Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Lulu Brianni Puteri, Tara Raissa Raswan, Gabriella Irene Limanan, Gaby Hanna Sigalingging, Andri Rahmadhani, Artha Ivonita Simbolon 10209024, 10209037, 10209041, 10209076, 10209084, 10209087 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia E-mail : bryannputeri@yahoo.com Asisten : Fajar M. Subhi/10208046 Tanggal Praktikum : 21 September 2011 Abstrak
Praktikum ini bertujuan untuk memahami proses pemvakuman, mendapatkan hubungan antara jumlah partikel dengan tekanan (volume) melalui persamaan gas ideal dan van der waals, mengamati proses evaporasi unsur akibat pemvakuman dan menjelaskannya melalui prinsip termodinamika, serta dapat memperoleh perubahan laju pemompaan terhadap tekanan, konstanta kebocoran sistem vakum, laju pemvakuman, konduktansi selang, serta tekanan residu. Pada praktikum ini, metode yang digunakan adalah mengukur perubahan tekanan dan temperatur menggunakan tabung dan pompa vakum, saat pompa vakum dinyalakan dan dimatikan. Dengan bantuan perangkat lunak Matlab pada komputer, data-data yang diperoleh pada praktikum ini akan diplot menjadi grafik untuk mengetahui hubungan antara data-data tersebut. Lalu dalam praktikum ini juga dilihat pengaruh perubahan tekanan terhadap volume, dimana prinsip termodinamika dimanfaatkan dalam praktikum ini.
Kata Kunci : Konduktansi Selang, Laju Pemvakuman, Tekanan Residu, Throughput, Vakum
I. Pendahuluan Secara teori keadaan vakum adalah ruangan tanpa materi di dalamnya. Sedangkan secara praktik, ruang vakum didefiniskan sebagai ruangan yang tekanannya berada jauh dari tekanan atmosfer normal. Untuk membuat ruang vakum dapat digunakan pompa vakum yang prinsip kerjanya adalah memindahkan molekul gas atau uap dari ruang yang dibatasi. Dalam proses pengukuran fisika keadaan vakum sangat dibutuhkan, misalnya untuk meregangkan jarak tempuh partikel sebelum saling bertumbukan agar partikel-partikel dari sumber ke target bergerak tanpa tumbukan (contoh: tabung televisi). Kemudian dapat juga
digunakan untuk mengurangi jumlah tumbukan molekular per detik sehingga memperkecil kontaminasi permukaan ruang yang akan divakumkan (contoh: pembuatan lapisan tipis). Secara umum, sistem vakum terdiri dari pompa, selang, dan tabung (vessel). Laju pemvakuman (S), dinyatakan dalam satuan cm3/s, dimana S = B V...................................... (1) B didapat dari regresi ekspoensial = + ....................(2) = + ....................(3) Nilai S bergantung pada tekanan yang memiliki batas terendah (ultimate pressure/residual pressure)
yang berbeda untuk masing-masing sistem. Hubungannya adalah : - = (P Pr)..........................(4) Dengan P = tekanan sesaat V = volume total yang akan dihisap Pr = Tekanan residu Tekanan Residu (Pr) merupakan tekanan vakum paling kecil dalam suatu ruangan yang dapat dicapai oleh suatu pompa vakum. Besarnya volume gas yang masuk atau keluar selang persatuan waktu dikalikan tekanan disebut Throughput (Q), dimana ; Q = S*Ps ................................... (5) Sedangkan konduktansi (F) selang penghubung antara vessel dengan pompa dinyatakan oleh persamaan :
1
................................. (6)
bersihkan bagian-bagian sistem vakum yang akan di gunakan. Lalu olesi dengan vacuum grease/silicone grease setipis mungkin dan merata pada meja piringan penyangga tabung vakum. Setelah itu, kran dibuka agar udara luar masuk ke tabung. Masukkan cawan petri dan termometer pada tabung vakum, nyalakan pompa vakum lalu ukur perubahan tekanan dan temperatur hingga stabil dengan selang waktu sepuluh detik. Setelah stabil matikan pompa vakum dan catat temperatur dan tekanan selama satu menit. Lalu buka tutup kran agar tekanan dalam tabung sama dengan tekanan luar. Lalu lakukan hal yang sama dengan cawan petri yang telah diberi 5 ml air, alkohol 70%, alkohol 90% dan gliserin. Bagian 2 : Tabung vakum yang tekanannya sudah disamakan dengan tekanan diluar, dimasukkan sarung tangan karet yang sudah terikat. Lalu pompa vakum dinyalakan. III. Data dan Pengolahan Data Bagian 1 a. Cawan Kosong Po = 1000 mbar To = 25oC
Tabel 1. Data Tekanan dan Temperatur pada Cawan Kosong
Gas yang dilepas pada tekanan rendah dan pada tahap awal pemompaan dapat diaproksimasikan oleh konstanta kebocoran (QL), dimana persamaan (1) menjadi:
= - (P-Ps) +
QL
QL
....................(7)
= = +
exp............................. (9)
Volume tabung vakum dapat dihitung melalui : Vtotal sistem = Vsilinder + V bola = r2t + 1 2 4 3r3..............(10) II. Metode Percobaan Bagian 1 : Percobaan dilakukan dengan mengukur tekanan dan temperatur pada ruang vakum. Pertama,
t (s) 10 20 30 40 50 60
70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 360 370 380 390
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
11 11 10.5 10 10 9.8 9.5 9 8.5 8 7.5 7 6.5 6 5 5 4 3.5 3 2.5 2 2 1.5 1.5 1 0.5 0
Tabel 2. Tekanan dan temperatur pada Cawan Kosong saat Pompa Vakum Dimatikan
t (s) 10 20 30 40 50 60
P (mbar) 80 80 80 80 80 80
T (oC) 24 24 24 24 24 24
Tabel 4. Tekanan dan temperatur pada Aquades saat Pompa Vakum Dimatikan
t (s) 10 20 30 40 50 60
P (mbar) 80 80 80 80 80 80
t (s) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350
T (oC) 24 24 24.5 23.5 20 17 13 11 9 7 5 4 3 1 0 -1 -2 -3 -4 -4.5 -4.5 -5 -5 -5 -5.5 -5.5 -6 -6.5 -6.5 -7 -7 -7.5 -7.5 -7.5 -7.5
80 80 80
-3.5 -3 -2.5
t (s) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
P (mbar) 500 360 240 160 120 100 100 100 100 90 90 90 90 80 80 80 80 80 80 80
Tabel 8. Tekanan dan temperatur pada Alkohol 90% saat Pompa Vakum Dimatikan
Tabel 6. Tekanan dan temperatur pada Alkohol 70% saat Pompa Vakum Dimatikan
t (s) 10 20 30
P (mbar) 80 80 80
T (oC) -6 -5 -4
t (s) 10 20 30 40 50 60
P (mbar) 80 80 80 80 80 80
T (oC) -7 -7 -6.5 -6 -6 -5
Melalui persamaan (2) dan dengan menggunakan Matlab didapatkan grafik sebagai berikut R-square: 0.9908
t (s) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
R-square: 0.9935
Tabel 10. Tekanan dan temperatur pada Gliserin saat Pompa Vakum Dimatikan
t (s) 10 20 30 40 50 60
P (mbar) 80 80 80 80 80 80
R-square: 0.9882
Pengolahan Data
Tabel 11. Nilai A, B, dan C dari Setiap Bahan
A 23.66 0.061
B 1.888 5.349
C 74.34 78.04
R-square: 0.993
tbola = 10 10-2 m r = 10 10-2 m Vtotal sistem = 8.373 10-3 m3 Dengan menggunakan persamaan (1), (5), (6), dan (8) didapatkan :
Tabel 12. Nilai Besaran yang Digunakan dalam Pompa Vakum
Bahan
Grafik 4. Grafik P-t pada Alkohol 90%
Volume Total Sistem (L) 8.373 8.373 8.373 8.373 8.373 QL (mbar L/s) 0 0 0 0 0
S (L/s) 15.808 44.787 49.392 25.680 28.242 F (L/s) -0.457 -0.449 -0.448 -0.452 -0.452
R-square: 0.989
Cawan Kosong Aquades Alkohol 70% Alkohol 90% Gliserin Bahan Cawan Kosong Aquades Alkohol 70% Alkohol 90% Gliserin
Dari grafik didapat gradien (QL) adalah QL = 0 Melalui persamaan (10) didapat untuk tsilinder = 20 10-2 m
Bagian 2
Grafik 10. Grafik P-T pada Alkohol 90% saat Pompa Dimatikan
IV. Pembahasan a. Untuk grafik hubungan P-t didapat grafik eksponensial dengan nilai R yang mendekati 1. Hal ini menunjukkan bahwa data yang didapat dari hasil percobaan sesuai dengan teori yaitu berbentuk eksponensial negatif. b. Konduktansi selang besarnya dipengaruhi dari besarnya laju pemompaan. Makin besar laju pemompaan maka konduktansi selang akan makin besar. Dapat dikatakan bahwa hubungan keduanya adalah linear. c. Laju kebocoran (QL) pada percobaan kali ini didapatkan dari gradien antara grafik P-t dari semua benda. Karena data dari semua benda sama dimana dalam rentang waktu satu menit tidak terjadi perubahan besarnya tekanan, maka didapat besarnya gradien adalah nol. Jadi dengan demikian maka besarnya laju
kebocoran (QL) adalah nol. Karena tidak adanya kebocoran, maka besarnya Pr akan sama dengan Ps. Akibatnya throughput sistem pun akan besar. d. Ketika tekanan yang ada pada tabung vakum diambil oleh pompa, maka akan ada perubahan tekanan yang mempengaruhi besarnya suhu dan juga berpengaruh pada fasa benda. Dalam termodinamika, fasa suatu benda tergantung dari besarnya tekanan dan temperatur benda tersebut[1]. Dari percobaan terlihat saat tekanan turun maka muncul uap pada pinggir cawan petri dan di dalam tabung vakum. e. Dalam termodinamika didapat hubungan antara tekanan dan volume adalah berbanding terbalik[1]. Saat tekanan menurun akibat peristiwa pemvakuman, maka volume akan membesar sehingga udara yang terdapat dalam sarung tangan akan mendesak sarung tangan hingga membesar. Ketika udara luar dimasukkan kembali, tekanan mengalami kenaikan, sedangkan volume akan menurun sehingga udara yang mendesak sarung tangan juga akan menurun. Akibatnya sarung tangan akan kembali mengecil. V. Simpulan a. Hubungan antara tekanan dengan waktu untuk bahan saat terjadi proses pemvakuman adalah eksponensial negatif. b. Kebocoran pada pemvakuman akan berpengaruh pada besarnya besaran-besaran yang digunakan pada pompa vakum. c. Perubahan tekanan akan mempengaruhi wujud dari benda.
Hal ini sesuai dengan prinsip yang terdapat dalam termodinamika. d. Jika tekanan berubah, maka volume pun akan mengalami perubahan. Dimana keduanya memiliki hubungan berbanding terbalik. Hal ini sesuai dengan prinsip termodinamika. Pustaka [1] Zemansky, M.W dan Dittman, R. H. (1986). Kalor dan Termodinamika. Bandung : Penerbit ITB (terjemahan).