Вы находитесь на странице: 1из 49

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

A GI P0000 Ab000 UMUR KEHAMILAN 42 43 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI DENGAN CPD DAN KPD DI RS DKT SIDOARJO

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan I Semester IV

Disusun Oleh : DWI VERONIKA NIM : 04.117

AKADEMI KEBIDANAN KENDEDES MALANG

2006
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL

Ditulis Oleh : Dwi Veronika (04.117) Judul : ASUHAN KEBIDAN PADA NY. A GI P0000 AB000 UMUR KEHAMILAN 42-43 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN DENGAN CPD DAN KPD DI RS DKT SIDOARJO

SIDOARJO, 10 Agustus 2006 Mengetahui

Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik

Sunaeni Amd.Keb

Arias Dian W. Amd.Keb

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A GI P0000 Ab000 UMUR KEHAMILAN 42-43 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN DENGAN CPD DAN KPD DI RS DKT SIDOARJO dengan tepat waktu. Makalah Asuhan Kebidanan ini saya susun untuk memenuhi tugas praktek klinik kebidanan I yang merupakan kurikulum dan dalam pendidikan AKADEMI KEBIDANAN KENDEDES MALANG Semester IV Tahun 2006. Dan tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih atas bimbingan dan petunjuk kepada: 1. dr. Djabro W, SpOG, selaku Dekan Koordinator AKBID Kendedes Malang 2. Sri Untari Amd.Keb, selaku Direktur AKBID Kendedes Malang 3. Dian Hanifah, SST, selaku Pembimbing Akademik Klinik Kebidanan I 4. Arias Dian W, Amd.Keb, selaku Pembimbing Klinik Kebidanan I di RS DKT Sidoarjo 5. Orang tua dan saudara saya yang telah memberi dukungan kepada saya 6. Teman-tema yang membantu terselenggaranya tugas ini. Saya selaku penulis, menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan asuhan kebidanan ini. Maka kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan asuhan kebidanan yang akan datang. Akhir kata, saya sebagai penulis makalah ini berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Malang, 28 Agustus 2006

Penyusun

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 Latar Belakang ............................................................................ 1 Tujuan ......................................................................................... 1 1.2.1.................................................................................Tujua n Umum .......................................................................... 1 1.2.2.................................................................................Tujua n Khusus ......................................................................... 2 1.3 Sistematika Penulisan ................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 POST DATE 1. Etiologi................................................................................... 4 2. Masalah Perinatal................................................................... 5 3. Diagnosis............................................................................... 5 4. Penilaian Keadaan Janin Dan Penanganan Persalinan.......... 6 2.2 CPD 1. Pendahuluan........................................................................... 8 2. Pemeriksaan Panggul............................................................. 8 3. Pemeriksaan Besarnya Janin................................................. 9

iv

4. Disproporsi Sefalo Pelvik..................................................... 10 5. Pemeriksaan Radiologik........................................................ 10 6. Jenis Panggul Wanita Indonesia............................................ 11 7. Ukuran Pelvis......................................................................... 11 8. Luas Bidang Panggul............................................................. 11 9. Kapasitas Panggul.................................................................. 12 10. Daya Akomodasi................................................................... 12 2.3 KPD 1. 2. 3. 4. 5. 6. 2.4 Etiologi...................................................................... 13 Patoganis.................................................................... 13 Pengaruh PROM....................................................... 14 Prognosis................................................................... 15 Pimpinan Persalinan.................................................. 15 Komplikasi................................................................ 15

Manajemen Kebidanan 1. Pengkajian.............................................................................. 16 2. Identifikasi Masalah/Diagnosa.............................................. 21 3. Antisipasi Masalah Potensial................................................. 21 4. Identifikasi Kebutuhan Segera.............................................. 22 5. Intervensi............................................................................... 22 6. Implementasi.......................................................................... 25 7. Evaluasi.................................................................................. 25

BAB III TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian....................................................................................... 26

2. Identifikasi Masalah/Diagnosa....................................................... 32 3. Antisipasi Masalah Potensial.......................................................... 33 4. Identifikasi Kebutuhan Segera........................................................ 34 5. Intervensi ....................................................................................... 34 6. Implementasi................................................................................... 37 7. Evaluasi ....................................................................................... 38 BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 40 BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ................................................................................... 41 2. Saran .............................................................................................. 41 DAFTAR PUSTAKA

vi

vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada wanita hamil dia akan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh petugas kesehatan khususnya bidan yang menolong persalinan. Bidan sudah dapat menetapkan wanita hamil atau tidak, bagaimana letak janin. Ia juga berpendapat bahwa letak yang paling baik adalah kepala dibawah, dan kepala dilahirkan lebih dahulu. Bidan sudah mengetahui letak yang salah tetapi tidak mampu memperbakinya. Bidan juga dapat menafsirkan kapan kiranya bayi akan lahir. Disamping itu, bidan memberi nasehat pula bagaimana ibu itu harus sehat selama hamil. Hal ini sekarang kita sebut Hygine Kehamilan. Dalam aspek pengawasan sebelum melahirkan telah disinggung pula tentang pemeriksaan kehamilan yang teratur. Tujuan pemeriksaan yang teratur ini ialah agar kelainan yang mungkin terjadi, bagaimana kecilnya harus dicegah, serta kesehatan ibu sendiri dapat dipertahankan agar janin dalam kandungan tidak terganggu dan tidak kekurangan suatau apapun (Christina. S, 1996) Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertam haid terakhir. Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap disebut sebagai post term atau kehamilan lewat waktu. Ketuban pecah dini atau premature ruoture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil. 1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan, mahasiswa dapat: a. b. c. d. e. Mengkaji data subyektif dan obyektif pada ibu hamil Mengidentifikasi masalah berdasarkan hasil pengkajian pada Menyusun rencana tindakan pada ibu hamil. Melaksanakan rencana yang telah disussun dalam bentuk Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan.

ibu hamil.

tindakan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil.

1.3 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 2.1 Latar belakang Tujuan Sistematika Penulisan Post Date Membahas : 1. Etiologi 2. Masalah Perinatal 3. Diagnosis 4. Penilaian Keadaan Janin dan Penanganan Persalinan 2.2 CPD Membahas : 1. Pendahuluan 2. Pemeriksaan Panggul 3. Pemeriksaan Besarnya Janin 4. Disproporsi Sefalo Pelvik 5. Pemeriksaan Radiologik 6. Jenis Panggul Wanita Indonesia 7. Ukuran Pelvis 8. Luas Bidang Panggul 9. Kapasitas Panggul 10. Daya Akomodasi

BAB II TINJAUAN TEORI

2.3

KPD 1. Etiologi 2. Patoganis 3. Pengaru PROM 4. Prognosis 5. Pimpinan Persalinan 6. Komplikasi

2.4

Manajemen Kebidanan 1. Pengkajian 2. Identifikasi Masalah / Diagnosa 3. Antisipasi Masalah Potensial 4. Identifikasi Kebutuhan Segera 5. Intervensi 6. Implementasi 7. Evaluasi

BAB III TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian 2. Identifikasi Masalah / Diagnosa 3. Antisipasi Masalah Potensial 4. Identifikasi Kebutuhan Segera 5. Intervensi 6. Implementasi 7. Evaluasi BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan 2. Saran

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 POST DATE Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertam haid terakhir. Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap disebut sebagai post term atau kehamilan lewat waktu. Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5-14%. Perbedaan yang lebar disebabkan perbedaan dalam menentukan usia kehamilan. Di samping itu perlu diingat bahwa para ibu sebanyak 10% lupa akan tanggal haid terakhir disamping sukar menentukan secara tepat saat ovulasi. Perhitungan usia kehamilan umumnya memakai rumus Naegele, tetapi selain pengaruh faktor di atas masih ada faktor siklus haid dan kesalhan perhitungan. Sebaliknya Boyce mengatakan dapat terjadi kehamilan lewat waktu yang tidak diketahui akibat masa proliferasi yang pendek. Kini dengan adanya pelayanan USG maka usia kehamilan dapat ditentukan lebih tepat terutama bila dilakukan pemeriksaan pada usia kehamilan 6-11 minggu sehingga penyimpanan hanya 1 minggu. Kekhawatiran dalam menghadapi kehamilan lewat waktu ialah meningkatnya resiko kematian dan kesakitan perinatal. Resiko kematian dan kesakitan perinatal. Resiko kematian perinatal kehamilan lewat waktu dapat menjadi 3 kali dibandingkan kehamilan aterm. Di samping itu ada pula komlikasi yang lebih sering menyertainya seperti, letak defleksi, posisi oksiput posterior, distosia bahu dan pendarahan postpartum. 1. Etiologi Pertanyaan yang patut diajukan ialah mengapa terjadi penundaan partus melewati aterm. Kini dipahami bahwa menjelang partus terjadi penurunan hormon progesterone, peningkatan oksitoksin serta peningkatan reseptor oksitoksin, tetapi yang paling menentukan adalah terjadinya produksi prostaglandin yang menyebabkan his yang kuat.

Prostaglandin

telah

dibuktikan

berperan

paling

penting

dalam

menimbulkan kontraksi uterus. Nwosu dan kawan-kawan menemukan perbedaan dalam rendahnya kadar cortisol pada darah bayi sehingga disimpulkan kerentanan akan stress merupakan faktor tidak timbulnya his, selain kurangnya air ketuban dan insufiensi plasenta. 2. Masalah Perinatal Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu, hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan plasental laktogen. Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko 3 kali. Akibat dari proses penuaan plasenta maka pemasokan makanan dan oksigen akan menurun di samping adanya spasme arteri spiraliss. Janin akan mengalami pertumbuhan terhambat dan penurunan berat; dalam hal ini dapat disebut sebagai dismatur. Sirkulasi uteroplasenter akan berkurang mengakibatkan perubahan abnormal jantung janin. Kematian janin akibat kehamilan lewat waktu ialah terjadi pada 30% sebelum persalinan, 55% dalam persalinan dan 15% post natal. Penyebab utama kematian perinatal adalah hipoksia dan aspirasi uteroplasenter akan berkurang dengan 50% menjadi hanya 250 ml/menit. Jumlah air ketuban yang berkurang mengakibatkan perubahan abnormal jantung janin. Kematian jani akibat kehamilan lewat waktu ialah terjadi pada 30% sebelum persalinan, 55% dalam persalinan dan 15% post natal. Penyebab utama kematian perinatal adalah hipoksia dan aspirasi mekonium. Komplikasi yang dapat dialami oleh bayi baru lahir ialah 1) suhu yang tidak stabil, 2) hipoglikemi, 3) polisitemia, dan 4) kelainan neurologik. 3. Diagnosis Postterm ialah kondisi bayi yang lahir akibat kehamilan lewat waktu dengan kelainan fisik akibat kekurangan makanan dan oksigen. Bila kasus telah mengalami insufisiensi yang berat maka akan lahir bayi dengan kelainan seperti di atas. Tanda postterm dapat dibagi dalam 3 stadium:

a.Stadium I Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas. b.Stadium II Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit. c.Stadium III Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali perut. Diagnosis kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus neagele setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila terdapat keraguan, maka pengukuran tinggi fundus uteri serial dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usai gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah: mengenai usia gestasi lebih cepat. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah: a. b. Air ketuban yang berkurang Gerakan janin yang jarang. Bila telah dilakukan pemeriksaan ultra sonografi serial terutama sejak trimester pertama maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaiknya pemeriksaan yang sesaat setelah trimester III tukar untuk memastikan usia kehamilan. Pemeriksaan sitologi vagina (indek koriopiknotik > 20%) mempunyai sensitifitas 75% dan tes tanpa tekanan dengan kardiotokografi mempunyai spesifitas 100% dalam menentukan adanya disfungsi janin plasenta atau postterm. Perlu diingat bahwa kematangan serviks tidak dapat dipakai untuk menentukan usia gestasi. 4. Penilaian Keadaan Janin Dan Penanganan Persalinan Yang terpenting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah menentukan keadaan janin karena setiap keterlambatan akan menimbulkan resiko kegawatan (gambar 1) dengan sikap konservatif resiko kematian perinatal berkisar dari 0-22%. Di FK UI cenderung untuk bersikap aktif setelah menentukan keadaan janin dan dengan demikian tidak menemukan kematian prenatal. Penentuan keadaan janin ialah dengan cara berikut:

a.Tes tanpa tekanan (non stress test). Bila memperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkan dengan tes tekanan oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar janin baik. Bila ditemukan hasil tes tekanan yang positif, meskipun sensifitas relatif rendah tetapi telah dibuktikan telah berhubungan dengan keadaan postmatur. b.Gerakan janin. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal rata-rata kali/20 menit). Gerakan janin dapat pula ditentukan pada pemeriksaan ultra sonografi. Dengan menentukan nilai geofisik maka keadaan janin dapat dipastikan lebih baik. Penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG (normal > 1 cm/bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban; bila ternyata oligohidranion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu. c.Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia. Keadaan yang mendukung bahwa janin masih baik kemungkinan untuk mengambil keputusan; a. b. Menunda 1 minggu dengan menilai gerakan janin dan tes Melakukan induksi partus. Hasil tes tekanan yang positif menunjukkan penurunan fungsi plasenta janin, hal ini mendorong untuk melakukan cek seksio sesarea. Di FKUI induksi partus dilakukan dengan pemasangan balon koteter foley ke dalam kanalis servikalis dan bila setelah 24 jam belum partus spontan dilakukan infus oksitosin dan amneotomi; cara terakhir ini mempunyai keberhasilan 84% partus pervaginam dan hanya 4,6% yang mengalami asfiksia. Induksi dengan oksitisin dapat dilakukan bila serviks telah matang dan bila perlu dilakukan amniotomi. Prostaglandin E dapat pula dipakai untuk mematangkan serviks. tanpa tekanan 3 hari lagi;

Bahwa janin relatif cukup banyak (14,7%) dan terutama terjadi pada persalinan, sehingga memerlukan pengawasan dengan kordiotokografi yang abnormal (<5 dpm) pewarnaan mekonium, dan gerakan janin yang abnormal (<5/20 menit). Tentu saja kelainan obstetric (berat bayi <4000 g, kelainan posisi, partus >18 jam) perlu diperhatikan untuk indikasi seksio sesanea. Pada saat persalinan perlu diperhatikan adanya pewarnaan mekonium untuk mengambil sikap melakukan resusitas aktif. Bila mekonium kental sebaiknya langsung dilakukan inkubasi dan pembilasan trachea. Bayi dengan tanda post matur mungkin mengalami hipovolemia, hipoksia, asidosis, sindrom gawat napas, hipoglikemia dan hipofungsi adrenal. Dalam hal ini perlu tindakan yang adekuat sesuai dengan kuasa tersebut. 2.2 CPD 1. Pendahuluan Proses persalinan merupakan suatu proses mekanik, dimana suatu benda didorong melalui ruangan oleh suatu tenaga. Benda yang didorong adalah janin, ruangan adalah pelvis dan tenaga adalah his, yang mempunyai dwi fungsi, untuk membuka serviks dan mendorong bayi keluar (Rustam Muchtar, 2002). Jika tidak ada disproporsi antara pelvis dan janin normal serta letak anak tidak patologik, dapat dirunggu partus spontan. Bila ada disporporsi feto pelvik atau janin letak lintang, maka akan terjadi persalinan patologi. 2. a. b. Pemeriksaan Panggul Pemeriksaan panggul luar Pemeriksaan panggul dalam (VT) : yang dievaluasi antara Terdiri dari :

lain : promontorium, linea innominata, spina ischiadika, dinding samping, kurvutura sakrum, ujung sakrum dan arkus pubis. Pada pemeriksaan ini dicoba memperkirakan ukuran : Konjungata diagnolis dan konjungata vera.

Distansia interspinarum (diameter bispinosum). Diameter antero-posterior pintu bawah panggul.

Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan antara kehamilan minggu ke 34-36 (Rustam Mochtar, 2002). 3. Pemeriksaan Besarnya Janin Pemeriksaan ini dilakukan sesaat sebelum partus atau waktu partus. Kalau bentuk normal dan letak anak memanjang, yang menentukan imbang feto pelvik ialah kepala, maka disebut imbang sefalo-pelvik. Besarnya kepala rata-rata bergantung dari besarnya (berat) janin. Oleh karena itu sebagian ukuran kepala digunakan Berat Badan (BB) Janin (Rustam Mochtar, 2002). Ada bebarapa perkiraan berat janin : a. Umur kehamilan dan taksiran persalinan (rumus Naegele). TP = (HT + 7) (bulan 3) (tahun + 1) b. Berat badan ditaksir melalui palpasi kepala pada abdomen. Sudah tentu untuk mendapat kecakapan ini diperlukan latihan dan pengalaman yang agak lama. Suatu penaksiran ini dianggap baik jika kesalahannya tidak melebihi 10%. c. Berat badan Poulsson Langstadt Uterus dianggap sebagai suatu benda yang terdiri bahan homogen berbentuk elips jika letak lintang memanjang. Volume bergantung dari diameter longitudinal dari uterus, yang diukur menggunakan jangka Baudeloque. Kemudian secara empirik dibuat suatu grafik yang menggambarkan hubungan antara BB dan jumlah kedua diameter itu. d. Rumus Johnson Toshack

Berdasarkan atas ukuran Mac Donald, yaitu jarak antara symphisis pubis dan batas antara f.u melalui konveksitas abdomen : BBJ BBJ MD Kepala belum HIII = (MD- 2) x 155 gram = Berat badan janin dalam gram = Ukuran Mac Donald dalam cm = (MD-13)

Kepala di HIII Kepala lewat HIII e. 4. a. Dengan

= (MD-12) = (MD-11) menggunakan alat-alat canggih, seperti

Bila ketuban sudah pecah ditambah 10% ultrasonografi diameter biparietal dapat diukur. Disporporsi Sefalo-Pelvik Imbang sefalo-pelvik baik Ada beberapa kemungkinan : Partus dapat direncanakan pervaginam, namun demikian his, posisi kepala dan keadaan serviks harus diperhatikan selama partus. b. Disporporsi sefalo-pelvik Artinya bahwa janin tidak dapat dilahirkan secara normal pervaginam, bila anak hidup dilakukan seksio sesarea. c. Kemungkinan disporsporsi Mengandung arti : imbang baik atau dapat terjadi disporporsi. Untuk dan atau partus percobaan (Rustam Mochtar, 2002) 5. a. Pemeriksaan Radiologik Foto pintu atas panggul Untuk pelvimeteri dibuat 2 buah foto : Ibu dalam posisi setengah duduk (THOMAS), sehingga tabung Rontgen tegal lurus di atas pintu atas panggul. b. Foto lateral Ibu dalam posisi berdiri, tabung Rontgen diarahkan horisontal pada trochanter major dari samping. Dari keduanya dapat dilihat : a. Diameter transversa b. Distansia spinarum c. Jenis pelvis d. Conjungata diagonalis-conjungata vera e. Dalamnya pelvis f. Diameter AP pintu bawah

10

g. Diameter sagitalis posterior (CALDWELL) h. Bentuk sakrum, spina ischiadika 6. Jenis Panggul Wanita Indonesia Djaka + Moeljo 64,2% 16,3% 13,6% 2,2% 3% Ginekoid Antropoid Platipeloid Android Panggul patologik 7. a. b. a b c x 8. Ukuran Pelvis THOMS sentimeter grid atau Matematika, menurut prinsip segitiga siku-siku : Jarak tabung film dapat dipasang tetap, misalnya 100 cm. : Jarak obyek film harus diukur pada setiap pemotretan. : Diukur pada gambar Rontgen : Yang harus dihitung (Rustam Mochtar, 2002) Luas Bidang Panggul Untuk menentukan luasnya suatu bidang dipergunakan index MENGERT, yaitu diameter AP dikalikan diameter transversa. Luas bidang panggul wanita Indonesia (standart) : Pintu atas panggul Pintu tengah 10 x 12 10 x 11,5 = 120 cm2 = 115 cm2

Diameter pelvis dihitung dengan cara :

Rumus : x : b = c : a

Untuk tiap-tiap panggul yang dibuat pelvimeteri, diukur luas bidang menurut index MENGERT, kemudian dibandingkan dengan luas standart tadi (Rustam Mochtar, 2002). 9. Kapasitas Panggul Perbandingan antara luas bidang yang didapat itu dengan luas standart dalam persen dinamakan kapasitas daripada bidang. Contoh : Pintu atas : Conjungata vera 10 cm

11

Diameter transversa 11 cm Luas : 10 cm x 11 cm = 110 cm2 110 cm2 Kapasitas Pintu tengah : 92% 120 cm2 : Distansia interspinarum 9 cm Diameter AP 12 cm Luas = 9 cm x 12 cm = 108 cm2 Kapasitas = 108/115 = 94% Sebagai kapasitas dari pelvis seluruhnya diambil kapasitas terkecil dari contoh diatas adalah 92% (Rustam Mochtar, 2002). 10. Daya Akomodasi Daya akomodasi suatu pelvis adalah volume dari bayi yang terbesar yang masih dapat dlahirkan secara spontan dan normal melalui panggul yang dinyatakan dalam gram BB (Rustam Mochtar, 2002). Suatu panggul dengan kapasitas 100% harus dapat melahirkan bayi dengan beratnya 4000 gram. Daya akomodasi turun seimbang dengan kapasitasnya. Contoh : Untuk panggul dengan kapasitas 92% dapat diperhitungkan daya akomodasi : 92/100 x 400 gram = 3680

2.3 KETUBAN PECAH DINI (KPD) Ketuban pecah dini atau spontanneous/early/premateure rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu : yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara kuarang dari 5 cm. Bla periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Untunglah karena adanya antibiotika spektrum luas maka hal ini dapat ditekan.

12

Sampai saat ini masih banyak pertentangan mengenai penatalaksanaan PROM yang bervariasi dari doing nothing sampai pada tindakan yang berlebih-lebihan. Menurut EASTMAN insiden PROM ini kira-kira 12% dari semua kehamilan 1. Etiologi Penyebab dari PROM tidak atau masih belum jelas, maka preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi. 2. Patoganis TAYLOR dkk. Telah menyelidiki hal ini, ternyata ada hubungannya dengan hal-hal berikut : Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah. Penyakit-penyakit seperti pielonefritis, sistitits servisitis dan vaginitis terdapat bersama-sama dengan hipermotilitas rahim ini. Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban) Infeksi (amnionitis atau korioamionitis) Faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi ialah : Ketuban pecah dini artificial (amniotomi), dimana ketuban Kadang-kadang agak sulit atau meragukan kita apakah ketuban benar sudah pecah atau belum, apalagi bila pembukaan kanalis servikalis belum ada atau kecil. Cara menentukannya adalah dengan : Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, verniks Inspekulo : lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban Gunakan kertas lakmus (litmus) Pemeriksaan PH forniks posterior pada PROM pH adalah kaseosa, rambut lanigo atau bila telah terinfeksi berbau. keluar dari kanalis servisis dan apakah ad abagian yang sudah pecah.

multipara, malposisi, disproporsi, cervix incompeten dan lain-lain. dipecahkan terlalu dini.

basa (air ketuban)

13

Pemeriksaan histopatologi air (ketuban). Aborization dan sitologi air ketuban. PROM berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Jarak antara

pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan disebut periode laten = LP = lag period. Makin muda umur kehamilan makin memanjang LP-nya. Sedangkan lamanya persalinan lebih pendek dari biasa, yaitu pad aprimi 10 jam dan multi 6 jam. 3. a. Pengaruh PROM Terhadap Janin Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterine lebih dahulu terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum gejala pad aibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan mobiditas perinatal. b. Terhadap Ibu Karena jalan terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis dan septicemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi. Hal-hal diatas akan meninggikan angka kematian dan angka morbiditas pada ibu. 4. Prognosis Ditentukan oleh cara penatalaksanaan dan komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul serta umur dari kehamilan. 5. Pimpinan Persalinan Ada bermacam-macam pendapat mengenai penatalaksanaan dan pimpinan persalinan dalam menghadapi PROM. Beberapa institut menganjurkan penatalaksanaan untuk PROM kira-kira sebagai berikut :

14

a.

Bila anak belum viable (kurang dari 36 minggu), penderita

dianjurkan untuk beristirahat ditemapat tidur dan berikan obat-obatan antibiotik profilaksis, spasmolitika dan roboransia dengan tujuan untuk mengundur waktu sampai anak viable. b. Bila anak sudah viable (lebih dari 36 minggu), lakukan induksi partus 6-12 jam setelah lag phase dan berikan antibiotika profilaksis. Pada kasus-kasus tertentu dimana induksi partus dengan PGE2 dan atau drips sintosinon gagal. Maka lakukanlah tindakan operatif. Jadi pada PROM penyelesaian persalinan bisa : 6. Partus spontan Ekstraksi vakum Ekstraksi forsep Embriotomi bila anak sudah meninggal Seksio sesarea bila ada indikasi obstetric. Komplikasi Pada anak Pada ibu IUFD dan IPFD, asfiksia dan prematuritas Partus lama dan infeksi, atonia uteri, perdarahan postpartum atau infeksi nifas.

2.4 ASUHAN KEBIDANAN MANAJEMEN VARNEY I. Pengkajian Dilakukan dengan menggunakan semua data baik Data subyektif maupun Data obyektif. A. Data Subyektif 1. Biodata

15

Nama Umur

: Untukmengenal/memanggil ibu. : Untuk mengetahui apakah ada resiko ibu terutama pada status obstetrik dan gynekologinya.

Agama

: Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan masalah Asuhan yang diberikan.

Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Pekerjaan : Untuk mengetahui status ekonomi dan aktifitas ibu. Suku/bangsa : Digunakan untuk menentukan prognosa persalinan dengan melihat panggul. Penghasilan : Untuk mengetahui taraf ekonomi agar nasehat sesuai. Alamat 2. kenceng. 3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita/dialami oleh ibu. sebab penyakit yang telah dialami ibu bisa timbul kembali karena keadaan ibu yang lemah pada waktu hamil. : Untuk mengetahui tempat tinggal, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama. Keluhan Utama Ibu mengatakan keluar air dari jalan lahir disertai kenceng-

4.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Apakah dari keluarga ibu atau orang yang tinggal bersama ibu hamil itu ada yang sakit, terutama penyakit yang menular, yang kronis dan apakah ada yang berpenyakit keturunan, misalnya diabetes mellitus dan apakah ada riwayat keturunan kembar. 5. Riwayat Haid

16

Ditanyakan pula tentang keadaan menstruasi yang dulu 6. Kapan menarche, terjadi waktu umur berapa ? Siklus haid, lamanya, jumlah darah, warna dan bau. Apakah pada waktu menstruasi terasa amat sakit ? Setelah menstruasi, bagaimana cairan yang keluar warnanya, berwarna atau tidak, gatal atau tidak. Kapan hari pertama haid yang terakhir Kapankah kira-kira anak dilahirkan. Riwayat Perkawinan Untuk mengetahui berapa kali ibu kawin, sehingga dapat diketahui ibu hamil dari suami ke berapa . Untuk mengetahui berapa lama ibu kawin. Untuk mengetahui umur berapa lama ibu kawin, ibu kawin usia yang beresiko tinggi (kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun) atau tidak. 7. Riwayat kehamilan Sekarang Untuk mengetahui perasaan ibu sekarang? Apakah mual, muntah, apakah pusing, badan lemas, berapa kali ibu periksa dan apakah ibu sudah mendapat suntikan TT. 8. Pola Kebiasaan Sehari-hari Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi ibu, eliminasi, istirahat, aktivitas, rekreasi dan hygiene (kebersihan). 9. sosialisasi ibu. B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Umum Keadaan umum tampak lemah dan kesadaran menurun. Tekanan darah normal atau menurun. Denyut nadi normal atau cepat sekali. Untuk mengetahui bagaimana umu ibu. Data Psikososial Untuk mengetahui bagaimana rutinitas ibu terhadap dan

17

2.

Suhu badan normal atau meningkat. Pemeriksaan Fisik Kepala : Simeteris/tidak, bersih/tidak. Rambut Wajah Mata Hidung Mulut Leher Payudara : Warna rambut, rontok/tidak, ketombe/tidak. : Pucat/tidak, bengkak/tidak. : Conjungtiva pucat/tidak, sklera kuning/tidak. : Simetris/tidak, bersih/tidak, ada secret/tidak. : Lembab/kering, stomatitis/tidak, lidah bersih/kotor, caries/tidak. : Tampak pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugolaris atau tidak. : Tampak benjolan abnrmal atau tidak, hyperpigmentasi areola mamae atau tidak, puting susu menonjol atau tenggelam. Abdomen : Tampak linea nigra, linea alba, striae albican, striae lividae atau tidak, ada bekas operasi atau tidak. Genetalia - Vulva : : Tampak varises/tidak, oedema/tidak, apa yang keluar, terdapat condiloma accuminata/tidak. - Vagina : Apa yang keluar? Anus : Bersih/kotor, haemoroid/tidak. : Simeteris/tidak, oedema/tidak. oedema/tidak, varises/tidak. - Bawah : Simeteris/tidak, Ekstremitas : - Atas tampak benjolan yang

a. Inspeksi abnormal/tidak, ada lesi/tidak, kulit kepala

b. Palpasi Leher : Teraba pembesaran kelenjar tyroid, vena jugolaris/tidak.

18

Payudara

: Teraba

benjolan

yang

abnormal/tidak, ada ada nyeri benjolan

colostrum tekan/tidak. Abdomen - Leopold I - Leopold II : Ada nyeri

keluar/tidak, tekan/tidak,

abnormal/tidak. : Berapa tinggi fundus uteri, apa yang terdapat di fundus. : Dimana letak punggung janin dan dimana bagian kecil janin. - Leopold III : Apa yang terdapat di bagian bawah dan bagian bawah sudah masuk PAP atau belum. - Leopold IV : Apa yang menjadi bagian bawah dan berapa bagian masuknya bagian bawah janin kedalam rongga panggul. Ekstremitas c. Auskultasi Dada Abdomen d. Perkusi Reflek patella atau tidak. : Terdengar ronchi dan wheezing/tidak. : Bising usus. : - Atas : Oedema/tidak - Bawah : Oedema/tidak

3. a. Inspeksi

Pemeriksaan Ginekologi Abdomen : Perut bersih, tampak membesar sesuai dengan usia kehamilan, terdapat linea nigra, tidak ada bekas operasi, ibu tampak memegangi perutnya sambil menyeringai jika timbul kontraksi.

19

Genetalia : Vulva/vagina : Tampak keluar lendir campur darah beserta rembesan air ketuban bawaan jernih, tidak oedema, tidak varises, tidak ada ulkus, tidak ada kondiloma accuminata. b. Palpasi Abdomen : Leopold I Leopold II : TFU 3 jari px (31 cm). Pada bagian fundus teraba bulat tidak melenting (bokong). : Teraba tahanan panjang dan datar di sebelah kiri perut ibu (puki). Leopold III : Teraba keras, bulat, melenting dan sulit digerakkan, kepala sudah masuk PAP. Leopold IV : Kepala teraba 1/5 bagian. His (+) tapi jarang. c. Auskultasi BJA : 12.11.12 (140x/menit) d. Data Penunjang 1. Pemeriksaan USG 2. Pemeriksaan Dalam Vulva/Vagina Pembukaan Effacement Ketuban Bagian terendah Penurunan II. Identifikasi Masalah Diagnosa Mengidentifikasi data dasar yang diperoleh melalui data subyektif dan objektif sehingga diperoleh kesimpulan atau diagnosa Ny.... G ... P ...Ab .... UK 42-43 minggu T/H Intra Uterin dengan ISCPD dan KPD dan masalah yang menyertai. Diagnosa didasarkan pada : : Lendir campur darah. : 2 cm : 25% : (-) jernih : Sulit dievakuasi : Hodge I

Bagian terdahulu : Kepala

20

DS : Data yang diperoleh melalui anamnesa DO : pemeriksaan yang menunjang diagnosa subyektif. Masalah : 1. Kecemasan ibu karena tidak melahirkan DS : Ibu sering bertanya kenapa sampai saat ni belum melahirkan dan kapan akan melahirkan. DO : K/U : Baik Ibu tampak gelisah TTV : TD Nadi RR : 120/80 mmHg : 80 x/menit : 20 x/menit

III. Identifikasi Kebutuhan Segera Kolaborasi dengan tim medis dalam melakukan tindakan selanjutnya. IV. Antisipasi Masalah Potensial 1. Potensial terjadi gagal janin DS : Ibu mengatakan kenceng-kenceng ada terapi jarang. HPHT : 14 10 2005 tanggal 09-8-2006 jam 18.00 WIB. DO : Keadaan Umum Kesadaran : Baik : Composmentis

Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg : 20x/ mnt : Rembesan air ketuban berwarna jernih Pembukaan : 2 cm 80x/ mnt 37,2 oC

Nadi RR :

Suhu :

Pemeriksaan dalam Vulva / vagina

21

Effacement Ketuban Bagian terendah Penurunan 2. Potensial terjadi fetal Distress

: 25% : : Sulit dievaluasi : Hodge I

Bagian terdahulu : Kepala

DS : Ibu mengatakan pergerakan janin berkurang DO : DJJ 136x/mnt teratur, tunggal, punktum max disebelah kanan 142 x/mnt. His + tapi jarang USG : Cairan ketuban berkurang Post date Kepala belum masuk PAP ( floating )

IV. Indentifikasi Kebutuhan Segera Kolaborasi dengan tim medis (dr SpOG ) dalam melakukan tindakan selanjutnya V. Intervensi Diagnosa : Ny. A GI P0000 AB000 UK 42-43 Minggu T/H/I intrauteri dengan CPD dan KPD. Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan prosese persalinan berjalan dengan aman dan lancar, serta bayi lahir hidup Kriteria : Tanda- tanda vital TD Nadi RR Intervensi: : 130/80 90/60 mmHg : 60-100x/ mnt : 16-24x/ mnt

Suhu : 36,5-37,2 oC

22

Tanggal : 10-8-2006

Jam : 09.20 WIB

1. Lakukan pendekatan terapeutik R/ Ibu lebih kooperatif dengan petugas 2. Berikan dukungan psikologis pada ibu R/ Dapat menenengkan hati ibu. 3. Kolaborasi dengan dr SpOG mengenai terminasi persalinan R/ Ketepatan dalam tindakan yang dilakukan. 4. Anjurkan ibu untuk berpuasa R/ Mengurangi resiko destruksi paru akibat asam lambung bila terjadi aspiras.i 5. Lakukan persiapan operasi R/ Kegiatan operasi dapat berjalan lancar. Masalah: Kecemasan ibu karena tidak melahirkan Tujuan : Kecemasan ibu berkurang berkurang dan tampak tenang. Ibu tampak lebih tenang. Ibu tidak selalu bertanya kapan bayinya lahir. : Intervensi Kriteria Hasil : -

1.Berikan dukungan mental R/ Dapat menenangkan hati ibu. 2.Berikan informasi tentang keadaan ibu dan janinnya R/ Informasi yang tepat dapat menyenangkan dapat menyenangkan hati ibu. 3.Anjurkan ibu untuk banyak berdoa sesuai dengan agamanya R/ Dengan mendekatkan diri pada Tuhan dapat lebih menenangkan diri Masalah Potensial: 1. Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan PROM Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan infeksi tidak terjadi Kriteria Hasil : Tanda- tanda vital

23

TD Nadi RR Intervensi:

: 130/80 90/60 mmHg : 60-100x/ mnt : 16-24x/ mnt

Suhu : 36,5-37,2 oC

1. Jelaskan pada ibu sebab trjadinya infeksi R/ Dengan menjelaskan ibu lebih kooperatif dan dapat menjaga agar tidak terjdi infeksi. 2. Pertahankan teknik aseptik selama perawatan R/ Teknik aseptik dapat menurunkan tejdinya infeksi. 3. Lanjutkan pemberian antibiotik R/ Untuk menurunkan jumlah organisme penyebab infeksi sehingga infeksi dapat dihindari. 4. Observasi tanda-tanda vital R/ Peningkatan suhu tubuh lebih dari 38 oC dapat dinyatakan telah terjadi infeksi. 2. Potensial terjadi fetal Distress Tujuan : Tidak trjadi gawat janin BJA dalam batas normal antara 120-160x/mnt Gerakan janin aktif (dalam 24 jam tidak kurang dari 10 x). Intervensi : 1. 2. Obseevsi BJA tiap 30 menit R/ BJA merupakan parameter keadaan janin. Motivasi ibu untuk tidak tidur terlentang R/ Mencegah sindrom vena cava. VI. Implementasi Rencana menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah V. Dilaksanakan secara efisien dan aman sesuai situasi dan kondisi. Kriteria Hasil : -

24

VII. Evaluasi Dilakukan evaluasi sejauh mana manfaat dan keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan. Apakah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidetifikasi masalah atau diagnosa dan mengaju pada tujuan dan kriteria hasil.

BAB III TINJAUAN KASUS Asuhan Kebidanan Pada Ny.A GI P0000 Ab000 Umur Kehamilan 42-43 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterin Dengan CPD Dan KPD Di RS. DKT Sidoarjo

25

PENGKAJIAN Tanggal : 10 - 8 - 2006 A. Data Subyektif 1. Biodata Nama Ibu Umur Suku Agama Pekerjaan Alamat : Ny. A : 21 tahun : Jawa : Islam : IRT : Larangan Sidoarjo Nama Suami : Tn. E Umur Suku Agama Pekerjaan Alamat : 21 tahun : Jawa : Islam : Swasta : Larangan Sidoarjo 2. Keluhan Utama Ibu mengatakan sekarang hamil anak pertama dengan usia kehamilan 10 bulan. Ibu mengatakan sudah mengeluarkan cairan ketuban merembes mulai tanggal : 09-8-2006 jam 18.00 WIB dan pergerakan janin dirasakan berkurang. Ibu pergi ke dokter dan dianjurkan untuk persiapan persalinan secara operasi di RS. 3. Riwayat Haid Menarche Siklus Lama Haid Jumlah Darah Haid Warna dan Bau Keputihan Dysmenorhea HPHT TP 4. Riwayat Perkawinan : 14 tahun : 28 hari : 5-7 hari : 3 tella hari ke 1-3, 2 tella hari ke 4-7 : Merah segar dan anyir : Kadang-kadang, tidak berbau dan tidak gatal, warna jernih : Tdak pernah : 14-10-2005 : 2 1-7-2006 Jam : 09.00 WIB

Pendidikan : SMA Penghasilan : -

Pendidikan : SMA Penghasilan : -

26

Menikah Lamanya

: 1x : 1 tahun

Pertama kali menikah usia : 20 tahun 5. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kuning, darah tinggi, kencing manis, jantung, dan penyakit menular lainnya. 6. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu mengatakan sekarang baik dan sehat-sehat saja, tidak sedang menderita penyakit kuning, darah tinggi, kencing manis, jantung, dan penyakit menular lainnya. 7. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dari pihak ibu maupun suami tidak menderita penyakit kuning, darah tinggi, kencing manis, jantung, dan penyakit menular lainnya. 8. Riwayat Kehamilan Sekarang Ibu hamil anak pertama, periksa kehamilan setiap 1 bulan di BPS, ibu mendapatkan suntik TT 2 kali pada umur kehamilan 5 bulan dan 7 bulan. Ibu selama periksa mendapatkan multivitamin dan tablet penambah darah, semua diminum dengan teratur. Gerakan janin mulai terasa sejak umur kehamilan 5 bulan. Keluan selama hamil muda : mual-muntah dipagi hari, nafsu makan menurun, pusing dan mudah lelah. Keluhan selama hamil tua : tidak ada Umur kehamilan ibu sekarang 10 bulan Ibu mengatakan sudah mengeluarkan cairan ketuban merembes mulai tanggal 09-8-2006 jam 18.00 WIB. Ibu pergi ke dokter dan dianjurkan untuk persiapan persalinan secara operasi di RS. 9. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari Kebiasaan Nutrisi Sebelum Hamil Selam Hamil Makan 3x sehari dengan Makan 3x sehari dengan komposisi nasi, lauk, dan komposisi nasi, lauk, dan

27

sayur sehari Eliminasi

sayur gelas sehari. Minum susu 2x sehari

Minum air putih 4-5 gelas Minum air putih 6-7

BAK 3-4x sehari, warna BAK 3-4x sehari, warna kuning jernih. BAB 1x siang malam lebih tangga 1-2 7 konsistensi lunak. kuning jernih. sehari BAB 1x sehari konsistensi lunak. jam Tidur siang jarang Tidur malam 7 jam jam (21.00-04.30). lebih tangga banyak dibantu

Istirahat

Tidur Tidur

(13.00-15.00) (21.00-04.30). Aktivitas Ibu rumah Personal Hygine

banyak Ibu dibantu rumah

beraktivitas sebagai ibu beraktivitas sebagai ibu orang tua. orang tua.

Ibu mandi, gosok gigi, Ibu mandi, gosok gigi, ganti baju dan celana ganti baju dan celana dalam 2x sehari. Keramas dalam 3x seminggu. 2x sehari. Keramas 3x seminggu. minum-minuman

Pola Hidup Sehat

Ibu tidak merokok dan Ibu tidak merokok dan tidak keras. minum-minuman tidak keras. luang, ibu

Rekreasi

Waktu luang, ibu gunakan Waktu untuk suami. nonto TV jalan-jalan

dan gunakan untuk nonto TV

bersama dan istirahat.

10. Keadaan Psikososial a. Psikologis Ibu sangat senang dengan kehamilan ini karena memang direncanakan dan diharapkan.

28

Ibu berencana melahirkan di RS ditolong dokter. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami Ibu tinggal serumah dengan suami, hubungan antara Ibu percaya dan melakukan upacara 7 bulanan keamilan.

b. Sosial

mereka sangat harmonis demikian juga dengan tetangganya

B. Data Obyektif b. TD Nadi Suhu RR c. 1. Kepala 2. Wajah 3. Mata 4. Leher Inspeksi : Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, warna hitam tidak berbau. : Simetris, tidak pucat, tidak oedem : Sklera tidak ikterus, konjungtiva merah muda : Tidak tampak pembesaran kelenjar jogularis serta kelenjar limfe. 5. Payudara : Simetris, daerah aerola bersih,hyperpigmentsi, putting susu menonjol. 6. Abdomen : Tidak tampak luka bekas operasi, tampak adanya linea nigra, kulit abdomen bersih. 7. Genetalia : Vulva : Tidak tampak varises, tidak tampak oedem Pemeriksaan Umum Keadaan Umum Kesadaran TB : : Baik

Composmentis

: 144 cm 67 kg :

BB sekarang : Tanda-tanda vital : 80x/ mnt : 36,2 oC : 20x/ mnt

: 120/80 mmHg

29

d.

Vagina Anus

: Keluar cairan ketuban : Tidak tampak oedem, dan tidak tampak adanya hemoroid.

Perineum : Tidak tampak oedem. Atas Bawah Palpasi : Tidak teraba benjolan : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, vena jugolaris, serta kelenjar limfe : Tidak teraba benjolan abnormal, colustrum belum keluar : Tidak ada pembesaran hepar, kandung kemih teraba kosong : TFU 30 cm, teraba tidak keras, tidak melenting, bulat : Simetris, pergerakan bebas,tidak tampak oedem. : Simetris, pergerakan bebas,tidak tampak oedem, tidak tampak varises.

8. Ekstremitas :

1. Kepala 2. Leher 3. Payudara 4. Abdomen Leopold I

Leopold II : Teraba bagian punggung janin yang rata, keras panjang disebebelah kanan ibu Leopold III : Teraba keras, bulat dan melenting ( kepala). Leopold IV : Bagian bawah adalah kepala belum masuk PAP. 5. Ektremitas Tungkai : Tidak ada oedem Reflek patella +/+ e. Dada Auskultasi : Tidak terdengar bunyi ronchi dan wheezinh kanan 142x/mnt. f. Perkusi Abdomen : Tidak kembung

Abdomen : DJJ 136x/mnt teratur, tunggal, punktum max disebelah

30

Kaki g.

: Reflek patelle +/+ Pemeriksaan Penunjang Jam : 07.30 WIB

Tanggal : 10-8-2006 Pemeriksaan dalam Vulva / vagina Pembukaan Effacement Ketuban Bagian terendah Penurunan HB Protein urin Glikosa Urin USG

: Rembesan air ketuban berwarna jernih : 2 cm : 25% : : Sulit dievaluasi : Hodge I : 10 gr % : : : - Cairan ketuban berkurang - Kepala belum masuk PAP ( floating ) - Post date

Bagian terdahulu : Kepala

h. II.

Ukuran Panggul Luar Distansia Spinarum Distansia Cristarum Boundeloeque Distansia Tuberum Lingkar Panggul : 20 cm : 23 cm : 13 cm : 8 cm : 78 cm

IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH Diagnosa : Ny.A GI P0000 AB000 UK 42-43 Minggu T/H/I intrauteri dengan CPD dan KPD. DS : Ibu mngatakan sekarang hamil anak pertama dengan usia kehamilan 10 bulan. Ibu mengatakan sudah mengeluarkan cairan ketuban merembes mulai tanggal 09-8-2006 jam 18.00 WIB. HPHT: 14-82006. DO : Pemerikssan Umum

31

TD Nadi RR

Keadaan Umum Kesadaran Tanda-tanda vital : 120/80 mmHg : 80x/ mnt : 20x/ mnt

: Baik : Composmentis :

Suhu : 37,2 oC Palpasi Abdomen Leopold I Leopold II Leopold III Leopold IV : TFU 30 cm, teraba tidak keras, tidak melenting, bulat. : Teraba bagian punggung janin yang rata, keras panjang disebebelah kanan ibu. : Teraba keras, bulat dan melenting ( kepala). : Bagian bawah adalah kepala belum masuk PAP. DJJ 136x/mnt teratur, tunggal, punktum max

disebelah kanan 142x/mnt . Pemeriksaan Penunjang Tanggal : 10-8-2006 Pemeriksaan dalam Vulva / vagina Pembukaan Effacement Ketuban Bagian terendah Penurunan HB Protein urin Glikosa Urin USG : Rembesan air ketuban berwarna jernih : 2 cm : 25% : : Sulit dievaluasi : Hodge I : 10 gr % : : : - Cairan ketuban berkurang - Kepala belum masuk PAP ( floating ) - Post date Jam : 07.30 WIB

Bagian terdahulu : Kepala

32

Masalah: Kecemasan ibu karena tidak melahirkan DS : Ibu sering bertanya kenapa sampai saat ini belum melahirkan dan kapan akan melahirkan DO : K/U : Baik Ibu tampak gelisah TTV : TD Nadi RR : 120/80 mmHg : 80x/ mnt : 20x/ mnt

Suhu : 37,2 oC

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL 1. Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan PROM DS : Ibu mengatakan sudah mengeluarkan cairan ketuban merembes mulai tanggal 09-8-2006 jam 18.00 WIB. HPHT: 14-8-2006 DO : Keadaan Umum Kesadaran : Baik : Composmentis

Tanda-tanda vital : TD Nadi Suhu RR : 120/80 mmHg : 80x/ mnt : 37,2 oC : 20x/ mnt : Rembesan air ketuban berwarna jernih : 2 cm : 25% : : Sulit dievaluasi : Hodge I

Pemeriksaan dalam Vulva / vagina Pembukaan Effacement Ketuban Bagian terendah Penurunan

Bagian terdahulu : Kepala

33

2. Potensial terjadi fetal Distress DS : Ibu mengatakan pergerakan janin berkurang DO : DJJ 136x/mnt teratur, tunggal, punktum max disebelah kanan 142 x/mnt. His + tapi jarang USG : - Cairan ketuban berkurang - Kepala belum masuk PAP ( floating ) - Post date IV. INDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Kolaborasi dengan tim medis (dr SpOG ) dalam melakukan tindakan selanjutnya V. INTERVENSI Diagnosa : Ny. A GI P0000 AB000 UK 42-43 Minggu T/H/I intrauteri dengan CPD dan KPD. Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan prosese persalinan berjalan dengan aman dan lancar, serta bayi lahir hidup Kriteria : Tanda- tanda vital TD Nadi : 130/80 90/60 mmHg : 60-100x/ mnt RR Intervensi: Tanggal : 10-8-2006 Jam : 09.20 WIB 1. Lakukan pendekatan terapeutik R/ Ibu lebih kooperatif dengan petugas 2. Berikan dukungan psikologis pada ibu R/ Dapat menenengkan hati ibu. 3. Kolaborasi dengan dr SpOG mengenai terminasi persalinan : 16-24x/ mnt

Suhu : 36,5-37,2 oC

34

R/ Ketepatan dalam tindakan yang dilakukan. 4. Anjurkan ibu untuk berpuasa R/ Mengurangi resiko destruksi paru akibat asam lambung bila terjadi aspiras.i 5. Lakukan persiapan operasi R/ Kegiatan operasi dapat berjalan lancar. Masalah: Kecemasan ibu karena tidak melahirkan Tujuan : Kecemasan ibu berkurang berkurang dan tampak tenang. Ibu tampak lebih tenang. Ibu tidak selalu bertanya kapan bayinya lahir. : Intervensi Kriteria Hasil : -

4.Berikan dukungan mental R/ Dapat menenangkan hati ibu. 5.Berikan informasi tentang keadaan ibu dan janinnya R/ Informasi yang tepat dapat menyenangkan dapat menyenangkan hati ibu. 6.Anjurkan ibu untuk banyak berdoa sesuai dengan agamanya R/ Dengan mendekatkan diri pada Tuhan dapat lebih menenangkan diri

Masalah Potensial: 1. Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan PROM Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan infeksi tidak terjadi TD Nadi RR Intervensi: : 130/80 90/60 mmHg : 60-100x/ mnt : 16-24x/ mnt Kriteria Hasil : Tanda- tanda vital

Suhu : 36,5-37,2 oC

35

1. Jelaskan pada ibu sebab trjadinya infeksi R/ Dengan menjelaskan ibu lebih kooperatif dan dapat menjaga agar tidak terjdi infeksi. 2. Pertahankan teknik aseptik selama perawatan R/ Teknik aseptik dapat menurunkan tejdinya infeksi. 3. Lanjutkan pemberian antibiotik R/ Untuk menurunkan jumlah organisme penyebab infeksi sehingga infeksi dapat dihindari. 4. Observasi tanda-tanda vital R/ Peningkatan suhu tubuh lebih dari 38 oC dapat dinyatakan telah terjadi infeksi. 2. Potensial terjadi fetal Distress Tujuan : Tidak trjadi gawat janin BJA dalam batas normal antara 120-160x/mnt Gerakan janin aktif (dalam 24 jam tidak kurang dari 10 x). Intervensi : 3. 4. Obseevsi BJA tiap 30 menit R/ BJA merupakan parameter keadaan janin. Motivasi ibu untuk tidak tidur terlentang R/ Mencegah sindrom vena cava. VI. IMPLEMENTASI Dx : Ny. A GI P0000 AB000 UK 42-43 Minggu T/H/I intrauteri dengan CPD dan KPD. 1. Makukan pendekatan terapeutik pada ibu dengan cara mendengarkan dan memperhatikan keluahan ibu dengan seksama disertai dengan senyuman. 2. Memberikan dukungan psikologis pada ibu agar ibu lebih tenang dan menganjurkan ibu untuk berdoa. 3. Melakukan kolaborasi dengan dr SpOG mengenai terminasi persalinan. 4. Menganjurkan ibu untuk berpuasa mulai jam 09.20 WIB. Kriteria Hasil : -

36

5. Melakukan persiapan operasi. a. Observasi TTV TD Nadi Suhu RR b. c. : 120/80 mmHg : 80x/ mnt : 37,2 oC : 20x/ mnt

Pasang infus RL 32 tetes/ mnt Pasang folly cateter dan urine bag Masalah : Kecemasan ibu karena tidak melahirkan Implementasi : a. ibu b. c. Memberitahu ibu bahwa keadaan janin baik dan ini adalah waktu Menganjurkan pada ibu untuk berdoa pada Tuhan agar proses dimana ibu akan menghadapi proses persalinan secara operasi operasi berjalan lancar dan keadaan ibu dan janin baik. Memberikan dukungan mental dengan memberikan semangat pada

Masalah Potensial: 1. Potensial terjadi infeksi sehubungan dengan PROM Implementasi : 1. Menjelaskan pada ibu penybab dari infeksi ialah pecahny air ketuban sebelum waktunya. 2. Melakukan teknik antiseptik selama memberikan perawatan pada ibu 3. Melanjutkn pemberian sampicillin. 4. Mengobservasi TTV TD : 120/80 mmHg

37

Nadi Suhu RR

: 80x/ mnt : 37,2 oC : 20x/ mnt

2. Potensial terjadi fetal Distress Implementasi : 1. Mengobservasi BJA tiap 30 menit. 2. Memotivasi ibu untuk tidak tidur terlentang. VII. EVALUASI Tanggal : 10-08-2206 Jam : 09.30 WIB S : Ibu mengatakan perasannya sedikit tenang karen telah mendapat dukungan psikologis dari keluarga dan petugas O : Keadaan Umum Kesadaran TD Nadi Suhu RR Wajah Mata : Baik : Composmentis : 120/80 mmHg : 80 x/ mnt : 37,2 oC : 20 x/mnt : Simetris, tidak pucat, tidak oedem : Sklera tidak ikterus, konjungtiva merah muda.

Tanda-tanda vital :

Abdomen : Leopold IV : Bagian bawah adalah kepala belum masuk PAP BJA : 138x/ mnt teratut, punktum max disebelah kanan ibu 144x/mnt. Ibu terlihat lebih tenang sewaktu akan . menjalankan operas.i A : Ny.A GI P0000 AB000 UK 42-43 Minggu T/H/I intrauteri dengan CPD dan KPD Pro SC P : 1. Observasi tanda-tanda vital.

38

2. 3.

Berikn dukungan psikologis pada ibu sebelum masuk kamar operasi. Kirim pasien/ibu ke ruang OK dan serah terima pasien dngan tim OK.

BAB IV PEMBAHASAN

Keluarga sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik, diantaranya dari segi ibu dan anak adalah merupakan pertimbangan yang penting. Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny.A GI P0000 AB000 UK 42-43 Minggu T/H/I intrauteri dengan CPD dan KPD, dapat diamati oleh penulis bahwa tidak ditemukan kesenjengan teori dan praktek. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh Ny. A yang

39

berkaitan dengan rasa cemas ibu sehubungan dengan tidak lahirnya bayi pada waktunya sudah teratasi.

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan a. Dalam menegakkan diagnosa kehamilan diperlukan data-data tentang riwayat kebidanan, paritas, riwayat kehamilan, dan lain-lain yang kemudian dipadukan dengan data-data subyektif dan obyektif yang merupakan hasil pemerksaan umum dan pemeriksaan fisik.

40

b. Masing-masing induvidu memiliki respon yang berbeda terhadap penjelasan dari petugas. Hal ini berpengaruh oleh sifat manusia yang unik secar biopsikososial. 2. Saran a.Dalam menegagkan diagnosa yang tepat seharusnya pengkajian dilakukan sesempurna mungkin dalam mengkji data subyektif dan data obyektif b.Kerjasama dengan bidan dan klien sangat diperlukan untuk memecahkan masalah yang timbul, sehingga bidan mampu melaksanakan wewenang secara baik.

41

DAFTAR PUSTAKA

FK UNPAD. 1993. Obstetri Fisiologi. Bandung : Eleman. Mc. Donald. 1995. William Obstetri. Jakarta : EGC. Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri. jilid I. Jakarta : EGC. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBSP. Syaifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktek Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.

Вам также может понравиться