Вы находитесь на странице: 1из 9

MATA KULIAH GEOLOGI INDONESIA PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

Ujian Tengah Semester


Oleh: SANTIA ARDI MUSTOFA 12008038

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

Santia Ardi Mustofa (12008038)

Geologi Indonesia

UJIAN TENGAH SEMESTER GEOLOGI INDONESIA (GL-4102) Kamis, 20 Oktober 2011; Pukul 07.00 - 09.00 Dosen : Dr. Ir. Chalid Idham Abdullah

SOAL : Jawaban anda harus dilengkapi dengan gambar 1. Dari titik pandang struktur geologi pulau Sumatera, kita mengenal 3 pola struktur yang dominan. Coba anda jelaskan ketiga pola tersebut dari yang tua ke muda. Coba anda jelaskan juga (beri alasan dan contonya), adakah dari ketiga pola tersebut di atas yang memegang peranan penting pada cebakan minyak bumi dicekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan. 2. Coba anda jelaskan tentang evolusi dari jalur-jalur magmatisma di Pulau Jawa sejak Awal Tersier hingga Kuarter. Dan jelaskan juga di mana letak perbedaannya dengan pola dari jalur-jalur magmatisme di Pulau Sumatera, (jawaban disertai sketsa / gambar). 3. Suatu gejala strukturisasi yang menonjol pada formasi batuan tersier di Sumatera Tengah, Jambi maupun di Sumatera Selatan adalah inversi. a. Jelaskan apa yang dimaksud struktur inversi. b. Jelaskan juga dengan gambar suatu penampang dengan formasiformasi sedimen sehingga jelas terlihat telah terjadi suatu inversi pada interval waktu tertentu. c. Jelaskan melalui elemen-elemen struktur mana, inversi tersebut berlangsung, baik di Sumatera Tengah, Jambi maupun di Sumatera Selatan. 4. Paparan Sunda atau Sundaland merupakan daerah yang dangkal di Kawasan Barat Indonesia (KBI). Coba anda jelaskan apa yang dimaksud dengan Paparan Sunda tersebut dan di mana saja batas-batasnya ditinjau dari tatanan tektonik dan stratigrafi.

Selamat bekerja, hanya kepada Allah SWT. kita memohon kemudahan

Santia Ardi Mustofa (12008038)


Jawaban UTS

Geologi Indonesia

1. Pulau Sumatera memiliki pola struktur yang dominan sebanyak 3 buah yaitu arah NESW yang sering disebut Pola Jambi, NWSE yang disebut sebagai Pola Sumatera dan NS sebagai Pola Sunda. (Gambar 1). Urutan pola dari tua ke muda adalah pola Sumatera NWSE (Jurassic Awal- Kapur) yang diakibatkan oleh rezim kompresional. Akibat dari adanya tumbukan Lempeng India dengan Lempeng Eurasia. Pola Jambi (NE-SW) terbentuk pada zaman Pra-Tersier juga. Selanjutnya pola yang berkembang adalah Pola Sunda dengan arah NS ( Kapur Akhir- Tersier Awal). Pola struktur Sunda inilah yang membuka cekungan cekungan yang ada di daerah Sumatera dan pola ini banyak terdapat pada Cekungan Sumatera Utara dan Sumatera Tengah, sedangkan pada Cekungan Sumatera Selatan, pola NS jarang ditemui. Hal ini ditandai pula dengan batas antara cekungancekungan yang ada di Pulau Sumatera yang berupa tinggian memiliki orientasi NS. Kemudian pada zaman Plio-Pleistosen terjadi rezim kompresif yang membuat sesar-sesar normal mengalami inversi menjadi sesar naik dan beberapa sesar lainya membentuk sesar geser strike-slip seperti Sesar Semangko. Dari ketiga pola tersebut Pola Sumatra yang memegang peranan penting terhadap keterdapatan cebakan minyak, karena pola ini yang membuat cekungan-cekungan yang ada di Pulau Sumatra. Kemudian perangkap (trap) yang terbentuk ketika rezim kompresif bekerja pada zaman Plio-Pleistosen membentuk sesar naik dan lipatan yang menjadi perangkap struktur yaitu struktur antiklin.

Gambar 1. Pola Struktur di Cekungan Sumatra Selatan

Santia Ardi Mustofa (12008038)

Geologi Indonesia

Gambar 2. Pola Struktur Geologi Regional Indonesia 2. Jalur magmatisme yang terdapat di Pulau Jawa adalah hasil subduksi Lempeng Hindia-Australia dengan Lempeng Eurasia. Terjadi beberapa kali perubahan arah jalur zona magmatisme yang dipengaruhi oleh kecepatan penunjaman lempeng Hindia-Australia terhadap Lempeng Eurasia. Jalur Magmatisme Tersier dapat dibedakan menjadi dua periode, yaitu Eosen Akhir-Miosen Awal, dan Miosen Akhir-Pliosen. Produk kegiatan magmatik yang pertama menempati jalur daerah Selatan Pulau Jawa dikenal sebagai Old Andesite Formation (Van Bemmelen, 1949). Jalur pegunungan paling selatan Pulau Jawa yang membentang di sepanjang selatan Pulau Jawa memiliki umur Eosen Akhir - Miosen Awal. Jalur magmatis ini dipengaruhi oleh zona subduksi yang lebih dekat dengan pulau Jawa dibandingkan dengan posisi zona subduksi yang terjadi pada zaman Kuarter. Berdekatannya posisi zona subduksi dengan posisi pegunungan magmatis lebih disebabkan oleh sudut penunjaman lebih tajam pada kala itu. Pada kala Miosen Akhir Pliosen, terjadi pergerakan mundur dari zona subduksi daerah selatan Pulau Jawa (Rollback) yang diikuti dengan melandainya sudut penunjaman antara Lempeng IndoAustralia dengan lempeng Eurasia, sehingga menyebabkan bergeraknya zona magmatis lebih ke utara Pulau Jawa, tepatnya berada di daerah tengah dari Pulau Jawa. Pada masa Kuarter, zona magmatis masih berada pada daerah tengah Pulau Jawa, tidak jauh berbeda dengan posisi pada masa Miosen AkhirPliosen. Sudut penunjaman juga tidak jauh berbeda dengan masa Miosen AkhirPliosen.

Santia Ardi Mustofa (12008038)

Geologi Indonesia

Gambar 3. Perkembangan Zona Subduksi dan Busur Magmatik Pulau Jawa (modifikasi Soeria-Atmadja dkk. 1994 dan Simanjuntak & Barber 1996). Perhatikan gambar perbedaan jalur magmatisme Pulau Jawa dan Pulau Sumatera di bawah ini.

Gambar 4. Jalur Magmatisme Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Perbedaan dari pola jalur subduksi daerah Pulau Sumatera dan Pulau Jawa tidak jauh berbeda dalam hal persebaran zona subduksi dan magmatismenya. Perbedaan utamanya terjadi pada kejadian subduksi yang berumur Kapur. Dari gambar 4 di atas dapat dilihat bahwa jalur magmatisme yang terjadi pada zaman

Santia Ardi Mustofa (12008038)

Geologi Indonesia

Kapur terjadi daerah utara Laut Jawa dan menyambung ke bagian selatan dari Pulau Sumatera, hal ini diakibatkan jalur subduksi yang terjadi pada Zaman Kapur berarah NE-SW pada sebelah utara pulau Jawa. Kejadian terjadi akibat tumbukan mikrokontinen Jawa Timur yang diakibatkan adanya zona subduksi yang berarah Meratus yang kemudian menghasilkan zona magmatisme pada daerah sepanjang utara Jawa hingga Pulau Sumatera bagian selatan. Jalur subduksi pada Tersier Awal hingga Kuarter tidak jauh berbeda antara Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa, yang dapat kita lihat sendiri dari persebaran jalur zona subduksi dan jalur magmatis yang tidak jauh berbeda arahnya, yang berarah NW-SE, walaupun jalur magmatis pada zaman Tersier tidak sampai pada daerah Aceh menurut Gambar 4. 3. a. Struktur inversi adalah struktur yang membentuk adanya gejala sesar turun dibagian bawah dan struktur sesar naik dibagian atasnya yang menyebabkan kenampakan dua sesar dengan pergerakan berbeda dalam satu bidang sesar. Struktur ini merupakan hasil reaktivasi sesar dari sesar turun menjadi sesar naik, sehingga pada lapisan bawah menunjukan kenampakan sesar turun sementara pada bagian atas menunjukan kenampakan sesar naik. Struktur inversi bagian yang tersesarkan secara normal akan naik kembali namun tidak sampai kembali ke posisi lapisan asalnya. Bila sudah melewati bagian tersebut , struktur inversi ini tidak dapat terlihat dan semuanya menjadi bentukan sesar naik saja.

Gambar 5. Model Tektonik Inversi

Santia Ardi Mustofa (12008038)


b.

Geologi Indonesia

Gambar 6. Penampang Seismik Formasi Talang Akar Pada gambar penampang seismik di atas, terlihat pada formasi Talang Akar terjadi proses tektonik inversi yang dapat di lihat dari bentukan cekungan yang awalnya merupakan bentukan syn-rift lalu terjadi bentukan lipatan pada sebelah barat formasi tersebut yang menjadikan indikasi adanya struktur tektonik inversi.
E W

Tektonisme PlioPleistosen yang bersifat kompresif mengakibatkan inversi struktur basement membentuk sesar-sesar naik dan lipatan berarah utaraselatan

Gambar 7. Urutan Kejadian Tektonik Kompresi c.

Santia Ardi Mustofa (12008038)

Geologi Indonesia

Gambar 8. Penampang Cekungan Sumatera Tengah Dari penampang di atas ditunjukkan bahwa pada bagia yang diberi lingkaran merah merupakan bentukan tonjolan akibat adanya tektonik inversi.

Gambar 9. Penampang Cekungan Jambi Dari penampang Cekungan Jambi di atas juga terlihat adanya bentukan tektonik inversi pada daerah dengan lingkaran merah. Tektonik inversi pada cekungan ini bekerja pada Formasi Talang Akar dan Formasi Batu Raja.

Santia Ardi Mustofa (12008038)

Geologi Indonesia

Gambar 10. Penampang Cekungan Sumatera Selatan Pada penampang di atas juga ditemukan bentukan lipatan yang merupakan hasil dari tektonik inversi yang mengenai Formasi Muara Enim. 4. Sundaland merupakan suatu bagian yang disebut microplate sunda. Sundaland ini meliputi Semenanjung Malaya, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Borneo (kalimantan) (gambar 11). Sundaland dulunya merupakan bagian dari Gondwana yang terfragmentasi(blok Mergui) yang kemudian membentur tepi selatan Asia (gambar 4). Pola struktur yang berkembang di Sundaland dipengaruhi oleh adanya kolisi antara lempeng India dengan Eurasia.

Gambar 11. Lokasi Sundaland Batas sundaland di sebelah selatan dan barat Australia dengan Eurasia dan Sesar Sumatera. jejak subduksi meratus yang ditandai dengan ditemukan di Bayat, Karangsambung, Bayah. Lempeng Eurasia. adalah subduksi aktif HindiaDi sebelah timur dibatasi oleh kompleks mellange yang bisa Di sebelah utara dibatasi oleh

Вам также может понравиться