Вы находитесь на странице: 1из 6

Ileus DEFINISI Ileus (Ileus Paralitik, Ileus Adinamik) adalah suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding

usus untuk sementara waktu berhenti. Seperti halnya penyumbatan mekanis, ileus juga menghalangi jalannya isi usus, tetapi ileus jarang menyebabkan perforasi. PENYEBAB Ileus mungkin disebabkan oleh : - Suatu infeksi atau bekuan darah di dalam perut - Aterosklerosis yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke usus - Cedera pada pembuluh darah usus - Kelainan di luar usus, seperti gagal ginjal atau kadar elektrolit darah yang abnormal (misalnya rendah kalium, tinggi kalsium) - Obat-obat tertentu - Kelenjar tiroid yang kurang aktif. 24-72 jam setelah pembedahan juga biasa terjadi ileus. GEJALA Gejala ileus adalah: - kembung - muntah - sembelit yang berat - kram perut. DIAGNOSA Pada pemeriksaan dengan stetoskop, suara bising usus berkurang atau hilang sama sekali. Foto rontgen perut menunjukkan lingkaran usus yang menggembung. Kadang dilakukan pemeriksaan kolonoskopi (pemeriksaan usus besar) untuk mengevaluasi keadaan. PENGOBATAN Pembentukan gas dan cairan karena ileus harus dihilangkan. Kadang sebuah selang dimasukkan ke dalam usus besar melalui anus untuk mengurangi tekanan. Selang lainnya yang dihubungkan dengan alat penghisap, dimasukan melalui hidung menuju ke lambung atau usus halus, untuk mengurangi tekanan dan peregangan. Penderita tidak boleh makan atau minum apapun sampai krisisnya teratasi. Cairan dan elektrolit diberikan melalui infus. http://medicastore.com/penyakit/495/Ileus.html \ BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus Obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik. Ileus Paralitik adalah hilangnya peristaltik usus sementara. B. Etiologi 1. Mekanis (Ileus Obstruktif) Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses. 2.Neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik) Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson. Penyebab obstruksi pada usus halus dapat dibagi menjadi 3 yaitu obstruksi pada ekstraluminal, obstruksi intrinsik dan obstruksi intraluminal. Obstruksi ekstraluminal misalnya adhesi, hernia, karsinoma dan abses. Obstruksi intrinsik pada dinding usus seperti tumor primer. Dan obstruksi intraluminal seperti enteroliths, gallstones dan adanya benda asing.

Penyebab ileus obstruksi pada geriatric Ada sejumlah sebab yang mendasari dari kurang gerak, kurang minum, kurang serat, sering menunda buang air besar, kebiasaan menggunakan obat pencahar, efek samping obat-obatan tertentu sampai adanya gangguan seperti usus terbelit, usus tersumbat sampai kanker usus besar. Adanya pengurangan respons motorik usus besar akibat degenerasi jaringan saraf otonom di selaput lendir usus. Ditemukan pula pengurangan rangsang saraf pada otot polos sirkuler yang menyebabkan memanjangnya waktu gerakan usus. Selain itu, ada kecenderungan menurunnya tegangan jaringan otot lingkar dubur dan kekuatan otot polos berkaitan dengan usia, terutama pada lansia sehingga menyebabkan obstruksi.

C. Patofisiologi Patofisiologik obstruksi mekanik pada usus berhubungan dengan perubahan fungsi dari usus, dimana terjadi peningkatan tekanan intraluminal. Bila terjadi obstruksi maka bagian proksimal dari usus mengalami distensi dan berisi gas, cairan dan elektrolit. Bila terjadi peningkatan tekanan intraluminal, hipersekresi akan meningkat pada saat kemampuan absorbsi usus menurun, sehingga terjadi kehilangan volume sistemik yang besar dan progresif. Awalnya, peristaltik pada bagian proksimal usus meningkat untuk melawan adanya hambatan. Peristaltik yang terus berlanjut menyebabkan aktivitasnya pecah, dimana frekuensinya tergantung pada lokasi obstruksi. Bila obstruksi terus berlanjut dan terjadi peningkatan tekanan intraluminal, maka bagian proksimal dari usus tidak akan berkontraksi dengan baik dan bising usus menjadi tidak teratur dan hilang. Peningkatan tekanan intraluminal dan adanya distensi menyebabkan gangguan vaskuler terutama stasis vena. Dinding usus menjadi udem dan terjadi translokasi bakteri ke pembuluh darah. Produksi toksin yang disebabkan oleh adanya translokasi bakteri menyebabkan timbulnya gejala sistemik.Efek lokal peregangan usus adalah iskemik akibat nekrosis disertai absorpsi toksin -toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik. D. Gejala Klinis Gejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen, mual, muntah, perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi). Mual muntah umumnya terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi obstruksi di bagian distal maka gejala yang dominan adalah nyeri abdomen. Distensi abdomen terjadi bila obstruksi terus berlanjut dan bagian proksimal usus menjadi sangat dilatasi. Obstruksi pada usus halus menimbulkan gejala seperti nyeri perut sekitar umbilikus atau bagian epigastrium. Pasien dengan obstruksi partial bisa mengalami diare. Kadang kadang dilatasi dari usus dapat diraba. Obstruksi pada kolon biasanya mempunyai gejala klinis yang lebih ringan dibanding obstruksi pada usus halus. Umumnya gejala berupa konstipasi yang berakhir pada obstipasi dan distensi abdomen. Muntah jarang terjadi. Pada obstruksi bagian proksimal usus halus biasanya muncul gejala muntah. Nyeri perut bervariasi dan bersifat intermittent atau kolik dengan pola naik turun. Jika obstruksi terletak di bagian tengah atau letak tinggi dari usus halus (jejenum dan ileum bagian proksimal) maka nyeri bersifat konstan/menetap. Pada tahap awal, tanda vital normal. Seiring dengan kehilangan cairan dan elektrolit, maka akan terjadi dehidrasi dengan manifestasi klinis takikardi dan hipotensi postural. Suhu tubuh biasanya normal tetapi kadang kadang dapat meningkat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya demam, takikardi, hipotensi dan gejala dehidrasi yang berat. Demam menunjukkan adanya obstruksi strangulate. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen tampak distensi, terdapat darm contour (gambaran usus), dan darm steifung (gambaran gerakan usus), pada auskultasi terdapat hiperperistaltik berlanjut dengan Borborygmus (bunyi usus mengaum) menjadi bunyi metalik (klinken) / metallic sound. Pada tahap lanjut dimana obstruksi terus berlanjut, peristaltik akan melemah dan hilang. Pada ileus paralitik, keadaan umum pasien tampak lemah hingga dehidrasi, tidak dapat flatus maupun defekasi. Dapat disertai muntah dan perut terasa kembung. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan meteorismus, suara usus (-), peristaltik menghilang. Pada palpasi tidak terdapat nyeri tekan, defans muscular (-), kecuali jika ada peritonitis. Perkusi timpani diseluruh lapang abdomen. Laboratorium Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan diagnosis, tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya dan membantu dalam resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal. Peningkatan serum amilase sering didapatkan. Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38% - 50% obstruksi strangulasi dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi non strangulata. Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda tanda shock, dehidrasi dan ketosis. Radiologik Posisi supine (terlentang): tampak herring bone appearance. Posisi setengah duduk atau LLD: tampak step ladder appearance atau cascade. Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran step ladder dan air fluid level pada foto polos abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi. Foto polos abdomen mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas 84% pada obstruksi kolon. Foto polos abdomen 3 posisi k Ileus obstruktif letak tinggi Tampak dilatasi usus di proksimal sumbatan (sumbatan paling distal di iliocaecal junction) dan kolaps usus di distal sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang mengalami dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance,

karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta. Tampak air fluid level pendek-pendek berbentuk seperti tangga yang disebut step ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi. Ileus obstruktif letak rendah Tampak dilatasi usus halus di proksimal sumbatan (sumbatan di kolon) dan kolaps usus di distal sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang mengalami dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta. Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak di tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level pendekpendek berbentuk seperti tangga yang disebut step ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi dan air fluid level panjang-panjang di kolon. Ileus paralitik Tampak dilatasi usus menyeluruh dari gaster sampai rektum. Penebalan dinding usus halus yang dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta dan gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak di tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level pendek-pendek berbentuk seperti tangga yang disebut step ladder appearance di usus halus dan air fluid level panjang-panjang di kolon.

E. Penatalaksanaan Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal. k Resusitasi Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda tanda vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor tanda tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila muntah dan mengurangi distensi abdomen. k Farmakologis Pemberian obat obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis. Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah. k Operatif Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk mencegah sepsis sekunder. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparotomi.

BAB III PEMBAHASAN Diagnosis ileus obstruktif pada kasus ini ditegakkan berdasarkan pada anamnesis pasien yaitu adanya keluhan nyeri perut, tidak dapat flatus dan BAB selama 3 hari, terasa mual dan muntah, perut terasa kembung. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan: Inspeksi : perut distensi (+), darm countur (+) Auskultasi : peristaltik (+) meningkat, metallic sound (-) Palpasi : defans muscular (+), nyeri tekan (+) kwadran kiri bawah abdomen, hepar dan lien tak teraba Perkusi : hipertimpani di seluruh lapang paru Pada pemeriksaan penunjang didapatkan gambaran BNO 2 posisi berupa jumlah udara usus meningkat, dilatasi usus (+), air fluid level (+) dengan gambaran step ladder appearance, herring bone appearance (+), free air (-), tak tampak dilatasi usus menyeluruh dari gaster sampai rektum yang mendukung diagnosis ileus obstruktif. \ Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan angka lekosit yang tidak meningkat, namun LED cukup tinggi. Suhu tubuh pasien saat masuk RS juga cukup tinggi. Hal ini menandakan adanya obstruksi strangulate. Dari hasil anamnesis, sebelum sakit pasien masih melakukan aktivitasnya bekerja di sawah, pola makan yang cukup serat dan tidak pernah menunda buang air besar atau menggunakan obat pencahar. Penyebab ileus pada pasien ini lebih cenderung disebabkan oleh faktor usia yang sudah lanjut. Adanya pengurangan respons motorik usus besar akibat degenerasi jaringan saraf otonom di selaput lendir usus. Ditemukan pula pengurangan rangsang saraf pada otot polos sirkuler yang menyebabkan memanjangnya waktu gerakan usus. Selain itu, ada kecenderungan menurunnya tegangan jaringan otot lingkar anus dan kekuatan otot polos berkaitan dengan usia, terutama pada lansia sehingga menyebabkan obstruksi. http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=ileus+obstruktif

Ileus obstruktif Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus. Ileus obstruktif dapat disebabkan oleh: 1. Adhesi (perlekatan usus halus) merupakan penyebab tersering ileus obstruktif, sekitar 50-70% dari semua kasus. Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal. Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi berkembang sekitar 5% dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan kongenital juga dapat menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-anak. 2. Hernia inkarserata eksternal (inguinal, femoral, umbilikal, insisional, atau parastomal) merupakan yang terbanyak kedua sebagai penyebab ileus obstruktif, dan merupakan penyebab tersering pada pasien yang tidak mempunyai riwayat operasi abdomen. Hernia interna (paraduodenal, kecacatan mesentericus, dan hernia foramen Winslow) juga bisa menyebabkan hernia. 3. Neoplasma. 4. Intususepsi usus halus menimbulkan obstruksi dan iskhemia terhadap bagian usus yang mengalami intususepsi. 5. Penyakit Crohn 6. Volvulus sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan kongenital, seperti malrotasi usus. 7. Batu empedu yang masuk ke ileus 8. Striktur yang sekunder yang berhubungan dengan iskhemia, inflamasi, terapi radiasi, atau trauma operasi. 9. Penekanan eksternal oleh tumor, abses, hematoma, intususepsi, atau penumpukan cairan. 10. Benda asing, seperti bezoar. 11. Divertikulum Meckel Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif: 1. Nyeri abdomen 2. Muntah 3. Distensi 4. Kegagalan buang air besar atau gas(konstipasi). Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada: 1. Lokasi obstruksi 2. Lamanya obstruksi 3. Penyebabnya 4. Ada atau tidaknya iskemia usus Gejala selanjutnya yang bisa muncul termasuk dehidrasi, oliguria, syok hipovolemik, pireksia, septikemia, penurunan respirasi dan peritonitis. Terhadap setiap penyakit yang dicurigai ileus obstruktif, semua kemungkinan hernia harus diperiksa. Diagnosis ileus obstruktif tidak sulit; salah satu yang hampir selalu harus ditegakkan atas dasar klinik dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, kepercayaan atas pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan laboraorium harus dilihat sebagai konfirmasi dan bukan menunda mulainya terapi yang segera. Diagnosa ileus obstruksi diperoleh dari : y Anamnesis. Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering dapat ditemukan penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi sebelumnya atau terdapat hernia. Pada ileus obstruksi usus halus kolik dirasakan di sekitar umbilkus, sedangkan pada ileus obstruksi usus besar kolik dirasakan di sekitar suprapubik. Muntah pada ileus obstruksi usus halus berwarna kehijaun dan pada ileus obstruktif usus besar onset muntah lama. y Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi. Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen. Terkadang dapat dilihat gerakan peristaltik usus yang bisa berkorelasi dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah. Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik. 2. Palpasi. Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang mencakup defance musculair involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal. 3. Auskultasi. Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar kehadiran episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) diantara masa tenang. Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus di atas telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa tidak ada atau menurun parah. Tidak adanya nyeri usus bisa juga ditemukan dalam ileus paralitikus atau ileus obstruksi strangulata. 4. Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum dan pelvis. Ia bisa membangkitkan penemuan massa atau tumor serta tidak adanya feses di dalam kubah rektum menggambarkan ileus obstruktif usus

halus. Jika darah makroskopik atau feses postif banyak ditemukan di dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa ileus obstruktif didasarkan atas lesi intrinsik di dalam usus. Apabila isi rektum menyemprot; penyakit Hirschprung. Radiologi. Pemeriksaan sinar-X bisa sangat bermanfaat dalam mengkonfirmasi diagnosis ileus obstruktif serta foto abdomen tegak dan berbaring harus yang pertama dibuat. Adanya gelung usus terdistensi dengan batas udara-cairan dalam pola tangga pada film tegak sangat menggambarkan ileus obstruksi sebagai diagnosis. Dalam ileus obstruktif usus besar dengan katup ileocaecalis kompeten, maka distensi gas dalam kolon merupakan satu-satunya gambaran penting. Penggunaan kontras dikontraindikasikan adanya perforasi-peritonitis. Barium enema diindikasikan untuk invaginasi, dan endoskopi disarankan pada kecurigaan volvulus. Laboratorium. Leukositosis, dengan pergeseran ke kiri, biasanya terjadi bila terdapat strangulasi, tetapi hitung darah putih yang normal tidak menyampingkan strangulasi. Peningkatan amilase serum kadang-kadang ditemukan pada semua bentuk ileus obstruktif, khususnya jenis strangulasi.

Terapi ileus obstruksi biasanya melibatkan intervensi bedah. Penentuan waktu kritis serta tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat yang layak dilakukan dengan memperhatikan keadaan keseluruhan pasien. Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab ileus obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketan. Dekompresi pipa bagi traktus gastrointestinal diindikasikan untuk dua alasan: 1. Untuk dekompresi lambung sehingga memperkecil kesempatan aspirasi isi usus. 2. Membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran pencernaan, sehingga mengurangi distensi usus yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan intralumen dan kemungkinan ancaman vaskular. Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan laparatomi. Pemberian antibiotika spektrum lebar di dalam gelung usus yang terkena obstruksi strangulasi terbukti meningkatkan kelangsungan hidup. Tetapi, karena tidak selalu mudah membedakan antara ileus obstruksi strangulata dan sederhana, maka antibiotika harus diberikan pada semua pasien ileus obstruksi. Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila: 1. Strangulasi 2. Obstruksi lengkap 3. Hernia inkarserata 4. Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT, infus, oksigen dan kateter). Tindakan yang terlibat dalam terapi bedahnya masuk kedalam beberapa kategori mencakup: 1. Lisis pita lekat atau reposisi hernia 2. Pintas usus 3. Reseksi dengan anastomosis 4. Diversi stoma dengan atau tanap resksi. Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik. Ileus paralitik. Ileus paralitik atau adinamic ileus merupakan keadaan dimana usus gagal atau tida mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus paralitk bukanlah merupakan suatu penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer, tindakan operasi yang berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus. Gerakan peristaltik merupakan suatau aktivitas otot polos usus yang terkoordinasi dengan baik, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keadaan otot polos usus, hormon-hormon intestinal, sistem saraf simpatik dan parasimpatik, keseimbagan elektrolit dan sebagainya. Ileus paralitik hampir selalau dijumpai pada pasien pasca operasi abdomen. Keadaan ini biasanya hanya berlangsung 24-72 jam. Beratnya ileus parlitik pasca operasi bergantung pada lamanya operasi, seringnya manipulasi usus dan lamanya usus berkontak dengan udara luar. Pencemaran peritoneum oleh asam lambung, isi kolon, enzim pankreas, darah dan urin akan menimbulkan paralisis usus. Kelainan retoperitneal seperti hematomaretroperitoneal, terlebih lagi bila disertai fraktur vertebra sering menimbulkan ileus paralitk yang berat. Demikian pula kelainan pada rongga dada sepert empiema dan infark miocard dapat disertai paralisis usus. Gangguan elektrolit terutama hipokalemia merupakan penyebab yang cukup sering. Etiologi Ileus Paralitik 1. Neurogenik. Pasca operasi, kerusakan medulla spinalis, keracunan timbale, kolik ureter, iritasi persarafan splanknikus, pankreatitis. 2. Metabolik. Gangguan keseimbangan elektrolit (terutama hipokalemia), uremia, komplikasi DM, penyakit sistemik seperti SLE, sklerosis multiple. 3. Obat-obatan. Narkotik, antikolinergik, katekolamin, fenotiasin, antihistamin. 4. Infeksi. Pneumonia, empiema, urosepsis, peritonitis, infeksi sistemik lainnya

5. Iskemia usus Gejala yang muncul dapat berupa gangguan pada siklus buang air besar, perut kembung (distensi), muntah, badan meriang (panas). Hasil pemeriksaan fisik pada pasien ileus paralitik: distensi abdomen, meteoristik, bising usus menurun atau bahkan menghilang, keadaan umum sakit bisa ringan atau bahkan berat. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan rektum tidak kolaps dan tidak didapatkan kontraksi dari usus. Pada pemeriksaan foto abdomen tampak gambaran herring bone atau gambaran tulang ikan. Penatalaksanaan secara non medis adalah KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang penyakit ini, tirah baring, puasa, pasien mendapat nutrisi parenteral sampai BU (+)/ Flatus (+), pasang NGT / Naso Gastric tube (selang lambung), dan kateterisasi urin. Kesimpulan Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan dokter. Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik. Ileus paralitik adalah hilangnya peristaltik usus sementara. Keduanya berbeda dalam hal gejala terutama nyeri perut yang ditimbulkan, pemeriksaan abdomen khususnya kelainan peristaltik usus, pemeriksaan rectal toucher, dan pemeriksaan radiologi x-ray abdomen. Perbedaan ini dapat mempermudah untuk menegakkan diagnosis jenis ileus sehingga dapat diberikan terapi yang tepat. http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=Perbedaan+Ileus+Obstruktif+dan+Ileus+Paralitik

Вам также может понравиться

  • Gagal Napas Akut Pada Anak
    Gagal Napas Akut Pada Anak
    Документ6 страниц
    Gagal Napas Akut Pada Anak
    sri
    Оценок пока нет
  • 771 1592 1 PB
    771 1592 1 PB
    Документ16 страниц
    771 1592 1 PB
    Irfan Abdurraafi
    Оценок пока нет
  • Anlsa
    Anlsa
    Документ4 страницы
    Anlsa
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Semoga Alloh Meridhoi
    Semoga Alloh Meridhoi
    Документ14 страниц
    Semoga Alloh Meridhoi
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Ecinta Sepakbola
    Ecinta Sepakbola
    Документ1 страница
    Ecinta Sepakbola
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Bab Iii Metode Penelitian A. Desain Penelitian: Perpustakaan - Uns.ac - Id Digilib - Uns.ac - Id
    Bab Iii Metode Penelitian A. Desain Penelitian: Perpustakaan - Uns.ac - Id Digilib - Uns.ac - Id
    Документ6 страниц
    Bab Iii Metode Penelitian A. Desain Penelitian: Perpustakaan - Uns.ac - Id Digilib - Uns.ac - Id
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • A3094ca3eedebdb1a6fffc6b2c PDF
    A3094ca3eedebdb1a6fffc6b2c PDF
    Документ23 страницы
    A3094ca3eedebdb1a6fffc6b2c PDF
    Ismayandi
    Оценок пока нет
  • Perawatan Telinga Di Rumah
    Perawatan Telinga Di Rumah
    Документ13 страниц
    Perawatan Telinga Di Rumah
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Rinitis Alergi
    Rinitis Alergi
    Документ28 страниц
    Rinitis Alergi
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Makalah PKP Liken Simpleks Kronis
    Makalah PKP Liken Simpleks Kronis
    Документ13 страниц
    Makalah PKP Liken Simpleks Kronis
    Lala Akamatsu
    Оценок пока нет
  • Jurnal Iga
    Jurnal Iga
    Документ7 страниц
    Jurnal Iga
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Lapsus Nova OMA
    Lapsus Nova OMA
    Документ20 страниц
    Lapsus Nova OMA
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • MIMISAN Penyuluhab
    MIMISAN Penyuluhab
    Документ12 страниц
    MIMISAN Penyuluhab
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Refrat Iga
    Refrat Iga
    Документ23 страницы
    Refrat Iga
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • MIMISAN Penyuluhab
    MIMISAN Penyuluhab
    Документ12 страниц
    MIMISAN Penyuluhab
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Translate Jurna
    Translate Jurna
    Документ10 страниц
    Translate Jurna
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • BAYU
    BAYU
    Документ49 страниц
    BAYU
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Lapsus Nova OMA
    Lapsus Nova OMA
    Документ20 страниц
    Lapsus Nova OMA
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Rinitis Alergi
    Rinitis Alergi
    Документ28 страниц
    Rinitis Alergi
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Jurnal Iga
    Jurnal Iga
    Документ7 страниц
    Jurnal Iga
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Referat Rinitis Alergi
    Referat Rinitis Alergi
    Документ13 страниц
    Referat Rinitis Alergi
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Lapsus Nova OMA
    Lapsus Nova OMA
    Документ20 страниц
    Lapsus Nova OMA
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Data Koass
    Data Koass
    Документ3 страницы
    Data Koass
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Lapsus Nova OMA
    Lapsus Nova OMA
    Документ20 страниц
    Lapsus Nova OMA
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Jurnal Iga
    Jurnal Iga
    Документ7 страниц
    Jurnal Iga
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Laporan PMI
    Laporan PMI
    Документ21 страница
    Laporan PMI
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Tumor Ganas Laring Kasus Iga
    Tumor Ganas Laring Kasus Iga
    Документ21 страница
    Tumor Ganas Laring Kasus Iga
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Tumor Ganas Laring Kasus Iga
    Tumor Ganas Laring Kasus Iga
    Документ21 страница
    Tumor Ganas Laring Kasus Iga
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Документ2 страницы
    Penda Hulu An
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет
  • Translate Jurna Jiwa
    Translate Jurna Jiwa
    Документ8 страниц
    Translate Jurna Jiwa
    Iga Nurwani Ridwan
    Оценок пока нет