USE IN PREGNACY AND LACTATION The commission E advises that licorice is contraindicated in pregnancy but does up to 3 g per day

are likely to be safe.

EFFECTS ON ABILITY TO DRIVE AND USE MACHINES No negative influence is expected.

SIDE EFFECTS Licorice has been known to cause hypertension, sodium and water retention and hypokalaemia through the mineralocorticoid effect of GL. There have been a number of accounts of side effect due to licorice consumption. However, these usually resulted from its use as a food or flavouring agent. In order to provide a safety assessment of GL in licorice sweets, a review of literature to 1993 indicated that it is not possible to determine precisely the minimum level of GL required to produce side effects. There is a great deal of individual variation in the susceptibility of GL in the most sensitive individuals a regular daily intake (several weeks) of no more than 100 mg GL (corresponding to about 50 g of sweets) can produce symptoms; most individuals who consume 400 mg GL daily experience side effects. Three cases of congestive heart failure after high intake of licorice sweets have been reported. In one of these cases, ingestion of 700 g of licorice candy over 9 days occurred prior to the development of pulmonary oedema. In the order two cases, there were additional complications. A case of pulmonary oedema following licorice sweet consumption (1020 g over 3 days) has recently been reported in which a significant structural heart abnormality was ruled out. Licorice-induced myopathy may also occur. In one case a patient had been consuming about 1 kg of licorice sweet per week. A case has been reported of a child with pseudoaldosteronism secondary to prolonged licorice ingestion, associated with haemorrhagic gastritis. Hypokalaemic rhabdomyolysis secondary to chronic glycyrrhizic acid intoxication has also been reported. A 38-year-old male developed the following symptoms after ingesting 200 g of licorice sweets daily for 10 weeks, together with a thiazide diuretic for 2 weeks: somnolence, flaccid paralysis of the extremities, arterial hypertension, oedema, severe hypokalaemia and ryabdomyolysis. Serious side effects resulted from the prescription of a potassium-depleting diuretic to patient who had a fondness for licorice sweets. Acute generalized oedema was reported in three people who had consumed a moderate daily dose of licorice sweets (10-26 g per day, 4-12 days). Severe acute generalized oedema is not common side effect of licorice abuse but slight oedema is usual. The authors suggested the licorice constituens

could increase capillary permeability and in combination with the mineralocorticoid effect, precipitate the severe and fast onset of oedema. In a trial to study the effect of prolonged ingestion, graded doses of dried, aqueous extract of licorice root were administered to four groups of six healthy volunteers of both sexes for 4 weeks. The graded daily doses contained 108, 217, 380 and 814 mg of GL. In healthy subjects, only the highest doses of licorice led to adverse effect and there were favored by subclinical disease or oral contraceptive use. The adverse effect were less common and less pronounced that those previously reported after the intake of GL alone, including reports for confectionery products. The amount of licorice ingested (as confectionery) by several patients presenting with licoriceinduced hypertension to Icelandic doctors in 1993 was quite variable and not grossly excessive. This led to an investigation of whether a relevatively normal intake of licorice induces hypertension or if an altered function of the 11-beta-HSD enzyme system is responsible for making part of the population sensitive to licorice ingestion. A pilot study confirmed thet 200 g of licorice sweets daily elevated blood pressure and lowered plasma potassium impressively volunteers received 100 g of licorice confectionery (containing 270 mg GL) per day for 4 weeks. Blood pressure was significantly raised in the whole group but the response varied among individuals, with the highest rise being 19 mmHg for systolic blood pressure. Plasma potassium levels were also lowered. A subgroup of 13 women who had participated in the study and showed some elevation in blood pressure consumed 50 g of licorice daily for 4 weeks. A smaller, but significant rise in systolic blood pressure was observed. The study indicates that moderate licorice consumption raises blood pressure but the effect varies between individuals. The authors concluded that licorice-induced hypertension might be more common than previously appreciated and that clinicians should be alert to this effect in the prevention and treatment of hypertension.

OVERDOSE Overdose with licorice is likely to cause pseudoaldosteronism, hypokalaemia, hypertension, oedema, inhibition of the rennin-angiotensin system, myopathy and rhabdomyolisis.

Translate :

DIGUNAKAN DALAM KEHAMILAN DAN MENYUSUI Comisi E menyarankan licorice yang merupakan kontraindikasi pada kehamilan tetapi tidak sampai 3 g per hari cenderung aman.

EFEK PADA KEMAMPUAN UNTUK MENGEMUDI DAN PENGGUNAAN MESIN Tidak ada pengaruh negative.

EFEK SAMPING Licorice telah diketahui menyebabkan retensi hipertensi, natrium dan air dan hipokalemia melalui efek mineralokortikoid dari GL. Ada sejumlah laporan efek samping akibat konsumsi licorice. Namun, biasanya dihasilkan dari penggunaannya sebagai agen makanan atau penyedap. Untuk memberikan penilaian keamanan di GL permen licorice, tinjauan literatur sampai 1993 menunjukkan bahwa tidak mungkin untuk menentukan secara tepat tingkat minimum GL yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek samping. Ada banyak variasi individu dalam kerentanan GL dalam individu-individu yang paling sensitif asupan harian biasa (beberapa minggu) tidak lebih dari 100 mg GL (sesuai dengan sekitar 50 g permen) dapat menyebabkan gejala; sebagian besar individu yang mengkonsumsi 400 mg GL mengalami efek samping sehari-hari. Tiga kasus gagal jantung kongestif setelah asupan tinggi permen licorice telah dilaporkan. Dalam salah satu kasus ini, konsumsi 700 g permen licorice lebih dari 9 hari terjadi sebelum perkembangan edema paru. Dalam kasus orde dua, ada komplikasi tambahan. Kasus paru konsumsi licorice berikut edema manis (1020 g selama 3 hari) baru-baru ini dilaporkan di mana kelainan jantung yang signifikan struktural dikesampingkan. Licorice akibat miopati juga dapat terjadi. Dalam satu kasus seorang pasien telah mengkonsumsi sekitar 1 kg licorice manis per minggu. Sebuah kasus telah dilaporkan dari seorang anak dengan pseudoaldosteronism sekunder untuk mengkonsumsi licorice berkepanjangan, yang terkait dengan gastritis hemoragik. Rhabdomyolysis hipokalemik sekunder untuk keracunan asam kronis glycyrrhizic juga telah dilaporkan. Seorang pria 38 tahun mengembangkan gejala berikut setelah menelan 200 g permen licorice setiap hari selama 10 minggu, bersamaan dengan diuretik thiazide selama 2 minggu: mengantuk, flaccid paralysis dari ekstremitas, hipertensi arteri, edema, hipokalemia parah dan ryabdomyolysis. Efek samping yang serius akibat resep diuretik potassium-depleting kepada pasien yang memiliki kesukaan untuk permen licorice.

Akut edema umum dilaporkan pada tiga orang yang telah mengkonsumsi dosis harian moderat permen licorice (10-26 g per hari, 4-12 hari). Akut umum edema tidak efek samping umum dari penyalahgunaan licorice tetapi edema sedikit adalah biasa. Para penulis menyarankan constituens licorice dapat meningkatkan permeabilitas kapiler dan dalam kombinasi dengan efek mineralokortikoid, memicu timbulnya parah dan cepat edema. Dalam sebuah percobaan untuk mempelajari pengaruh konsumsi berkepanjangan, dosis bergradasi kering, ekstrak air akar licorice yang diberikan untuk empat kelompok dari enam sukarelawan sehat dari kedua jenis kelamin selama 4 minggu. Dosis harian dinilai mengandung 108, 217, 380 dan 814 mg GL. Pada orang sehat, hanya dosis tertinggi licorice menyebabkan efek buruk dan ada yang disukai oleh penyakit subklinis atau penggunaan kontrasepsi oral. Efek samping adalah kurang umum dan kurang jelas bahwa mereka yang dilaporkan sebelumnya setelah asupan GL saja, termasuk laporan untuk produk permen. Jumlah licorice tertelan (seperti kembang gula) dengan beberapa pasien yang mengalami licorice-induced hipertensi dokter Islandia pada tahun 1993 cukup bervariasi dan tidak terlalu berlebihan. Hal ini menyebabkan penyelidikan apakah asupan relevatively normal licorice menginduksi hipertensi atau jika fungsi berubah dari sistem enzim 11-beta-HSD bertanggung jawab untuk membuat bagian dari populasi sensitif terhadap konsumsi licorice. Sebuah studi pilot dikonfirmasi thet 200 g permen licorice harian tekanan darah tinggi dan menurunkan kalium plasma mengesankan relawan menerima 100 g kembang gula licorice (mengandung 270 mg GL) per hari selama 4 minggu. Tekanan darah secara signifikan dibesarkan di seluruh kelompok tetapi tidak mendapatkan respon bervariasi antara individu, dengan kenaikan tertinggi menjadi 19 mmHg untuk tekanan darah sistolik. Kadar kalium plasma juga diturunkan. Sebuah subkelompok dari 13 wanita yang telah berpartisipasi dalam studi ini dan menunjukkan beberapa elevasi dalam tekanan darah yang dikonsumsi 50 g licorice setiap hari selama 4 minggu. Kenaikan lebih kecil, tetapi signifikan pada tekanan darah sistolik yang diamati. Studi ini menunjukkan bahwa konsumsi moderat licorice meningkatkan tekanan darah tetapi efeknya bervariasi antara individu. Para penulis menyimpulkan bahwa licorice-induced hipertensi mungkin lebih umum daripada sebelumnya dihargai dan bahwa dokter harus waspada terhadap efek dalam pencegahan dan pengobatan hipertensi.

OVERDOSIS Overdosis dengan licorice mungkin menyebabkan pseudoaldosteronism, hipokalemia, hipertensi, edema, penghambatan dari sistem renin-angiotensin, miopati dan rhabdomyolisis.