Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ceramah Utama
3,6%
16,9%
8,2%
17,1%
Asia Timur & Pacik: 16,8% Asia Selatan: 40,3% Sub-Sahara Afrikca: 50,9%
Asia Timur & Pacik: 38,7% Asia Selatan: 73,9% Sub-Sahara Africa: 72,9%
Carribbean: 21%
19,4 %
26,4 %
Carribbean: 29%
Export
High-Technology
:
Arab:
1%
Asia
Timur
&
Pacik:
28%
Wilayah
EURO:
14%
EU:
14%
Eropa
&
Asia
Tengah:
6
%
Amerika
Latin
&
Caribbean: Timur
Tengah
&
Afrika
Utara: 4 %
12%
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009*
2010*
(*) estimasi
Rupiah
1,056,131.53 1,215,231.19
1,389,769.90
1,646,322.00
1,821,833.40
2,013,674.60
2,295,826.20
2,774,281.10
3,339,216.80
3,950,893.20
4,951,356.71
5,613,441.70
6,311,183.77
(BJ
Habibie,
2011)
US
Dollars
105.469
154.705
165.521
160.657
195.593
234.834
257.005
285.856
364.35
432.232
511.489
539.377
695.059
700 600 500 400 300 200 100 0 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009* 2010*
7% 5%
9%
18%
Industri
Pengolahan
13% 15% 7%
25%
1%
9% 8% 5%
16%
Industri
Pengolahan
9%
Listrik,
Gas
&
Air
Bersih
17% 5% 30%
1%
10% 8% 6%
14% 11%
Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi
15% 8% 27%
1%
10% 7% 6%
15% 11%
Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih
13% 27%
Konstruksi
10%
1%
Sumber Daya Manusia (SDM) terbaharukan Hasil Kerja dan Karya SDM Sumber Daya Alam dan Energi terbaharukan dan tidak terbaharukan (SDA & E) Hasil diversikasi dan peningkatan kualitas SDA & E
Pendidikan
dan
Pembudayaan
Pengembangan
dan
penerapan
IPTEK
Produk
Nilai
Tambah
Perangkat
Keras
dan
Lunak
Produk
Nilai
Tambah
Pribadi
Lapangan
Kerja
dan
Jam
Kerja
Proses
ketrampilan
Peningkatan
produktivitas
dan
daya
saing
(BJ
Habibie,
2011)
Pengembangan
teknologi
tepat
guna
Pembangunan
prasarana
ekonomi
dan
sistem
informasi
terpadu
Menghasilkan
produk
unggulan
dan
andalan
untuk
pasar
nasional,
regional
dan
global
Membentuk
Pusat
Keunggulan
PENDIDIKAN,
RISTEK
dan
PRODUKSI
Memperjuangkan
Neraca
Perdagangan,
Neraca
Pembayaran
dan
Neraca
Jam
Kerja
yang
menguntungkan
Masyarakat.
(BJ
Habibie,
2011)
Produksi SDA protein, karbohidrat, cellulose disesuaikan dengan iklim dan kondisi setempat terus dikembangkan menjadi Pusat Keunggulan terpadu di darat maupun laut Pertambangan harus memperhatikan dampak pada ramah perubahan iklim dan lingkungan Pengembangan dan pemanfaatan energy hijau seperti angin-, bio-, hydro-, solar-energy dsb.
Industri
pertanian,
perkebunan,
pertambangan,
perternakan,
perikanan;
industri
bangunan,
perhubungan,
jasa,
perbankan,
perdagangan
saja
tidak
dapat
menyediakan
lapangan-kerja
atau
jam-kerja
yang
sangat
dibutuhkan
Kita
harus
memberi
perhatian
khusus
pada
industri
manufaktur,
baik
mikro,
kecil,
menengah
maupun
besar
Pasar
dalam
negeri
diamankan
untuk
produk
dalam
negeri
tanpa
membedakan
siapa
pemilik
perusahaan
Penggerak
utama
industri
manufaktur
adalah
pasar
dalam
negeri.
Industri
manufaktur
obat,
jamu,
makanan,
kerajinan,
tekstil,
pakaian
jadi,
transportasi
darat-laut-udara,
mesin,
baja,
elektonik
dsb.
Harus
segera
mendapat
perhatian.
(BJ
Habibie,
2011)
Yang
diperhatikan
bukan
hanya
Neraca
Perdagangan
dan
Neraca
Pembayaran
namun
juga
Neraca
Jam-Kerja.
Dalam
proses
globalisasi,
Neraca
Jam
Kerja
harus
segera
mendapat
perhatian
khusus.
Desit
Jam
Kerja
dapat
diperbaiki
melalui
peningkatan
daya
saing
industri
manufaktur
yang
memanfaatkan
SDM
dan
teknologi
secanggih
apa
pun.
Untuk
memperbaiki
Neraca
Jam
Kerja
diperlukan
perencanaan
jangka
panjang
yang
konsisten
dan
berkesinambungan
harus
diamankan,
tidak
mungkin
dilaksanakan
dalam
waktu
yang
singkat.
(BJ
Habibie,
2011)
Diperlukan
produk
hukum
yang
dapat
membantu
peningkatan
daya
saing
industri
manufaktur
dan
mengamankan
pasar
domestik
untuk
produk
buatan
dalam
negeri.
Kebijakan
ini
bukan
proteksionisme,
namun
untuk
menciptakan
lapangan
kerja
dalam
rangka
memperbaiki
Neraca
Jam
Kerja
Kebijakan
peningkatan
kualitas
dan
daya
saing
SDM,
harus
senantiasa
mengandalkan
pada
kualitas
IPTEK
dan
proses
pendidikan
keahlian
yang
disesuaikan
dengan
kebutuhan
industri
manufaktur
yang
perlu
terus
ditingkatkan.
(BJ
Habibie,
2011)
Pemberian
insentif
keringanan
pajak
pada
semua
produk
yang
padat
karya.
Mempersulit
impor
produk
padat
karya
Memberi
informasi
yang
tepat
guna
pada
masyarakat
bahwa
membeli
produk
buatan
dalam
negeri
sama
dengan
mengamankan
lapangan
kerja
dan
menjamin
proses
pemerataan
dan
kesejahteraan
yang
berkesinambungan.
(BJ
Habibie,
2011)
Memberi
insentif
khusus
pada
investor
dalam
dan
luar
negeri
bidang
manufaktur
padat
karya
Memberi
insentif
pada
semua
perusahaan
yang
memiliki
program
pendidikan
untuk
meningkatkan
daya
saing
Meningkatkan
peran
Dewan
Riset
Nasional,
Dewan
Standardisasi
Nasional,
BPPT,
LIPI,
AIPI,PUSPITEK
dan
lembaga
suasta
dan
pemerintah
sejenis
lainnya
yang
diperlukan
untuk
mengembangkan
produk
dalam
negeri.
Mengembalikan
peran
lndustri
Strategis
sebagai
ujung
tombak
proses
peningkatan
Jam
Kerja
melalui
suatu
perusahaan
holding
(BJ
Habibie,
2011)
Mendorong
Berlangsungnya
proses
Pembudayaan
yang
memadai
dalam
lingkungan
keluarga/rumah
tangga
oleh
orang
tua.
Mengembangkan,
sosialisasi
dan
pembinaan
proses
Pembudayaan
tersebut
kepada
orang
tua
melalui
jalur
RT,
RW,
Puskesmas,
dan
lembaga
masyarakat
yang
lain.
Pembebasan
biaya
total
untuk
Pendidikan
Anak
Usia
Dini
(PAUD)
Pembebasan
biaya
total
untuk
Sekolah
Dasar
(SD)
dan
Madrasah
Ibtidaiyah
(MI)
(BJ
Habibie,
2011)
Pembebasan
biaya
total
untuk
Sekolah
Menengah
Pertama
(SMP)
dan
Madrasah
Tsanawiyah
(MTs)
Pembebasan
biaya
total
untuk
Sekolah
Menengah
Kejuruan
(SMK)
dan
Madrasah
Aliyah
Kejuruan
(MAK)
Pembebasan
biaya
selektif
untuk
pendidikan
Sekolah
Menengah
Atas
(SMA)
dan
Madrasah
Aliyah
(MA)
Pembebasan
biaya
selektif
untuk
pendidikan
S1,
S2
dan
S3
(BJ
Habibie,
2011)
Pemerataan kualitas informasi melalui media cetak dan elektronik yang disempurnakan oleh jaringan atau network informasi elektronik. Penyediaan dan penyebaran informasi yang berorientasi pada pasar, lapangan kerja, produktivitas SDM dan pembangunan setempat dan nasional harus diutamakan
Pasar
domestik
adalah
penggerak
utama
pembangunan
Produk
apa
saja
yang
meningkatkan
jam
kerja
dan
menciptakan
lapangan
kerja
diberi
insentip
(tidak
tergantung
dari
pemiliknya)
Produk
apa
saja
yang
mengambil
jam
kerja
atau
lapangan
kerja
diberi
penalty
(tidak
tergantung
dari
pemiliknya)
Globalisasi
tidak
berarti
dan
tidak
boleh
mengorbankan
kepentingan
SDM
masyarakat
mana
saja!
(BJ
Habibie,
2011)
Karya
nyata
dari
perusahaan
mikro,
kecil,
menengah
dan
besar
yang
meningkatkan
nilai
tambah,
kualitas
produk
dan
daya
saing
karena
produktivitas
karyawan
diberi
insentip.
Produk
oset
sebagai
pengimbangan
impor
diterapkan
secara
konsisten.
Produksi
yang
progresif
meningkatkan
kandungan
lokal
pada
proses
nilai
tambah
dan
evolusi
yang
dipercepatditerapkan
secara
konsisten
(BJ
Habibie,
2011)
Ilustrasi (1.a.)
Data
Jumlah
Sepeda
Motor
87,916,196
90,000,000
80,000,000
70,000,000
60,000,000
50,000,000
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
0
2008
2009
2010
2010
Proyeksi
53,565,458
47,683,681
58,610,797
Sumber: Kepolisian RI & AISI (AsosiasiIndustriSepeda Motor Indonesia); tahun 2010 hingga bulan Agustus
Ilustrasi (1.b.)
Penjualan
Sepeda
Motor
7,568,009
8,000,000
7,000,000
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
0
2008
2009
2010
2010
Proyeksi
6,215,831
5,881,777
5,045,339
Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia); tahun 2010 hingga bulan Agustus
Ilustrasi (2.a.)
Jumlah
Pelanggan
Telepon
Bergerak
300,000,000
250,000,000
190,062,615
200,000,000
150,000,000
100,000,000
50,000,000
0
2008
2009
2010
2010
Proyeksi
162,026,086
274,335,151
205,751,363
Ilustrasi (2.b.)
Pertumbuhan
Pelanggan
Telepon
Bergerak
57,827,570
60,000,000
50,000,000
10,000,000
Dalam
waktu
sesingkat-singkatnya
Persatuan
Insinyur
Indonesia
(PII)
bersama
Ikatan
Sarjana
Ekonomi
Indonesia
(ISEI)
mengambil
inisiatif
untuk
mengadakan
Pertemuan
Nasional
mengenai
masalah
JAM
KERJA
Menyusun
kriteria
JAM
KERJA
Mengkuantikasikan
JAM
KERJA
dalam
nilai
IDR
dan
USD
Menyusun
Rancangan
Undang-undang
(RUU)
yang
berkaitan
dengan
JAM
KERJA
dan
LAPANGAN
KERJA
Menggalakkan
kerja
sama
antara
Pemerintah
Daerah
dan
Pusat
dalam
memperbaiki
Neraca
JAM
KERJA
(BJ
Habibie,
2011)
Melanjutkan
Pola
Industri
Strategis
Melanjutkan
dan
menyesuaikan
dengan
keadaan
sekarang
rencana
pembangunan
berkesinambungan
pulau
BATAM.
Melanjutkan
rencana
Kawasan
Pembangunan
Ekonomi
Terpadu
(KAPET)
di
Wilayah
Indonesia
bagian
Timur.
Mengembangkan
KAPET
secara
nasional
(BJ
Habibie,
2011)
Mengembangkan
mekanisme
kerjasama
antar
daerah
berdasarkan
pengalaman
10
tahun
Otonomi
Daerah
Memberi
Insentif
khusus
pada
pembangunan
di
daerah
yang
belum
memiliki
Pendapatan
Asli
Daerah
(PAD)
yang
memadai,
dan
perlu
disusun
kriterianya
Perlu
dikembangkan
dan
berperan
Bank
Pembangunan
Daerah
atau
Bank
Pembangunan
Wilayah
(BJ
Habibie,
2011)