Вы находитесь на странице: 1из 5

I.

LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari lingkungannya. Mereka selalu hidup berkelompok mulai dari kelompok kecil, sampai kelompok besar seperti organisasi sosial. Untuk memperlancar proses interaksi dalam kelompok dibutuhkan sarana yang memadai yaitu melalui berkomunikasi dengan orang lain. Masalah ini dijelaskan oleh Rakhmat (1994) bahwa apabila seseorang kurang mampu berkomunikasi dengan orang lain, maka akan timbul kecemasan. Individu akan merasa gelisah, tegang bahkan mungkin mengalami ketakutan ketika berada dalam situasi di muka umum. Menurut Handayani (2000) setiap individu pernah mengalami rasa cemas, takut, gugup ketika berada di lingkungan baru. Ini dapat dipahami mengingat individu membutuhkan penyesuaian diri terhadap berbagai situasi sosial yang masih baru bagi dirinya. Berbagai pengalaman akan didapatkan individu, ada yang bersifat positif tetapi ada yang bersifat negatif, mulai dari penerimaan, penghargaan, pengakuan sampai pendidikan, yang berpengaruh negatif misalnya susah bergaul, sulit berkomunikasi dengan orang lain dan semua itu memberikan pengaruh terhadap diri individu yang bersangkutan. Pengaruh atau reaksi yang diperlihatkan oleh individu mengenai fobia sosial juga dikatakan oleh Holmes (1981) bahwa fobia sosial merupakan hasil penginderaan didasarkan atas ketakutan akan kehilangan yang tidak jelas atau akan pernyataan ktitis dari orang lain.

II.

NAMA PROGRAM PELATIHAN GROUP COUNSELING TO BE AN OPEN PERSON AND FUN (konseling kelompok untuk menjadi pribadi yang terbuka dan menyenangkan)

III.

TUJUAN PELATIHAN Program pelatihan ini bertujuan untuk membantu individu dalam meningkatkan kompetensi dirinya pada aspek kepercayaan diri terhadap lingkungan sosial yang tengah dihadapi. Membantu mengentaskan masalah yang telah dihadapi individu yang mengalami fobia sosial, individu yang mengalami krisis percaya diri, dan individu yang selalu cemas akan keadaan di sekelilinya. Membantu individu untuk merubah pikiran irasionalnya menjadi pemikiran yang positif sehingga membuat

suatu solusi nyata bagi individu-individu yang merasa kesuliatan utnuk beradaptasi pada lingkungannnya. Menumbuhkan aktivitas dan kreatifitas remaja secara optimal dalam pelaksanaan proses beradaptasi dengan lingkungan sosialnya sehingga memiliki sebuah kebermaknaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari tanpa harus menghindari fase yang sedang dihadapinya yaitu fase remaja bahkan menarik diri dari lingkungan sosialnya.

IV.

MATERI PELATIHAN 1.Proses awal, subyek diminta untuk mengenali, menganalisis dan mengelola keyakinannya. 2.Membiarkan subyek bersandar pada memorinya, dan berusaha untuk memvalidasimya. 3.Menempatkan dan menitikberatkan pada keyakinan subyek, tentang siapa dirinya dan apa tujuan hidup dia di dunia ini. 4.Menjaga fokus pada upaya meningkatkan kepuasan hidup secara menyeluruh, bukan pada upaya penurunan emosi yang negatif. 5.Membelajarkan dan mendidik yakni memberikan kesempatan kepada subyek untuk memeriksa/memguji kembali apa yang telah diucapkannya dengan kenyataan dirinya. 6.Mengidentifikasi dan berbagai keterampilan praktis (misalnya, tentang penetapan tujuan dan pemecahan masalah) 7.Melanjutkan untuk melakukan pekerjaan ini untuk waktu jangka panjang, setelah proses konseling selesai.

V.

METODE PELATIHAN Permainan kelompok Kerja kelompok Diskusi kelompok Ceramah Brainstorming Diskusi (refleksi kegiatan)

VI.

POWERFUL STRATEGY FOR SUCCESS CAREER

JADWAL KEGIATAN SESI KEGIATAN WKT JAM

VII. Tujuan :

PEMBUKAAN DAN PERKENALAN

Perkenalan antara para peserta dengan tim trainer Menyadari banyak cara yang dapat dilakukan untuk berkenalan Peserta memahami tujuan dan agenda kegiatan Menumbuhkan keakaraban di antara peserta dan trainer Membuat komitmen selama mengikuti pelatihan Peserta mengetahui tujuan pelatihan serta memahami apa yang harus dilakukannya agar pelatihan berjalan sesuai rencana. Bahan : daftar hadir/ absensi, paket pelatihan, alat tulis, co-card Waktu : 30 menit Prosedur 1. Peserta mengisi daftar hadir/ absensi kemudian diberikan paket pelatihan, alat tulis, co-card dan dipersilahkan memasuki ruangan pelatihan 2. Tim trainer mempersilahkan peserta duduk dan mengatur tempat duduk mereka 3. Setelah semua peserta hadir, tim trainer membuka pertemuan dengan salam dan memperkenalkan diri 4. Trainer menjelaskan bahwa semua peserta yang berada disini akan terlbat dalam sebuah penelitian dan akan melakukan aktivitas yang menyenangkan dan gembira. Ciptakan suasana santai dan nyaman. 5. Trainer memperkenalkan diri dan seluruh timnya 6. Trainer menginformasikan aktivitas apa saja yang akan dilakukan untuk kepentingan dokumentasi (foto). Trainer memastikan peserta merasa aman 7. Trainer meminta peserta menuliskan namanya dengan jelas pada co-card (boleh nama panggilan sehari-hari/nama akrab) dan memasangnya di bagian dada sebelah kiri. 8. Setiap peserta diberi kesempatan berkenalan 2-3 menit 9. Trainer memberikan penjelasan singkat pelatihan meliputi jadwal, materi dan motode pelatihan. 10. Trainer menawarkan aturan main dan meminta pendapat peserta mengenai aturan

main tersebut. Apakah peserta setuju atau tidak. Peserta memberikan masukan. 11. Trainer meminta peserta menulis di dalam lembar kertas yang pertama harapan dengan mengikuti pelatihan ini. Dalam lembar yang kedua ia menuliskan apa yang dapat ia lakukan agar pelatihan dapat berjalan dengan baik. VIII. Tujuan : Seluruh peserta dan tim yang terlibat pelatihan saling mengenal satu sama lain mengajak para peserta untuk memahami orang lain dan belajar interaksi dengan lingkungannya Menyadari banyak cara yang dapat dilakukan untuk berkenalan Bahan : satu gulung tali nilon Waktu :15 menit Prosedur 1. Peserta diminta untuk berdiri dan membentuk lingkaran 2. trainer pada saat memberikan penjelasan berada di dalam lingkaran, tetapi setelah itu bergabung dengan peserta membentuk lingkaran 3. seorang peserta memegang tali kemudian ia memperkenalkan dirinya dan bercerita mengenai pengalaman berkesan yang dialami pagi hari sebelum tiba di tempat pelatihan 4. setiap orang diberi kesempatan untuk menceritakan hal yang sama 5. setelah selesai memperkenalkan diri dan bercerita maka ia harus tetap memegang salah satu ujung tali tersebut. Sedangkan ujung yang lain, ia lemparkan pada peserta lain yang dipilihnya. 6. setiap peserta melakukan hal yang sama sampai peserta yang terakhir Sumber : Forbess, S & Greene, L.M.S.W. (1983). The Encyclopedia of Icebreakers. San Diego : CMA Publishing Company TALIAN MESRA

Вам также может понравиться