Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
1

orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka
2

harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. Upaya perbaikan status gizi masyarakat menjadi salah satu prioritas pembangunan
3

kesehatan. Upaya ini dilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia dengan prioritas kepada kelompok rawan yaitu bayi dan balita, remaja
4

perempuan, ibu hamil dan ibu menyusui. Di Indonesia anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi yang utama selain
5

masalah kurang kalori protein, defisiensi vitamin A dan gondok endemik. Anemia gizi adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal, yang berbeda
6

untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin. Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi zat besi (Fe), asam folat, dan/atau vitamin B .
12

Anemia gizi besi merupakan masalah gizi yang paling sering terjadi di dunia. Perkiraan prevalensi anemia secara global sekitar 51%. Anemia gizi besi lebih Universitas Sumatera Utara

cenderung berlangsung di negara-negara yang sedang berkembang dibanding negara yang


5

sudah maju. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2008, prevalensi anemia pada ibu hamil pada tahun 1993-2005 di seluruh dunia mencapai 41,8%. Prevalensi di Afrika
7

57,1%, di Amerika 24%, di Asia Tenggara 48,2%, di Eropa 25,1% dan di Timur Tengah 44,2%. Berdasarkan data dari Health Nutrition and Population Statistics diperoleh prevalensi anemia pada ibu hamil di beberapa negara tahun 2005. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Asia masih cukup tinggi misalnya di Laos 56,4%, India 49,7%, Irak 38,2%, Arab Saudi 32%, Korea Selatan 22,6%, Korea Utara 22,6%. Prevalensi terendah di Asia yaitu di Jepang (14,8%). Prevalensi di negara-negara Eropa antara lain Spanyol 17,6%, Portugal 17,3%, Italia 15,5%,
8

Belanda 12,5%, Denmark 12,4%, dan Jerman 12,3%. Di Australia diperoleh prevalensi 12,4%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi anemia ibu hamil sebesar 40,1% dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5%. Namun demikian keadaan ini
2

mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Di Indonesia sebagian besar anemia disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga
2

disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi besi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan PT Merck Tbk tahun 2003 di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Utara prevalensi anemia cukup tinggi. Di Jawa Timur dengan melibatkan 5.959 peserta tes darah di tiga kota, Kediri, Jombang, dan Mojokerto, didapat 33% di antaranya anemia. Di Jawa Barat dengan peserta tes darah sebanyak Universitas Sumatera Utara

7.439 di tiga kota, Garut, Tasikmalaya, dan Cirebon, 41% di antaranya anemia. Sedangkan di Sumatera Utara dengan peserta tes darah sebanyak 9.377 orang di tiga kota yaitu
9

Medan, Pematang Siantar, dan Kisaran, didapati 33% diantaranya anemia. Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia
2

gizi besi. Pada ibu hamil, anemia berperan pada peningkatan prevalensi kematian dan kesakitan ibu, dan bagi bayinya dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian bayi, serta bayi dengan
10

berat badan lahir rendah (BBLR). Anemia gizi besi merupakan anemia yang paling umum pada saat kehamilan. Sekitar 95%
11

anemia terkait kehamilan tergolong anemia gizi besi. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut potential danger to mother and child (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian yang serius
12

dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet zat besi
2

(Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil mendapat tablet zat besi 90 tablet selama kehamilannya tetapi ibu
13

hamil yang mengonsumsi tablet besi baru mencapai 60%. Berdasarkan hasil penelitian Dian (2008) di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
14

diperoleh prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 34,8%. Rohana (2008) Universitas Sumatera Utara

mendapatkan prevalensi anemia pada ibu hamil 59,3% di wilayah Puskesmas Cunda
15

Muara Dua Lhokseumawe Aceh (NAD). Beberapa penelitian menunjukkan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di Sumatera Utara masih tinggi. Penelitian Riswan tahun 2001 di beberapa praktek bidan swasta di Kota Medan,
16

diperoleh proporsi anemia gizi besi 53,33% pada wanita hamil. Pada tahun 2005 di Puskesmas
17

Medan Johor diperoleh proporsi anemia pada ibu hamil 43,8%.


18

Pada tahun 2006 di Simalungun


19

diperoleh proporsi anemia pada ibu hamil 57,1%.

Pada tahun 2008, ibu yang melahirkan di

Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat 53,1% menderita anemia. Berdasarkan data dari Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2009, diperoleh prevalensi anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua 39,2%. Cakupan pemberian tablet Fe di Puskesmas Tuhemberua masih rendah yaitu 44,66%. Mengacu pada uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara Tahun 2011. 1.2. Rumusan Masalah Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara Tahun 2011. Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara Tahun 2011. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Prevalens Rate kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. b. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. c. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. d. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. e. Untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. f. Untuk mengetahui hubungan usia kehamilan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011.

Universitas Sumatera Utara

g. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. h. Untuk mengetahui hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. i. Untuk mengetahui hubungan pelayanan antenatal dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. j. Untuk mengetahui hubungan konsumsi tablet besi dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. k. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. l. Untuk mengetahui Ratio Prevalence (RP) anemia gizi pada ibu hamil berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, usia kehamilan, paritas, jarak kehamilan, pelayanan antenatal, konsumsi tablet besi, dan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011. m. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara tahun 2011.

Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian a. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara dan instansi yang terkait dalam meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada ibu hamil. b. Sebagai bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan anemia gizi pada ibu hamil. c. Sebagai sarana bagi penulis menambah wawasan tentang anemia pada ibu hamil. Universitas Sumatera Utara

Вам также может понравиться