Вы находитесь на странице: 1из 9

METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Zero Defect Product Dalam Upaya

Meningkatkan Kualitas Produksi Synthetic Leather Pada PT. Multi Anugerah Lestari Texindo Group (PT. MAX)

KELAS I Oleh : 1. Aldi Danmar (040912035)

2. Siti Sofiyatun Najah (040912177) 3. Tri Astiti Fitriani 4. Donny Rachman W


5. Bima Lucy

(040912192) (040912085 (040912251)

6. Aditya Dewi Febriani (041012155)

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini orang-orang berlomba-lomba membangun bisnis baik bisnis manufaktur maupun jasa serta ingin memberikan yang terbaik bagi konsumen. Disamping prioritas keinginan pelanggan, perusahaan juga harus mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas perusahaan terutama bagi industri manufaktur. Untuk meningkatkan kualitas serta efisiensi, sangat penting bagi sebuah industri manufaktur untuk meminimalisasi tingkat defect product dengan mengaplikasikan zero defect product. Sebuah defect product dapat mengurangi nilai atau kegunaan suatu produk karena ketidaksempurnaan yang terjadi pada saat proses produksi. Sehingga terdapat perbedaan standar yang ditetapkan oleh perusahaan dengan hasil yang sebenarnya. Perbedaan standar dalam produk itulah yang menimbulkan adanya defect product. Adanya defect product juga dapat menambah quality cost yang digunakan untuk mengatasi defect product tersebut sehingga dengan bertambahnya quality cost maka dapat mengurangi keuntungan bersih yang didapat perusahaan dan hal tersebut dapat menimbulkan efek-efek negatif pada bagian-bagian lain. Perusahaan yang kami teliti adalah PT. Multi Anugerah Lestari Texindo Group (PT. MAX) yaitu perusahaan yang memproduksi kulit imitasi dengan bahan baku utama Polyvynil Chloride (PVC). Perusahaan ini memproduksi berdasarkan job order sehingga penting bagi perusahaan untuk memproduksi dengan tepat agar mengurangi defect product karena semakin tinggi defect product maka semakin meningkat biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi defect product tersebut. Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, berbagai macam metode juga berkembang guna membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut, maka perusahaan-perusahaan yang ada harus mampu beradaptasi terhadap perkembangan teknologi serta ketatnya persaingan antar perusahaan agar mampu menjaga kelancaran proses produksi sehingga dapat mempertahankan loyalitas pelanggan dan meningkatkan keunggulan kompetitif. Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas maka kami melakukan penelitian mengenai faktor apa sajakah yang mempengaruhi zero defect product dengan judul:

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Zero Defect Product Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Produksi Syntethic Leather pada PT. Multi Anugerah Lestari Texindo Group (PT. MAX) 1.2.Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas tentang fakor yang mempengaruhi zero defect product pada produksi Syntethic Leather PT. Multi Anugerah Lestari Texindo, Cabang Mojokerto, maka kami merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya defect product pada syntetic leather

pada PT MAX?
2. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mengurangi defect poduct

syntetic leather pada PT Max? 1.3.Tujuan penelitian


1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan defect product syntetic leather pada PT

MAX.
2. Mengetahui langkah-langkah yang efektif untuk mengurangi defect product syntetic

leather pada PT MAX. 1.4.Manfaat penelitian


1. Bagi Perusahaan

PT MAX dapat mengurangi defect product serta meningkatkan kualitas produk syntetic leather sehingga mampu menurunkan biaya kualitas yang harus dikeluarkan perusahaan.
2. Bagi Konsumen

Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk syntetic leather sesuai dengan keinginan konsumen sehingga dapat memenuhi kepuasan konsumen. Dengan demikian maka konsumen akan mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1.Definisi Kualitas Beberapa pakar kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam interpretasi. Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai kesesuaian untuk digunakan. Definisi ini mencakup keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen dan bebas dari defisiensi. Sedangkan Deming berpendapat kualitas adalah mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan. Sedangkan menurut American Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi (Render dan Herizer, 1997:92). Definisi kualitas menurut Philips B. Crosby adalah Zero Defect. Definisi ini yang sesuai dengan penelitian yang kami lakukan, yaitu kesesuaian seratus persen dengan spesifikasi produk. Crosby juga menyatakan bahwa manajemen perusahaan harus mengambil biaya kualitas sebagai bagian dari sistem keuangan. Empat prinsip Zero Defects antara lain : 1. Kualitas adalah kesesuaian dengan persyaratan. Setiap produk atau layanan seharusnya merupakan deskripsi dari apa yang pelanggan butuhkan. 2. Pencegahan cacat produk lebih disarankan untuk pemeriksaan kualitas dan koreksi. Prinsip kedua ini didasarkan pada pengamatan bahwa mencegah kecacatan lebih tidak merepotkan, lebih pasti dan lebih murah daripada menemukan dan memperbaikinya. 3. Zero Defect merupakan standar kualitas. Prinsip ketiga didasarkan pada sifat normatif persyaratan: jika persyaratan mengungkapkan apa yang benar-benar diperlukan, maka setiap unit yang tidak memenuhi persyaratan tidak akan memuaskan kebutuhan dan tidak baik. Jika unit yang tidak memenuhi persyaratan ternyata mampu memuaskan kebutuhan, maka persyaratan harus diubah untuk mencerminkan realitas. 4. Kualitas diukur dalam istilah moneter, harga dari ketidaksesuaian (PONC). Prinsip keempat adalah kunci untuk metodologi. Phil Crosby percaya bahwa setiap cacat merupakan biaya, yang sering tersembunyi. Biaya ini mencakup waktu pemeriksaan, pengerjaan ulang, bahan terbuang dan tenaga kerja, pendapatan yang hilang dan biaya ketidakpuasan pelanggan.

Produk tanpa cacat (zero defects) adalah kondisi ideal yang selalu didambakan, baik oleh pembuat barang (produk dan atau jasa) maupun pelanggan atau konsumen yang memakainya. Bagi perusahaan pabrikan, dengan zero defects maka waste (pemborosan) dapat ditekan. 2.2.Diagram Fishbone Diagram ini merupakan salah satu tool pada DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control), beberapa kalangan membuat diagram Fishbone ini pada step Analysis . diagram Fishbone atau yang disebut sebagai Diagram tulang ikan adalah alat yang sistematis menampilkan suatu keadaan dengan melihat efek dan sebab-sebabnya yang berkontribusi pada suatu keadaan tersebut. Melihat dari definisi tersebut biasanya diagram Fishbone disebut juga sebagai cause-and-effect diagram . Secara umum gambar diagram tersebut terlihat sama seperti kerangka dari seekor ikan. Dr Kaoru Ishikawa adalah seorang ahli statistik Quality Control dari Jepang yang menemukan diagram Fishbone, oleh sebab itu diagram ini bisa disebut juga dengan Ishikawa Diagram. Diagram ini digunakan untuk membantu tim dalam mengkategorikan banyaknya potensi penyebab masalah atau isu-isu dalam cara yang tertib dan mengidentifikasi akar penyebab. Diagram ini memiliki kelebihan dalam menampung kategori yang muncul. Pada umumnya masing-masing orang di dalam tim ingin memberikan kontribusi tentang apa yang harus dilakukan mengenai suatu masalah, diagam ini dapat membantu mengeksplorasi secara lebih menyeluruh dari masalah-masalah serta di belakang masalah yang akan mengarah pada solusi yang lebih kuat. Diagram Fishbone dapat bermanfaat dalam mempelajari masalah / issue dan menentukan akar penyebabnya ; menemukan semua kemungkinan alasan mengapa suatu proses mulai mengalami kesulitan, masalah, bahkan kegagalan ; melakukan identifikasi area dalam pengumpulan data ; serta mengetahui mengapa sebuah proses tidak bekerja dengan baik atau hasil produksi yang diinginkan.

2.2.1.Langkah-Langkah Melakukan Fishbone Analysis

a) Menyiapkan sesi analisa tulang ikan. b) Mengidentifikasi akibat atau masalah. c) Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama. d) Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran. e) Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. f) Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin.

Sumber: http://id.shvoong.com/books/dictionary/2190765-fishboneanalysis/#ixzz1vxmaO830

INPUT Studi pendahuluan Rumusan masalah dan tujuan penelitian Mencari dan menyimpulkan data melalui wawancara dan pengamatan langsung. Melakukan studi untuk mencari dan mengumpulkan materi materi yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian

PROSES Menganalis perusahaan Memilih dan menganalis data yang akan digunakan untuk mendukung penelitian Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk. Mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya defect product pada proses produksi perusahaan.

2.3.Kerangka Berpikir OUTPUT Mengetahui variable apa saja yang mempengaruhi terjadinya defect product. Mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi defect product.

Gambar 1 Kerangka Berpikir

2.4.Penelitian Sebelumnya

Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian ini, telah dilakukan penelitian tentang peningkatan kualitas oleh Baita Sativianingtyas dengan judul ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS PADA BAGIAN PPS (PETUGAS PENCETAK SERTIFIKAT) DENGAN METODE USE-PDSA PADA PT. SUCOFINDO CABANG SEMARANG penelitian dilakukan pada salah satu perusahaan BUMN di Indonesia yaitu PT.SUCOFINDO Cabang Semarang yang memiliki target zero defect pada tahun 2011, sehingga saat perusahaan mendapat masalah pada bagian Manajemen Mutu yaitu terdapat sertifikat batal dengan jumlah tertinggi selama periode tahun 2009 sejumlah 23 pada bulan Desember tahun 2009 sertifikat batal dari keseluruhan adalah 120 sertfikat batal pada tahun 2009. Oleh karena itu perlu adanya analisis peningkatan kualitas pada bagian petugas pencetak setifikat, sehingga akan tercapai targetzero defect pada tahun 2011 serta meningkatkan pelayanannya terutama kepuasan pelanggan hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya enam belas sebab-sebab potensial serta tiga akar penyebab masalah dengan menggunakan software expert choice dan memberikan empat alternatif kemungkinan solusi yang terbaik dengan skor Kemudian penelitian kedua dilakukan oleh Angga Cahya Y dan Nurkholis Abdi P terhadap sebuah perusahaan PVC PIPE di PT. Djakrindo Mas di Gresik dengan judul PENDEKATAN SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI PRODUK DEFECT PADA PVC PIPE di PT. Djakrindo Mas, Gresik.

BAB III

METODE PENELITIAN

Вам также может понравиться