Вы находитесь на странице: 1из 4

SEISMIK Oleh : Maududijmal Rahim C54063543 ABSTRAK Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak

dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah mengetahui prinsip kerja pengolahan data seismik dengan menggunakan perangkat lunak Seisee dan mampu menginterpretasikannya. Kita dapat mengetahui karakteristik dan jenis objek apa saja yang dapat diamati dengan menggunakan metode Seismik, baik itu berupa substrat di dasar laut maupun lapisan-lapisan bumi yang dapat digunakan untuk mencari kandungan minyak bumi. Pada trace 3004 terdeksi adanya lapisan batuan keras yang dapat diketahui dengan melihat besarnya niali amplitudo yang dihasilkan oleh pantulan gelombang seismik. Objek tersebut dapat dianalisis jenisnya berdasarkan nilai amplitudo yang dihasilkan. PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar laut adalah sebagian dari bumi yang wilayahnya belum terjelajahi secara keseluruhan, baik luas, kedalaman, maupun potensinya. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang berbagai aspek dari dasar laut adalah dengan sistem akustik bawah air seperti seismik. Dengan menggunakan metode seismik lapisan bumi dapat diketahui jenisnya, kekasaran, dan kekerasan dari batuan ataupun media yang dilewati oleh gelombang seismik ini. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya. TINJAUAN PUSTAKA Seismik Atribut seismik merupakan suatu transformasi matematis dari data tras seismik yang merepresentasikan besaran waktu, amplitudo, fase, frekuensi, dan atenuasi. Atribut seismik juga dinyatakan sebagai sifat kuantitatif dan deskriptif dari data seismik yang dapat ditampilkan dalam skala yang sama dengan data aslinya (Barnes, 1999). Gelombang seismik adalah bentuk gelombang elastis yang menjalar dalam medium bumi, beberapa medium yang dapat menjalarkan gelombang mempunyai komponen impedans, seismik (atau akustik) impedans Z didefinisikan dalam persamaan: Z=V dimana V adalah kecepatan gelombang seismik, dan adalah densitas dari batuan. Saat gelombang seismik melewati da medium yang memiiki perbedaan impedans, energi dari gelombang akan di patulkan (reflected) dan yang lainya akan di teruskan (transmitted). Hukum Snellius Perambatan cahaya dapat digambarkan sebagai muka gelombang yang tegak lurus arah rambatan dan muka gelombang itu membelok saat menembus bidang batas medium 1 dan medium 2 seperti dipelihatkan Gambar 1 berikut:

Tabel 1. Hasil percobaan tentang pembiasan pada balok kaca.

Dari tabel di atas tampak bahwa harga pada tiap percobaan cenderung sama, yakni 1,50 dengan kata lain bahwa harga bernilai tetap. Tetapan itu disebut indeks bias.

Gambar 1. Muka gelombang pada peristiwa pembiasan. Cahaya datang dengan sudut i dan dibiaskan dengan sudut r. Cepat rambat cahaya di medium 1 adalah v1 dan di medium 2 adalah v2. Waktu yang diperlukan cahaya untuk merambat dari B ke D sama dengan waktu yang dibutuhkan dari A ke E sehingga DE menjadi muka gelombang pada medium 2. Oleh karenanya BD = v1 t AE = v2 t Dari gambar 2 juga kita dapatkan bahwa = i dan = r sehingga

Persamaan Hukum Pembiasan dengan i = sudut datang r = sudut bias n = indeks bias bahan Persamaan di atas merupakan salah satu dari dua hukum pembiasan cahaya yang selengkapnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

(e-dukasi.net, 2011) Bila kita bagi sin i dengan sin r kita akan peroleh Persamaan pembiasan cahaya dengan i = sudut datang r = sudut bias v1 = kecepatan cahaya sebelum dibiaskan v2 = kecepatan cahaya setelah dibiaskan Pada tahun 1621 Snellius, seorang fisikawan berkebangsaan Belanda melakukan serangkaian percobaan untuk menyelidiki hubungan antara sudut datang (i) dan sudut bias (r) di atas. Hasil eksperimennya dibuat dalam tabel di bawah. Koefisien refleksi Ketika gelombang seismik mengenai batas dari dua material yang mempunyai perbedaan impedansi, beberapa energi dalam gelombang akan di pantulkan, sedangkan yang lainya akan diteruskan. Amplitudo dari refleksi gelomabang didapat dari koefisien refleksi R, yang dideterminasi oleh perbedaan impedans antara dua medium. Untuk gelombang yang mengenai batas lapisan pada normal impedans, koefisien refleksinya dapat ditulis : ,

dimana Z0 dan Z1 adalah impedans medium pertama dan medium kedua (Ardiansyah, 2007). METODOLOGI Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah seperangkat komputer, perangkat lunak Seisee, Ms. Office Excel, dan MATLAB. , sedangkan bahan yang digunakan adalah data seismik yang sudah ada. Metode Pengolahan Data Proses pengolahan data seismik melalui bebearapa tahapan diantaranya pengekstrakan data dengan menggunakan perangkat lunak Seisee dan kemudian membuat visualisasi data yang dipilih dengan perangkat lunak MATLAB. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Data Seismik *.SEGY Pilih trace yang diinginkan simpan ke *.trace sample text file Buka Excell, Pilih amplitudo dan waktu tracedan disimpan ke *.txt FFT dalam MATLAB Amplitudo Spektrum, menentukan nilai frekuensi rendah dan tinggi Analisis Sinyal

Data *.txt tersebut selanjutnya dibuka dengan perangkat lunak MATLAB untuk melihat visualisasi FFT-nya. Gambar yang didapatkan akan digunakan untuk menganalisis perbedaan antara amplitudo permukaan, bottom, dan sub-bottom dari data seismik yang diperoleh. HASIL Visualisasi dari hasil pengolahan data seismik pada Trace 3004 dapat terlihat pada Gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3. Posisi Trace 3004 Pada Data Seismik Pada Gambar 3 diatas memperlihatkan trace 3004 pada data seismik yang diolah. Pada trace tersebut memperlihatkan kemampuan gelombang seismik yang mampu merambat hingga lapisan permukaan yang sangat dalam. Untuk analisis lebih mendalam mengenai amplitudo dan grafik FFT yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4, 5, dan 6 berikut.

Gambar 2. Diagram Alir Proses Pengolahan Data Seismik Proses pengolahan data Seismik dimulai dengan membuka data Seismik dengan menggunakan perangkat lunak Seisee. Data seismik *.SEGY tersebut dipilih salah satu trace yang ingin dianalisis, kemudian simpan dalam bentuk *.trace sample text file. Selanjutnya data yang telah disimpan dibuka dengan Ms. Office Excel dan dipilih data amplitudo dan waktu, data tersebut disalin ke file excel baru dan disimpan dalam bentuk *.txt Gambar 4. Hubungan Amplitudo dengan Waktu di Permukaan Pada Gambar 4 diatas memperlihatkan hubungan grafik amplitudo dan waktu pada permukaan perairan. Pada grafik tersebut memperlihatkan terdapat noise yang bersumber dari kapal dan sumber gelombang seismik itu sendiri, baik berupa air gun, boomer, dan lain-lain. Amplitudo yang didapatkan pada permukaan sebesar 1,5 hingga -1. Semakin lama nilai amplitudo ini bergerak naik-turun dan

semakin mengecil yang membuktikan gelombang seismik sedang berada di kolom perairan.

dapat dianalisis jenisnya berdasarkan nilai amplitudo yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA Ardiansyah. H. 2007. Seismik. Reflesi dan Transmisi. http://hidayatardiansyah.wordpress.c om/2007/12/05/reflesi-dan-transmisi/ diakses pada 15 Desember 2011

Gambar 5. Hubungan Amplitudo dengan Waktu di Bottom Pada Gambar 5 diatas memperlihatkan hubungan grafik amplitudo dan waktu pada dasar permukaan. Pada grafik tersebut memperlihatkan terdapat nilai amplitudo terbesar yang didapatkan pada dasar perairan sebesar 4, sedangkan nilai amplitudo terendah sebesar -1. Grafik amplitudo ini memiliki 3 puncak tertinggi dan 2 lembah terendah.

Barnes, A. E. 1999. Seismic Attributes: past, present and future, SEG 1999 Expanded Abstracts. e-dukasi.net. 2011. Hukum Snellius Pada Pembiasan. http://edukasi.net/index.php?mod=script&c md=Bahan%20Belajar/Modul%20On line/view&id=104&uniq=1670 diakses pada 15 Desember 2011

Gambar 6. Hubungan Amplitudo dengan Waktu di Sub-Bottom Pada Gambar 6 diatas memperlihatkan hubungan grafik amplitudo dan waktu pada sub-bottom. Pada grafik tersebut memperlihatkan nilai amplitudo tertinggi yang didapatkan sebesar 5 dan yang terendah sebesar -5, hal ini menunjukkan adanya lapisan benda keras yang terdapat pada permukaan bumi pada data seismik ini. Lapisan tersebut dapat berupa batuan caps rock atau atau batuan keras lainnya. KESIMPULAN Kita dapat mengetahui karakteristik dan jenis objek apa saja yang dapat diamati dengan menggunakan metode Seismik, baik itu berupa substrat di dasar laut maupun lapisan-lapisan bumi yang dapat digunakan untuk mencari kandungan minyak bumi. Pada trace 3004 terdeksi adanya lapisan batuan keras yang dapat diketahui dengan melihat besarnya niali amplitudo yang dihasilkan oleh pantulan gelombang seismik. Objek tersebut

Вам также может понравиться