur distorsi harmonisa yang dihasilkan dari beban-beban
diatas, maka diperlukan sumber tegangan 3 phasa PLN 220/380 V dan
sebuah alat yaitu Power Meter.
Power Meter adalah alat yang dapat mengukur tegangan dan arus
harmonisa sesuai dengan orde harmonisa yang diinginkan.
Gambar 3. Power Meter
Spesifikasi Power Meter
Model : WT 130
Merek : Yokogawa
Tipe : 2 Element
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 53-68, ISSN 1412-0372
60
ac
1
ac
2
d
1
d
4
ac
3
d
2
d
3
L
d
C
d
d
5
d
6
op
on
Spesifikasi Trafo 3 Fasa
Model : U-200908-E
Merek : RATIO
Tipe : Indoor dan Dry Trafo
Daya : 2 kVA
Tegangan Kerja : 220/380V
Beban non linier lainnya yang digunakan dalam simulasi adalah beban
penyearah tiga fasa hubungan jembatan, dilukiskan dalam Gambar 4.
(a) Diagram blok simulasi (b) Rangkaian penyearah yang digunakan
Gambar 4. Rangkaian beban non linier
Untuk sumber yang digunakan dilukiskan dalam Gambar 5.
(a) Diagram blok simulasi (b) Rangkaian sumber hubungan
Gambar 5. Rangkaian sumber tegangan 3 fasa hubungan
A
1
B
2
C
3
V 3 FSD
FSA = 0
FREK = 50
VRMS = 220
+
-
+
-
+
-
V
b
a
c
AC
1
1
AC
2
2
3
OP
ON
BRIDGE3F
CD = 1000 UF
LD = 1
AC
3
5
4
Chairul Gagarin Irianto, Maula Sukmawidjaja & Aditya Wisnu. Mengurangi Harmonisa Pada
61
Rangkaian filter yang digunakan dalam simulasi adalah rangkaian filter
L-C, yang berupa resonance arm filter, dilukiskan dalam Gambar 6.
(a) Diagram blok simulasi (b) Rangkaian Filter
Gambar 6. Rangkaian filter, simpul masuk titik a
1
, b
1
,c
1
dan keluarnya a
3
,b
3
,
dan c
3
Rangkaian transformator untuk keperluan pengujian dan simulasi
diberikan dalam Gambar 7.
(a) Diagram blok simulasi (b) Rangkaian Transformator D-Z
Gambar 7. Rangkaian transformator -Z yang digunakan
A1
1
B1
2
C1
3
A3
4
B3
5
C3
6
N
7
RES ARM3F
WL = 10
FR = 50
b 1 L1 2 C1 3
C 1 L1 2 C1 3
a 1 L1 2 C1 3
L2
n
C2
APR1
1
BPR1
2
CPR1
3
ASR6
4
BSR6
5
CSR6
6
N 7
U5 DZ6KUMP B
KOEFM=1.0
LP=2
RP=0.2
Trafo Delta Wye
R
S
T
Ir
Is
It
In
o
I
o
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 53-68, ISSN 1412-0372
62
Pengujian harmonik beban non linier: rangkaian pengujian seperti dalam
Gambar 8.
Gambar 8: Pengujian harmonik beban non linier
Harmonik yang dihasilkan diberikan dalam Gambar 9.
Gambar 9. Harmonik Arus Pada Penyearah jembatan / beban Non Linier
(Harmonik arus yang dihasilkan beban non linear).
0 200 400 600 800
A
m
p
l
i
t
u
d
o
H
a
r
m
o
n
i
k
,
p
e
r
-
u
n
i
t
Frekwensi (Hz)
f
I
h
1
0.8
0.6
0.4
0.2
AC1
1
AC2
2
AC3
3
OP
4
ON
5
BRIDGE3F
CD=1000uF
LD=1
A
1
B
2
C
3
V3FSD
FSA=0
FREK=50
VRMS =22
R1
500
0
R2
1 meg
Chairul Gagarin Irianto, Maula Sukmawidjaja & Aditya Wisnu. Mengurangi Harmonisa Pada
63
Pengujian harmonik menggunakan trafo -Y.
Gambar 10. Pengujian harmonik menggunakan trafo -Y
Harmonik yang dihasilkan dilihat pada sisi sekunder dan primer
transformator diperlihatkan dalam Gambar 11. dan Gambar 12.
Gambar 11. Arus Sumber yang masuk ke Primer Trafo (Harmonik disisi
Primer trafo -Y)
U1
3phase
P11
P12
S11
S12
P21
P22
S21
S22
P31
P32
S31
S32
BRIDGE3F
CD=1000UF
LD=1
AC1
AC2
AC3
1
2
3
OP
4
ON
5
V3FSD
FSA=0
FREK=50
VRMS=220
A
1
B
2
C
3
0
R 1
1meg
R2
1meg
R3
500
0 200 400 600 800
A
m
p
l
i
t
u
d
o
H
a
r
m
o
n
i
k
,
p
e
r
-
u
n
i
t
Frekwensi (Hz)
f
I
h
1
0.8
0.6
0.4
0.2
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 53-68, ISSN 1412-0372
64
Gambar 12. Arus yang masuk ke Beban Non Linier Transformer (Harmonik
disisi sekunder trafo -Y)
Untuk Pengujian trafo D-Z, rangkaiannya diberikan dalam Gambar 13.
Gambar 13. Pengujian trafo D-Z
A
1
B
2
C
3
V3FSD
FSA=0
FREK =50
VRMS =220
R1
1meg
R2
0
1meg
AC1
1
AC2
2
AC3
3
OP
4
ON
5
BRIDGE3F
CD=1000uF
LD=1
500
V-
V
+
R3
APR1
1
BPR1
2
CPR1
3
ASR6
4
BSR6
5
CSR6
6
N
7
U4 D76KUMP_B
KOEFM=1.0
LP=8
RP=0.2
V-
V+
0 200 400 600 800
A
m
p
l
i
t
u
d
o
H
a
r
m
o
n
i
k
,
p
e
r
-
u
n
i
t
Frekwensi (Hz)
f
I
h
1
0.8
0.6
0.4
0.2
Chairul Gagarin Irianto, Maula Sukmawidjaja & Aditya Wisnu. Mengurangi Harmonisa Pada
65
Gambar 14. Arus Sumber yang masuk ke Primer Trafo (Harmonik disisi
primer trafo)
Gambar 15. Arus yang masuk ke Beban Non Linier Transformer
(Harmonik disisi primer trafo D-Z)
Terakhir adalah Pengujian dengan filter tambahan pada trafo D-Z.
Rangkaian pengujian dan simulasinya diberikan dalam Gambar 16.
0 200 400 600 800
A
m
p
l
i
t
u
d
o
H
a
r
m
o
n
i
k
,
p
e
r
-
u
n
i
t
Frekwensi (Hz)
f
I
h
1
0.8
0.6
0.4
0.2
200 400 600 800
A
m
p
l
i
t
u
d
o
H
a
r
m
o
n
i
k
,
p
e
r
-
u
n
i
t
Frekwensi (Hz)
f
I
h
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 53-68, ISSN 1412-0372
66
Gambar 16. Pengujian menggunakan filter pada trafo D-Z disisi primer
Gambar 17. merupakan Arus Sumber yang masuk ke Filter (Harmonik arus
yang masuk filter dari sumber tegangan) dan Gambar 18. merupakan
Tampilan simulasi menggunakan Pspice.
Gambar 17. Arus Sumber yang mesuk ke Filter (Harmonik arus yang masuk
filter dari sumber tegangan)
0
A1
B1
C1
4
5
6
N
7
WL 10
FR=50
A
V3FSD
FSA=0
FREK=50
VRMS=220
V-
V
+
APR1
1
BPR1
2
CPR1
3
ASR6
4
BSR6
5
CSR6
6
N
7
U4 D76KUMP_B
KOEFM=1.0
LP=8
RP=0.2
V-
V+
AC1
1
AC2
2
AC3
3
OP
4
ON
5
BRIDGE3F
CD=1000uF
LD=1
500
V-
V
+
R3
1
2
3
3
2
1
B
C
A3
B3
C3
R2 1meg
1meg
R1
RES_ARM3F
R4
1meg
A
m
p
l
i
t
u
d
o
H
a
r
m
o
n
i
k
,
p
e
r
-
u
n
i
t
1
0.8
0.6
0.4
0.2
I
h
f
Frekwensi (Hz)
0 200 400 600 800
Chairul Gagarin Irianto, Maula Sukmawidjaja & Aditya Wisnu. Mengurangi Harmonisa Pada
67
Gambar 18. Tampilan simulasi menggunakan Pspice
A1
B1
C1
4
5
6
N
7
WL 10
FR=50
A
V3FSD
FSA=0
FREK=50
VRMS=220
V-
V+
APR1
1
BPR1
2
CPR1
3
ASR6
4
BSR6
5
CSR6
6
N
7
U4 D76KUMP_B
KOEFM=1.0
LP=8
RP=0.2
V-
V+
AC1
1
AC2
2
AC3
3
OP
4
ON
5
BRIDGE3F
CD=1000uF
LD=1
500
V-
V+
R3
1
2
3
3
2
1
B
C
A3
B3
C3
R2 1meg
1meg
R1
RES_ARM3F
R4
1meg
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 53-68, ISSN 1412-0372
68
6. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisa, semua trafo yang diuji melebihi standar, THD arus
pada transformator Z lebih kecil dibandingkan trafo lainnya.
2. Beban non linier yang dominan dan paling banyak mengandung
harmonisa terhadap trafo adalah Televisi 14 Inchi 300 W.
3. Kekurangan pemakaian transformator Z pada beban adalah
meningkatnya arus beban sekitar 2% pada tiap phasa dibandingkan
dengan fungsinya dalam meredam harmonisa pada system.
4. Pengurangan Harmonisa lebih efektip menggunakan rangkaian filter,
dibanding dengan merubah hubungan belitan trafo. Hal ini terlihat dari
pengujian terakhir, THD dapat ditekan hingga 6,7%. Pada pengujian
sebelumnya (tidak menggunakan filter), THD hanya mampu ditekan
hingga 26%.
Dafatar Pustaka
1. Aditya Wisnu Yogasaputra. 2008. Analisa Perbandingan Harmonisa
Pada Berbagai Hubungan Transformator 2KVA Dengan Beban Non
Linear, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Elektro Usakti.
2. H. K. Hoidalen, R. Sporild, Using Z Transformers with Phase-shift to
reduce Harmonics in AC-DC Systems, Presented at the International
Conference on Power Systems Transients (IPST05) in Montreal,
Canada on June 19-23, 2005 Paper No. IPST05 44 Sy-Ruen Huang,
Bing-Nan Chen, Harmonic Study of Le Blanc Transformer for Taiwan
Railways Electrification System, IEEE Transactions on Power
Delivery, Vol.17 No.2 April 2002
3. J. Arrillaga, B.C. Smith, N.R. Watson, A.R. Wood. 2003. Power System
Harmonic, Second Edition, McGraw-Hill
4. J. Desmet, I.Sweertvaegher G. Vanalme, K. Stockman, R. Belmans,
Analysis of the neutral conductor current in a three phase supplied
network with non-linear single phase loads, IEMDC/IEEE Conf. MIT,
Cambridge, Masschusetts, USA, 17-21 June, electronic proc,2005.
5. Jeroen Van den Keybus, Johan Driesen, David Bartolive, Ronnie
Belmans, Analysis of the behavior fusing system in the present of non-
linear loads, EMDC/IEEE Conf. MIT, Cambridge, Masschusetts,
USA, 17-21 June, 2005,electronic proc.
6. Roger C. Dugan/ Mark F. McGranaghan, Surya Santoso/ H. Wayne
Beaty,2003: Electrical Power Systems Quality, Second Edition,
McGraw-Hill