Вы находитесь на странице: 1из 11

MTBS, IMUNISASI, dan KB

Di susun oleh : Nama : Djati Prassetiawan Nim : 08.5.010

AKADEMI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA SEMARANG 2011

MTBS

Manaje en Te padu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan yang digagas oleh WHO dan UNICEF untuk menyiapkan petugas kesehatan melakukan penilaian, membuat klasifikasi se ta membe ikan tindakan kepada anak te hadap penyakit penyakit yang umumnya mengancam jiwa. MTBS be tujuan untuk meningkatkan kete ampilan petugas, mempe kuat sistem kesehatan se ta meningkatkan kemampuan pe awatan oleh keluarga dan masyarakat yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1999.

Manajemen Terpadu Balita sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan keterpaduan

dalam tatalaksana bayi dan balita sakit yang dating berobat ke fasilitas rawat jalan di pelayanan kesehatan dasar. MTBS mencakup upaya perbaikan

manajemen penatalaksanaan terhadap penyakit seperti pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi serta upaya peningkatan pelayanan ke sehatan, pencegahan penyakit seperti imunisasi, pemberian Vit K, Vit A dan konseling pemberian ASI atau makan. MTBS digunakan sebagai standar pelayanan bayi dan balita sakit sekaligus sebagai pedoman bagi tenaga keperawatan (bidan dan perawat) khususnya difasilitas pelayanan kesehatan dasar.

Data SKRT 2001, menyebutkan enyebab kematian balita di Indonesia adalah infeksi saluran na as 22, 8%, diare 13,2% eny. Saraf 11,8%, tifus 11%, kelainan saluran cerna 5,9% dan lain-lain 35,3%. MTBS adalah endekatan yang mam u mengintegrasi dan memadukan enanganan berbagai masalah di atas.

Penera an MTBS dengan baik da at meningkatkan u aya enemuan kasus dini,

engetahuan ibu dalam erawatan anak di rumah serta u aya meno timalkan system

rujukan dari masyarakat ke fasilitas elayanan rimer dan rumah sakit sebagai usat rujukan. Oleh karena itu MTBS sebagi salah satu intervensi berbasis data (EBI da at berdam ak langsung ada enurunan kema tian neonates, bayi dan balita bila da at dilaksanakan secara luas dan benar.

mem erbaiki manajemen

enanganan dan

engobatan,

romosi serta

eningkatan

IMUNISASI
Imunisasi adalah emberian kekebalan tubuh terhada suatu enyakit dengan

mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti

kekebalan atau resistensi ada enyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari enyakit lain di erlukan imunisasi lainnya.

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka enderita suatu enyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian ada enderitanya. Bebera a enyakit yang da at dihindari dengan imunisasi yaitu se erti he atitis B, cam ak, olio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.

Teknik atau cara emberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri enyebab enyakit lalu diberikan ke ada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit enyakit masuk ke dalam tubuh kita maka mbantuk antibodi. tubuh akan terangsang untuk melawan enyakit tersebut dengan me Antibodi itu umumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan enyakit yang mencoba menyerang. Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Wajib Pada Anak : 1. BCG

(TBC . BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan . Disuntikkan intra kutan di daerah insertio m. deltoid dengan dosis 0,05 ml, sebelah kanan. Vaksin

sebanyak 50.000-1.000.000 artikel/dosis

ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidu

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhada

enyakit tuberkulosis

yang dilemahkan,

kebal atau resisten. Imunisasi terhada

suatu

enyakit hanya akan memberikan

memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhada

enyakit yang sedang

2. DPT/DT

difteri, ertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang

tenggorokan dan da at menyebabkan kom likasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan adalah inteksi bakteri ada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang meneta serta bunyi ernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama bebera a minggu dan da at menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak da at bernafas, makan atau minum. Pertusis juga da at menimbulkan kom likasi serius, se erti neumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan ada rahang serta kejang. Dosis 0,5 ml secara intra muskular di bagian luar aha Waktu Pemberian : I. II. III. IV. V. VI. Umur / usia 3 bulan Umur / usia 4 bulan Umur / usia 5 bulan Umur / usia 1 tahun 6 bulan Umur / usia 5 tahun Umur / usia 10 tahun toksin yang

dihasilkan oleh kuman enyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk

menerima imunisasi ertusis, teta i masih erlu menerima imunisasi difteri dan tetanus.

ke erluan khusus, misalnya

ada anak yang tidak boleh atau tidak

Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhada

erlu

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhada

3. Polio

layuh yang menyababkan nyeri otot, lum uh dan kematian.

Ada dua jenis vaksin :

Mengandung virus olio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan.

Mengandung vaksin hidu yang telah dilemahkan dan diberikan

Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, i et.

Vaksin olio diberikan 4 kali, interval 4 minggu

Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI

cam ak (tam ek . Imunisasi cam ak diberikan sebanyak 1 dosis ada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. Cara emberian subcutan sebanyak 0,5ml.

 

 

 

4.

Cam ak Imunisasi cam ak memberikan kekebalan aktif terhada enyakit

Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml

dalam bentuk cairan (tetes

2. OPV (Oral Polio Vaccine

1. IPV (Inactivated Polio Vaccine

Memberi kekebalan aktif terhada

enyakit oliomelitis/ Polio (lum uh

5. He atitis B

murni.
y y y y

Diberikan sedini mungkin setelah lahir Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5 ml. Penyim anan vaksin ada suhu 2-8C Bayi lahir dari ibu HBsAg (+ diberikan imunoglobulin he atitis B 12 jam setelah lahir + imunisasi He atitis B

y y y y

Dosis kedua 1 bulan berikutnya

Imunisasi ulangan 5 tahun kemudian Kadar encegahan anti HBsAg > 10mg/ml

Jenis imunisasi yang disarankan : 1. MMR Perlindungan Penyakit : Cam ak, gondongan dan cam ak Jerman Waktu Pemberian :

y y

I. Umur / usia 1 tahun 3 bulan II. Umur / usia 4-6 tahun 2. He atitis A
y y y

Penyebab : Virus he atitis A Waktu Pemberian :

I. Tergantung situasi dan kondisi I II. Tergantung situasi dan kondisi II

Perlindungan Penyakit : He atitis A (Penyakit Hati

Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan

 

"

Memberikan kekebalan untuk enyakit he atitis B. Vaksin berisi HBsAg

3. Typhoid & parathypoid


y y y

Perlindungan Penyakit : Demam Typhoid Penyebab : Bakteri Salmonela thypi Waktu Pemberian : I. Tergantung situasi dan kondisi

y y y

Perlindungan Penyakit : Cacar Air Penyebab : Virus varicella-zoster Waktu Pemberian : Umur / usia 10 s/d 12 tahun 1 kali dan di atas 13 tahun 2 kali dengan selang waktu 4 s/d 8 minggu.

4. Varisella (Cacar Air

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 , maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran." Dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaanalat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada tahun akhir 1970'an. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah/menghalangi dan konsepsi yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma Jenis-jenis kontrasepsi Yang dibahas disini adalah jenis kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia, yaitu : 1. Kondom Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik. Kondom mencegah kehamilan dan infeksi penyakit kelamin dengan cara menghentikan sperma untuk masuk ke dalam vagina. Kondom pria dapat terbuat dari bahan latex (karet , polyurethane (plastik , sedangkan kondom wanita terbuat dari polyurethane. Pasangan yang mempunyai alergi terhadap latex dapat menggunakan kondom yang terbuat dari polyurethane. Efektivitas kondom pria antara 85-98 % sedangkan efektivitas kondom wanita antara 79-95 %. Harap diperhatikan bahwa kondom pria dan wanita sebaiknya jangan d igunakan secara bersamaan.

&

KELUARGA BERENCANA (KB

&

2. Suntik Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali. Suntikan kontrasepsi mengandung hormon progestogen yang menyerupai hormon progesterone yang diproduksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi. Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur sehingga memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang menyarankan penggunaan kondom pada minggu pertama saat suntik kontrasepsi. Sekitar 3 dari 100 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik dapat mengalami kehamilan pada tahun pertama pemakaiannya 3. Implan Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Sama seperti pada kontrasepsi suntik, maka disarankan penggunaan kondom untuk minggu pertama sejak pemasangan implan kontrasepsi tersebut.

4. IUD & IUS IUD (intra uterine device merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD. IUD merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia. Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9 %, tetapi IUD tidak memberikan perlindungan bagi penularan penyakit menular s eksual (PMS . Saat ini sudah ada modifikasi lain dari IUD yang disebut dengan IUS (intra uterine system , bila pada IUD efek kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga dan dapat efektif selama 12 tahun maka pada IUS efek kontrasepsi didapat melalui pelepasan hormon progestogen dan efektif selama 5 tahun. Baik IUD dan IUS mempunyai benang plastik yang menempel pada bagian bawah alat, benang tersebut dapat teraba oleh jari didalam vagina tetapi tidak terlihat dari luar vagina. Disarankan untuk memeriksa keberadaan benang tersebut setiap habis menstruasi supaya posisi IUD dapat diketahui.

'

'

'

5. Pil Kontrasepsi Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen & progestogen ataupun hanya berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding rahim. Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara tepat maka angka kejadian kehamilannya hanya 3 dari 1000 wanita. Disarankan penggunaan kontrasepsi lain (kondom pada minggu pertama pemakaian pil kontrasepsi.

Вам также может понравиться