Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB I GEOLOGI

I.1. Kejadian Gipsum merupakan mineral hidrous kalsium sulfat (CaSO4.2H2O) yang terjadi dialam dimana endapannya berbentuk sedimen mendatar dengan persebaran yang luas dan sering berasosiasi dengan batuan lain (batu kapur, batu pasir, marmer dan lempung). Endapan gipsum juga sebagian besar terbentuk dari air laut dan hanya sebagian kecil dari endapan danau yang mengandung air garam. Endapan gipsum ditemukan dalam lima jenis bentuk, yaitu : 1. Batuan gipsum yang berbentuk granular dan buram, mengandung sedikit dolomit, dan batu kapur, dengan kadar CaSO4 : 76%, 2. Gipsit, bersifat lunak dan kurang murni, 3. Alabaster, berbentuk padat, halus, berwarna putih agak bening, 4. Satinspar, berbentuk serat dan berkilap (fiber), 5. Selenit, berbentuk kristal dan transparan. I.2. Mineralogi A. Sifat Fisik 1. Warna 2. Spesifik Grafity 3. Kekerasan 4. Bentuk mineral 5. Kilap B. Sifat Kimia 1. Gipsum pada umumnya mengandung : SO3 = 46,5% CaO = 32,6% H2O = 20,9% : putih, kuning, abu-abu, merah, jingga, hitam. : 2,31 - 2,35 : 1,5 - 2 (Skala Mohs) : kristalin, serabut, dan massive. : sutera

2. Kelarutan dalam air adalah 2,1 gram tiap liter pada suhu 40o C 1,8 gram tiap liter pada suhu 0o C 1,9 gram tiap liter pada suhu 70o 90o C 3. Kelarutan bertambah dengan penambahan HCl atau HNO3

BAB II PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN

II.1. Penambangan Penambangan gipsum dapat dilakukan secara tambang terbuka (quarry) atau tambang bawah tanah (underground mining) bergantung pada letak dan penyebaran endapan apakah diatas atau dibawah permukaan bumi. Penambangan secara tambang terbuka memiliki tahapan, diantaranya: A. Pengupasan Tanah Penutup (Stripping) Merupakan suatu tahapan membersihkan segala macam material seperti alangalang, tanah, batuan pengotor yang menutupi tubuh batuan. Alat yang digunakan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan skala produksi. Kegiatannya meliputi pembabatan/pembersihan, dan pendorongan material pengganggu ketempat yang tidak mengganggu penambangan selanjutnya. B. Pembongkaran (Loosening) Merupakan suatu tahapan membebaskan batuan atau endapan dari batuan induknya yang masih padat / massive. Dengan kekerasan gipsum yang cenderung lunak (1,5-2 skala mohs) untuk produksi skala besar dapat menggunakan bulldozer yang dilengkapi ripper. Akan tetapi, jika tidak dimungkinkan melakukan pengarukan dapat dilakukan pengeboran dan peledakan. C. Pemuatan dan Pengangkutan (Loading and Transporting) Merupakan suau tahapan memuat dan mengangkut material hasil pengarukan / peledakan ke unit pengolahan atau penampungan. Alat muat dapat berupa wheel loader dan dump truck dengan kapasitas tergantung skala produksi.

II.2. Pengolahan Pengolahan gipsum dimaksudkan untuk menghilangkan mineral pengotor dan memenuhi spesifikasi yang diperlukan oleh industri pemakainya. Secara garis besar, pengolahan gipsum dapat dibagi dalam tiga tahap, antara lain adalah :

A. Proses Preparasi Proses ini dimaksudkan untuk mereduksi bongkah-bongkah gipsum menjadi butir atau pertikel dengan ukuran tertentu sesuai demgan kebutuhan, tahapannya meliputi: 1. Peremukan primer menggunakan peremuk crusher dengan tipe yang bergantung ukuran bongkah, 2. Peremukan sekunder dengan menggunakan hammer mill dan cone crusher, 3. Pengayakan dilakukan baik sesudah peremukan primer maupun sekunder dengan ayakan getar, 4. Penghalusan dengan menggunakan roller mill, ball mill, dan metode gravitasi lainnya, atau dengan flotasi, 5. Pengeringan, untuk mengurangi kadar air bebas, dan biasanya dilakukan sebelum atau sesudah peremukan sekunder, dan menggunakan pengering putar dengan suhu 49o C, 6. Pencucian, jika dibutuhkan produk bersih dan putih digunakanlah heavy media separator. B. Proses Kalsinasi Kalsinasi atau pemanasan dilakukan untuk mereduksi gipsum dari bentuk dehidrat menjadi hemihidrat, anhidrit dapat larut, dan anhidrit tidak dapat larut. 1. Hemihidrat (CaSO4 .1/2H2O) Hemihidrat terdiri atas hemihidrat dan hemihidrat. Keduanya mempunyai sifat kristal yang sama, tetapi sifat fisika yang berbeda. hemidrat lebih stabil, lebih lambat mengeras, lebih kerat dan kuat, kurang reaktif, prosesnya lebih mahal dibandingkan dengan -hemihidrat. Pembuatan hemihidrat dilakukan dengan memanaskan (kalsinasi gipsum hasil preparasi, di dalam suatu lingkungan yang jenuh air pada suhu 97 0 C, dengan tekanan tinggi yang dihasilkan dari auto clave dengan uap air. Sedangkan -hemihidrat dibuat dengan memanaskan (kalsinasi) gipsum pada suhu 1000 C di dalam suatu ruang hampa udara. Biasanya dilakukan dalam suatu alat yang disebut kettle yang terdiri atas ruangan mengandung sedikit uap air. Apabila kalsinasi mencapai hampir 1700 C sebagian besar produk yang

dihasilkan berupa -hemihidrat, dan sebagian kecil -hemihidrat. Reaksinya adalah: CaSO4.2H2O 2. Soluble Anhidrit Jika hemihidrat yang terbentuk didalam ketel dipanaskan lebih lanjut sampai dengan suhu 200oC, akan terbentuk suatu plester anhidrous calcium sulfat atau disebut juga anhidrat yang dapat larut (soluble anhidrit), kurang plastis dan lebih kuat, dengan reaksinya : CaSO4.2H2O 3. Insoluble Anhidrit Jika kalsinasi dilanjutkan hingga suhu 500oC, akan menghasilkan anhidrat yang tidak dapat larut (insoluble anhdrit atau dead burned gipsum), dan jika ditambahkan accelerator kedalamnya akan membentuk suatu plester yang disebut keenes cement. Jika suhu dinaikkan hingga 900oC akan dihasilkan suatu produk dengan CaO lebih tinggi, kerena pelepasan SO2. Dengan sifat padat, kuat dan berwarna buram jika dicampur air, dengan reksinya: CaSO4.2H2O C. Proses Formulasi Formulasi dilakukan untuk mengatur waktu pengerasan dari produk hasil kalsinasi, yaitu dengan penambahan suatu zat accelerator dan retarder. Gipsum hasil kalsinasi yang ditambahkan air, akan mengeras kembali dalam kurun waktu 15 - 25 menit, jika ditambahkan accelerator berupa pottasium sulfat akan menjadi 3 - 4 menit. Jika retarder yang ditambahkan, dimana retarder dibuat dari material berupa unsur - unsur organik, waktu pengerasan akan menjadi 2 3 jam. Adapun setelah kita mengetahui tahapan pengolahan secara garis besar, berikut dibawah ini penjelasan yang lebih detail tentang pengolahan gipsum disertai dengan gambar. CaO + SO3 + 2H2O CaSO4 + 2H2O CaSO4 + H2O + 1 H2O

GAMBAR 1 BAGAN ALIR PENGOLAHAN GIPSUM

BAB III KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI

III.1.

Kegunaan Gipsum Yang Belum Dikalsinasi Adapun kegunaan gipsum jenis ini antara lain adalah : Gipsum jenis ini digunakan dalam Industri portland semen (sebagai retarder agar semen tidak cepat membeku); yaitu jika pembakaran kapur sudah berbentuk klinker, maka gipsum (atau campuran gipsum dan anhidrit) akan dicampurkan dan digerus bersama-sama klinker tersebut, sehingga membentuk portland semen. Dibidang pertanian biasa dimanfaatkan sebagai kondisioner tanah yang mengandung alkali dan sebagai pupuk terutama untuk tanaman kacang. Dalam Industri cat, kertas dan insektisida, sebagai filler, jenis gipsum yang digunakan adalah terra alba, berwarna putih dan derajat kemurniannya lebih besar dari 98%.

III.2.

Kegunaan Gipsum Yang Telah Dikalsinasi Adapun kegunaan gipsum jenis ini antara lan adalah : Di sektor konstruksi, untuk wall board dan partisi, yaitu gipsum plaster jenis hemihidrat. Untuk industi keramik / sanitair, pasta gigi, kapur tulis, untuk cetakan (moulding dan potting plaster) dan sebagai lumpur pemboran (drilling mud). Untuk bahan tahan api; bila gipsum plaster dicampur 20% air, dapat melindungi barang dari suhu tinggi, Dalam bentuk soluble anhidrit dapat digunakan juga untuk filler, Di bidang kedokteran, -hemihidrat (plaster of paris) untuk cetakan gigi, pengobatan tulang yang patah, dan sebagainya (proses pembuatannya lihat Gambar 2)

GAMBAR 3.2 BAGAN ALIR PEMBUATAN PLASTER OF PARIS

BAB IV KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil antara lain adalah : 1. Gipsum merupakan mineral yang terbentuk dialam dimana endapannya berbentuk sedimen mendatar dengan penyebaran yang luas. 2. Penambangan gipsum dilakukan tergantung pada letak dan penyebaran endapan (diatas atau dibawah permukaan bumi), yaitu bisa secara tambang terbuka (quarry) atau tambang bawah tanah (underground mining). 3. Pengolahan gipsum dapat dibagi dalam tiga tahap, antara lain adalah ; preparasi, kalsinasi, dan formulasi. 4. Kegunaan gipsum dibagi menjadi dua macam berdasarkan tahapan pengolahan yang telah dikerjakan padanya diantaranya : a. Gipsum yang belum dikalsinasi 1) Berguna sebagai retarder dalam Industri portland semen, 2) Dalam bidang pertanian, digunakan sebagai kondisioner tanah yang mengandung alkali dan sebagai pupuk terutama untuk tanaman kacang, 3) Dalam Industri cat, kertas, dan insektisida, gipsum digunakan sebagai filler. b. Gipsum yang telah dikalsinasi 1) Di sektor konstruksi, untuk wall board dan partisi, 2) Di bidang kedokteran, untuk cetakan gigi, pengobatan tulang yang patah, 3) Di industri keramik / sanitair, untuk cetakan (moulding dan potting plaster), 4) Untuk industri pasta gigi 5) Untuk bahan tahan api, 6) Dalam bentuk soluble anhidrit dapat digunakan juga untuk filler,

Pertanyaan 1. sebutkan 3 jenis bentuk endapan gipsum ? 2. sebutkan 5 batuan yang sering berasosiasi dengan gipsum ? 3. sebutkan dan jelaskan 3 tahapan penambangan gipsum ? 4. jelaskan bagan alir pengolahan gipsum ? 5. secara garis besar tahap pengolahan gipsum dapat dibagi menjadi 3, sebutkan dan jelaskan tahap pengolahan gipsum tersebut?

Вам также может понравиться