Вы находитесь на странице: 1из 11

SETTING EXPANSION BAHAN TANAM GYPSUM BONDED BERDASARKAN W : P RATIO

1. TUJUAN Pada akhir praktikum mahasiswa dapat memanipulasi bahan tanam tuang dengan cara yang tepat dan dapat membedakan setting expansion bahan tanam tuang tersebut dengan variasi w/p ratio.

2. CARA KERJA 2.1 Bahan 1. Bahan tanam gypsum bonded 2. Air PAM 3. Vaselin 2.2 Alat 1. Mangkuk karet (bowl) 2. Spatula 3. Gelas ukur 4. Stopwatch 5. Timbangan digital 6. Dial indicator 7. Ekstensometer 2.3 Cara Kerja 1. alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum disiapkan 2. Vaselin dioleskan pada bagian dalam cetakan gypsum bonded pada alat ekstensometer secara merata 3. Alat uji ekstensometer disiapkan, kemudian dial indicator dipasang pada posisi yang tepat dengan jarum menunjuk angka nol 4. Bubuk bahan tanam tuang ditimbang seberat 43 gram, dan air PDAM 15ml

Gambar 2.1 Bubuk bahan tanam tuang ditimbang dan air diukur 5. Air dituangkan ke dalam bowl, selanjutnya bahan tanam dimasukkan sedikit demi sedikit dan dibiarkan mengendap selama 30 detik untuk menghilangkan gelembung udara

Gambar 2.2 Air dan bubuk bahan tanam tuang dimasukkan ke dalam bowl 6. Adonan gipsum dan air diaduk sampai homogen selama 1 menit/ 120 putaran, bersamaan dengan itu bowl diputar perlahan-lahan

Gambar 2.3 Adonan bahan tanam tuang diaduk

7. Adonan bahan tanam dituang ke dalam cetakan (tanpa merubah posisi cetakan dan jarum dial indicator), kemudian ratakan permukaannya dengan spatula gips

Gambar 2.4 Adonan bahan tanam tuang dituang dalam cetakan pada ekstensometer 8. Panjang awal cetakan bahan tanam tuang diukur pada alat ekstensometer 9. Dilakukan pengamatan dan pencatatan terjadinya ekspansi bahan tanam pada petunjuk mikrometer pada dial indicator setiap 10 menit selama 60 menit 10. Percobaan di atas diulangi dengan variasi rasio w/p 15 ml : 46 gram dan rasio w/p 18 ml : 43 gram

3. HASIL PRAKTIKUM Dalam prakikum ini kami melakukan percobaan mengenai setting expansion gypsum bonded dengan menggunakan tiga perlakuan yang berbeda Percobaan 1 = Rasio w:p 15:43 Percobaan 2 = Rasio w:p 15:46 Percobaan 3 = Rasio w:p 18:43 Interval yang digunakan 10 menit, sehingga perhitungan angka pada ekstensometer dilakuakn setiap 10 menit sekali selama 1 jam

Tabel 3.1 Hasil Percobaan setting expansion Bahan Tanam Tuang Gypsum bonded Menit ke10 20 30 40 50 60 Percobaan 1 0 12,5 34 45 51 53 Angka pada Ekstensometer Percobaan 2 0,01 1 15 23 26 27 Percobaan 3 0 0 3 8 12,8 15

Gambar 3.1 Grafik percobaan setting expansion gypsum bonded


60 50 40 30 20 10 0 Menit ke Menit ke Menit ke Menit ke Menit ke Menit ke 10 20 30 40 50 60 Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3

Pada awal percobaan , panjang awal cetakan pertama , kedua , dan ketiga secara berturut-turut 13,5 cm , 12,9 cm , dan 13,5 cm. Setelah satu jam, gypsum bonded mengalami expansi sehingga panjang cetakan di awal dan di akhir berbeda.

Tabel 3.2 Hasil Percobaan setting expansion dalam skala No. percobaan Panjang awal cetakan (cm) 1 2 3 13,5 12,9 13,5 53 27 15 5,3 2,7 1,5 Angka akhir pada ekstensometer Total ekspansi (mm) Panjang akhir cetakan (cm) 14,03 13,17 13,65 3,92 % 2,09 % 1,11 % Presentasi Pertambahan Panjang

Keterangan : Perhitungan persentase pertambahan panjang = Pertambahan panjang Panjang awal Keterangan : Ekspansi setting dapat dihitung dengan skala mm, yakni dengan cara : 1. Angka pada ekstensometer x 0,1 mm 2. Pengukuran panjang awal dan akhir pada cetakan dengan menggunakan penggaris
x 100%

4. PEMBAHASAN Bahan tanam adalah bahan yang dipakai untuk menanam model malam pada proses pembuatan restorasi dari logam, sehingga setelah dilakukan burn out (buang malam) didapatkan mould atau rongga tuang, selanjutnya rongga tersebut dituangi logam cair dan akan menghasilkan tuangan logam dengan bentuk sama seperti model malam. Berdasarkan titik cair logam, bahan tanam tuang terbagi menjadi beberapa jenis yaitu gypsum bonded, phosphate bonded, dan silica bonded. Bahan tanam gypsum bonded digunakan untuk penuangan logam campur pada pembuatan crowns, onlays, inlays, dan fixed partial dentures (untuk logam dengan titik cair di bawah 1200C). Bahan tanam phosphate bonded digunakan untuk penuangan logam campur pada pembuatan framework untuk metal-ceramic prostheses dan base metal alloy (untuk logam yang mempunyai titik cair di atas 1200C). Sedangkan bahan tanam tuang silica bonded digunakan untuk penuangan pada pembuatan removable partial dentures dengan base metal alloy

yaitu cobalt-based atau nickel-bassed alloy (untuk logam dengan titik cair di atas 1200C). Material gypsum bonded ini tersedia dalam bentuk bubuk yang harus dicampur dengan air dan terdiri dari campuran silika (SiO2) dan kalsium sulfat hemihidrat (produk gipsum) bersama dengan komponen pendukung lainnya termasuk bubuk grafit atau bubuk tembaha dan bahan lainnya yang berguna untuk mengontrol setting time (McCabe, 2008). Silika ditambahkan sebagai komponen yang tahan panas selama pemanasan bahan tanam dan untuk mengatur thermal expansion (Anusavice, 2003). Sedangkan kalsium sulfat hemihidrat adalah komponen yang penting karena ketika bereaksi dengan air akan membentuk kalsium sulfat dihidrat yang secara efektif mengikat silika yang tahan panas (McCabe, 2008). Pemanasan di atas suhu 1200C menyebabkan adanya interaksi dari silika dengan kalsium sulfat untuk membebaskan gas sulfur trioksida. CaSO4 + SiO2 CaSiO3 + SO3 Reaksi lain yang terjadi pada pemanasan bahan tanam gypsum bonded adalah antara kalsium sulfat dan karbon : CaSO4 + 4C CaS + 4CO Karbon kemungkinan berasal dari sisa pemanasan malam atau kemungkinan berupa grafit dalam bahan tanam. Reaksi lebih lanjut dapat terjadi pembebasan sulfur dioksida (McCabe, 2008). Pada pemanasan masing- masing polimer dari silica (quartz, tridymite, kristobalit) akan mengembang (ekspansi), namun besar presentase ekspansi masing- masing berbeda .kristobalit murni mengembang 1,6% pada 250 C , Quartz mengembang 1,4 % pada 600C, dan kristobalit mengembang kurang dari 1% pada 600 C (Powers, 2006). Ada tiga tipe bahan tanam tuang gypsum bonded, yaitu tipe 1 (thermal expansion type untuk inlays dan crowns), tipe 2 (hygroscopic expansion type untuk inlays dan crowns), dan tipe 3 (untuk complete dan partial denture) (McCabe, 2003). Bahan tanam tuang gypsum bonded dapat mengalami setting expansion. Campuran dari silika dan gipsum menghasilkan setting expansion yang lebih

besar dari setting expansion produk gipsum yang digunakan sendiri. Ukuran partikel kalsium sulfat hemihidrat mempunyai efek yang kecil pada hygroscopic expansion, sedangkan ukuran partikel silika mempunyai efek yang signifikan. Partikel silika yang semakin baik menyebabkan setting dan higroscopic expansion yang lebih tinggi (Powers, 2006). Partikel-partikel silika akan bercampur dengan kristal interlocking dan intermeshing ketika mengalami pembentukan, sehingga selama pembentukan terdapat tekanan pada kristal. Setting ekspansi dapat diatur dengan menambahkan retarder atau akselerator. Tujuan adanya setting expansion adalah untuk membantu pemuaian mold untuk mengkompensasi penyusutan logam. Apabila bahan tanam tuang setting dengan udara di sekelilingnya, ekspansi ini disebut dengan normal setting expansion. Sedangkan apabila adonan bahan tanam tuang setting dengan kontak dengan cair, ekspansinya akan jauh lebih besar dan disebut dengan hygroscopic setting expansion. Mekanisme terjadinya hygroscopic expansion berhubungan dengan normal setting expansion yang muncul ketika adonan bahan tanam tuang set dan kontak dengan udara. Dasar dari mekanisme ini berada pada tegangan permukaan dari air campuran dan dapat dijabarkan sebagai berikut. Setelah adonan bahan tanam tuang tercampur, air mengelilingi komponen bahan tanam tuang setting. Sebagai reaksi dari calcium sulfate binder, air di sekelilingnya berkurang dan menyebabkan adanya kristal gipsum berbenturan pada permukaan dari sisa air yang oleh tegangan permukaan pertumbuhan kristal dihambat. Ketika air yang dibutuhkan untuk reaksi habis digunakan dan reaksinya selesai, pertumbuhan kristal gipsum berhenti (Powers, 2006). Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap setting expansion. Faktorfaktor tersebut adalah ukuran partikel silika, silica/binder ratio, water/powder ratiom, spatulation, usia bahan tanam tuang, dan water-bath technique. Ukuran partikel silika berpengaruh dalam setting expansion. Ukuran partikel kalsium sulfat hemihidrat berpengaruh kecil terhadap hygroscopic expansion sedangkan ukuran partikel silika mempunyai pengaruh yang signifikan. Silika yang lebih baik menghasilkan setting dan hygroscopic expansion yang lebih tinggi (Powers, 2006).

Silica/binder ratio juga berpengaruh terhadap setting expansion. Bahan tanam tuang biasanya mengandung 65% sampai 75% silika, 25% sampai 35% kalsium sulfat hemihidrat, dan sekitar 2% sampai 3% zat kimia tambahan untuk mengontrol sifat fisis yang berbeda dan untuk memberi warna bahan tanam tuang (Powers, 2006). Apabila silica/stone ratio dinaikkan, hygroscopic expansion dari bahan tanam tuang juga akan meningkat, tetapi kekuatannya akan menurun. Selain itu, water/powder ratio juga berperan dalam setting expansion. Semakin banyak air pada adonan (semakin cair adonan atau W/P ratio lebih tinggi), normal dan hygroscopic setting expansion berkurang. Thermal expansion juga berkurang apabila adonan lebih encer. Spatulasi juga berpengaruh terhadap setting expansion. Proses pengadukan mempunyai efek yang sangat besar terhadap setting time dan setting expansion. Semakin banyak jumlah spatulasi (semakin cepat atau semakin lama waktu pengadukan atau keduanya) akan memperpendek setting time. Ketika bubuk dimasukkan ke dalam air, reaksi kimia dimulai dan beberapa kalsium sulfat dihidrat terbentuk. Selama pengadukan, kalsium sulfat dihidrat yang baru terbentuk pecah menjadi kristal yang lebih kecil dan memulai nukleasi dimana kalsium sulfat dihidrat dapat mengendap. Karena penambahan jumah spatulasi menyebabkan nuclei centers terbentuk, konversi dari kalsium sulfat hemihidrat menjadi dihidrat semakin cepat (Powers, 2006). Selain itu, setting expansion juga akan semakin besar. Usia dari bahan tanam tuang berperan juga dalam setting expansion. Bahan tanam tuang yang sudah berusia dua atau tiga tahun tidak akan memuai seperti bahan tanam tuang yang baru. Oleh sebab itu, container tempat menyimpan bahan tanam tuang harus disimpan tertutup serapat mungkin, terutama apabila bahan tanam tuang disimpan di tempat yang lembab (Powers, 2006).

4.1 Analisa Pada praktikum bahan tanam gypsum bonded, kami melaksanakan tiga percobaan pengukuran setting expansion menggunakan ekstensometer yang

dilengkapi dial indicator dengan perbandingan w/p rasio yang bervariasi. Setting expansion dilihat selama 10 menit sekali selama satu jam. Pada percobaan pertama digunakan komposisi water dan powder (w/p rasio) sesuai aturan ADA, yaitu 15 ml:43 gr. Pada 10 menit pertama belum mengalami ekspansi , pada 10 menit kedua ekspansi mulai berjalan. Pertambahan ekspansi pada 10 menit kedua masih berjalan lambat. Menginjak 10 menit ketiga ekspansi berjalan lebih cepat dan mencapai 3,4 mm, begitu pula pada menit ke40, ekspansi mencapai 4,5 mm. Pada 10 menit kelima dan keenam, laju ekspansi kembali melambat bila dibandingkan pada 10 menit sebelumnya. Perlambatan dari laju ekspansi terjadi dikarenakan puncak ekspansi sudah tidak terjadi lagi. Pada percobaan kedua, dilakukan penambahan powder sebanyak 3 gram (w/p rasio = 15ml:46gr ), dalam hal ini powder bertindak sebagai accelerator. Penambahan powder membuat konsistensi adonan yang dihasilkan lebih kental bila dibandingkan konsistensi adonan pada percobaan pertama. Semakin banyak powder, maka jumlah partikel silika pada adonan gipsum semakin banyak. Jumlah partikel silika yang banyak menyebabkan pembentukan nuklei kristal meningkat. Selanjutnya, kristal-kristal ini berdesakan dan bergerak ke luar selama reaksi pengerasan. Semakin banyak nuklei kristal yang bergerak keluar, ekspansi yang dihasilkan semakin besar. Pada percobaan kedua ini ekspansi yang dihasilkan seharusnya lebih besar daripada percobaan pertama dan ketiga. Namun ternyata hasil praktikum menunjukkan bahwa ekspansi pada percobaan kedua lebih kecil daripada percobaan pertama. Adanya ketidaksesuaian antara hasil praktikum dengan teori kemungkinan disebakan karena pengaruh dari lama pengadukan dan banyaknya pengadukan adonan gypsum bonded. Seharusnya pengadukan dilakukan selama 1menit 120 putaran, namun dalam percobaan kedua, kami melakukan pengadukan dalam 1 menit tidak mencapai 120 putaran. Pada percobaan ketiga dilakukan penambahan air sebanyak 3 ml (w/p rasio =18ml:43gr), dalam hal ini air bertindak sebagai retarder. Penambahan air membuat konsistensi adonan yang dihasilkan lebih encer dari percobaan pertama. Dengan konsistensi yang encer jumlah partikel silika yang terkandung pada adonan semakin sedikit. Jumlah partikel silika yang sedikit juga menyebabkan nuklei kristal-kristal bergerak keluar selama reaksi pengerasan. Akan tetapi,

jumlah nuklei kristal yang bergerak keluar selama setting reaction tidak sebanyak pada percobaan pertama dan kedua. Dari semua hasil percobaan, perbedaan antara hasil praktikum yang

diperoleh dengan teori yang ada terjadi pada percobaan kedua. Besarnya ekspansi yang terjadi pada percobaan kedua seharusnya lebih besar bila dibandingkan dengan percobaan pertama dan ketiga. Perbedaan hasil praktikum dengan teori yang ada tersebut bisa terjadi karena : 1. Adanya kemungkinan ekspansi ke arah atas yang tidak dapat diamati melalui dial indicator, karena bagian ekstensometer dibiarkan terbuka dan tidak diamati dengan glass lab. 2. Adanya kesalahan pengadukan (spatulation) seperti tidak sesuainya jumlah dan waktu pengadukan antara adonan satu dengan yang lain.

5. KESIMPULAN Gipsum bonded dengan w:p rasio 15 ml : 43 gr (Normal), memiliki setting expansion lebih tinggi daripada gypsum bonded dengan w:p rasio 15 ml : 46 gr (Kental). Sedangkan gipsum bonded dengan w:p rasio 18 ml : 43 gr (Encer), memiliki setting expansion lebih kecil daripada gipsum bonded dengan w:p rasio 15 ml : 46 gr (Kental). Hal ini tidak sesuai dengan teori, karena seharusnya gipsum bonded dengan w:p rasio 15 ml : 46 gr (Kental) memiliki setting expansion lebih tinggi daripada gypsum bonded dengan w:p rasio 15 ml : 43 gr (Normal). Karena semakin tinggi rasio w:p , semakin kecil setting ekspansi bahan tanam tuang.

10

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice KJ. 2003. Science of Dental Materials. 11th ed. St. Louis. WB Saunders Co. Powers J.M. and Sakaguchi R.L.2006.Restorative Dental Materials. 12th ed. St. Louis. Mosby Inc. McCabe J.F. Walls A.W.G. 2008. Applied Dental Materials. 9th Edition. Australia: Blackwell Publishing.

11

Вам также может понравиться

  • Brosur Amed 2020
    Brosur Amed 2020
    Документ2 страницы
    Brosur Amed 2020
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Jadwal PKM
    Jadwal PKM
    Документ3 страницы
    Jadwal PKM
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • SKP DRG - CHANA 2020-1
    SKP DRG - CHANA 2020-1
    Документ13 страниц
    SKP DRG - CHANA 2020-1
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Tugas EVALUASI PESERTA
    Tugas EVALUASI PESERTA
    Документ3 страницы
    Tugas EVALUASI PESERTA
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • BAB II Renstra RSUD Kayen 2017 - 2022 PDF
    BAB II Renstra RSUD Kayen 2017 - 2022 PDF
    Документ36 страниц
    BAB II Renstra RSUD Kayen 2017 - 2022 PDF
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • SKP DRG - CHANA JUL-DES 2021
    SKP DRG - CHANA JUL-DES 2021
    Документ23 страницы
    SKP DRG - CHANA JUL-DES 2021
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Lembar Kuesione
    Lembar Kuesione
    Документ1 страница
    Lembar Kuesione
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Rancangan Aktualisasi Dan Habituasi
    Rancangan Aktualisasi Dan Habituasi
    Документ8 страниц
    Rancangan Aktualisasi Dan Habituasi
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • 5 6262811656217166064
    5 6262811656217166064
    Документ2 страницы
    5 6262811656217166064
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Lampiran I Pengumuman Seleksi Cpns Kab - Pati Memenuhi Syarat
    Lampiran I Pengumuman Seleksi Cpns Kab - Pati Memenuhi Syarat
    Документ463 страницы
    Lampiran I Pengumuman Seleksi Cpns Kab - Pati Memenuhi Syarat
    Arif Rifa'i
    Оценок пока нет
  • Hasil Akhir PDF
    Hasil Akhir PDF
    Документ905 страниц
    Hasil Akhir PDF
    Abdul Azis
    Оценок пока нет
  • Forensik
    Forensik
    Документ36 страниц
    Forensik
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Formulir Rekomendasi Sip
    Formulir Rekomendasi Sip
    Документ1 страница
    Formulir Rekomendasi Sip
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Snars - Mirm PDF
    Snars - Mirm PDF
    Документ16 страниц
    Snars - Mirm PDF
    dr Gafar Hartatiyanto
    Оценок пока нет
  • Notulensi Modul 6 TGL 1 Mei 2013
    Notulensi Modul 6 TGL 1 Mei 2013
    Документ2 страницы
    Notulensi Modul 6 TGL 1 Mei 2013
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Anjab Bides
    Anjab Bides
    Документ61 страница
    Anjab Bides
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • FX Anat Gigi
    FX Anat Gigi
    Документ5 страниц
    FX Anat Gigi
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Modul 6
    Modul 6
    Документ4 страницы
    Modul 6
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • 5.obat Analgesik Pada Mencit
    5.obat Analgesik Pada Mencit
    Документ30 страниц
    5.obat Analgesik Pada Mencit
    Chana 'eLecter' ChuLum
    100% (1)
  • Anjab Bidan Desa
    Anjab Bidan Desa
    Документ10 страниц
    Anjab Bidan Desa
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • GAMBAR HASIL PRAKTIKUM BO Kelc
    GAMBAR HASIL PRAKTIKUM BO Kelc
    Документ1 страница
    GAMBAR HASIL PRAKTIKUM BO Kelc
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Faal Seminar
    Faal Seminar
    Документ5 страниц
    Faal Seminar
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Forensik
    Forensik
    Документ36 страниц
    Forensik
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Notulensi Modul 6 TGL 1 Mei 2013
    Notulensi Modul 6 TGL 1 Mei 2013
    Документ2 страницы
    Notulensi Modul 6 TGL 1 Mei 2013
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Notulensi Modul 6 TGL 1 Mei 2013
    Notulensi Modul 6 TGL 1 Mei 2013
    Документ2 страницы
    Notulensi Modul 6 TGL 1 Mei 2013
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Artikel Endokrin
    Artikel Endokrin
    Документ9 страниц
    Artikel Endokrin
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Isi Gipsum II
    Isi Gipsum II
    Документ17 страниц
    Isi Gipsum II
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет
  • Isi Gipsum II
    Isi Gipsum II
    Документ17 страниц
    Isi Gipsum II
    Chana 'eLecter' ChuLum
    Оценок пока нет