Вы находитесь на странице: 1из 27

STEP I MENGIDENTIFIKASI KATA SULIT Keratinasi Adalah proses pembentukan lapisan keratin dari sel-sel yang membelah.

Keratinasi ini terjadi pada bagian dari permukaan jaringan yang keras dan bertanduk untuk pembuatan keratin. Keratin adalah protein tidak larut yang terdapat di matrix organik enamel, epidermis jaringan tanduk. Jika keratinasi ini terjadi pada daerah yang tidak pernah terkeratnasi maka akan terkeratinasi sebagian.

Eritema Merupakan keadaan kemerahan pada mukosa palatum akibat pelebaran pembuluh daprah kapiler yang sifatnya reversibel. Kemerahan yang terjadi karena hiperemia terdapat darah dalam jumlah yang banyak di jaringan dan merupakan tahap awal peradangan.

Hiperplasia Adalah perkembangan berlebihan dari jaringan karena peningkatan produksi sel, pembentukan ini terjadi di dalam organ karena mitosis. Hiperplasia terjadi pada sel yang dirangsang oleh peningkatan beban kerja, sinyal hormon dan sinyal yang dihasilkan secara lokal sebagai respon terhadap penurunan kepadatan jaringan. Hiperplasia dikelompokkan menjadi dua : a. Hiperplasia fisiologik : terjadi karena sebab yang fisiologis atau normal dalam tubuh. b. Hiperplasia patologik : disebabkan oleh stimulus hormonal yang berlebihan atau efek yang berlebihan dari hormon pertumbuhan pada sel sasaran. Kemampuan sel tubuh untuk mengadakan hiperplasia berbeda-beda. a. Sel yang mudah : sel epitel kulit, sel epitel usus halus, sel hepatosit, sel fibroblas, dan sel sumsum tulang. b. Sel yang memiliki daya tapi rendah : sel tulang, sel tulang rawan, dan sel otot polos.

c. Sel yang tidak memiliki daya hiperplasia : sel saraf, sel otot jantung dan sel otot rangka.

Trauma Adalah luka atau cedera baik fisik ataupun psikis akibat tindakan fisik dengan terputusnya kontinyuitas normal suatu struktur.

Histopatologi Merupakan kerja mikroskopik dari suatu penyakit jaringan. Histopatologi ini digunakan sebagai pemeriksaan penunjang karena seringkali pada kasus penyakit tertentu yang berbeda ditemukan adanya gejala yang sama.

Cincin keratorik putih Berupa lesi putih, dimana terjadi keabnormalan mukosa putih, kasar, berbeda dengan jaringan yang ada disekitarnya. Ditandai dengan peningkatan lapisan keratin.

Squamous metaplasia Merupakan perubahan sel dari sel lain menjadi sel squamous. Misalnya sel epitel kuboid berganti menjadi sel epitel squamous pada saluran pernafasan yang biasanya dialami oleh oleh perokok.

Jejas Adalah keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebihan sehingga jaringan menjadi rusak dan menstimulasi respon imunologik terhadap antibodi.

STEP II MERUMUSKAN MASALAH 1. Bagaimana mekanisme inflamasi akibat trauma? 2. Apa saja faktor penyebab traumatik jaringan rongga mulut? 3. Apa saja kelainan jaringan rongga mulut akibat trauma? 4. Bagaimana gejala klinis tiap kelainan yang terjadi ? 5. Bagaimana cara terapi dari trauma yang terjadi?

STEP III MENGANALISIS MASALAH Secara mikroskopis mekanisme inflamasi dapat dinyatakan dengan sebagai berikut. Ini mekanisme karena adanya perubahan termis. Terjadi perubahan termis mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah, kemudian timbul rubor atau kemerahan. Terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga pembuluh darah melebar. Perubahan tersebut mengakibatkan munculnya tumor atau nbengkak dan kemudian kalor atau panas sehingga menimbulkan rasa nyeri. Perubahan termis vasokonstiksi rubor vasodilatasi kalor tumor Pembuluh darah melebar

Rasa nyeri

Faktor penyebab terjadinya traumatik jaringan rongga mulut. Rokok Infeksi bakteri, vvirus dna jamur Kebiasaan menggigit Penyakit sistemik Malnutrisi vitamin Suhu Interaksi fisik : kontak gesek, panas, alat prostodonsia dan orthodonsia. Interaksi kimia : aspirin, dengan cairam kaustik, obat kumur, fenol pada perawatan kavitas gigi, etsa, bleaching dan endodontik.

Kelainan jaringan rongga mulut akibat trauma. a. Sympton : menimbulkan gejala 4

Leukoplakia Terjadi karena penggunaan rokok, dapat didukung oleh faktor predisposisi misalnya infeksi jamur, virus, bakteri. Gejala klinis diawali dengan hyperkeratosis, warna putih karena penurunan mikrovaskular dari venul dan arteri. Histopaloginya terjadi penebalan epitel pada lapisan keratin. Terapinya dengan mengurangi alkohol dan rokok.

Traumatic ulser Disebabkan karena trauma mekanik (alat protesa) , kimia, termis, tergigit, karena makanan tajam. Gejala klinis terbentuk rasa nyeri, terdapat jaringan putih kekuningan, eritema. Bentuknya tergantung dari sumber trauma, tempat mukosa bukal dan labial rahang atas dan rahang bawah. Proses penyembuhan 2 minggu dengan sendirinya. Pemberian triamicolone atau antiinflamasi kortikosteroid topikal. Jika semakin paarah akan menjadi traumatic, ulseratif granuloma.

Neuromaterapic Trauma ini terjadi karena serabut saraf terpotong. Gejala klinisnya berupa nodul berukuran kurang dari 0,5 cm, jika dilakukan palpasi akan terasa sakit. Untuk mengatasinya dilakukan pemberian kortikosteroid.

Frictional keratinosis Terjadi pada wanita remaja yang mempunyai kebiasaan menggigit bibir dan mukosa pipi. Gejala klinisnya berupa bentukan kasar berwarna putih keabuan pada bagian bibir bawah sepanjang oklusi. Terapinya dengan menghentikan kebiasaan tersebut.

Idiopatic keratosis Penyebab kelainan ini belum dapat dipastikan ecara klinis. Namun berdasarkan survey, penyebabnya adalah devisiensi vitamin A.

Gejala klinisnya timbul lesi tunggal kecil yang tersebar di dasar rongga mulut.

Keratosis yang berhubungan dengan perokok Disebabkan karena penggunaan pipa sehingga menimbulkan lesi pada palate, gejala klinisnya stomatitis nikotin. Penggunaan sigaret juga dapat menyebabkan lesi pada mukosa bukal.

Ulkus kemoterapeutik Penyebabnya adalah trauma obat imunopressan. Dalam jangka waktu 2 minggu menimbulkan ulkus yang menandakan adanya keracunan obat yang mengenai mukosa palatum lidah dan bibir. Gejala klinisnya terasa sebagai sensai terbakar, sakit dalam jangka waktu yang tidak teratur. Untuk menanggulangi kelainan ini dilakukan dengan mengurangi dosis obat yang digunakan.

b. Asymptosis : tidak menimbulkan gejala

Sublingual keratosis Gejala klinisnya berupa lesi putih dan tunggal seperti kupu-kupu progresif.

Hairy tongue Adanya bulu di bagian dorsal lidah yang diakibatkan oleh pertumbuhan papila filiformis yang berlebihan. Terjadi hiperplasia yang tebal sehingga cocok digunakan untuk menangkap bakteri, jamus dan debris. Faktor predisposisi debris, faktor candida albicans, penggunaan obat antibiotik. Faktor predisposisi ini dapat menyebabkan rasa gatal dan muntah. Terapinya dengan menyikat lidah dengan larutan sodium bikaronat, menjaga oral hygiene dan dapat sembuh jika oral hygiene membaik.

Kista Kista disebabkan oleh trauma yang berulang.

Gejala klinisnya tampak warna yang kurang bervariasi, sehingga tamppak seperti sekitarnya. Kista ini menyebabkan saluran kelenjar saliva minor tersumbat sehingga terjadi penumpukan cairan pada kelenjar saliva minor. Kista, contoh Kista Mucocele, adanya kista retensi yang menyebabkan sumbatan.

Leukodema Kelainan ini belum ditemukan secara jelas faktor penyebabnya, namun dugaan sementara karena fungsi sistem mastikasi. Penyebabnya karena trauma dan oral hygiene yang buruk. Leukodema ditemukan pada daerah sekitar mukosa bukal dan palatum mole. Gambaran klinisnya berwarna putih seperti susu, panjang, tersebar, tipis dan terjadi pembengkakan hiperkeratosis. Kelainan ini umumnya diderita oleh pasien yang berumur tua.

Linea albae bucals Disebabkan oleh karena kebiasaan menggigit dan menghisap. Gejala klinisnya timbul lesi putih pada mukosa bukal. Terapi dan pencegahan dengan mengurangi kebiasaan buruk.

STEP IV Mapping

Jejas Traumatik

Inflamasi

Faktor Predisposisi

Histopatologi Gejala Klinis

Diagnosa

Terapi

STEP V Menentukan tujuan belajar 1. Mampu mengetahui dan menjelaskan mekanisme inflamasi secara mikroskopik sampai dengan terjadinya regenerasi jaringan. 2. Mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam kelainan rongga mulut yang disebabkan karena tauma. 3. Mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam lesi.

STEP VII Menarik kesimpulan dari seluruh informasi yang didapatkan 1. Inflamasi Inflamasi merupakan suatu reaksi setempat dari jaringan hidup ata sel terhadap suatu rangsang atau injury (cidera atau jejas). Proses ini diawali dengan kerusakan jaringan yang menyebabkan patogen melewati pertahanan tubuh untuk menginfeksi sel-sel tubuh. Jaringan yang terinfeksi tersebut akan melepaskan histamin dan prostaglandin. Sel yang melepaskan histamin adalah mastosit yang berkembang dari basofil. Histamin yang dilepaskan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan peningkatan kecepatan aliran darah sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat menyebabkan neutrofil, monosit dan eusinifil berpindah dari pembuluh darah ke jaringan yang terinfeksi. Akibatnya, daerah yang terinfeksi akan berwarna kemerahan, panas, bengkak, dan terasa nyeri. Secara mikroskopis, pembulluh darah mengalami konstriksi sementara yang mungkin disebabkan oleh reflek neurogenik setempat yang bisa berkembang tetapi hanya bertahan beberapa menit dan dengan cepat diikuti oleh dilatasi arteriol. Dilatasi arteriol yang berkepanjangan menyebabkan kenaikan aliran darah setempat (hiperemia) dan dilatasi kapiler. Kenaikan permeabilitas kapiler disebabkan oleh dua faktor utama yaitu : a. Dilatasi arteriol menaikkan tekanan hidrostatik kapiler, menyebabkan aliran air lebih besar larut ke dalam cairan intestisial. b. Permeabilitas endotelial venular dan kapiler ditingkatkan, sehingga memungkinkan molekul lebih besar khususnya albumin memasuki jaringan intestisial. Akhirnya, terjadi perlambatan aliran darah kapiler dan hemokonsentrasi intravaskuler diikuti hilangnya aliran darah normal. Secara normal, sel-sel darah mengalir ditengah kapiler dengan plasma yang relatif bebas sel menyentuh endotel. Sedangkan sel yang abnnormal akan mengalami penepian leukosit yaitu ke tepi endotel. Pengumpulan sel-sel merah ke tengah akan membentuk rouleaux. Terjadi perlekatan leukosit pada sel endotel kapiler,diikuti dengan perpindahan aktif oleh gesekan amuboid ke dalam jaringan perivaskuler melalui celah-celah diantara sel endotel. Setelah berada di luar, leukosit berpindah dengan cara kemotaksis, dimana sel tersebut ditarik menuju substansi kimia yang konsentrasinya lebih tinggi. Pergerakan aktif ini menyebabkan akumulasi sejumlah leukosit. Akumulasi ini mudah dilihat dan dikenal secara mikroskopik untuk diagnosa histopatologi radang akut.

10

Fagositosis merupakan fungsi utama leukosit yaitu penelanan, pencernaan dan pembuangan benda-benda asing khususnya bakteri dan sel-sel yang rusak. Setelah terjadinya perubahan permeabilitas pembuluh darah dan akumulasi leukosit, dilanjutkan dengan proses fagositosis. Proses ini memicu sekresi fagosit dengan memicu endogen pirogen yang melepas prostagladin dan merangsang hipotalamus untuk menaikkan suhu. Hal tersebut

mengakibatkan adanya demam pada inflamasi. Pembengkakan lokal terjadi karena tekanan osmotik koloid sehingga terjadi peningkatan tekanan darah kapiler. Perbaikan jaringan dilakukan untuk mengganti sel yang hilang atau sel yang mati dengan sel yang hidup. Sel-sel baru ini dapat berasal dari parenkim atau stroma jaringan ikat terjejas. Karena kemampuan regenerasi manusia yang terbatas sehingga hanya pada beberapa jenis sel yang mampu melakukan regenerasi dan hanya pada keadaan tertentu saja. Pemulihan sel yang mati biasanya melibatkan poliferasi jaringan ikat disertai pembentukan jaringan parut. Pembentukan fibroblas dapat meningkatkan sintesis kolagen. Sintesis kolagen yang meningkat mengakibatkan adanya penimbunan kolagen meningkat dan terjadi keloid. Keloid ini tidak bisa hilang dengan sendirinya, sehingga perlu dilakukan pengambilan cairan dalam keloid tersebut. Berbeda dengan jaringan parut, jaringan ini berasal dari pembengkakan permeabilitas pembuluh darah yang kemudian terbentuk fibrin yang menutup luka dan terjadi kalsifikasi sehingga menjadi jaringan parut dan bisa hilang.

2. Kelainan rongga mulut yang disebabkan oleh trauma 1. Smokeless tobacco Etiologi - Smokeles tabacco menyebabkan perubahan mukosa rongga mulut. - Respon mukosa rongga mulut terhadap tembakau ; inflamasi dan keratosis Gambaran klinis a. lesi putih pada mucobukal fold RB regio insisivus sampai molar b. Mukosa tampak granular sampai berkerut c. Lesi kurang sakit / asymtomatis Histopatologi 11

a. Parakeratosis jaringan tingkat ringan sampai sedang b. Epithel superficial menunjukkan vacoulisasa atau edema c. Infiltrasi radang kronis ringan sampai sedang d. Dysplasia ephitel (terutama penggunaan jangka lama) e. Biasanya glandula saliva minor terinflamasi Terapi dan prognosa a. Berhenti menggunakan tobacco mengakibatkan lesi hilang dalam beberapa minggu. b. Pemakaian smokeless tobacco dalam jangka waktu yang lama menyebabkan resiko tranformasi menjadi verrucous carcinoma atau squamous cell carcinoma.

2. Hairy Tongue Hairy tongue ada 2 macam yaitu white hairy tongue dan black hairy tongue, dimana warna tersebut tergantung makanan yang dimakan. Etiologi Terjadi pemanjangan papila filiformis pada permukaan lidah. Pemanjangan ini terjadi karena terhambatnya pengelupasan lapisan tanduk.

Gambaran klinis Jika terjadi pemanjangan papila akan mengalami rasa gatal dan mual. Warna dapat putih, coklat atau hitam tergantung diet, oral hygiene dan komposisi bakteri. Histopatologi Spesimen biopsi ; adanya papila filiformis memanjang, adanya kontaminasi dengan mikroorganisme. Lamina propia ; inflamasi.

Terapi dan prognosa Menghentikan agent penyebab menyebabkan kemajuan kesembuhan dalam beberapa minggu. Menyikat lidah dengan larutan sodium bicarbonate. Pasien radioterapi menyebabkan xerostomia dan perubahan flora bakterial sehingga penatalaksanaan lebih sulit.

12

Menghentikan konsumsi antibiotik dalam beberapa minggu akan pulih.

3. Leukoplakia Leukoplakia adalah bercak putih atau plak yang tidak dapat dinyatakan secara klinis maupun patologik seperti penyakit laindan tak dapat dikaitkan dengan penyebab fisik maupun kimia kecuali penggunaan tembakau. Etiologi Menyerang membran mukosa Pada lidah bagian dalam atau luar, daerah genitalia eksterna wanita.

Gejala klinis Terdapat plak putih yang tidak dapat dinyatakan secara klinis maupun patologik pada mukosa, bibir, gingiva, dasar mulut. Lesi awal berwarna putih atau abu-abu agak transparan. Bisa terjadi eritroplasia.

Histopatologi Terjadi perubahan epitel katerna transformasi displasi. Terjadi diferensiasi epitel abnormal yang diikuti pembentukan keratinasi sehingga hasil penampakan mukosa berwarna putih. Kemudian terjadi penebalan epitelium bahkan epitel dapat menjadi atrofi atau arkhantrosis. Terapi Secara medis dapat dapat dilakukan pencegahan agar tidak menjadi sel ganas. Dengan operasi, namun ini pilihan kecil dan tergantung patologis displasia tersebut.

4. Traumatic ulcer Etiologi Disebabkan adanya trauma mekanik Beberapa merupakan trauma pertemuan gigi (tampak lekukan gigi) pada bibir bawah, lidah, mukosa bukal. Traumatic ulcer karena iatrogenik o Cotton rool 13

o o Kimia o o o o Panas

Saliva ejector Rotary instrument

Asam atau alkalin menyebabkan iritasi lokal Aspirin burn Perawatan kavitas gigi Bahan etsa gigi

Material impression (wax, hydrocolloid, dental compound) Terapi radiasi pada kepala dan leher.

Gambaran klinis Ulser reaktif akut o o Membran mukosa mulut kemerahan, sakit, dan bengkak. Ulser ditutupi eksudat fibrin berwarna kekuningan sampai putih dan dikelilingi halo eritematus. Ulser reaktif kronis o o Sedikit dan tidak sakit Ulser ditutupi membran berwarna kekuningan dan dikelilingi peninggalan margin (hiperkeratosis) Histopatologi Ulser reaktif akut o Terjadi penipisan jaringan epitel dan diganti dengan jaringan fibril yang mengandung banyak neutrofil. o o Kapiler meningkat, dan terjadi granulasi pada jaringan. Regenerasi dimulai dari margin ulser dengan poliferasi sel, dasar jaringan granulasi dan fibrin. Ulser reaktif kronis o o o o o Epitel permukaan menipis Terdapat fibril Makrofag eusinofil lebih besar daripada ulser kronis Infiltrasi sel radang lebih banyak daripada ulser akut Regenerasi epitel tidak terjadi sehingga trauma berlangsung terus-menerus.

14

Terapi Observasi Jika sakit diberikan terapi menggunakan anestetikum topikal Kortikosteroid topikal

5. Stomatitis nikotina Etiologi Merupakan bentuk keratosis yang dihubungkan dengan tembakau Pada perokok karena menggunakan pipa dan sigaret

Gambaran klinis Eritema pada mukosa palatum diikuti keratinasi, bintik merah dikelilingi oleh cincin keratorik putih Bintik merah menunjukkan adanya inflamasi duktus ekskresi glandula saliva

Histopatologi Hyperplasia epitel dan keratinasi Glandula saliva minor mengalami inflamasi Duktus ekskresi mengalami squamous metaplasia

Terapi dan prognosa Kondisi ini jarang menjadi malignant kecuali perokok reverse smoke Resiko terjadi carcinoma di palatum, tetapi pada tempat lain rongga mulut, oropharing, respiratory tract bagian atas untuk displasia epitel dan neuplasia meningkat. 6. Leukoderma Merupakan keadaan berbatas tidak jelas dan istilah ini menunjukkan gambar dari mukosa mulut yang berwarna putih keabuan dan tampak sangat kering, mukosa iini biasanya memiliki sedikit keriput dan bila ditegangkan lesi cenderung hilang atau teretikulasi.

Perbedaan leukoderma dan leukoplakia

15

Leukoderma merupakan penebalan mukosa yang bilateral, difuse translucent, yang terjadi pada mukosa bukal hingga labial berwarna putih susu. Epitel tampak lebih tebal, terjadi retepeg tebal.

Leukoplakia istilah lama untuk menunjukkan adanya bercak putih atau plak. Saat ini diganti dengan nama yang lebih jelas. Pada keadaan ini, retepeg seperti tetesan air mata. Secara umum, leukoplakia bukanlah sebagai suatu kelainan.

Cheilitis atau biasa disebut bibir pecah-pecah disebabkan karena bernafas aktivitas bernafas melalui mulut, hipersensitivitas, alergi terhadap sesuatu. Bentuk lesinya yaitu seperti sisik atau desquamasi dan pecah-pecah atau disebut fisssura. Pada orang yang sudah lanjut usia kebiasaan mengunyah sirih pinang merupakan hal yang lazim pada kalangannya. Sirih pinang disini berbeda dengan tembakau yang sebenarnya. Efek yang ditimbulkan pada pengunyahan sirih pinang yaitu dapat mencegah terjadinya karies pada gigi, namun bagi jaringan periodontal dapat merusak sehingga gigi mudah tanggal dengan sendirinya tanpa rasa sakit.

3. Macam macam lesi Secara klinis lesi dibagi menjadi dua macam yaitu lesi primer dan lesi sekunder. Lesi primer o Makula Adalah suatu daerah berbatas jelas dari epidermis atau mukosa yang berbeda warna dari sekelilingnya. Makula dapat tampak sebagai bercak atau titik yang berwarna biru, coklat, atau hitam. Warna merah kecoklatan dikarenakan adanya perubahan vaskuler seperti hyperemia dan bila ditekan warnanya menjadi merah. Warna merah kebiruan dikarenakan tekanan darah dibawah kulit mengalami gangguan. Contoh : purpura Warna biru kecoklatan dikarenakan pigmen melanin yang mengalami hyperpigmentasi. o Papula

16

Adalah suatu lesi padat, menimbul, superfisial yang diameternya lebih kecil dari 1 cm. Papula dapat terjadi pada warna apapun dan dapat melekat dengan suatu tangkai atau dasar yang kuat. Papula dapat mengalami erosi dan deskuamasi dan juga dapat terjadi leukoplakia yang menyebabkan panas dan nyeri. o Plak Adalah suatu daerah yang menimbul, padat, rata dan diameternya lebih besar dari 1 cm. Meskipun terutama superfisial, plak dapat meluas lebih dalam ke dermis daripada papula. Tepi-tepinya dapat landai dan kadangkadang permukaan keratinnya berpoloferasi. Plak ini dapat enjadi leukoplakia dan karsinoma. o Nodula Adalah suatu massa jaringan padat yang tebal. Seperti papula, lesi-lesi ini diameternya kurang dari 1 cm, tetapi nodula meluas lebih ke dalam dermisnya. Palpasi dilakukan untuk mendeteksi suatu nodula. Epidermis yang menutupi biasanya tidak cekat dan dapat dengan mudah digerakkan dari lesinya. o Vesikula Adalah suatu benjolan berisi cairan, berbatas jelas dalam epidermis yang kurang dari 1 cm diameternya. Cairan vesikel umumnya terdiri atas limfe atau serum, tetapi juga dapat berisi darah. Dinding epitel dari vesikel adalah tipis dan akhirnya akan pecah karena terjadi suatu ulkus. Vesikel umum dalam infeksi-infeksi virus seperti herpes simpleks, herpes zoster, cacar air dan cacar. o Pustula Adalah suatu benjolan berbatas jelas yang berisi eksudat purulen akibat dari infeksi. Pustula diameternya kurang dari 1 cm dan dapat didahului oleh vesikel atau papula. Tampak berwarna putih krem atau kekuningan dan seringkali berhubungan dengan suatu pori-pori epidermal. Secara intraoral, pustula tampak sebagai abses yang hampir memecah. o Bula Merupakan suatu vesikel yang mencapai diameter lebih besar dari 1 cm. Kondisi ini terjadi dari pengumpulan cairan dalam pertemuan epidermisdermis atau celah pada epidermis.

17

Keratosis Merupakan penebalan yang tidak normal pada lapisan epitel terluar. Misalnya linea alba bukalis dan leukoplakia.

Wheals Adalah suatu papula atau plak edematosa yang berasal dari ekstrvasasi akut dari serum ke dalam dermis yang lebih atas. Umumnya wheals berwarna merah pucat, gatal dan tidak lama. Wheals sering terjadi pada orang-orang yang alergi. Wheals dapat timbul karena gigitan serangga, alergi terhadap makanan, atau iritasi mekanis.

Tumor Merupakan pembengkakan karena neuroplasma atau radang akibat pembelahan sel progresif. Tumor dapat berwarna apapun dan tidak mempunyai kegunaan fisiologis. Lesi timbul secara tidak beraturan.

Lesi sekunder o Cicatriks Terjadi akibat penyembuhan luka yang kurang sempurna. o Kista Adalah suatu massa yang berdinding epitel dan seringkali berisi cairan, dalam jaringan dermis atau subkutan. Diameternya berkisar dari beberapa mm sampai cm. Kista-kista yang berwarna berisi cairan bening secara klinik tampak merah muda sampai biru, sedangkan yang berisi keratin seringkali tampak kuning atau putih krem. o Pseudomembran Merupakan lapisan membran jaringan nekrotik yang melapisi suatu lesi. o Fissure Adalah suatu celah garis normal atau abnormal dalam epidermis yang secara khas terjadi pada bibir dan jaringan-jaringan perioral. Jika organisme patogen menginfeksi suatu fisur maka akan mengakibatkan sakit, ulserasi dan peradangan. o Ulser Adalah suatu luka terbuka dari kulit atau jaringan mukosa yang memperlihatkan disintegrasi dan nekrosis jaringan yang sedikit demi sedikit.

18

Ulser meluas melewati lapisan basal dari epitel dan ke dalam dermisnya, karenanya pembentukan jaringan parut dapat mengikuti penyembuhannya.

19

Erosi Adalah suatu istilah klinis yang menjelaskan suatu lesi jaringan lunak dimana epitel di atas lapisan sel basal hilang. Erosi itu basah, sedikit cekung, seringkali akibat dari vesikel yang pecah atau trauma. Penyembuhannya jarang mengakibatkan penyembuhan jaringan parut.

20

LESI PRIMER

21

LESI SEKUNDER

Kandidiasi pseudomembran akut pada pasien yang memakai obat isap steroid.

KRUSTA Ulkus eritema multiformis pada ventral lidah (tanda panah)

22

DENTIFRICE ASSOCIATED SLOUGH Merupakan suatu penyakit yang dihubungkan dengan penggunaan pasta gigi hal ini disebabkan karena chemical burn superficial atau reaksi dari komponen yang terkandung dalam pasta gigi yaitu deterjen. Gambaran klinis dari kelainan ini yaitu adanya plak putih superfisialis pada mukosa bukal. Untuk penyembuhannya dengan cara mengganti pasta gigi. Pada pasta gigi mengandung deterjen yang mnengandung bahan Sodium Lauril Sulfat (SLS). Deterjen yang mengandung SLS ini juga digunakan juga dalam sabun pencuci mobil, shampoo, pembersih lantai dan juga sabun mandi. Fungsi SLS sebenarnya adalah untuk menurunkan tegangan permukaan larutan sehingga dapat melarutkan minyak serta membentuk mikro emulsi menyebabkan busa terbentuk. Hampir 99% jenis pasta gigi yang menggunakan SLS sebagai salah satu bahan kandungan untuk membentuk busa.

SLS yang digunakan melebihi batas yang dianjurkan dapat menyebabkan terjadinya iritasi epidermis dan denaturasi rantai polipeptida suatu molekul protein sehingga merubah struktur protein. Apabila SLS dipakai dalam rongga mulut, struktur rantai protein saliva berubah sehingga kelarutan saliva berkurang. Taste buds yang terdapat pada lidah akan turut terpapar karena taste buds mengandung protein-protein transmembran yang mengenali ionion yang memberi reaksi terhadap sensasi rasa.2 Protein-protein transmembran akan turut terganggu akibat perubahan struktur protein oleh SLS sehingga tastan tidak dapat mencapai reseptor pada mikrovili di lidah menyebabkan terjadinya perubahan sensitivitas rasa.

Penggunaan SLS yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada rongga mulut, ulserasi yang parah,penurunan kelarutan saliva serta perubahan sensitivitas rasa. Batas pemakaian SLS yang dibenarkan dalam pasta gigi adalah 1-2%, karena pemakaian yang melebihi dari batas tersebut dapat menyebabkan terjadinya efek-efek tersebut sedangkan pemakaian rata-rata SLS dalam pasta gigi di pasaran adalah sebanyak 1,5-5%.

Pengecap rasa pada lidah adalah taste buds. Taste buds mengandung pori-pori atau dikenal sebagai taste pore yang mengandung mikrovili yang membawa sel gustatori yang akan distimuli oleh berbagai cairan kimiawi. Mikrovili merupakan reseptor permukaan bagi rasa. Serabut nervus sensorik dari taste buds pada bagian anterior lidah menghantarkan impuls ke batang otak melalui chorda tympani (cabang dari nervus facialis). Bagian posterior lidah

23

menghantar impuls ke batang otak melalui nervus glossopharyng sedangkan taste buds pada pharynx dan epiglottis diinervasi oleh nervus vagus untuk menginterpretasikan rasa.

Gangguan pengecapan dapat terjadi apabila terdapat sesuatu bahan yang dapat merubah sensitivitas rasa sehingga lidah tidak dapat mendeteksi rasa dengan benar. SLS merupakan salah satu bahan di dalam pasta gigi yang dapat merubah sensitivitas rasa pada lidah.

Teori mengatakan SLS dapat mengurangi rasa manis sukrosa dan pada waktu yang sama akan memperkuat rasa pahit dari asam sitrat sekitar sepuluh kali. Penurunan sensitivitas rasa manis terjadi akibat denaturasi rantai polipeptida pada protein transmembran pada taste buds dan penurunan tegangan permukaan saliva sehingga kelarutan saliva berkurang dan mengganggu sensitivitas rasa manis pada lidah. Denaturasi dapat dipengaruhi oleh faktor panas, pH, bahan kimia dan mekanis. Ikatanikatan yang dipengaruhi oleh denaturasi protein antara lain ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik, ikatan ionik antara ion positif dan ion negatif, serta ikatan intramolekuler.

Pada permukaan lidah juga terdapat lapisan lemak yang dikenal sebagai lapisan fosfolipid. Lapisan ini berfungsi untuk menghambat rasa pahit pada lidah dan mengontrol ion atau molekul yanmasuk ke dalam sel. Penggunaan SLS menyebabkan lapisan fosfolipid terlarut sehingga permeabilitas sel berubah. Perubahan ini mengakibatkan lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit dan mengurangi rasa manis.

Penurunan sensitivitas rasa manis akibat penggunaan deterjen SLS ini termasuk dalam gangguan pengecapan sementara yang dapat terjadi setiap hari setelah menyikat gigi. Gangguan bersifat sementara ini karena terjadinya renaturasi protein dengan menghilangkan penyebab denaturasinya. Penggunaan SLS dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan gangguan pengecapan yang permanen dan menimbulkan efek-efek samping yang berbahaya seperti menyebabkan iritasi epidermis pada rongga mulut, kekeringan dan pengelupasan kulit, ulserasi.

24

HIPERSALIVA Suatu keadaan terjadinya sekresi saliva yang berlebihan, dapat terjadi karena: 1. Psikhis, reaksi emosional yang secara fisiologis mempengaruhi aliran saliva spt: Melihat atau mencium makanan Rasa takut Refleks Rasa sakit yang berlebihan

2.

Lokal Pemakaian gigi tiruan tahap awal Rasa sakit akibat protesa or alat ortodonsi Luka dalam mulut karena fraktur rahang

3.

Keadaan Patologik Stomatitis Gastritis Morning Sicknes Bulbair Paralize

25

KESIMPULAN Inflamasi merupakan suatu reaksi setempat dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu rangsang atau injury (cidera atau jejas). Reaksi ini merupakan salah satu cara pertahanan tubuh. Rongga mulut merupakan jalan masuknya berbagai macam benda asing ke dalam tubuh. Jaringan lunak pada rongga mulut dapat mengalami berbagai macam kelainan, salah satunya dikarenakan oleh trauma. Contoh dari kelainan tersebut adalah Leukoplakia, Stomatitis nikotin, Smockless tobacco, Traumatic ulcer, Hairy tongue dan lain sebagainya. Kelainan-kelainan ini diakibatkan karena kebiasaan menggigit, penggunaan rokok, penggunaan antibiotik yang berlebihan. Kelainan tersebut dapat diatasi dengan berbagai cara yaitu dengan menghentikan faktor yang menyebabkan kelainan tersebut, misalnya dengan mengurangi penggunaan antibiotik, menghilangkan kebiasaan menggigit dan sebagainya. Lesi merupakan kelainan pada jaringan rongga mulut. Lesi ini dibagi menjadi 2 macam yaitu lesi primer dan lesi sekunder. Lesi primer adalah lesi yang pertama kali timbul sedangkan lesi sekunder adalah lesi yang timbul setelah lesi primer. Dentrifrice associated slough merupakan suatu penyakit yang dihubungkan dengan penggunaan pasta gigi hal ini disebabkan karena chemical burn superficial atau reaksi dari komponen yang terkandung dalam pasta gigi yaitu deterjen.

26

DAFTAR PUSTAKA Sudiono, Janti.2003.Ilmu Patologi. Jakarta: EGC Langlais, Robert P. 1998. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta : Hipokrates Pindborg. J.J. 2009. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Jakarta : Binarupa Aksara Lawler, William. 1992. Buku Pintar Patologi untuk Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC Gayford, JJ. 1990. Penyakit Mulut. Jakarta : EGC

27

Вам также может понравиться

  • Mikrobiologi Perubatan I: Patogen dan Mikrobiologi Manusia
    Mikrobiologi Perubatan I: Patogen dan Mikrobiologi Manusia
    От Everand
    Mikrobiologi Perubatan I: Patogen dan Mikrobiologi Manusia
    Рейтинг: 2.5 из 5 звезд
    2.5/5 (2)
  • Mikrobiologi Medis I: Patogen dan Mikrobioma Manusia
    Mikrobiologi Medis I: Patogen dan Mikrobioma Manusia
    От Everand
    Mikrobiologi Medis I: Patogen dan Mikrobioma Manusia
    Рейтинг: 4 из 5 звезд
    4/5 (11)
  • Content Pemphigus Vulgaris
    Content Pemphigus Vulgaris
    Документ8 страниц
    Content Pemphigus Vulgaris
    Ni Putu Lia Juliantini
    Оценок пока нет
  • BERCAK MERAH
    BERCAK MERAH
    Документ28 страниц
    BERCAK MERAH
    yusransaad
    100% (2)
  • Lapkass Selulitis
    Lapkass Selulitis
    Документ29 страниц
    Lapkass Selulitis
    Astrid Abrahams Pakel
    Оценок пока нет
  • Steven jhonson-WPS Office
    Steven jhonson-WPS Office
    Документ10 страниц
    Steven jhonson-WPS Office
    Kevin Doloksaribu
    Оценок пока нет
  • Gusi Bengkak
    Gusi Bengkak
    Документ27 страниц
    Gusi Bengkak
    Ivan Fadhillah Nurdin
    Оценок пока нет
  • Inflamasi
    Inflamasi
    Документ6 страниц
    Inflamasi
    Elvyhin Kolin
    Оценок пока нет
  • Radang dan penyembuhan
    Radang dan penyembuhan
    Документ8 страниц
    Radang dan penyembuhan
    alifasoraya
    Оценок пока нет
  • KULIT
    KULIT
    Документ13 страниц
    KULIT
    chikaaza
    Оценок пока нет
  • Nadyaparamitha Utswoundcare S1Kep4A
    Nadyaparamitha Utswoundcare S1Kep4A
    Документ5 страниц
    Nadyaparamitha Utswoundcare S1Kep4A
    Nadya Paramitha
    Оценок пока нет
  • RADANG, DEGENERASI DAN NEKROSIS
    RADANG, DEGENERASI DAN NEKROSIS
    Документ36 страниц
    RADANG, DEGENERASI DAN NEKROSIS
    Muhammad Ali Riswandi
    Оценок пока нет
  • Scleroderma
    Scleroderma
    Документ9 страниц
    Scleroderma
    qisthi
    Оценок пока нет
  • LIMFADENITIS
    LIMFADENITIS
    Документ18 страниц
    LIMFADENITIS
    adigunawan
    Оценок пока нет
  • LP Aml
    LP Aml
    Документ5 страниц
    LP Aml
    Desti Pramia Setyati
    100% (1)
  • Abses Gluteal
    Abses Gluteal
    Документ9 страниц
    Abses Gluteal
    F Zan Liverpudlian
    Оценок пока нет
  • LIMFADENITIS
    LIMFADENITIS
    Документ17 страниц
    LIMFADENITIS
    Nofridawati
    Оценок пока нет
  • Mekanisme Tanda Peradangan
    Mekanisme Tanda Peradangan
    Документ52 страницы
    Mekanisme Tanda Peradangan
    Irma Imnida
    Оценок пока нет
  • Laporan Fix Psoriasis
    Laporan Fix Psoriasis
    Документ49 страниц
    Laporan Fix Psoriasis
    Birgitta Fajarai
    Оценок пока нет
  • Proses Inflamasi Akut dan Kronik
    Proses Inflamasi Akut dan Kronik
    Документ42 страницы
    Proses Inflamasi Akut dan Kronik
    Mayang Puspita Sari
    Оценок пока нет
  • Patologi Anatomi
    Patologi Anatomi
    Документ6 страниц
    Patologi Anatomi
    Azora Nyuk 김한재
    Оценок пока нет
  • Limfadenopati
    Limfadenopati
    Документ13 страниц
    Limfadenopati
    Fadli Ilham
    Оценок пока нет
  • LP Leukimia
    LP Leukimia
    Документ21 страница
    LP Leukimia
    Devi
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi Peradangan PPTT
    Patofisiologi Peradangan PPTT
    Документ37 страниц
    Patofisiologi Peradangan PPTT
    laila latifah
    Оценок пока нет
  • Gangguan Sel Darah Putih
    Gangguan Sel Darah Putih
    Документ11 страниц
    Gangguan Sel Darah Putih
    nita rahmawati
    Оценок пока нет
  • RADANG
    RADANG
    Документ46 страниц
    RADANG
    T Ashar
    Оценок пока нет
  • BMS5 2.inflammation
    BMS5 2.inflammation
    Документ17 страниц
    BMS5 2.inflammation
    Alexander Fernando
    Оценок пока нет
  • BMS5-2 Inflammation
    BMS5-2 Inflammation
    Документ17 страниц
    BMS5-2 Inflammation
    Alexander Fernando
    Оценок пока нет
  • LIMFADENOPATI
    LIMFADENOPATI
    Документ31 страница
    LIMFADENOPATI
    Asbar Fatur Muh
    Оценок пока нет
  • BERCAK DAN SISIK MERAH
    BERCAK DAN SISIK MERAH
    Документ12 страниц
    BERCAK DAN SISIK MERAH
    nurul maulida
    Оценок пока нет
  • (Idk 2) Respon Inflamasi Dan Resolusi
    (Idk 2) Respon Inflamasi Dan Resolusi
    Документ16 страниц
    (Idk 2) Respon Inflamasi Dan Resolusi
    Diah Kamiliya
    Оценок пока нет
  • Limfadenitis Kronik
    Limfadenitis Kronik
    Документ18 страниц
    Limfadenitis Kronik
    Made Ari Siswadi
    Оценок пока нет
  • Firda Ajeng LBM 2 Mata
    Firda Ajeng LBM 2 Mata
    Документ39 страниц
    Firda Ajeng LBM 2 Mata
    Firda Ajeng Kristiananda Sambodo
    100% (1)
  • Ardya LBM 5 Kelainan Adneksa Kulit
    Ardya LBM 5 Kelainan Adneksa Kulit
    Документ24 страницы
    Ardya LBM 5 Kelainan Adneksa Kulit
    Ardya Garry
    Оценок пока нет
  • VULNUS
    VULNUS
    Документ14 страниц
    VULNUS
    Putra Boalemo
    Оценок пока нет
  • Konsep Immunitas Manusia
    Konsep Immunitas Manusia
    Документ48 страниц
    Konsep Immunitas Manusia
    CHY18ER TEAM
    Оценок пока нет
  • Acute Inflammation. EDIT
    Acute Inflammation. EDIT
    Документ32 страницы
    Acute Inflammation. EDIT
    SALSABILA RAHMA REFFANANA
    Оценок пока нет
  • Penyakit / Kelainan Kelenjar Ludah
    Penyakit / Kelainan Kelenjar Ludah
    Документ6 страниц
    Penyakit / Kelainan Kelenjar Ludah
    Elvina Agnestin Harianja
    100% (1)
  • BAB 5 Peradangan
    BAB 5 Peradangan
    Документ37 страниц
    BAB 5 Peradangan
    Boyolalievent
    Оценок пока нет
  • KELENJAR GETAH BENING
    KELENJAR GETAH BENING
    Документ35 страниц
    KELENJAR GETAH BENING
    Shilah Aulia
    Оценок пока нет
  • Necrotizing Fasciitis
    Necrotizing Fasciitis
    Документ50 страниц
    Necrotizing Fasciitis
    Amra Ratu
    Оценок пока нет
  • Akbar SGD LBM 2 Tropis
    Akbar SGD LBM 2 Tropis
    Документ39 страниц
    Akbar SGD LBM 2 Tropis
    Aida Tazkiyyatun Nufus
    Оценок пока нет
  • Leukoplakia Mulut, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
    Leukoplakia Mulut, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
    Документ16 страниц
    Leukoplakia Mulut, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
    Rizki Armidita
    Оценок пока нет
  • Toxic Epidermal Necrolysis
    Toxic Epidermal Necrolysis
    Документ6 страниц
    Toxic Epidermal Necrolysis
    Anonymous IruFyB
    Оценок пока нет
  • Kelompok 6 - Fina Sudarni S - cr5
    Kelompok 6 - Fina Sudarni S - cr5
    Документ27 страниц
    Kelompok 6 - Fina Sudarni S - cr5
    Harefa Tirta
    Оценок пока нет
  • RADANG
    RADANG
    Документ12 страниц
    RADANG
    Rani
    Оценок пока нет
  • SSJ Laporan Pendahuluan
    SSJ Laporan Pendahuluan
    Документ12 страниц
    SSJ Laporan Pendahuluan
    mega klaudia
    Оценок пока нет
  • Askep Selulitis
    Askep Selulitis
    Документ13 страниц
    Askep Selulitis
    Nurulhusna
    Оценок пока нет
  • PULPITIS
    PULPITIS
    Документ21 страница
    PULPITIS
    Angela Karlina
    Оценок пока нет
  • Limfadenitis DD Hidradenitis
    Limfadenitis DD Hidradenitis
    Документ16 страниц
    Limfadenitis DD Hidradenitis
    Muhammad Yusro Amzail
    Оценок пока нет
  • PBL Bercak Putih: Diagnosis Banding Pityriasis Versicolor
    PBL Bercak Putih: Diagnosis Banding Pityriasis Versicolor
    Документ34 страницы
    PBL Bercak Putih: Diagnosis Banding Pityriasis Versicolor
    Dinda Hamka
    Оценок пока нет
  • Reaksi Inflamasi, Adaptasi Kematian Sel
    Reaksi Inflamasi, Adaptasi Kematian Sel
    Документ53 страницы
    Reaksi Inflamasi, Adaptasi Kematian Sel
    Faisal Tirtandy
    Оценок пока нет
  • Pemphigus
    Pemphigus
    Документ3 страницы
    Pemphigus
    Nara Ghassani
    Оценок пока нет
  • Peradangan
    Peradangan
    Документ9 страниц
    Peradangan
    RisnaAmalia IskandarSyah
    Оценок пока нет
  • Praktikum Patologi Anatomi
    Praktikum Patologi Anatomi
    Документ6 страниц
    Praktikum Patologi Anatomi
    Rika Dwiputri
    Оценок пока нет
  • HG 2 - Kesimpulan Diskusi Praktikum 2 - IDK Kelas B
    HG 2 - Kesimpulan Diskusi Praktikum 2 - IDK Kelas B
    Документ6 страниц
    HG 2 - Kesimpulan Diskusi Praktikum 2 - IDK Kelas B
    Yana Kaha
    Оценок пока нет
  • Peradangan
    Peradangan
    Документ40 страниц
    Peradangan
    S1 Keperawatan Ners
    Оценок пока нет
  • ASKEP Limfadenitis Rika
    ASKEP Limfadenitis Rika
    Документ7 страниц
    ASKEP Limfadenitis Rika
    Sintia DA
    Оценок пока нет
  • Askep Pada Jerawat Atau Acne
    Askep Pada Jerawat Atau Acne
    Документ7 страниц
    Askep Pada Jerawat Atau Acne
    Ian Retalica
    Оценок пока нет
  • SIKAT
    SIKAT
    Документ2 страницы
    SIKAT
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Aja
    Bab 1 Aja
    Документ43 страницы
    Bab 1 Aja
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Dartar Harga Alat-Alat Dasar Mahasiswa Baru
    Dartar Harga Alat-Alat Dasar Mahasiswa Baru
    Документ1 страница
    Dartar Harga Alat-Alat Dasar Mahasiswa Baru
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • DVI
    DVI
    Документ5 страниц
    DVI
    Muhammad Abrar
    Оценок пока нет
  • Absensi Kelompok 90 - 222
    Absensi Kelompok 90 - 222
    Документ36 страниц
    Absensi Kelompok 90 - 222
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Psapsapsa
    Psapsapsa
    Документ9 страниц
    Psapsapsa
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Absensi Kelompok 90
    Absensi Kelompok 90
    Документ5 страниц
    Absensi Kelompok 90
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Naskah MC Acara
    Naskah MC Acara
    Документ2 страницы
    Naskah MC Acara
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Naskah MC Acara
    Naskah MC Acara
    Документ2 страницы
    Naskah MC Acara
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Gigi Anak
    Gigi Anak
    Документ104 страницы
    Gigi Anak
    Kiky Symbiont
    Оценок пока нет
  • 1
    1
    Документ8 страниц
    1
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • 2
    2
    Документ5 страниц
    2
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Dartar Harga Alat-Alat Dasar Mahasiswa Baru
    Dartar Harga Alat-Alat Dasar Mahasiswa Baru
    Документ1 страница
    Dartar Harga Alat-Alat Dasar Mahasiswa Baru
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Jalu Alur Mekanisme Nyeri
    Jalu Alur Mekanisme Nyeri
    Документ1 страница
    Jalu Alur Mekanisme Nyeri
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Bo 243 Slide Nyeri 2
    Bo 243 Slide Nyeri 2
    Документ19 страниц
    Bo 243 Slide Nyeri 2
    agungpermana911
    Оценок пока нет
  • Kuliahku Jadawal
    Kuliahku Jadawal
    Документ1 страница
    Kuliahku Jadawal
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Kebersihan Gigi Dan Mulut
    Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Kebersihan Gigi Dan Mulut
    Документ34 страницы
    Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Kebersihan Gigi Dan Mulut
    Dhika Khirania Rizky
    Оценок пока нет
  • Daftar Buku
    Daftar Buku
    Документ5 страниц
    Daftar Buku
    cylvidona
    Оценок пока нет
  • Isss
    Isss
    Документ41 страница
    Isss
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Bab 1,2,3,4,5,6,7
    Bab 1,2,3,4,5,6,7
    Документ49 страниц
    Bab 1,2,3,4,5,6,7
    Risal Mujahidin
    Оценок пока нет
  • BAB I GTJ
    BAB I GTJ
    Документ38 страниц
    BAB I GTJ
    silvia dona
    0% (2)
  • Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Kebersihan Gigi Dan Mulut
    Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Kebersihan Gigi Dan Mulut
    Документ34 страницы
    Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Kebersihan Gigi Dan Mulut
    Dhika Khirania Rizky
    Оценок пока нет
  • Investasi Dan Operasional
    Investasi Dan Operasional
    Документ2 страницы
    Investasi Dan Operasional
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • GTC Kegagalan dan Penatalaksanaannya
    GTC Kegagalan dan Penatalaksanaannya
    Документ2 страницы
    GTC Kegagalan dan Penatalaksanaannya
    Andreey Weny
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ4 страницы
    Cover
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ4 страницы
    Cover
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Cover GTJ
    Cover GTJ
    Документ4 страницы
    Cover GTJ
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Manajemen Pelayanan RS - DRG Rochim
    Manajemen Pelayanan RS - DRG Rochim
    Документ17 страниц
    Manajemen Pelayanan RS - DRG Rochim
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Pembangunan SDM
    Pembangunan SDM
    Документ6 страниц
    Pembangunan SDM
    silvia dona
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ2 страницы
    Cover
    silvia dona
    Оценок пока нет