Вы находитесь на странице: 1из 18

I1samayogas Blog

Just another WordPress.com weblog


y

About

Posted by: i1samayoga | 19 Januari 2009

ANTHROPOMETRY (anthropos = manusia, metros/metry = ukur,pengukuran,mengukur)


ANTHROPOMETRI oleh : I Wayan Samayoga Eka Kurniawan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI . Pendahuluan Tujuan Keterampilan Alat dan bahan. Prosedur.. 1. Pengukuran atau Pengambilan Data. 4 3 3 4 1 2

2. Aplikasi Data.. Algoritma Korelasi Klinis.. 1. 2. 3. 4.

12 14 15

Indikasi.. 15 Kontra Indikasi.. 15 Interpretasi Hasil.. 15 Komplikasi 17 17

Penutup 1. Saran dan Pesan. Daftar Pustaka. 17

18

Pendahuluan Anthropometri adalah pengukuran manusia dan lebih cenderung terfokus pada dimensi tubuh manusia. Ilmu pengetahuan mengenai anthropometri berkembang terutama dalam konteks anthropologi. Anthropometri berkembang sebagai ilmu yang mempelajari klasifikasi dan identifikasi perbedaan ras manusia dan efek dari diet serta kondisi lingkungan hidup pada pertumbuhan. Dewasa ini anthropometri menjadi sangat penting dan berkembang ke wilayah ilmu ergonomi, ilmu yang menyesuaikan mesin dan lingkungan kerja untuk orang yang menggunakannya. Anthropometri meliputi penggunaan secarfa hati hati dan teliti dari titik titik pada tubuh untuk pengukuran, posisi spesifik dari subjek yang ingin diukur dan penggunaan alat yang benar. Pengukuran yang dapat dilakukan pada manusia secara umum meliputi pengukuran massa, panjang dan tinggi, lebar, dalam, circumference

(putaran), curvatur (busur), pengukuran jaringan lunak (lipatan kulit). Pada intinya pengukuran dapat dilakukan pada pada tubuh secara keseluruhan (contoh , stature) maupun membagi tubuh dalam bagian yang spesifik (contoh, panjang tungkai). Pengukuran tubuh digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk pediatrics, orthopedics, dentistry, orthodontics, physical education, pengatahuan umum, kedokteran olahraga, ilmu kesehatan masyarakat, forensik, dan status nutrisi. Data anthropometrik juga relevan untuk mendesain area kerja, pakaian, furniture, dan mainan. Kita bisa mengambil dua data yaitu data statis dan fungsional atau dinamis.

Tujuan Ketetampilan Tujuan dari pembelajaran keterampilan ini adalah : 1. Dapat secara benar mengukur stature dan sitting height. Mengukur tinggi acromion, radiale, stylion dan dactylion, suprasternale, symphision, throcahanterion, tibiale, syphirion. Mengukur berat, lebar biacromiale dan bicristale, bicondylus humeri dan biepicondylus emoris, lebar cephalic, lebar pergelangan tangan, chest depth and breadth. Mengukur keliling kepala, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dada, waist, hip, paha, betis, dan pergelangan kaki. Mengukur ketebalan lipatan kulit dari triceps, biceps, lengan bawah, infrascapula, supariliaca, sternal, umbilical, paha, betis, dan mengukur bentangan (span) 2. Mampu mengaplikasikan formula untuk menyelesaikan masalah seperti menghitung body mass index (BMI) , body fat percentage, adipose index of lorenz, fat distribution, acromio-iliaca index, determinasi ukuran body frame, dan auxological anthropometri : body segmental length, trunk form index, postural (standing) index, cephalic index, dan body muscle weight

Alat dan Bahan

 Anthropometer  Stadiometer  Timbangan badan terkalibrasi (calibrated weighing beam or scale)  Sliding calipers  Spreading calipers  Pita ukur flexibel (Anthropometry tape)  Skinfold calipers  Pensil (landmark pencil) Prosedur Pemeriksaan anthropometri di bagi menjadi dua bagai besar yaitu yang pertama adalah pengukuran atau pengambilan data dan kedua adalah penggunaan data atau pengolahan data. Pada pemeriksaan anthropometri, orang yang diperiksa harus bersedia (diberi inform consent) untuk telanjang atau menggunakan pakain seminimal mungkin dan menuruti prosedur pemeriksaan. Dalam melakukan pengukuran, ukur sebanyak tiga kali dan data yang didapat dirata-rata. 1. Pengukuran atau Pengambilan Data a. Stature measurement Stature dapat diukur dengan empat teknik yang menghasilkan nilai sedikit berbeda : freestanding stature, stature against the wall, recumbent length dan orang yang di ukur stretch stature. Cara standard yang digunakan adalah stretch stature. Orang yang diukur harus berdiri tegak dengan tumit (malleoli medial) saling bersentuhan, tangan mengantung secara alami di sisi sis tubuh. Tumit, bokong, bahu, dan bagian atas punggung bersentuhan dengan garis vertikal/skala. Kepala diposisikan pada frankfurt plane (di dapat saat orbitale/sisi bawah dari lubang mata segaris dengan tragion/tonjolan teratas tragus). Vertex akan menjadi titk tubuh tertinggi. Pengukur menempatkan tangannya diantara rahang bawah subjek dengan jari menyentuh proccesus mastoideus. Subjek diinstruksikan untuk menarik dan menahan napas dalam sementara kepala

subjek

berada dalam bidang frankfurt, pengukur

menekan pelan dan

mengangkat melalui proccesus mastoideus. Pengukuran diambil dari vertex sampai ujung kaki saat akhir dari tarikan napas dalam. b. Vertical height Subjek berada dalam posisi standar anthropologi dan gunakan anthropometer vertikal. Ukur jarak vertikal setiap titik titik anthropometri terhadap lantai. Titik anthropometri meliputi : acromion, radiale, stylion, dactylion, suprasternale, mesosternale, symphysion, trochanterion, tibiale,dan sphyrion. c. Sitting height Subjek diposikan duduk pada kursi datar atau permukaan yang nyaman, kepala dalam bidang frankfurt, punggung lurus, paha posisi horizontal, lutut flexi, kaki di sangga pada sebuah bidang dan tangan diistirahatkan secara rileks diatas paha. Pengukur berada di belakang kiri subjek , anthropometer ditempatkan di belakang diantara bokong subjek dan dipegang dengan tangan kiri sementara tangan kanan menahan kepala subjek pada bidang frankfurt dengan menekan keatas pada proccesus matoideus dan subjek diperintahkan menarik napas dalam serta merilekskan bahu. d. Body weight Saat ditimbang, subjek harus telanjang atau menggunakan pakain yang harus diketahui beratnya. Untuk mendapatkan data yang stabil pengukuran sebaiknya dilakukan pagi hari (12 jam setelah makan dan berkemih).jika tidak bisa memenuhi waktu standard maka waktu pencatatan harus diperhatikan. Pada saat menimbang, skala harus dimulai pada angka nol. Kemudian berdiri di tengah timbangan tanpa pegangan. Kepala diatas dan mata mengarah ke depan. e. Segmental length/distance  Hand length Hand length adalah jarak antara stylion dan dactylion. Cara mengukur dengan teknik lapangan adalah dengan mengurangi tinggi stylion dengan tinggi dactylion. Tangan dan lengan bawah digantungkan lurus kebawah dengan posisi supinasi. Anthropometer digunakan untuk mengukur dari

arah lateral. Bagian blade atas anthropometer diletakkan di ujung distal radius dengan blade yang lain pada ujung jari ketiga. Foream length diukur dengan subjek dalam keadaan relaksasi, blade di letakkan di ujung distal radius dan ujung proximal/ kepala radius. Pada intinya, kita mengukur jarak radiale ke stylion. Upper arm length didefinisikan sebagai jarak antara acromiale dan radiale. Dengan teknik lapangan, jarak ini didapat dengan mengurangi tinggi acromiale dengan tinggi radiale. y Teknik laboratorium Upper arm length diukur dengan cara sebagai berikut. Subjek berdiri seperti pada pengukuran forearm length. Batas atas kepala radius dan batas lateral acromion ditandai. Blade anthropometer diletakkan di kepala radius dan ditahan dengan ibu jari kiri. Blade bagian atas yang bisa bergerak diletakkan di bawah acromial angle. Kemudian ukur. Tibial length didefinisikan sebagai jarak antara tibiale dengan spherion. Dengan teknik lapangan dapat diukur dengan mengurangi tinggi tibiale dengan tinggi spherion. Subjek duduk dengan betis kiri berada di atas lutut kanan, sehingga bagian medial betis kiri menghadap keatas. Blade anthropometer diletakkan di bagian medial proximal tibia dan bagian distal melaeolus medial. Tibial length di definisikan sebagai jarak antara tibiale dan spherion.

 Foot length Subjek berdiri dengan berat tertumpu pada kaki kanan dan kaki kiri releks 25-30 cm diatas tanah. Betis harus tegak lurus terhadap permukaan dan jari harus rileks. Jari kaki dalam posisi ekstensi. Antropometer diletakkan dari bagian terbelakang tumit sampai bagaian terdepan kaki (ibu jari atau jari kedua).  Biepicondylar humerus distance

Siku subjek di fleksikan kemudian cari dan palpasi epicondylus distal dari humerus. Varnier blade diletakkan di kedua epicondylus kemudian di tekan agar jaringan yang menutupi epicondylus seminimal mungkin yang ikut terukur.  Biepicondylar femur distance Subjek duduk di atas kursi atau meja.kemudian cari dan palpasi epicondylus pada daerah distal femur. condylar vernier di letakkan di epicondylus dan tekan untuk meminimalkan jaringan ikut terukur.  Biacromial diameter/shoulder breadth Subjek harus merilekskan bahunya.pemeriksa berada di belakang subjek. untuk mencari acromion dan meyakinkan bahwa subjek dalam keadaan rileks maka kita letakkan kedua palmar kita di dasar leher di kanan dan kiri kemudian kita telusuri ke lateral. Rasakan apakah subjek dalam keadaan rileks. Batas terluar adalah proccessus acromial. Letakkan anthropometer disini. Jarum anthropometer di letakkan di kedua proccesus acromiale kanan dan kiri dengan sedikit tekanan untuk menyingkirkan jaringan.  Biliac diameter,biiliocristale, bicristale, atau pelvic breadth Subjek dalam keadaan tangan berdiri subjekl dengan sedikit kedua tumit saling /jangan bersentuhan.kedua direntangkan

menyentuh sisi lateral tubuh. Pisau anthropometer diletakkan di kedua crista iliaca, dengan posisi pengukur dari belakang subjek. Yakinkan bahwa tidak ada jaringan lemak yang ikut terukur dengan cara anthropometer harus sedikit menyudut ke bawah.  Chest width Adalah jarak antero-posterior dada yang diambil pada level mesosternal (mesosternal sagittal)  Chest breadth Merupakan jarak horizontal maksimum dada yang diambil pada level mesosternal (mesosternal taranversal)  Wrist breadth

Adalah jarak horizontal minimum dari pergelangan tanga pada proccesus stylion.  Head length Merupakan jarak dari glabella ke titik terposterior daroios occipital pada garis tengah (linea mediana) kepala. Gunakan spreading caliper.  Head breadth Adalah lebar terbesar yang diukur tegak lurus terhadap bidang median tengkorak.hal ini dapat dilakukan dengan cara menggerakkan titik tumpul caliper diatasbelakang kedua telinga tanpa menekan kulit. Pengukur sebaiknya menempatkan diri di depan pasien. Garis median sagittal dapat dicari dengan menelusuri sumbu panjang hidung.

f. Circumferences (girths)  Head circumference Dengan teknik laboratorium dan lapangan, subjek berdiri dengan posisi kepala pada bidang frankfurt dan lengan relaksasi. Pita ukur dilingkarkan, jari telunjuk atau jari tengah kiri menahan pita pada bagian teranterior dahi yaitu pada protuberensia adn bagian posterior pada protuberensia

oksipital. Pita dipasang secara ketat dengan menekan rambut.  Upper arm circumference Subjek dalam posisi berdiri dengan kedua lengan rileks dan ekstensi. Pita dilingkarkan pada posisi diantara acromion dan olecranon tanpa

menekan jaringan dan harus dalam posisi yang tegak lurus terhadap axis panjang lengan. Upper arm atau biceps circumference harus diukur baik pada keadan flexi maupun ekstensi karena penting dalam aplikasi penentuan status nutrisi dan keperluan pembuatan pakain.  Lower-arm infracubital circumference Pengukuran duilakukan pada daerah indfracubital di lower arm.  Wrist circumference Pengukuran dilakukan pada titik proksima;l proccesus styloideus os ulna.  Chest circumference

Pada laki laki muda, dewasa dan wanita pre-pubertas. Subjek berdiri dan tangan dinaikkan saat akan melingkarkar pita ukur, kemudian setelah pita melingkar tangn diturunkan.Pita ditahan pada setinggi puting susu. chest circumference diukur pada setinggi tepat ditengah incisura jugularis dan proccesus xiphoideus pada respirasi normal, inspirasi dan ekspirasi maksimal. Untuk wanita pos-pubertas pengukuran dilakukan diatas dan dibawah payudara.  Waist circumference/abdominal circumference Waist circumference diukur pada bagian terkecil setinggi diantara costa terbawah dan krista iliaka. Jika bagian terkecil ini membingungkan atau tidak ada maka pengukuran dilakukan tepat ditengah anta krista iliaka dan costa terbawah. Sedangkan abdominal circumference diukur pada daerah setinggi umbilicus. Semua pengukiran dilakukan dengan menggunakan pita ukur.  Hip circumference Pengukuran dilakukan pada daerah symphision dan bagian terposterior bokong. Pengukur berada disamping subjek, kemudian pita dilingkarkan dengan menahan pada titik titik tersebut diatas. Subjek harus berdiri dengan kaki saling bersentuhan dan tidak menegangkan otot gluteus.  Thigh circumference Subjek berdiri dengan kaki sedikit terpisah dan berat badan terdistribusi sama ke kedua kaki. Pita dilingkarkan 1 cm di bawah lipatan gluteal pada posisi tegak lurus terhadap axis panjang paha.  calf circumference subjek berdiri di ats box, dengan kaki tidak saling menempel namun distribusi berat badan sama ke kedua kaki. Ukur circumference maksimum dengan posisi pita tegak lurus tehadap axis panjang betis.  ankle circumference pengukuran dilakukan diatas sphyrion tibiale pada proximal maleolus. Cari circumference minimum dengan melingkarkar pita ukur.

g. The skinfold thickness (tebal lipatan kulit) Lipatan kulit adalh tebal ulit yang dikumpulkan dengan menarik kulit dan jaringan subcutan diantara ibu jari dan jari telunjuk pada jarak 6 8 cm  Triceps skinfold Subjek berdiri dengan lengan rileks dan palmar menghadap ke bagian lateral paha.palpasi ujung dari acromion dan olecranon. Tandai titik tepat ditengah antara kedua titik tersebut. Pengukuran tebal kulit dilakukan di daerah yang ditandai pada bagian posterior otot triceps, dengan menarik kulit pada arah vertikal sejajar dengan axis panjang. Gunakan caliperuntuk mengukur dengan tekanan 10g/mm2.

 Biceps skinfold Subjek dalam posisi berdiri dengan palmar menghadap ke anterior. Lipatan kulit diambil dengan arah vertikal sejajar axis panjang pada biceps dan 1 cm diatas tempat pengukuran upper-arm circumference. Gunakan caliper untuk prngukuran.  Infrascapular skinfold Subjek dalm posisi berdiri dan rileks. Cari batas medial scapula subjek dengan jari kiri kemudian cari scapular ange dengan menuruni batas medial scapular. Ambil kulit tepat dibawahnya dengan arah vertikal. Gunakan caliper untuk mengukur tebal lipatan kulit.  Suprailiaca skinfold Subjek berdiri disampung pengukur dengan lengan ditekuk keatas. Lipatan kulit diambil 1 sampai dua cm dengan arah vertikal diatas spina iliaca anterior superior.caliper diletakkan di bawah jari pengukur yang sedang menjepit lipatan kulit.  Sternal skinfold Subjek dalam keadaan duduk atau berdiri, ambil lipatan kulit pada titik mesosternal dengan arah lipatan vertikal. Ukur dengan caliper pada daerah ini.

 Abdominal (umbilical) skinfold Lakukan pengukuran dengan subjek pada posisi berdir. Ambil lipatan kulit tepat disamping umbilicus dengan posisi lipatan vertikal. Gunakan caliper untuk mengukur lipatan kulit.  Thigh skinfold Pengukuran dilakukan pada subjek dengan posisi berdiri . ambil kulit dengan posisi vertikal pada sisi anterior setinggi titik tengah antara trochanterion dan tibiale. Ukur lipatan kulit dengan caliper.

 Calf skinfold Subjek dalam posisi berdiri atau duduk, kaki bagian bawah sedikit di fleksikan. Ambil lipatan kulit pada arah vertikal dibagian posterior didaerah circumference maksimum. Gunakan caliper untuk mengukur. h. Span Span adalah jarak maksimum horizontal antara ujung jari saat kedua lengan dibentangkan ke kedua arah. Anthropometerer diletakkan di belakang

subjek,palmar subjek menghadap ke depan. Ukur jarak antara ujung jari tengah kanan dan kiri.

2. Aplikasi Data a. Body Mass Index (BMI) BMI = weigh (kg)/stature (m) kuadrat, klasifikasi meliputi underweight, healthy, overweight, dan obesitas. b. Percentage of body fat Jumlah dari tebal empat lipatan kulit yaitu : triceps, biceps, infrascapular, dan suprailiaca. Klasifikasi meliputi buruk, cukup, bagus,dan sangat bagus. c. Body Frame Size (BFS) BFS = stature/ wrist circumference. Klasifikasi meliputi kecil, sedang, dan besar. d. Adipose Index of Lorenz (AIL) AIL = (abdominal circumference + 14 ) - chest circumference. Klasifikasi meliputi lean, medium, dan fat.

e. Fat distribution (Waist and Hip Ratio) WHR = waist circumference/hip circumference, klasifikasi meliputi tipe android dan tipe ginekoid. f. Stature and Span Ratio (standing postural index) Didapatkan dengan formula = Stature/span, klasifikasi meliputi ideal, normal, dan buruk g. Estimation of muscle weight (M) dan Body Muscle Percentage (BMP) BMP = berat otot skelet (gr)/ berat badan (gr) x 100% Berat otot skelet = R2 cm x stature (cm) x 6,5 (koefisien) R = (R1 + R2 + R3 + R4)/4, R1 = upper arm girth dalam posisi flexi (cm) : 6.28 tebal biceps skinfold (cm), R2 = forearm girth (cm) : 6.28 tebal forearm skinfold (cm), R3 = thigh girth bagian medial (cm) : 6.28 tebal thigh girth medial skinfold (cm), R4 = calf girth maksimum (cm) : 6.28 tebal calf skinfold (cm) h. The chepalic index Formula = head breadth / max head length x 100, klasifikasi meliputi hyperdolicochepalic, dolicochepalic, mesochepalic, brachychepalic, dan

hyperbrachychepalic. Dan secara ras dapat di kelompokkan menjadi negroid, kaukasoid, dan mongoloid. i. The acromio-iliac index (index of trunk breadth) Formula = bicristal breadth : biacromial breadth x 100. Dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk batang tubuh menjadi trapezoidal, intermediate, dan rectangular dan secara jenis kelamin menjadi masculine dan feminin. j. Constitutional Body segmental length k. Index of Bardeen-Gould-kauf = berat badan (gram)/ stature (meter) kuadrat. Dapat diklasifikasikan menjadi leptosome, muscular, dan pyknic. l. Body segmental length Arm length = acromial heigth dactylion heigth Trunk length = suprasternale heigth symphision heigth.

A. algoritma Korelasi klinis 1. Indikasi

a. Keperluan ergonomik b. Arsitektur, desain pakaian c. pemeriksaan tumbuh kembang anak termasuk status nutrisi d. keperluan syarat masuk sekolah militer e. keperluan identifikasi ras atau data forensik lainnya 2. Kontra indikasi a. Pasien yang tidak bersedia diperiksa/tidak setuju dengan inform consent b. Subjek yang tidak bisa mengikuti prosedur pemeriksaan. 3. Interpretasi Hasil a. Body Mass Index Klasifikasi Sangat obesitas Obesitas Overweight Sehat Underweight Pria >40 30 40 25 30 20 25 <20 Wanita > 40 30 40 24 30 19 24 < 19

b. Percentage of body fat Klasifikasi %body fat Male 18 34 tahun Sangat baik Baik Cukup Buruk 10.0 10.8 11.7 15.0 16.1 23.8 25.0 35.0 dan lebih %body fat Female 18 34 tahun 15.0 - 15.8 16.7 20.0 21.1 28.8 30.0 40.0

Tabel estimasi body percentage fat dari empat lokasi skinfold Skinfold (mm) Male 17 Female 16 29 thn 29 thn Skinfold (mm) Male 17 Female 29 thn 16 29

thn 15 30 45 60 75 4.8 12.9 17.7 21.2 24.0 10.5 19.5 25.0 29.1 32.2 90 105 120 135 150 26.2 28.2 30.0 31.5 32.9 34.8 37.1 39.0 40.8 42.3

c. Penentuan Body Frame Size (BFS) Klasifikasi laki laki Kecil >10.4 Sedang 9.6 - 10.4 Besar <9.6 d. Fat distribution (WHR) perempuan >11.0 10.1 - 11.0 <10.1

>0.9 <0.9

Tipe android Tipe ginekoid

Male waist>40 inchi Female waist>35 inchi

bebahaya berbahaya

e. Stature and span ratio

= ideal, normal,baik;

0.95 sampai <1 = cek posture tubuh, namun masih normal Lain = postur buruk atu ada keabnormalan f. Cephalic index kriteria klasik Klasifikasi Hyperdolicocephalic <=70.9 Dolicocephalic 71.0 - 75.9 mesocephalic(normal) 76.0 - 80.9 Brachycephalic 81.0 - 85.5 Hyperbrachycephalic >85.5 g. Acromio iliaca index klasifikasi bentuk Kriteria klasifikasi sex

kriteria Hrdlicka 65 - 70.4 70.5 - 75.9 76.0 81.4 81.5 - 86.9 87.0 - 92.4

Ras Negroid Kaukasoid Mongoloid

tubuh trapezoiod trunk <= 69.9 intermediate trunk 70 - 74.9 rectangular trunk >75.0 h. Constitutional index Tipe Pria Wanita Status nutrisi Very Lean Lean Medium Stout Obese leptosome 1.8 1.9

male trunk (masculine) female trunk (feminin)

muscular 2.2 2.3 Kriteria <= 1.8 1.81 2.14 2.15 2.56 2.57 3.04 Diatas 3.05

Pyknic 2.4 2.5

4. Komplikasi Anthopometri adalah pengukuran yang cukup aman sehingga tidak menimbulkan komplikasi. Penutup 1. Saran dan Pesan  Hati hati dalam melakukan pengukuran, kesalahan sering sekali terjadi. Oleh karena itu pengukuran harus dilakukan oleh orang yang sudah terlatih.  Pertimbangkan hasil pengukuran jika subjek mengalami edema, tumor, atau penyakit lain yang mnggangu hasil pengukuran.  Pada saat melaukukan pengukuran hendaknya ditempat yang cukup mendapat pencahayaan dan mata pada posisi sejajar dengan skala yang dibaca.

Daftar Pustaka

Artanti, MST.2006.Penetapan Rumus Tinggi Badan berdasarkan pengukuran Panjang femur Individu dewasa Muda pada ras mongoloid. FK UGM : Yogyakarta

Cole,Tim J.,et.al.2007.Body mass index cut offs to define thinness in children and adolescents : international survey.www.bmj.com : United Kingdom Han,Thang S.,et.al.2006.Assessment of obesity and its clinical implications.BMJ volume 333 Narendra,Moersintowarti B.2004.Pengukuran Anthropometri pada Tumbuh Kembang Anak.FK Unair/RSu dr. Soetomo : Surabaya. Nhanes.2002.Anthropometry Procedures Manual.National Health and Nutrition Examination Survey Norton,K.,Old,T.2004.Anthropometrica,University of New South Walespress ltd : Sydney Team, skill laboratory.2006.Basic Techniques of Physical examination Anthropometry. FM GMU : Yogyakarta www.wikipedia.com/anthropometry

Вам также может понравиться