Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Buku Pedoman Partisipasi OMS Dalam Proses APBD
Buku Pedoman Partisipasi OMS Dalam Proses APBD
ORGANISASI
MASYARAKAT SIPIL
DALAM PROSES
ANGGARAN DAERAH
“Institusi pemerintah adalah
mendorong
memberdayakan
mereka.”
PARTISIPASI DARI
MASYARAKAT
SIPIL
ORGANISASI DI
PROSES
ANGGARAN
DAERAH
Panduan ini dirancang untuk membantu OMS agar lebih memahami lima (5)
tahapan proses anggaran pemerintah daerah dan bagaimana tahapan tersebut
diterjemahkan ke dalam pembangunan daerah. Peran LGU dan OMS yang
teridentifikasi di setiap tahap anggaran didasarkan pada kisah sukses dan
konsultasi ekstensif dengan LGU dan OMS.
1
Partisipasi Warga – sebuah proses demokrasi yang melibatkan
pemberdayaan masyarakat, dimana warga yang peduli diorganisir sebagai
OMS mengejar kepentingan mereka yang sah dan kolektif dengan memantau
efektivitas PPA dan menjadi mitra LGU dalam perumusan dan pemantauan
anggaran daerah.
2
Program – sekelompok kegiatan homogen yang diperlukan untuk
melaksanakan tujuan utama pendirian lembaga pemerintah, untuk
pemeliharaan dasar operasional administratif lembaga tersebut, atau untuk
penyediaan dukungan staf terhadap operasional administratif lembaga
tersebut atau fungsi lini lembaga tersebut ( BOM untuk LGU).
Proyek – suatu usaha khusus yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu
yang dimaksudkan untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa yang telah
ditentukan sebelumnya (BOM untuk LGU).
Sumber Daya – mengacu pada pendapatan, pinjaman kotor dan saldo kas
bebas atau tidak terbebani (DILG-NEDA-DBM-DOF JMC No. 001, s. 2007).
3
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL
ORGANISASI DI
Perkenalan
T Anggaran pemerintah daerah harus mencerminkan tujuan dan aspirasi warganya. Masyarakat berhak
mengharapkan pemerintah memberikan alokasi sumber daya yang paling efisien dan efektif, khususnya
penetapan target dan perkiraan biaya yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa berkualitas kepada
masyarakat.
Transparansi secara umum dianggap sebagai ciri utama tata pemerintahan yang baik, dan merupakan prasyarat
penting bagi akuntabilitas antara negara dan warga negara7 . Dan melalui Penganggaran Partisipatif dan kapasitas
masyarakat sipil, transparansi dan akuntabilitas akan terus diperkuat dan dilembagakan
7 McGee, Rosemary dan John Gaventa, Tinjauan dan Dampak Efektivitas Inisiatif Transparansi dan Akuntabilitas, Institut Studi Pembangunan IDS, Laporan
Sintesis, Oktober 2010
4
Penganggaran Partisipatif di Satuan Kerja Pemerintah Daerah
Dasar Hukum
P Penganggaran partisipatif adalah suatu pendekatan dimana warga negara, melalui OMS, diperbolehkan
untuk mengambil bagian dalam proses alokasi sumber daya publik.
Karena Penganggaran Partisipatif membantu meningkatkan transparansi, hal ini berpotensi mengurangi
inefisiensi dan korupsi pemerintah. Penganggaran Partisipatif menawarkan warga negara kesempatan untuk
berkontribusi dalam merumuskan pilihan dan membuat pilihan yang akan mempengaruhi tindakan pemerintah.
5
Pedoman Operasional Anggaran (BOM) untuk Satuan Kerja Pemerintah Daerah (LGU), Edisi 2008,
memperkenalkan pedoman Penganggaran Partisipatif berikut ini dimana LGU harus:
Persepsi umum mengenai pentingnya Penganggaran Partisipatif muncul selama konsultasi dialog yang dilakukan
dengan LGU dan OMS dalam penyusunan Buku Panduan ini. Hal ini membenarkan penelitian Bank Dunia 8 yang
menyatakan bahwa Penganggaran Partisipatif:
1 Meningkatkan peluang untuk berpartisipasi. Masih ada pertanyaan mengenai apakah kualitas
partisipasi cukup untuk menjamin minat yang langgeng dalam berpartisipasi dan apakah partisipasi
tersebut cukup luas.
2 Dapat meruntuhkan hambatan antara warga negara dan pemerintah, meningkatkan saling pengertian
dan komunikasi.
3 Memperkuat OMS lokal, yang dapat meningkatkan tata kelola daerah dalam jangka panjang.
Namun, organisasi-organisasi yang mempunyai akses terhadap pengambilan keputusan dan
kemitraan dengan pemerintah daerah bisa saja menjadi perpanjangan tangan pemerintah daerah.
4 Dapat membantu menjadikan infrastruktur dan layanan lebih relevan bagi komunitas yang mereka
layani.
5 Dapat menghasilkan tambahan pendapatan bagi pembangunan daerah.
Demikian pula, dalam BOM untuk LGU, LGU didorong untuk mengizinkan OMS berpartisipasi dalam proses
anggaran karena potensi manfaat yang didapat dari keterlibatan mereka seperti yang ditunjukkan pada halaman
berikutnya.
8 Penganggaran Partisipatif, diedit oleh Anwar Shah, Seri Tata Kelola dan Akuntabilitas Sektor Publik, Bank Dunia, Washington DC, tanpa tanggal
6
Gambar 1: Manfaat Penganggaran
Partisipatif
T hasil Penilaian Pengelolaan Keuangan Publik (PFM) dengan menggunakan Alat Penilaian PFM (PFMAT)
yang diselesaikan oleh 550 LGU fokus dalam proses Penganggaran Bottom-up (BuB) TA 2013
menunjukkan bahwa meskipun proses akreditasi OMS di LGU kuat, namun tingkat partisipasi OMS dalam proses
anggaran masih rendah. Berdasarkan masukan yang PFMAT untuk LGU adalah diri penilaian,
dikumpulkan dalam penyusunan Peta Jalan Reformasi PFM instrumen berbasis bukti yang
LGU9 , keadaan partisipasi warga negara saat ini ditandai menggambarkan karakteristik sistem PFM
dengan: yang terbuka dan teratur. Ini adalah alat
diagnostik yang menetapkan indikator yang
o Persepsi bahwa tingkat dukungan terhadap OMS akan membantu LGU mengidentifikasi
yang terakreditasi masih rendah; Dan kekuatan dan kelemahan sistem PFM
o Rendahnya kualitas partisipasi OMS dalam proses mereka sebagai dasar untuk langkah-langkah
anggaran. perbaikan. (Surat Edaran APBD DBM No.
2012-101, 12 Oktober 2012)
9 Peta Jalan Reformasi PFM LGU (2015) merupakan panduan strategis mengenai apa yang diinginkan LGU dalam jangka menengah dan panjang, dilengkapi
dengan program aksi yang dirancang dengan baik yang merinci kegiatan dan jadwal tentang bagaimana dan kapan mereka dapat mencapai tujuan sistem
PFM yang diinginkan. -negara.
7
Demikian pula, selama Lokakarya Konsultasi dalam
penyusunan Buku Panduan ini, muncul permasalahan
Penganggaran dari Bawah ke Atas (bottom-up kepercayaan antara LGU dan CSO karena:
budgeting) adalah suatu pendekatan untuk
merumuskan usulan anggaran lembaga pemerintah
• Kurangnya pengetahuan teknis OMS
pusat, dengan mempertimbangkan kebutuhan
mengenai proses anggaran daerah; Dan
pembangunan kota/kota miskin sebagaimana
diidentifikasi dalam rencana aksi pengentasan • OMS hanya diundang untuk memenuhi
kemiskinan daerah masing-masing yang harus persyaratan pemungutan suara/kuorum yang
dirumuskan dengan partisipasi yang kuat dari diamanatkan oleh undang-undang
sektor dasar dan masyarakat sipil. organisasi
masyarakat. (DBM-DILG-DSWD-NAPC MC No.
HAI Salah satu kondisi yang diinginkan dalam Peta Jalan Reformasi PFM LGU yang diidentifikasi
oleh para pemangku kepentingan adalah “Partisipasi OMS yang Berkualitas dalam proses
perencanaan dan penganggaran” yang dapat dicapai sebagai berikut:
• Upaya Oversight Agencies (OA) yang terkoordinasi dan responsif terhadap akreditasi dan
partisipasi OMS;
• OMS yang terakreditasi dan berfungsi di semua LGU;
• Pemberdayaan OMS melalui dukungan pengembangan kapasitas; Dan
• Partisipasi nyata OMS dalam proses perencanaan dan penganggaran.
Pada dasarnya, partisipasi warga negara adalah tentang meningkatkan tanggap terhadap kebutuhan warga negara
dengan memastikan bahwa mereka berpartisipasi secara memadai dan signifikan dalam proses perencanaan dan
penganggaran. LGU harus memperjuangkan dalam mendorong warga peduli yang terorganisasi sebagai OMS
untuk bermitra dengan mereka dalam kerangka Undang-Undang Republik (RA) No. 7160 atau Peraturan
Pemerintah Daerah tahun 1991 dalam perumusan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan peningkatan anggaran
daerah. Dan sebagai konsekuensinya, transparansi dan akuntabilitas semakin ditingkatkan.
W Meskipun tujuannya adalah untuk membuat LGU bersedia membuka pintu bagi keterlibatan OMS yang
lebih baik dan konstruktif, tidak hanya pada tahap perencanaan namun juga dalam keseluruhan proses
anggaran daerah, harus diakui juga bahwa tingkat keterlibatan tersebut masih terbatas. tergantung pada seberapa
siap LGU dan CSO. Oleh karena itu, tidak ada pendekatan yang “satu untuk semua” mengenai tingkat partisipasi
masyarakat yang diperbolehkan oleh LGU, namun hal ini harus bergantung pada kebijakan yang diadopsi oleh
masing-masing LGU dengan mempertimbangkan keadaan yang ada (misalnya, politik dan ekonomi pada bagian
dari LGU, atau kemampuan teknis dan kemauan OMS, antara lain).
Oleh karena itu, idealnya LGU menetapkan ketentuan keterlibatan warga negara yang mencakup hal-hal berikut:
1 Persyaratan untuk proses akreditasi OMS, tunduk pada pedoman yang dikeluarkan oleh lembaga
pengawas yang berwenang, jika ada;
2 Identifikasi tahapan anggaran dimana partisipasi OMS diperbolehkan;
3 Identifikasi ruang lingkup dan mekanisme partisipasi OMS. Dalam hal Otorisasi Anggaran,
Sanggunian dapat memasukkan dalam Peraturan Prosedur Internalnya sejauh mana partisipasi
8
tersebut;
4 Pengaturan logistik dan lainnya; Dan
5 Kekhawatiran lain dari LGU dan CSO.
Ketentuan keterlibatan harus diterima dan diformalkan oleh LGU dan CSO untuk memastikan bahwa masing-
masing pihak akan mematuhi perjanjian. Tinjauan bersama secara rutin terhadap ketentuan keterlibatan oleh LGU
dan OMS dapat dilakukan untuk memastikan relevansi dan efektivitasnya.
A Sebagaimana disebutkan dalam Peta Jalan Reformasi PFM LGU, membuka pemerintahan bagi warga
negara tidak berarti bahwa pemerintah berhenti memerintah, namun pemerintah memerintah dengan cara
yang berbeda (yaitu, cara yang lebih baik). Harus jelas bahwa LGU tidak menyerahkan kekuasaan, hak hukum,
dan kewajibannya. Sebaliknya, LGU mendukung cara-cara baru untuk menjalankan kekuasaan mereka melalui
kemitraan dengan OMS. Hal ini membawa masyarakat lebih dekat dengan pemerintah dan mengembangkan rasa
kebersamaan yang lebih kuat sehingga mendorong pemerintahan yang lebih responsif.
Bagian dari Buku Pedoman ini menjawab BAGAIMANA apa yang ingin kita capai dari partisipasi masyarakat
dalam proses anggaran. Dalam serangkaian konsultasi yang dilakukan di antara para pemangku kepentingan,
peran penting yang diantisipasi dari LGU, melalui pejabat lokal, dan OMS diidentifikasi untuk setiap tahapan
anggaran sebagai peluang untuk konvergensi.
Di bawah ini disajikan poin-poin penting dari proses anggaran dan PERAN-PERAN LGU dan OMS yang telah
diidentifikasi.
T proses anggaran daerah merupakan proses siklus yang terdiri dari lima (5) tahapan (lihat Gambar 2), yaitu:
(1)
Persiapan Anggaran; (2) Otorisasi Anggaran; (3) Tinjauan Anggaran; (4) Eksekusi Anggaran; dan (5)
Akuntabilitas Anggaran. Penganggaran Pemerintah Daerah berkaitan dengan penyediaan sumber daya
keuangan bagi fungsi-fungsi pemerintah untuk mencapai tujuan proyek dan program berdasarkan rencana dan
program pembangunan yang disetujui. Ini termasuk:
• Perumusan kebijakan fiskal;
• Penetapan perkiraan penerimaan dan tingkat anggaran agregat;
• Alokasi sumber daya anggaran untuk fungsi, program dan proyek LGUsesuai dengan prioritas;
• Pemberlakuan peraturan pengalokasian anggaran;
• Peninjauan kembali peraturan peruntukan;
• Pencairan dana ke kantor terkait di LGU;
• Penerapan AKP; Dan
• Pemantauan dan pelaporan informasi fisik dan keuangan.
9
Gambar 2: Siklus Anggaran
Sebelum dimulainya proses penganggaran, terdapat kegiatan perencanaan yang disebut dengan penyusunan pra-
anggaran yang penting dalam menghubungkan anggaran dengan rencana.
Persiapan Pra-Anggaran
P Sebelum persiapan anggaran, kegiatan perencanaan dilakukan oleh LGU untuk menghasilkan AIP final
yang diadopsi oleh LDC dan disetujui oleh Sanggunian. AIP akan menjadi dasar penyusunan anggaran. Hal
ini sesuai dengan Pasal 305 (i) RA No. 7160 yang menyatakan bahwa, “Anggaran daerah harus
mengoperasionalkan rencana pembangunan daerah yang telah disetujui.”
Menyadari pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses anggaran daerah, LGU sangat dianjurkan untuk
melakukan konsultasi publik sejak tahap perencanaan pembangunan daerah. Berikut adalah peran yang
disarankan bagi LGU dan OMS dalam tahap persiapan pra-anggaran:
1
0
Berikut ini adalah kegiatan penyusunan anggaran:
1. MEMPERSIAPKAN PROGRAM
INVESTASI TAHUNAN (AIP)
1
1
Tahap 1 – Persiapan Anggaran
Dasar hukum
B Penyusunan Anggaran adalah tahap pertama dalam proses anggaran daerah yang dimulai dengan
dikeluarkannya Panggilan Anggaran oleh Kepala Eksekutif Daerah dan diakhiri dengan penyerahan
anggaran eksekutif kepada Sanggunian pada atau sebelum tanggal 16 Oktober tahun anggaran berjalan
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 318, RA No.7160.
LANGKAH 1 Penerbitan Panggilan Anggaran – Ini menandakan dimulainya persiapan anggaran eksekutif.
LANGKAH 2 Mempersiapkan dan Menyerahkan Proposal Anggaran – proposal anggaran disiapkan oleh
kepala departemen dan diserahkan kepada Pejabat Anggaran Daerah (LBO) untuk ditinjau dan
dikonsolidasi.
LANGKAH 3 Melaksanakan Dengar Pendapat Anggaran dan Mengevaluasi Usulan Anggaran – dengar
pendapat dan evaluasi harus mengikuti sub-langkah berikut:
B Evaluasi Usulan Anggaran – Anggota LFC harus mengevaluasi semua usulan anggaran
menggunakan kriteria keluaran dan biaya. Setiap usulan harus memberikan dasar yang cukup
untuk menetapkan bahwa keluaran dapat dicapai dibandingkan dengan alokasi pendanaan
untuk tujuan tersebut.
LANGKAH 4 Mempersiapkan Program Belanja Daerah (LEP) – LEP terdiri dari dua (2) bagian: perkiraan
pendapatan; dan usulan alokasi yang mencakup pengeluaran operasional saat ini dan pengeluaran
modal (Pasal 314 [a], RA No. 7160).
Pesan Anggaran LCE menguraikan secara singkat pentingnya anggaran eksekutif, khususnya terkait
dengan LDP yang disetujui (Pasal 314 [b], RA No. 7160. Ini adalah ringkasan usulan anggaran
eksekutif yang menyoroti hal-hal berikut: kinerja fiskal tahun sebelumnya; maksud dan tujuan
pembangunan; dorongan kebijakan; PPA prioritas; perkiraan pendapatan dan sumbernya; item-item
utama dalam program pengeluaran; dan keluaran yang diharapkan.
1
3
Berdasarkan kegiatan-kegiatan di atas, teridentifikasi peran LGU dan OMS dalam penyusunan anggaran 11 adalah
sebagai berikut:
2. MELAKUKAN
FORUM ANGGARAN
3. MENYUSUN DAN
MENGAJUKAN USULAN
ANGGARAN
LCE untuk memastikan bahwa Kepala
Setiap Kepala Departemen Departemen berkonsultasi dengan
menyiapkan proposal anggaran dan OMS yang terakreditasi. Perwakilan sektoral OMS yang
menyerahkannya ke LBO untuk terakreditasi dapat bermitra dengan
ditinjau dan dikonsolidasi. Ia perlu Panggilan Anggaran mungkin sudah Kepala Departemen terkait dalam
menentukan keluaran yang diharapkan menetapkan persyaratan tersebut. menentukan target penerima manfaat
untuk tahun anggaran dan perkiraan dan kebutuhan pendanaan untuk sektor
biayanya. tertentu.
11 Untuk memudahkan referensi, lihat Daftar Periksa Kepatuhan LGU dalam Proses Anggaran yang terlampir pada Lampiran A. Daftar periksa ini berisi
ringkasan peran yang muncul dari LGU dalam hal melibatkan OMS dalam semua tahapan proses anggaran daerah. Panduan ini merupakan panduan yang
mudah bagi OMS dalam menentukan titik masuk bagi partisipasi mereka, dan aspek-aspek penting dari proses anggaran daerah yang harus mereka fokuskan.
Selanjutnya, setelah digunakan dan dilaksanakan, laporan ini berfungsi sebagai catatan proses perumusan dan pemantauan anggaran tertentu, sehingga dapat
menjadi referensi berharga bagi OMS, LGU dan pemangku kepentingan lainnya.
1
4
AKTIVITAS PERAN LGU PERAN OMS
4. MELAKUKAN Dengar Pendapat
ANGGARAN
Dengar pendapat anggaran teknis Undanglah OMS yang terakreditasi ke Berpartisipasi dalam dengar pendapat
dilakukan oleh LFC untuk dengar pendapat anggaran sehubungan anggaran untuk memberikan masukan
memvalidasi sumber pendapatan, PPA, dengan permasalahan sektoral. mengenai permasalahan sektoral.
perkiraan biaya dan keluaran yang
diharapkan untuk tahun anggaran
tersebut.
5. EVALUASI USULAN
ANGGARAN
6. KIRIMKAN ANGGARAN
EKSEKUTIF KEPADA
SANGGUNIAN
1
5
Tahap Kedua – Otorisasi Anggaran
Dasar hukum
Pada atau sebelum berakhirnya tahun anggaran berjalan, Sanggunian yang bersangkutan
menetapkan melalui suatu peraturan anggaran tahunan satuan pemerintah daerah untuk
tahun anggaran berikutnya berdasarkan perkiraan pendapatan dan pengeluaran yang
disampaikan oleh kepala daerah. eksekutif (Pasal 319, RA No. 7160).
B
nciple itu
aku punya
fungsi
"TIDAK peraturan
atau la
Inisiasi diserahkan
digunakan
1
6
Figure 4: Bagan Alur Pengesahan Anggaran
KEPALA
KEPALA KEUANGAN
SANGGUNIA DEPARTEMEN
LOKAL LOKAL
N ATAU
EKSEKUTIF KOMITE
KANTOR
Membenarkan
mereka
usulan anggaran
Memvet
o atau
1
7
Peran LGU dan OMS yang teridentifikasi dalam fase Otorisasi Anggaran 6 adalah sebagai berikut:
1. MEMPERHATIKAN ANGGARAN
Sanggunian agar memasang
Sanggunian harus mempertimbangkan pemberitahuan jadwal pembahasan Memperhatikan Internal Rules of
anggaran eksekutif sebagai langkah anggaran di 3 (tiga) tempat yang Procedure (IRP) Sanggunian, CSO
prioritas yang harus didahulukan dari menonjol paling lambat 7 (tujuh) hari yang terakreditasi dapat:
semua langkah lain yang tertunda dan sebelum kegiatan tersebut a. Memberikan masukan
diusulkan. Sebagai aturan, semua dilaksanakan. mengenai permasalahan
sidang Sanggunian terbuka untuk sektoral;
umum, kecuali ditentukan lain oleh Mengundang OMS yang terakreditasi b. Mengajukan pertanyaan
undang-undang (Pasal 105 [b], IRR untuk menghadiri dan memberikan mengenai perubahan
RA No.7160). masukan selama sesi pembahasan Anggaran Eksekutif yang
anggaran, termasuk dengar pendapat tidak ditemukan dalam AIP
komite. yang disetujui.
2. MENGIZINKAN ANGGARAN
TAHUNAN
3. MENYETUJUI PERATURAN
LCE akan mempertimbangkan Organisasi Masyarakat Sipil yang
PENGGUNAAN
komentar dan pengamatan formal terakreditasi agar memberitahukan
AO yang dibuat oleh Sanggunian harus terhadap OMS yang terakreditasi, jika kepada LCE secara tertulis mengenai
diserahkan kepada LCE untuk ada, dengan tunduk pada jangka waktu pengamatan mereka dalam
disetujui, dalam hal ini ia harus yang berlaku selama lima belas (15) pertimbangan dan penetapan AO,
membubuhkan tanda tangannya pada dan sepuluh (10) hari untuk sesuai dengan periode peraturan yang
setiap halamannya. Jika tidak, LCE mendapatkan persetujuan, masing- berlaku.
dapat menggunakan hak veto. masing untuk provinsi, dan kota atau
kotamadya, sesuai Bagian 54 (b), RA
Nomor 7160.
4. PASANG PERATURAN
PENGGUNAAN
6 Untuk memudahkan referensi, lihat Daftar Kepatuhan LGU dalam Proses Anggaran yang terlampir pada Lampiran A.
1
8
Tahap ke-3 – Tinjauan
Anggaran
Dasar Hukum
Tinjauan Anggaran adalah tahap ketiga dalam proses anggaran daerah. Tujuan utamanya adalah untuk
menentukan apakah peraturan tersebut telah memenuhi persyaratan anggaran dan batasan umum yang ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah Daerah tahun 1991 serta ketentuan undang-undang lain yang berlaku. Dimulai sejak
otoritas peninjau menerima Undang-undang Peruntukan untuk ditinjau dan diakhiri dengan diterbitkannya
tindakan peninjauan kembali.
Kantor Wilayah DBM, dalam hal Provinsi dan Kota dengan Tingkat Urbanisasi Tinggi, Sangguniang
Panlalawigan, dalam hal Kotamadya dan Kota Komponen, akan bertindak sebagai otoritas peninjauan untuk
memastikan bahwa AO telah mematuhi persyaratan anggaran dan batasan umum yang ditetapkan dalam RA No.
7160, serta ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku (Pasal 326 dan 327, RA No. 7160) .
Jangka waktu peninjauan berkala AO provinsi, kota dengan tingkat urbanisasi tinggi, kota komponen mandiri,
kota komponen, dan kotamadya adalah 90 hari sejak diterimanya salinan AO (Pasal 327, RA No. 7160) .
Dengan menggunakan Daftar Periksa Persyaratan Dokumenter dan Tanda Tangan untuk Anggaran Tahunan dan
Anggaran Tambahan, Kantor Wilayah DBM atau Sangguniang Panlalawigan, tergantung kasusnya, akan
memeriksa apakah dokumen anggaran dengan tanda tangan yang diperlukan telah diserahkan bersama dengan
AO. Apabila penyerahannya tidak lengkap, maka dokumen anggaran tersebut secara resmi dikembalikan secara
tertulis kepada LGU yang bersangkutan dan perlu diserahkan kembali dengan disertai dokumen anggaran
dan/atau tanda tangan yang diperlukan.
1
9
Figure 5: Bagan Alir Tinjauan Anggaran
SEKRETARIS KEPALA
KEWENANGAN LOKAL SANGGUNIA
SANGGUNIAN
PENINJAUAN EKSEKUTIF N
Mengirimkan
Memeriksa
Pemberian
> Apropriasi
Peraturan
Tata cara dan
anggaran tambahan
dokumen
2
0
Berikut ini adalah identifikasi peran LGU dan OMS dalam Tinjauan Anggaran 7 :
7 Untuk memudahkan referensi, lihat Daftar Periksa Kepatuhan LGU pada lampiran Proses
Anggaran
2
1
1. MEMBAYARKAN TINDAKAN
REVIEW
Dasar Hukum
Urusan keuangan, transaksi, dan operasional satuan pemerintah daerah diatur berdasarkan
prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
a. Tidak ada uang yang boleh dikeluarkan dari kas daerah kecuali berdasarkan peraturan
atau undang-undang pengalokasian;
b. Dana dan uang pemerintah daerah dibelanjakan semata-mata untuk kepentingan umum;
c. Pendapatan daerah hanya dihasilkan dari sumber-sumber yang secara tegas diizinkan
oleh undang-undang atau peraturan, dan pengumpulannya harus selalu diakui dengan
baik;
d. Segala uang yang diterima secara resmi oleh pejabat pemerintah daerah dalam
kedudukan apa pun atau pada kesempatan apa pun diperhitungkan sebagai dana daerah,
kecuali ditentukan lain oleh undang-undang;
g. Pemerintah daerah harus merumuskan rencana keuangan yang baik, dan anggaran daerah
harus didasarkan pada fungsi, kegiatan, dan proyek dalam kaitannya dengan hasil yang
diharapkan (Pasal 305, RA No. 7160).
Peraturan yang menetapkan anggaran tahunan mulai berlaku pada awal tahun takwim
berikutnya. Akan tetapi, suatu peraturan yang menetapkan anggaran tambahan akan berlaku
setelah disetujui atau pada tanggal yang ditetapkan di dalamnya. Tanggung jawab pelaksanaan
2
2
anggaran tahunan dan anggaran tambahan serta pertanggungjawabannya akan berada di tangan
Kepala Eksekutif Daerah yang bersangkutan (Pasal 320, RA No. 7160).
B Eksekusi Anggaran merupakan tahap keempat dalam proses anggaran daerah. Hal ini melibatkan pelepasan
jatah dan sertifikasi alokasi dan uang tunai yang tersedia, pencatatan kewajiban aktual, dan pencairan dana
untuk PPA resmi. Hal ini juga melibatkan pengumpulan pendapatan aktual yang dianggap sebagai aspek penting
agar pencairan tidak melebihi apropriasi. Yang terpenting, semuanya berkisar pada penerapan PPA oleh LGU.
2
3
Akun anggaran yang dikelola dalam fase ini adalah:
Secara ringkas, diagram di bawah ini menunjukkan alur proses selama Eksekusi Anggaran:
Kelebihan
Menyediakan
Perbaikan
Tindakan untuk
Negatif
Penyimpangan
Terakhir, kegiatan penting lainnya dalam Pelaksanaan Anggaran adalah pelaksanaan PPA oleh dinas terkait dari
dana yang dikeluarkan pada tahap pelaksanaan anggaran. Terkait dengan hal tersebut, berbagai kegiatan
pengadaan dilakukan sesuai dengan Undang-Undang Reformasi Pengadaan Pemerintah, RA No. 9184, dan
Peraturan dan Ketentuan Pelaksana (IRR) yang telah direvisi. Sebagaimana diwajibkan lebih lanjut berdasarkan
undang-undang yang sama, untuk meningkatkan transparansi proses, selain perwakilan COA, setidaknya dua (2)
2
4
para pemantau, pada seluruh tahapan proses pengadaan, akan diundang oleh Panitia Lelang dan Penghargaan
(BAC) untuk mengikuti prosesnya. Salah satu pemantau tersebut harus berasal dari Organisasi Non-Pemerintah
yang terdaftar di Komisi Sekuritas dan Bursa atau Otoritas Pengembangan Koperasi, dan telah memenuhi kriteria
lain yang disyaratkan dalam undang-undang (Pasal 13, RA No. 9184).
Peran LGU dan OMS yang muncul dan diidentifikasi dalam Pelaksanaan Anggaran Tahap 8 adalah sebagai
berikut: 910
3. MENYIAPKAN PROGRAM
KAS DAN TARGET KINERJA
KEUANGAN DAN FISIK
2
5
AKTIVITAS PERAN LGU PERAN OMS
4. WAJIB DAN
MENYEDIAKAN DANA
UNTUK PELAKSANAAN PPAS
- PROSES PENGADAAN
Mengundang OMS yang terakreditasi,
Proses pengadaan jika memenuhi syarat sebagai
pengamat, dalam proses pengadaan
Untuk meningkatkan transparansi setidaknya tiga (3) hari kalender
proses, BAC harus, dalam semua sebelum setiap kegiatan pengadaan Hadir sebagai pengamat dalam proses
tahapan proses pengadaan, sesuai dengan Undang-Undang pengadaan dan melaksanakan
mengundang, selain perwakilan Reformasi Pengadaan Pemerintah, RA tanggung jawab yang diatur dalam
Komisi Audit, setidaknya dua (2) ) No. 9184. Bagian 13.4 IRR RA No.9184.
pengamat untuk duduk dalam
prosesnya, satu (1) dari kelompok Dapat dijadikan acuan Pedoman
swasta yang diakui dalam kelompok Pemerhati Pengadaan (POG) yang
swasta yang diakui dalam sektor atau diterbitkan GPPB.
disiplin ilmu yang relevan dengan
pengadaan yang ada.
Implementasi PPA
Mengundang OMS yang terakreditasi
Tanggung jawab pelaksanaan anggaran untuk memeriksa atau melacak
tahunan dan tambahan akan berada di implementasi proyek yang sedang
berjalan. Berpartisipasi dalam pemeriksaan
tangan LCE yang bersangkutan.
langsung atau pelacakan pelaksanaan
Dalam penerapan PPA, hal-hal berikut (Hal ini dapat dibedakan dengan proyek yang sedang berjalan dan
harus dipastikan: kegiatan pemantauan pada Tahap menyiapkan Laporan Pemantauan
Akuntabilitas Anggaran yang Proyek untuk diserahkan ke LCE.
• standar pelayanan dilakukan pada periode terjadwal, (Lampiran B)
• kualitas pekerjaan yaitu triwulanan, jangka menengah,
• jadwal pelaksanaan dan tahunan, dan bertujuan untuk
• penetapan harga barang, kontrak dan membandingkan pencapaian vs.
jasa target.)
• Pencairan/pemanfaatan dana PPA
• penyampaian yang tepat kepada
penerima manfaat sasaran
5. MENYESUAIKAN PROGRAM
KAS UNTUK KEKURANGAN
DAN KETERAMPILAN
11 Periode peraturan berpola setelah yang ditentukan dalam Kebijakan Pengungkapan Penuh DILG per MC No. 2013-140 tanggal 3 Desember 2013.
2
AKTIVITA PERAN PERAN
S
6. MEMBERIKAN TINDAKAN tahun tersebut.LGU kontribusiOMS
OMS.
KOREKTIF TERHADAP Memberikan laporan tentang tindakan Pantau intervensi yang tepat tindakan
DEVIASI NEGATIF yang diambil untuk mengatasi dan tindakan yang diambil oleh LGU
penyimpangan negatif. terhadap penyimpangan negatif.
LFC akan membandingkan kinerja
aktual dalam pencapaian keuangan dan Memberikan salinan rencana catch-up Membantu LGU dalam menerapkan
fisik dibandingkan dengan target pada kepada pihak-pihak terkait. intervensi yang tepat terhadap
kuartal tersebut. Jika terdapat penyimpangan negatif, yang mungkin
perbedaan, Kepala Departemen terkait Bermitra dengan OMS yang termasuk memberikan dukungan untuk
harus mengambil tindakan perbaikan terakreditasi dalam mengatasi kesenjangan layanan dan/atau sumber
atau menyiapkan penyesuaian yang kesenjangan layanan dan mengakui daya dalam pemberian layanan.
diperlukan untuk mengejar rencana
2
7
Tahap 5 – Akuntabilitas Anggaran
Dasar Hukum
Akuntabilitas Anggaran adalah fase terakhir dalam proses anggaran daerah yang pada dasarnya
memperhitungkan kinerja LGU dalam hal perolehan pendapatan/pendapatan dan pemanfaatan sumber
daya untuk pelaksanaan AKP pada tahun tersebut.
Hal ini juga mencakup pencatatan dan pelaporan perkiraan pendapatan dan pengeluaran aktual, serta
pemantauan dan evaluasi kinerja dibandingkan dengan standar/kebijakan yang ditentukan dan target
yang direncanakan.
Pada dasarnya, ini adalah evaluasi kinerja keuangan dan fisik LGU dalam pelaksanaan anggaran.
2
8
Gambar 7: Diagram Alir Akuntabilitas Anggaran
Bagan di atas merangkum peran tahap akuntabilitas anggaran dalam siklus perencanaan/pemrograman dan
penganggaran, sebagai berikut:12
memberikan umpan balik yang diperlukan untuk penyesuaian pelaksanaan PPA selama pelaksanaan
anggaran;
• memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai kinerja LGU; Dan
memberikan masukan yang diperlukan dalam perencanaan dan penyusunan program PPA untuk
dimasukkan dalam persiapan anggaran tahun berikutnya.
2
9
Dengan mempertimbangkan kegiatan-kegiatan ini, LGU dan OMS mengidentifikasi peran mereka yang muncul
dalam fase ini13 14
13 Untuk memudahkan referensi, lihat Daftar Kepatuhan LGU dalam Proses Anggaran yang terlampir pada Lampiran A.
14 Periode peraturan berpola setelah yang ditentukan dalam Kebijakan Pengungkapan Penuh DILG per MC No. 2013-140 tanggal 3 Desember 2013.
3
0
LAMPIRAN
Lampiran A:
Daftar Periksa Kepatuhan LGU dalam Proses Anggaran
Meliputi Alokasi Tahunan untuk Tahun Anggaran ____________
Wilayah: _____________________________
Propinsi: _____________________________
Kota/Kotamadya: _____________________________
Kelas Penghasilan: 1 ¨ 2 ¨ 3 ¨ 4 ¨ 5 ¨ 6 ¨
Tidak Tanggal
PROSES ANGGARAN (BERDASARKAN MANUAL OPERASI Ya TIDAK menyada diterbitk Perkataan
ANGGARAN UNTUK LGU) ri an
A. Penyusunan Anggaran
3
1
3. Apakah OMS yang terakreditasi diundang ke Forum Anggaran? (Periksa
apakah undangan telah dikirim ke OMS yang terakreditasi)
B. Otorisasi Anggaran
1. Apakah pihak Sanggunian telah memberitahukan jadwal pembahasan
anggaran di 3 tempat yang menonjol paling lambat 7 hari sebelum
pelaksanaan kegiatan tersebut? (Periksa ke Sekretaris Sanggunian)
3
2
Tidak Tanggal
PROSES ANGGARAN (BERDASARKAN MANUAL OPERASI Ya TIDAK menyada diterbitk Perkataan
ANGGARAN UNTUK LGU) ri an
2. Apakah Sanggunian memperbolehkan OMS yang terakreditasi untuk
mengamati pemungutan suara untuk pemberlakuan AO? (Periksa
catatan/risalah Sesi)
3. Apakah LCE mempertimbangkan komentar dan pengamatan formal dari
OMS yang terakreditasi dalam pertimbangan dan penetapan AO dalam
tindakan terakhirnya terhadap AO? (Periksa masukan dari OMS terkait
dengan tindakan akhir LCE terhadap AO)
C. Tinjauan Anggaran
1. Apakah LGU memberikan salinan surat peninjauan kembali kepada CSO
yang terakreditasi? (Periksa apakah salinannya telah dikirim ke OMS
yang terakreditasi)
2. Apakah LGU mematuhi temuan peninjauan dari otoritas peninjau?
(Rincian temuan tinjauan dapat ditunjukkan di sini dan
tindakan/kepatuhan dapat diperiksa secara terpisah)
D. Eksekusi Anggaran
1. Apakah LGU memasang informasi pencairan penjatahan di 3 tempat yang
menonjol di LGU dalam waktu 20 hari setelah pencairan penjatahan?
(Pertanyakan kepada Pejabat Anggaran Daerah)
3. Apakah LGU memasang program kas dan target kinerja keuangan dan
fisik di tiga (3) tempat yang menonjol di LGU dalam waktu dua puluh
(20) hari setelah akhir setiap triwulan?
(Pertanyakan kepada Bendahara Setempat dan Kepala Departemen)
5. Apakah ada:
a) kekurangan uang tunai?
b) kelebihan uang tunai?
(Lihat Program Tunai)
3
3
Tidak Tanggal
PROSES ANGGARAN (BERDASARKAN MANUAL OPERASI Ya TIDAK menyada diterbitk Perkataan
ANGGARAN UNTUK LGU) ri an
6. Apabila terjadi kekurangan dan kelebihan pendapatan, dilakukan
penyesuaian sebagai berikut:
a) Program Tunai (Lihat Program Tunai yang telah direvisi)
b) Target finansial dan fisik (Lihat Target Finansial dan Fisik yang
direvisi)
E. Akuntabilitas Anggaran
1. Apakah LGU mengundang CSO terakreditasi untuk berpartisipasi dalam
kegiatan proyek? (Periksa apakah undangan telah dikirim ke OMS)
2. Apakah LGU memuat informasi keuangan di tiga (3) tempat yang terlihat
jelas di LGU dalam waktu dua puluh (20) hari setelah akhir setiap
triwulan 15 ? (Periksa dengan Akuntan Lokal)
Tanggal
15 Periode reguler berpola setelah yang ditentukan dalam Kebijakan Pengungkapan Penuh DILG per MC No. 2013-140 tanggal 3 Desember 2013.
3
Lampiran B:
Templat Laporan Pemantauan Proyek
MUNGKIN
TEMUAN (1) REKOMENDASI (3)
ALASAN/SEBAB (2)
Nama OMS
Tanggal
3
5
DEPARTEMEN ANGGARAN DAN MANAJEMEN
Staf
Pendukung
Satuan Tugas
Tim Proyek Agensi
Proyek
DBM : Ibu Nympha R. Manalastas Ibu
Wakil
Carmencita S. Marasigan Bpk. John
Administrator
Aries S. Macaspac
Imprest
Atty. Leila
DOF : Ibu Ma Pamela P. Quizon Ibu
Magda G.
Annabelle C. Garrido
Rivera
DILG: Tuan Edward T. Templonuevo Ibu
petugas
Melanie P. Angulo
administrasi
Ibu Rowena NEDA: Tuan Orville Edcarson Cardenas
M. Marte
Spesialis
Asiste
Akuntansi
n
Tuan Ryan
Admini
Joseph E.
strasi
Dagdag
Ms.
Ma.
Kasir
PFM yang Kuat = Pelayanan yang Lebih Baik