Вы находитесь на странице: 1из 18

JUDUL PROGRAM Cassa Chips Simulasi Berbahan Dasar MOCAF Sebagai Makanan Ringan yang Sehat dengan Tiga

Varian Rasa BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN DI USULKAN OLEH: MUHAMMAD RAFIQ J3E208128 (2008) INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 I. JUDUL PROGRAM Cassa Chips Simulasi Berbahan Dasar MOCAF Sebagai Makanan Ringan yang Sehat dengan Tiga Varian Rasa II. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minat anak-anak hingga orang dewasa terhadap makanan ringan (snack) sangatlah besar. Tidak heran bila produk snack banyak muncul di pasaran. Indonesia berada di peringkat ketiga setelah Jepang dan China dalam perkembangan pasar snack berdasarkan volumenya. Produk makanan ringan semakin membanjiri pasar. Dengan pilihannya yang semakin beragam. Berbagai bahan dapat digunakan untuk pembuatan snack adalah produk berbasis tepung terigu, tepung kedelai, cokelat, teh hijau, buah, hingga kacangkacangan. Menjawab kebutuhan masyarakat untuk memerhatikan kesehatan (antara lain dengan mengurangi asupan lemak dan gula), saat ini dirasa perlu untuk menawarkan sebuah jenis makanan ringan yang mempunyai nilai gizi, yakni makanan ringan yang berbahan dasar MOCAF (Modified of Cassava Flour). MOCAF adalah tepung singkong terfermentasi. Keunggulan dari MOCAF adalah tidak memiliki bau dan rasa seperti tepung singkong. Konsumen kurang menyukai adanya bau dan rasa singkong yang sangat khas dalam produk. Selain itu keunggulan MOCAF adalah karakteristik produk mudah kalis, larut dan daya rehidrasi tinggi. Selama ini pengolahan keripik berbahan baku singkong hanya menggunakan singkong utuh atau tepung tapioka. Dalam pengolahan keripik singkong tersebut juga kurang

diperhatikan aspek kesehatan dan manfaat. Oleh karena itu dirasa perlu untuk mengembangkan keripik berbahan baku MOCAF dengan tiga varian rasa. Kelebihan dari penggunaan MOCAF adalah bahan pengisi dapat dicampur didalam adonan, sehingga rasa dari keripik tersebut berasal dari keripik itu sendiri, tidak berasal dari bubuk bumbu yang biasanya ditambahkan di akhir proses. Pada umumnya tersedia 4 varian rasa dalam keripik singkong yang beredar dipasaran yaitu pedas, manis, balado, dan barbeque, oleh karena itu perlu dicoba varian rasa yang lain menggunakan bahan baku alami (bukanflavour) yang mudah tersedia seperti bawang putih, daging ayam, dan udang. Bahan yang dipilh adalah bahan yang dianggap menyehatkan dan bermanfaat bagi konsumen. Bawang putih mengandung antioksidan, anti kanker, ntitrombotik, antiradang, penurun tekanan darah dan penurun kolesterol. Daging ayam lebih unggul daripada daging sapi dan kambing karena merupakan bahan yang berprotein tinggi dan kandungan lemaknya pun lebih rendah. Udang mengandung asam lemak esensial yang mampu meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) serta menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida dalam darah sehingga baik bagi kesehatan kardiovaskular. Berbagai vitamin baik jenis larut air dan lemak juga sangat tinggi pada udang sehingga sangat baik dikonsumsi (Winarno, 1992). Mengingat bahwa singkong di Indonesia cukup digemari, dan keripik berbahan baku singkong sudah sangat banyak dan memiliki pasar yang jelas dan pasti. Maka saya menyimpulkan bahwa pembuatan cassa chips dengan tiga varian rasa sangat perlu dilakukan. Cassa chips tidak hanya dapat dikonsumsi sebagai snack, tetapi juga dapat dikonsumsi sebagai pengganti lauk/kerupuk khususnya terhadap konsumen mahasiswa yang kost disekitar kampus yang memiliki kebiasaan pada akhir bulan yaitu dana untuk makan terbatas. Sehingga mahasiswa dapat mengkonsumsi cassa chips yang memiliki kandungan karbohidrat dan gizi dari bahan pengisi seperti ayam, udang, dan lain-lain sebagai pengganti lauk karena bersifat gurih, enak, dan bergizi. B. PERUMUSAN MASALAH Rumusan Masalah dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan ini adalah memberikan gambaran wirausaha mengenai produk inovatif berupa makanan ringan yang sehat dengan nilai gizi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan cara memanfaatkan potensi sumber daya pertanian Indonesia yang melimpah yaitu berupa singkong. Yang diolah menjadi tepung singkong terfermentasi (MOCAF) untuk meningkatkan karakterisitik produk. Keripik memiliki ciri khas yaitu bumbu berbentuk bubuk ditambahkan pada akhir pengolahan keripik sehingga menyebabkan

tangan lengket dan mudah kotor. Sedangkan Cassa chips mengaplikasikan bahan pengisi atau tambahan pada pencampuran adonan, sehingga rasa lebih merata dan tidak menyebabkan tangan lengket dan mudah kotor. Bahan tambahan yang digunakan juga memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh dan memiliki rasa yang cocok dengan selera orang Indonesia. C. TUJUAN PROGRAM 1. Merintis wirausaha baru yang inovatif melalui pembuatan makanan ringan yang sehat dengan nilai gizi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan konsumen, 2. Diversifikasi makanan olahan hasil pertanian Indonesia, dan 3. Membuka lapangan pekerjaan baru. D. LUARAN YANG DIHARAPKAN 1. Terwujudnya keterampilan berwirausaha bagi mahasiswa, 2. Terbentuknya Branding produk yang dikenal di pasaran, dan 3. Terciptanya pasar. E. KEGUNAAN PROGRAM 1. Merangsang kreativitas dan daya inovasi mahasiswa untuk menghasilkan produk inovatif yang bermanfaat, 2. Membuka wawasan mahasiswa dan meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha sehingga mampu menghadapi persaingan bebas dengan cara menjadi entrepreneur muda Indonesia, 3. Memanfaatkan hasil pertanian Indonesia menjadi sebuah produk sehat sarat gizi yang banyak diminati konsumen, dan 4. Meningkatkan nilai jual salah satu jenis tanaman pangan hasil pertanian dengan mengolahnya menjadi produk yang siap digunakan oleh konsumen. F. GAMBARAN UMUM DAN RENCANA USAHA 1. Ide produk Ide pembuatan usaha ini berasal dari pengolahan MOCAF menjadi panganan berupa gorengan atau keripik, maka ukuran keripik yang dihasilkannya lebih rapih dan bahan

adonan MOCAF tersebut bisa dicampurkan dengan bahan lain sebagai perasa seperti udang, bawang putih, dan ayam. Sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomis dan kandungan gizi yang ada di dalam keripik MOCAF tersebut. Selain itu, dengan melihat minat yang cukup besar dari mahasiswa yang sangat menyukai makanan ringan (snack), dan memiliki kebiasaan untuk mengkonsumsi panganan berupa gorengan sebagai pengganti lauk. maka kami pun melihat peluang usaha untuk bisa mengembangkan makanan ringan yang juga biasa disebut dengan camilan ini menjadi sebuah wirausaha yang menjanjikan profit. 2. Deskripsi usaha Wirausaha di bidang pembuatan keripik ini sangat potensial menjadi unit usaha yang kompetitif karena produk goreng singkong atau biasa juga disebut sebagai keripik singkong yang telah beredar sebelumnya telah diminati oleh cukup banyak orang, dan dengan produk ini kami berusaha untuk menciptakan produk yang inovatif dibandingkan dengan produk yang biasa beredar di pasaran. Nilai lebih dari produk ini adalah bahan tambahannya yang memberikan citarasa yang unik dan alami, karena menggunakan bahan tambahan alami dan dicampur langsung kedalam adonan. Nilai positif dari usaha ini adalah tingginya minat masyarakat dalam pengkonsumsian panganan berupa makanan ringan. Sementara untuk keripik MOCAF dengan rasa variatif sendiri belum ada industri yang mengemasnya secara khusus dan dirasa dalam varian rasa hanya terbatas pada rasa manis, pedas, balado, dan barbeque pada keripik singkong. Secara lebih rinci, gambaran dari wirausaha kami adalah sebagai berikut : Nama usaha : Kelompok Usaha Pantang Menyerah Pemilik usaha : Muhammad Rafiq, Pipit Fitria, Bungaran R Titus, Devi R Yuniani, Laela Tunnaziroh. Lokasi usaha : Cilibende dan Bogor. Besar Modal : Rp. 8.054.167,00 Asal Modal : Dana DIKTI.

Jenis usaha : Memproduksi Cassa Chips Simulasi Berbahan Dasar MOCAF Sebagai Makanan Ringan yang Sehat dengan Tiga Varian Rasa. Memasarkan Cassa Chips simulasi Produk Utama : Cassa Chips Target pasar : lingkungan kampus, lingkungan kantor pemerintahan/ swasta, lingkungan sekolah, unit-unit usaha lain yang tertarik, masyarakat umum, dan masyarakat luas. Kapasitas produksi /hari : 45 bungkus/hari = 900 bungkus / 20 hari kerja = 10.800 bungkus/tahun. 2,4 kg MOCAF + 1,6 kg tepung terigu + 1 kg bahan tambahan= 5 kg adonan = 45 bungkusCassa Chips. Kebutuhan MOCAF = 2,4 kg/hari, 48 kg/20 hari kerja, 576 kg/tahun. Kebutuhan tepung terigu = 1,6 kg/hari, 32 kg/20 hari kerja, 384 kg/tahun. Kebutuhan bahan tambahan = 1 kg/hari, 20 kg/20hari kerja, 240 kg/tahun. Rendemen produk = 90% x 5kg = 4,5 kg = 45 bungkus @100gram/hari Pemasaran: - Bulan Pertama : Memasarkan kepada civitas akademika kampus Cilibende, Gunung Gede dan Baranang Siang Bulan Kedua : Memasarkan kepada civitas akademika kampus Darmaga Bulan Ketiga : Berpartisipasi dalam beberapa kegiatan besar Fakultas di IPB

Bulan Keempat : Memasarkan ke tempat penjualan makanan ringan di wilayah Lodaya, Malabar dan Bogor Baru Bulan Kelima : Memperluas wilayah pemasaran hingga daerah Bogor dan sekitarnya Strategi pemasaran yang akan kami gunakan adalah : a. STP (Segmentation, Targeting & Positioning) 1) Segmentation Segmentasi, yakni cara memilah-milah kelompok konsumen berdasarkan potensial penawaran produk yang berbeda-beda. Pangsa pasar dibagi menjadi tiga segmen yaitu : a) Kelompok Mahasiswa Segmen ini (mahasiswa IPB) dibidik karena merupakan pangsa pasar yang besar. Selain itu, faktor lokasi yang dekat dengan tempat produksi menjadi kelebihan tersendiri sehingga memudahkan kegiatan survei, promosi dan pemasaran produk. Bagi segmen ini, yang terpenting adalah harga yang relatif murah namun memiliki manfaat yang besar yaitu sehat, dan murah. b) Kelompok Pelajar Segmen lain adalah pelajar yang ada di sekitar lingkar kampus IPB baik SD, SLTP, maupun SLTA. Segmen ini memiliki pangsa pasar yang tak kalah besar, terlebih lagi jika dilihat dari sisi psikologis mereka yang cenderung konsumtif dan menyukai hal yang baru. Selain itu, jenis produk panganan goreng yang gurih dan beraneka rasa akan sangat menarik konsumen. c) Kelompok Umum Segmen ini terdiri dari para dosen, warga lingkar kampus, dan masyarakat umum. Bagi segmen ini, yang terpenting adalah seberapa besar manfaat yang mereka dapat dengan mengkonsumsi produk ini. Dengan keunggulan produk sebagai panganan goreng yang memiliki varian rasa berbeda dengan rasa keripik singkong lainnya yang notabenenya memiliki rasa balado, pedas, dan barbeque. 2) Targeting

Target utama pemasaran produk ini adalah segmen pertama dan kedua yaitu kelompok mahasiswa dan pelajar. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa kelompok pertama dan kedua memilki ukuran pasar yang besar, dan perkiraan bahwa segmen ini memiliki kebutuhan atas manfaat dari produk tersebut. Sedangkan segmen yang ketiga, yaitu masyarakat umum, merupakan target jangka panjang sehingga produk ini dapat beredar dan diterima oleh masyarakat secara luas. 3) Positioning Pelanggan melihat produk ini sebagai produk camilan yang enak dan bergizi. Trend pemasaran produk diarahkan pada pengganti lauk bagi anak kuliah yang kost disekitar kampus, yang sekiranya mencari alternatif makanan pengganti lauk untuk menghemat pengeluaran. Selain itu dibuat citra produk yang praktis melalui kemasan yang menarik sesuai segmentasi pasar dan dengan varian rasa yang cukup banyak, maka konsumen tidak akan cepat bosan dengan pilihan rasa yang tersedia. b. Strategi produk Pada masa awal produksi, kemasan produk akan dibuat dalam kemasan plastik biasa. Setelah terlihat minat dari konsumen terhadap produk tersebut, maka goreng singkong ini akan dikemas dalam kemasan permanen dalam bentuk cetakan mesin dan diproduksi dengan sistem flow shop. Untuk suply bahan baku yang kontinyu dan terjamin mutunya, maka kami menjalin kerjasama dengan BBIA (Balai Besar Industri Agro) yang siap menyediakan MOCAF sesuai dengan jumlah yang kami butuhkan selama produksi. BBIA berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda No. 11. Bogor 16122. c. Strategi distribusi Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk khususnya di kampus, sekolah dan instansi pemerintahan khususnya di wilayah Cilibende, Bogor dan sekitarnya. Untuk pemasarannya akan dilakukan kerjasama dengan toko KITA, toko ini adalah toko yang menjual berbagai jenis produk. Toko ini berlokasi di Pasar Ciampea Indah Blok C1 No. 100 125. Nama pemilik toko adalah Ibu Siti Sunaryati. d. Strategi Harga

Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar, harga produk yang ditetapkan bisa disesuaikan dengan harga makanan ringan serupa yang beredar di pasaran, dengan kata lain harga produk diusahakan lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing. e. Strategi Promosi Promosi penjualan yang akan dilakukan adalah penyebaran brosur produk, promosi dari mulut ke mulut, dan penekanan pada pendekatan perorangan. Analisis SWOT : Strength : a. Kualitas bahan baku yang digunakan untuk produk terjamin b. Produk yang dihasilkan dalam wirausaha ini berdasarkan pada uji coba yang yang telah dilakukan oleh mahasiswa Supervisor Jaminan Mutu Pangan IPB c. Anggota kelompok memiliki motivasi untuk menjadi entrepreneur muda Weakness : a. Modal untuk memulai usaha awal relatif cukup besar. b. Anggota kelompok belum memiliki pengalaman dalam hal berwirausaha c. Belum memiliki jangkauan pemasaran yang cukup luas Oportunity : a. Belum ada usaha sejenis. b. Bahan baku relatif mudah diperoleh c. Keripik singkong sebelumnya sudah diminati dan digemari sebagai panganan makanan ringan d. Diadakannya pendanaan melalui program kreativitas mahasiswa oleh DIKTI e. Banyaknya acara kemahasiswaan yang diadakan oleh BEM dan beberapa organisasi di IPB

Threat : a. Masih terikat kuat dengan jadwal perkuliahan yang padat b. Harga bahan baku yang fluktuatif G. METODE PELAKSANAAN PROGRAM Metode pelaksanaan program meliputi beberapa tahap, yaitu : a. Persiapan alat dan bahan Pada tahap ini dilakukan pembelian peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan program, peralatan tersebut bisa dilihat di Tabel 2. Biaya tetap (fix cost) b. Pembuatan makanan Bahan yang diperlukan pada pengolahan goreng singkong tiga variasi rasa ini, diantaranya adalah MOCAF, tepung terigu, garam, lada bubuk, minyak goreng, udang, ayam, bawang merah, dan bawang putih Langkah-langkah pembuatan cassa chips simulasi varian rasa 1. MOCAF diayak, 2. Timbang udang, bawang putih dan ayam @ 300gram dan total bumbu sebesar 100gram, persentase bumbu sesuai dengan selera. hasil ini didapatkan dari hasil perhitungan total 1kg bahan tambahan dikurangi 0,1 kg bumbu, setelah itu dibagi 3 jenis varian rasa. 3. 2,4 kg MOCAF dicampur dengan 1,6 kg tepung terigu dan 1 kg bahan campuran lain (bumbu, udang/bawang putih/ayam), 4. Adonan dibuat lembaran dengan menggunakan penggiling/roller mulai skala 1mm sampai skala 2,5mm, kemudian dicetak dengan menggunakan cetakan yang bervariasi, lalu dikeringkan dengan oven pengering dengan suhu 65 C selama 1 jam dilanjutkan dengan penggorengan dengan suhu 175 C selama 3 detik. Berikut ini merupakan alur bagan pembuatan cassa chips simulasi
0 0

MOCAF

Pencampuran dengan tepung terigu dan bahan tambahan lainnya (bumbu dan varian rasa)

Penyaringan kotoran, untuk mencegah adanya bahaya fisik

Penggilingan dengan roller dengan ketebalan 1-2,5mm

MOCAF 60% Tepung terigu 40% dan bahan tambahan sebesar 20% dari total MOCAF dan tepung terigu Reformulasi Adonan setebal 1-2,5mm Tidak ya Pengeringan dengan oven pengering T=65 C t=1jam
o

Cassa chips varian rasa Penggorengan T=175 C t=3detik


0

Pencetakan

Pengemasan cassa chips dan pemberian label

Sealing kemasan

Cassa chips dalam kemasan

A A Gambar 1. Alur proses pembuatan Cassa chip c. Pengemasan Metode pengemasan keripik cassa chips ini cukup mudah hanya menggunakan kemasan plastik yang akan disegel rapat dengan sealer. Didalam kemasan ini juga ditambahkan label produk yang dimasukan kedalam kemasan dalam bentuk lembaran kertas berwarna. Kebutuhan untuk pembuatan label adalah 1 lembar kertas dapat menjadi 10 lembar label, sehingga dalam 20 hari kerja membutuhkan 100 lembar kertas untuk menghasilkan 1.000 lembar label. H. RANCANGAN BIAYA Pelaksanaan dan Operasional Awal Pembuatan cassa chips simulasi Tabel 1. Anggaran persiapan Harga satuan (Rp.)

Uraian Pembuatan sampel produk

Jumlah

Besarnya (Rp.)

3 varian rasa cassa chips @ 10gr (50 bungkus)

1 x produksi 5kg MOCAF 200.000

Print proposal

30 lembar

500

15.000

Fotokopi proposal

150 lembar

150

22.500

Jilid proposal

6 buah

4000

24.000

Total

261.500

Analisa Usaha Pembuatan Cassa Chips dalam 1 x produksi Tabel 2. Biaya tetap (fix cost) Jenis Peralatan Izin laboratoriun Umur Pakai Jumlah Harga Satuan (Rp.) Besarnya (Rp.) Penyusutan

1 tahun

2 buah

200.000

400.000

400.000

Talenan

2 tahun

2 buah

5.000

10.000

5.000

Timbangan plastik 5 kg

3 tahun

1 buah

75.000

75.000

25.000

Roller kulit molen

5 tahun

1 buah

400.000

400.000

80.000

Oven

5 tahun

1 buah

400.000

400.000

80.000

Panci

3 tahun

1 buah

150.000

150.000

50.000

Loyang

5 tahun

5 buah

15.000

75.000

25.000

Cetakan kue

2 tahun

10 buah

3.000

30.000

15.000

Pisau

3 tahun

4 buah

5.000

20.000

6.667

Baskom

2 tahun

3 buah

10.000

30.000

15.000

Celemek

2 tahun

5 buah

15.000

75.000

37.500

Pengaduk

1 tahun

3 buah

5.000

15.000

15.000

Kompor gas

10 tahun

1 buah

300.000

300.000

30.000

Legalisasi dinas kesehatan

5 tahun

500.000

500.000

100.000

Gas 12 Kg

10 tahun

1 tabung

700.000

700.000

70.000

Total Tabel 3. Variable Cost (dalam 20 hari kerja) Uraian MOCAF Jumlah 48 kg

3.180.000

954.167

Harga Satuan (Rp.) 7.000/kg

Besarnya (Rp.) 336.000

Tepung terigu

32 kg

9.000/kg

288.000

Minyak goreng

6 liter

25.000/ 2Lt

75.000

Garam

5 bungkus

1.000/bks

5.000

4 bungkus Lada bubuk Bawang putih 10 kg

3.500/bks

14.000

14.000/kg

140.000

Bahan bakar

12 kg

90.000/12kg

90.000

Bawang merah

1 kg

10.000/kg

10.000

Gula pasir

1 kg

12.000/kg

12.000

Udang besar

3 kg

40.000/kg

120.000

Gaji Pekerja

2 orang

28.750/hari

1.150.000

Ayam

3 kg

27.250/kg

81.750

Plastik 500 gr

4 kg

30.000

120.000

Plastik 1000

1 kg

30.000

28.250

gr

Percetakan label

100 lbr

1.000/lbr

100.000

Percetakan brosur

50 lbr

1.000/lbr

50.000

ATK

100.000

Transportasi pemasaran

700.000

Transportasi pengurusan sertifikasi produk

100.000

Komunikasi

400.000

Total

Rp. 3.921.750

Total Biaya Awal : Pelaksanaan dan Operasional Awal Pembuatan cassa chips simulasi + Biaya Tetap (Fix Cost) + Variable Cost (dalam 30 hari ) : Rp. 261.500 + Rp. 3.180.000 + Rp. 3.920.000 : Rp. 7.361.500,00 Total Biaya Produksi = (Total Investasi + Total Penyusutan + Total biaya operasional pertahun) = Rp. 3.180.000 + Rp. 954.167 + Rp. 3.920.000

= Rp. 8.054.167,00 Total Penjualan = Jumlah kemasan x Waktu Penjualan (bulan) x Harga Jual = 900 x 1 bulan x Rp. 1.500 = Rp. 1.350.000,00 Penjualan per tahun = Rp. 2.700.000 x 12 bulan = Rp. 16.200.000,00 Penjualan per tahun = 900 x 12 = 10800 kemasan pertahun Harga Pokok Penjualan = = Rp. 8.054.167,00 10800 = Rp. 745,76 = Rp. 1.500,00. Analisis Biaya Manfaat Keuntungan = Penerimaan Total Biaya Produksi = Rp. 16.200.000,00 Rp. 8.054.167,00 = Rp. 8.145.833 / tahun = Rp. 678.819,42 / bulan BEP (Break Even Point) BEP terjadi bila TC=TR BEP = biaya operasional (per tahun) / harga = = 5.370 kemasan / tahun Pay Back Periode = = = 0,46 tahun = 5,52 bulan = 6 bulan B. JADWAL KEGIATAN Kegiatan ini berlangsung selama 6 bulan yaitu dibagi menjadi perbulan. Jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan telah dirinci dan ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 4. Matriks kegiatan No. 1 Agenda 2 Produksi tahap awal (sample) Pengenalan produk tahap awal skala laboratorium (sample) 2 Promosi dan pemasaran 3 Survei pasar 4 Pendaftaran Dinas Kesehatan 5 Produksi tahap lanjut Cassa Chipssimulasi Analisa Usaha 7 Penyusunan Laporan Akhir 8 I. DESAIN ORGANISASI Pengerjaan suatu proyek kewirausahaan yang profesional layaknya suatu perusahaan memerlukan rancangan organisasi yang efektif, efisien, dan tersusun rapi. Tujuannya Bulan 3 4 5 6

adalah agar pencapaian tujuan perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan lebih baik, lebih cepat dan lebih mudah. Beberapa unsur yang dirasa sangat penting dan mutlak untuk diatur dalam organisasi pelaksana program kewirausahaan ini antara lain: bagian keuangan, bagian operasi dan produksi, dan bagian pemasaran. Untuk itu diperlukan penanggung jawab manajemen pada tiap-tiap bidang tersebut yang berada di bawah koordinasi pimpinan utama. Bendahara bertugas mengatur arus masuk dan keluarnya kas perusahaan. Sekretaris adalah penanggung jawab operasional produksi sehingga produk yang dihasilkan memiliki mutu yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Bagian pemasaran berwenang dalam pendistribusian produk hingga sampai ke tangan konsumen. Ia juga bertanggung jawab dalam memberikan citra produk yang baik di mata konsumen. Sedangkan Research and Development bertanggung jawab untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. SUMBER PUSTAKA Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Вам также может понравиться