Вы находитесь на странице: 1из 17

Buku Saku Asisten Farmakologi Copyright Laboratorium Farmakologi UNSOED

Edisi Pertama Cetakan Pertama

Tim Penyusun : Suryo Adi Kusumo Bawono Afif Iman Hidayat Alfian Tagar A.D. Zahra Ibadina Silmi Khafizzati Amalina FR

Department of Pharmacology

Page 1

Komitmen Asisten Farmakologi

Kami, asisten farmakologi berkomitmen : 1. Menjaga nama baik laboratorium farmakologi. 2. Menghormati dosen, sekretaris laboratorium, asisten farmakologi, dan praktikan. 3. Menjalankan tugas kami dengan penuh tanggung jawab. 4. Mentaati peraturan yang ada di laboratorium farmakologi. 5. Menjaga kekompakan antar asisten farmakologi termasuk di dalamnya menjaga motivasi dan semangat kebersamaan. 6. Menjunjung tinggi nilai kedisiplinan. 7. Selalu mengevaluasi diri. Komitmen ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan bersedia menerima sanksi jika melanggarnya.

Department of Pharmacology

Page 2

TATA TERTIB ASISTEN FARMAKOLOGI 1. Mengacu pada komitmen yang telah disepakati. 2. Briefing dengan dosen sebelum pelaksanaan praktikum. 3. Kehadiran 15 menit sebelum praktikum. 4. Ketepatan waktu saat rapat asisten. 5. Kelonggaran Ishoma 30 menit. 6. Ketidakhadiran dalam asistensi ditoleransi jika : a. Sakit dengan surat keterangan dokter. b. Kematian keluarga. c. Tugas pendelegasian. 7. Kerapihan a. Menggunakan jas asisten selama asistensi. b. Ketentuan mengenai kerapihan rambut, tata cara berpakaian dan bersepatu mengacu pada tata tertib berpakaian buku pedoman Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Unsoed. 8. Monitoring dan evaluasi sebelum, selama, dan sesudah praktikum. SANKSI 1. Sanksi terhadap pelanggaran ditentukan berdasarkan keputusan bersama. 2. Pelanggar wajib mematuhi sanksi yang telah ditetapkan.

Department of Pharmacology

Page 3

Blok Cardiology

A. Obat Gagal Jantung 1. ACE-Inhibitor (Penghambat ACE) a. Farmakodinamik ACE-Inh menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Dimana ang II menyebabkan vasokonstriksi, stimulasi dan pelepasan aldosteron, peningkatan aktivitas simpatis dan hipertrofi miokard. b. Farmakokinetik Absorpsi di oral dan ekskresi melalui urin c. Contoh Obat Kaptopril, Enalapril, Lisinopril, Ramipril, Trandolapril, Kuinapril, Fosinopril, Perindropil. d. ESO Batuk, hipotensi, gangguan fungsi ginjal, hiperkalemia. e. Indikasi Pada pasien dengan gagal jantung, terutama gagal jantung sistolik dan disfungsi ventrikel kiri tetapi tidak edema. f. Kontraindikasi Wanita hamil dan menyusui, pasien dengan stenosis arteri ginjal bilateral atau angioedema. 2. Antagonis Angiotensin II (AT1-BLOKER) a. Farmakodinamik Menghambat aktivitas ang II hanya di reseptor AT 1 dan tidak di reseptor AT2. Dengan tidak adanya hambatan kininase II menyebabkan bradikinin dipecah menjadi kinin inkatif, sehingga vasodilator NO dan PGI2 tidak terbentuk. b. Farmakokinetik

Department of Pharmacology

Page 4

Absorpsi di saluran cerna c. Contoh obat Kandesartan, losartan, valsartan d. ESO angioedema e. Indikasi Pengobatan gagal jantung, pasien yang tidak dapat mentolerir ACE-inh f. Kontraindikasi Pasien dengan riwayat angioedema 3. Diuretik a. Farmakodinamik Diuretik merupakan obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Mekanismenya tergantung dari jenis

diuretiknya, secara garis besar menghambat reabsorpsi elektrolit di ginjal. Fungsi utamanya untuk memobilisasi cairan edema, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali normal. b. Farmakokinetik Absorpsi di saluran cerna. Dan akan diekskresi melalui ginjal. c. Contoh obat Furosemide, Bumetanid, Torasemid (Diruetik Kuat) HCT, Klortalidon, Indapamid (Tiazid) Amilorid, Triamteren (Hemat Kalium) d. ESO Hipokalemia, hiperurikemia, gangguan asam basa e. Indikasi Pasien dengan gagal jantung dan edema f. Kontraindikasi Pasien dengan riwayat hipokalemia (diuretic kuat) 4. Antagonis Aldosteron

Department of Pharmacology

Page 5

a. Farmakodinamik Aldosteron akan memacu remodeling dan disfungsi ventrikel melalui peningkatan preload dan efek langsung yang menyebabkan fibrosis miokard dan proliferasi fibroblast. Karena itu efek dari antagonis aldosteron akan mengurangi progresi remodeling jantung. b. Farmakokinetik Absorpsi di saluran cerna c. Contoh obat Spironolakton, eplerenon d. ESO Hiperkalemia e. Indikasi Pasien dengan gagal jantung, kombinasi dengan ACE dan diuretic kuatm kombinasi dengan ACE dan bloker. f. Kontraindikasi Pasien dengan riwayat hiperkalemia 5. Blocker a. Farmakodinamik Bekerja terutama dengan menghambat efek merugikan dari aktivasi simpatis pada pasien. Aktivasi simpatis pada pasien gagal jantung akan mengaktifkan RAA yang mengakibatkan hipertrofi miokard, iskemia miokard, aritmia, remodeling jantung, dll. b. Farmakokinetik Absorpsi di saluran cerna, distribusi oleh plasma dan dieksresi melalui urin c. Contoh obat Bisoprolol, Metoprolol suksinat CR, karvedilol d. ESO Retensi cairan, hipotensi, bradikardia e. Indikasi

Department of Pharmacology

Page 6

Pasien dengan gagal jantung f. Kontraindikasi Asma bronchial, blok AV, bradikardia dan hipotensi simtomatik 6. Glikosida Jantung a. Farmakodinamik Memiliki 3 efek utama, inotropik positif yaitu menghambat pompa Na-K-ATPase meningkatkan pada kadar membrane Na+
+

sel
++

otot dan

jantung ini

sehingga

intrasel,
2+

menyebabkan

berkurangnya pertukaran Na dan Ca relaksasi otot jantung sehingga Ca

selama repolarisasi dan intrasel meningkat, dan

ambilan Ca2+ ke dalam reticulum sarkoplasmik (SR) meningkat. Dengan demikian, Ca2+ yang tersedia dalam SR akan dilepaskan ke dalam sitosol untuk kontraksi meningkat, sehingga kontraktilitas sel otot jantung meningkat. Mekanisme kronotropik negative dan mekanisme pengurangan aktivasi saraf simpatis akan mengurangi frekuensi denyut ventrikel pada takikardia atau fibrilasi atrium. Pada kadar terapi digoksin akan meningkatkan tonus vagal dan mengurangi aktivitas simpatis di nodus SA maupun AV, sehingga dapat menimbulkan bradikardia sinus sampai henti jantung dan atau perpanjangan konduksi AV sampai meningkatnya blok AV. Efek pada AV inilah yang mendasari penggunaan digoksin pada pengobatan fibrilasi atrium. b. Farmakokinetik Absorpsi di saluran cerna c. Contoh obat Digoksin d. ESO Anoreksia, mual, muntah, nyeri lambung, delirium, rasa lelah, malaise. e. Indikasi Pasien gagal jantung

Department of Pharmacology

Page 7

f. Kontraindikasi Bradikardia, blok AV derajat 2 dan 3, hipokalemia, sindrom WolffParkinson-White 7. Inotropik Lain a. Farmakodinamik Kerjanya melalui stimulasi reseptor dopamine D1 dan reseptor adrenergic di sel otot jantung. b. Farmakokinetik c. Contoh obat Dopamin, dobutamin d. ESO Takikardia, aritmia e. Indikasi Pasien gagal jantung dengan disfungsi sistolik f. Kontraindikasi

B. Obat Antiaritmia 1. Kelas I A : Kuinidin, Prokainamid, Disopiramid a. Farmakodinamik Bekerja dengan cara menghambat arus masuk ion Na + , menekan depolarisasi fase 0, dan memperlambat kecepatan konduksi serabut purkinje miokard ke tingkat sedang pada nilai Vmax istirahat normal. b. Farmakokinetik Diabsorpsi di saluran cerna dengan pemberian per oral, didistribusi dalam plasma dan dieliminasi melalui ginjal (filtrasi glomerulus dan diekskresi oleh tubulus proksimal)

Department of Pharmacology

Page 8

c. Contoh obat Kuinidin, prokainamid, disopiramid d. ESO Sinkop (mati mendadak) karena kadar kuinidin terlalu tinggi, hipotensi, tinnitus, tuli, penglihatan kabur, gangguan saluran cerna. Prokainamid memiliki ESO perubahan EKG, hipotensi, anoreksia, mual, muntah, diare. Disopiramid memiliki ESO seperti mulut kering, konstipasi, penglihatan kabur dan hambatan miksi e. Indikasi Pasien dengan aritmia f. Kontraindikasi 2. Kelas IB : Lidokain, Fenitoin, Tokainid, Meksiletin a. Farmakodinamik Bekerja dengan cara sedikit mengubah depolarisasi fase 0 dan kecepatan konduksi di serabut Purkinje bila nilai Vm normal. Berlawanan membrane. b. Farmakokinetik Absorpsi di saluran cerna, dimetabolisme di hati, didistribusi lewat darah, dan dieliminasi di hati, tak utuh di dalam urin. c. Contoh obat Lidokain, fenitoin, tokainid, meksiletin d. ESO Parestesia, pendengaran berkurang, disorientasi, mengantuk, nistagmus, vertigo, ataksia dan mual. e. Indikasi Pasien dengan aritmia ventrikel (lidokain) fenitoin aritmia ventrikel dan atrium. f. Kontraindikasi 3. Kelas IC : Flekainid, Enkainid, Propafenon dengan IA, obat ini mempercepat repolarisasi

Department of Pharmacology

Page 9

a. Farmakodinamik Memperlambat konduksi dan menekan arus masuk Na + ke dalam sel dan kompleks premature ventrikel spontan. b. Farmakokinetik Absorpsi melalui saluran cerna, distribusi oleh plasma darah, metabolism di hati dan diekskresi dalam bentuk urin. c. Contoh obat Flekainid, Enkainid, Propafenon. d. ESO Resiko kematian mendadak dan henti jantung pada pasien yang mengalami infark miokard. e. Indikasi Pasien dengan aritmia ventrikel dan atrium f. Kontraindikasi 4. Kelas II : Propanolol, Asebutolol, Esmolol a. Farmakodinamik Menyekat atau menghambat adrenoseptor b. Farmakokinetik Diabsorpsi baik di saluran cerna, didistribusi melalui plasma, dieliminasi sebagian besar di ginjal c. Contoh obat Propanolol, asebutolol, esmolol d. ESO Hipotensi, gagal ventrikel kiri. e. Indikasi Pasien dengan aritmia f. Kontraindikasi 5. Kelas III : Bretilium, Amiodaron, Sotalol, Dofetilid, Ibutilid a. Farmakodinamik

Department of Pharmacology

Page 10

Memperpanjang lama potensial aksi dan refractoriness serabut Purkinje dan serabut otot ventrikel. Menghambat aktivitas system saraf otonom secara nyata. b. Farmakokinetik Absorpsi kurang baik melalui oral, dieliminasi di ginjal. c. Contoh obat Bretilium, Amiodaron, Sotalol, Dofetilid, Ibutilid d. ESO Hipotensi, gangguan fungsi hati. e. Indikasi Pasien dengan aritmia f. Kontraindikasi 6. Kelas IV : Verapamil, Diltiazem a. Farmakodinamik Bekerja dengan cara menekan potensial aksi yang Ca ++ dependent dan perlambatan konduksi di nodus AV. b. Farmakokinetik Absorpsi melalui saluran cerna jika pemberian oral. c. Contoh obat Verapamil, Diltiazem d. ESO Hipotensi, bradikardia, gagal jantung kiri, konstipasi e. Indikasi Pasien dengan aritmia f. Kontraindikasi Hipertensi, gagal jantung, blok AV, sindrom Wolff-Parkinson-White dan fibrilasi atrium 7. Kelas V : Digitalis, adenosine, magnesium

Department of Pharmacology

Page 11

C. Anti Hipertensi 1. Diuretik (Dibahas lebih lengkap pada Nefrourology) a. Farmakodinamik Bekerja dengan meningkatkan eksresi natrium, air, dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Selain mekanisme tersebut, beberapa diuretic juga dapat efek

menurunkan

resistensi

perifer

sehingga

menambah

hipotensinya. Mekanisme kerja diuretic tergantung dari jenisnya masing-masing juga. b. Farmakokinetik Absorpsi pada saluran cerna, dieliminasi melalui ginjal. c. Contoh obat HCT, Klortalidon (Tiazid) Furosemide, Torsemid (Diuretik Kuat) Amilorid, Triamteren, Spironolakton (Hemat Kalium) d. ESO Hipokalemia, hiperkalsiuria, menurunkan kalsium dalam darah. e. Indikasi Hipertensi f. Kontraindikasi Hipotensi, pasien mendapat digitalis 2. Penghambat adrenergic a. Farmakodinamik Bloker : menghambat reseptor 1, sehingga menurunkan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas sehingga menurunkan curah jantung, menghambat sekresi rennin di ginjal sehingga produksi angiotensin II menurun, efek sentral yang mempengaruhi saraf simpatis Bloker :

Department of Pharmacology

Page 12

selektif menghambat 1 yang digunakan sebagai antihipertensi, yang mengakibatkan vasodilatasi di arteriol perifer. dan Dan venula juga

menyebabkan

penurunan

resistensi

menyebabkan aliran balik vena berkurang yang selanjutnya menurunkan curah jantung. b. Farmakokinetik Diabsorpsi di saluran cerna, pendistribusian oleh plasma dan dieleminasi dalam bentuk urin. c. Contoh obat Propranolol, Timolol ( Bloker) Prazosin, Terazosin ( Bloker) d. ESO Bradikardia, blockade AV, hambatan nodus SA, mulut kering. e. Indikasi Hipertensi f. Kontraindikasi Angina Prinzmetal, bronkospasme 3. Vasodilator a. Farmakodinamik Hidralazin : Bekerja langsung merelaksasi otot polos arteriol dengan

mekanisme yang belum dipastikan Minoksidil : Bekerja dengan membuka kanal kalium sensitive ATP dengan akibat terjadinya efluks kalium dan hiperpolarisasi membrane yang diikuti oleh relaksasi otot polos pembuluh darah dan vasodilatasi. Diazoksid : Mirip dengan Minoksidil b. Farmakokinetik Absorpsi baik di saluran cerna, metabolism di hati, dan diekskresi melalui urin dalam bentuk utuh sebesar 20%.

Department of Pharmacology

Page 13

c. Contoh obat Hidralazin, Minoksidil, Diazoksid d. ESO Sakit kepala, mual, retensi cairan dan garam, gangguan toleransi glukosa. e. Indikasi Hipertensi f. Kontraindikasi Pasien PJK, aneurisma aorta disekans 4. ACE-Inhibitor dan ARB (Angiotensin receptor blocker) a. Farmakodinamik ACE-Inh menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Dimana ang II menyebabkan vasokonstriksi, stimulasi dan pelepasan aldosteron, peningkatan aktivitas simpatis dan hipertrofi miokard. ARB akan menghambat semua efek AngII, seperti vasokonstriksi, sekresi aldosteron, rangsangan saraf simpatis, efek sentral AngII, stimulasi jantung, dll. b. Farmakokinetik Absorpsi di saluran cerna, dan diekskresi di feses. c. Contoh obat Kaptopril, Lisinopril, Perindropil (ACE-Inh) Losartan, Valsartan, Irbesartan (ARB) d. ESO Hipotensi, batuk kering, hiperkalemia e. Indikasi Hipertensi, gagal jantung f. Kontraindikasi Wanita hamil dan menyusui 5. Antagonis kalsium a. Farmakodinamik

Department of Pharmacology

Page 14

Menghambat influx kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Dan akan menimbulkan relaksasi arteriol. b. Farmakokinetik Absorpsi kurang baik di saluran cerna, metabolism semua dilakukan di hati, dan diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh. c. Contoh obat Nifedipin, verapamil, diltiazem, felodipin d. ESO Iskemia miokard, reflex takikardia, hipotensi e. Indikasi Hipertensi f. Kontraindikasi Gagal jantung D. Anti Angina 1. Nitrat Organik a. Farmakodinamik NO akan membentuk kompleks nitrosoheme dengan guanilat siklase dan menstimulasi enzim ini sehingga kadar cGMP meningkat. Selanjutnya cGMP akan menyebabkan defosforilasi myosin, sehingga terjadi relaksasi otot polos. Efek vasodilatasi pertama ini bersifat non-endothelium dependent. Mekanisme kedua NO adalah bersifart endothelium dependent. Dimana akibat pemberian obat ini akan dilepaskan prostasiklin (PGI2) dari endothelium yang bersifat vasodilator. b. Farmakokinetik Diabsorpsi dengan baik lewat kulit, mukosa sublingual dan oral, metabolism dilakukan di dalam hati. c. Contoh obat Amilnitrit inhalasi, nitrogliserin, isosorbid dinitrat. d. ESO Sakit kepala, hipotensi postural, rash.

Department of Pharmacology

Page 15

e. Indikasi Angina f. Kontraindikasi Pasien yang mendapat sildenafil 2. Blocker a. Farmakodinamik menghambat reseptor 1, sehingga menurunkan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas sehingga menurunkan curah jantung, menghambat sekresi rennin di ginjal sehingga produksi angiotensin II menurun, efek sentral yang mempengaruhi saraf simpatis b. Farmakokinetik Diabsorpsi di saluran cerna, pendistribusian oleh plasma dan dieleminasi dalam bentuk urin. c. Contoh obat Propranolol, Timolol d. ESO Bradikardia, blockade AV, hambatan nodus SA, mulut kering e. Indikasi Angina, hipertensi f. Kontraindikasi Hati-hati pada Angina Prinzmetal, bronkospasme 3. Penghambat Kanal Ca++ a. Farmakodinamik Menghambat influx kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard. Dan akan menimbulkan relaksasi arteriol. Sehingga juga akan menurunkan kontraksi otot jantung dan menurunnya kecepatan nodus SA serta konduksi AV. b. Farmakokinetik Absorpsi kurang baik di saluran cerna, metabolism semua dilakukan di hati, dan diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh. c. Contoh obat

Department of Pharmacology

Page 16

Nifedipin, verapamil, diltiazem, felodipin d. ESO Iskemia miokard, reflex takikardia, hipotensi e. Indikasi Hipertensi, angina f. Kontraindikasi Gagal jantung

Department of Pharmacology

Page 17

Вам также может понравиться