Вы находитесь на странице: 1из 13

Konsolidasi yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan

baru

Laba : disajikan sebesar laba yang menjadi hak perusahaan induk. Laba / Rugi belum direalisir (Unrealized Profit/Losses) : o Penjualan Induk ke Anak (Downstream Sales), harus dieliminasi. o Penjualan Anak ke Induk (Upstream Sales), merupakan hak perusahaan anak. TEORI ENTITAS (ENTITY THEORY) Memandang perusahaan afiliasi sebagai satu kesatuan ekonomi (economic entity) dan penyusunan laporan keuangan konsolidasi ditujukan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap entitas tersebut. Pemegang saham (perusahaan induk & minoritas) merupakan pemilik entitas. PENYAJIAN POS-POS NERACA Aktiva & Kewajiban (Hutang) : disajikan berdasarkan Nilai yang Wajar (Fair Value). Jika berbeda, dinilai kembali (revaluasi), hal ini akan mempengaruhi Laba/Rugi & Modal dari hak pemegang saham minoritas. Modal : Modal Perusahaan Induk & Perusahaan Anak disajikan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi. Laba : Laba Perusahaan Induk & Perusahaan Anak disajikan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi. Laba / Rugi belum direalisir (Unrealized Profit/Losses) : dieliminasi (Pemegang saham mayoritas maupun minoritas. Konsolidasi Saat Akuisisi Dengan teori induk entitas, % kepemilikan dari kelebihan nilai wajar atas nilai buku aset yang dapat diidentifikasi dialokasikan ke asset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi, dan kelebihan biaya investasi atas nilai wajarnya sebesar dialokasikan ke goodwill. Kepemilikan minoritas dalam teori induk entitas sama dengan % sisa nilai buku asset bersih disubsidiary pada asset konsolidasi dalam teori induk entitas terdiri dari nilai buku gabungan asset ditambah 90% kelebihan nilai wajar aset Sandy Corporation atas nilai bukunya. Dalam teori entitas, asset konsolidasi terdiri dari nilai buku asset Pedrich Corporation ditambah nilai wajar asset Sandy Corporation.

kriteria penyiapan laporan keuangan konsolidasi mula-mula yang digambarkan sebagai berikut : 1. Parent-subsidiary relationship Perusahaan induk harus memiliki setidaknya 51% perusahaan anak. 2. Control Perusahaan induk melakukan kendali atas perusahaan anak (tidak sedang dalam reorganisasi hukum di bawah pengadilan). 3. Maintenance of Control Perusahaan induk merencanakan untuk mempertahankan kendali atas perusahaan anak dalam jangka panjang (bukan untuk dijual). 4. Approximate fiscal years Tahun fiskal unit harus dekat (93 hari) atau penyesuaian harus dibuat untuk menggambarkan tanggal penutupan yang serupa. TEORI PERUSAHAAN INDUK (PARENT COMPANY THEORY) pemegang saham perusahaan induk dipandang sebagai unit yang memiliki kepentingan kepemilikan dalam aktiva bersih kelompok yang digabungkan. Laporan keuangan konsolidasi disusun untuk kepentingan pemegang saham perusahaan induk. Dari segi perusahaan induk, pemegang saham minoritas adalah tidak termasuk pemilik perusahaan. PENYAJIAN POS-POS NERACA Aktiva & Kewajiban (Hutang) : disajikansebesar Nilai Buku(Book Value). Modal : disajikan sebesar modal perusahaan induk.

Meskipun seluruh asset Sandy Corporation dikonsolidasi pada nilai wajarnya, total asset konsolidasi tidak menggambarkan nilai wajar dalam kedua teori, karena asset induk entitas tidak dinilai kembali pada saat penggabungan usaha dilakukan. Konsolidasi Setelah Akuisisi Perbedaan antara teori induk entitas dengan teori entitas dapat dijelaskan lebih lanjut dengan mengamati kegiatan operasi Parent dan Subsidiary selama tahun 2006. Asumsi-asumsi berikut ini dibuat : - Laba bersih dan dividen S untuk tahun 2006 masing-masing $35.000 dan $10.000. - Kelebihan nilai wajar atas nilai buku piutang dagang dan persediaan S pada tanggal 1 Januari 2003 direalisasi selama tahun 2006. - Aset tetap S disusutkan 5% setahun dan goodwill dari konsolidasi tidak diamortisasi. TEORI KONTEMPORER (CONTEMPORARY THEORY) Memandang perusahaan afiliasi sebagai satu kesatuan ekonomi (economic entity), namun penyusunan laporan keuangan konsolidasi ditujukan kepada pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan induk. - Merupakan kombinasi dari Parent Theory Company & Entity Theory). PENYAJIAN POS-POS NERACA - Aktiva & Kewajiban (Hutang) : disajikan seperti pada Parent Company Theory, yaitu sebesar Nilai Buku (Book Value). - Modal : disajikan seperti pada Parent Company Theory, yaitu sebesar modal perusahaan induk. - Laba konsolidasi : gabungan dari Parent Theory Company & Entity Theory. - Laba yang menjadi hak pemegang saham minoritas akan diperlakukan sebagai pengurang laba konsolidasi, bukan sebagai biaya. -Laba / Rugi belum direalisir (Unrealized Profit/Losses) : disajikan sama dengan pada Entity Theory, yaitu dieliminasi (Pemegang saham mayoritas maupun minoritas).

Push Down Accounting. Dalam push down accounting aktiva & hutang (asset & liabilities) anak perusahaan (subsidiary company) dilakukan penyesuaian (adjustment) dengan Fair Value. Hal ini direpresentasikan oleh perusahaan induk (Parent Company) sebagai cost basis yang mencatat secara terpisah dalam laporan keuangan dan sekan-akan merupakan pembelian suatu perusahaan (purchased subsidiary)

Akuntansi push-down yaitu basis akuntansi dan pelaporan baru untuk suatu entitas dengan laporan keuangan terpisah, yang berdasarkan pada transaksi pembelian saham berhak suara, dan yang menghasilkan perubahan kepemilikan saham berhak suara yang beredar entitas tersebut. Ketika akuntansi push-down tidak digunakan dalam akuisisi, alokasi harga pembelian pada aktiva bersih berwujud dan goodwill diselesaikan dalam kertas kerja konsolidasi. Akuntansi push-down menjadi kontroversial dalam hal laporan anak perusahaan terpisah dikeluarkan untuk kepemilikan minoritas, kreditur, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Kritik terhadap push-down berpendapat bahwa transaksi pembelian antara induk perusahaan/investor dengan pemegang saham anak perusahaan terdahulu tidak sesuai dengan basis akuntansi yang baru untuk aktiva dan kewajiban anak perusahaan yang menggunakan prinsip harga perolehan. PERTIMBANGAN AKUNTANSI PUSH DOWN DAN BASIS LAINNYA Ketika akuntansi push down tidak digunakan dalam akuisisi, alokasi harga pembelian pada aset bersih berwujud

dan goodwill diselesaikan dalam kertas kerja konsolidasi. Laporan keuangan konsolidasian menggambarkan alokasi pembelian. Apabila anak entitas mencatat alokasi dalam laoran keuangannya dengan akuntasi pushdown, maka dengan demikian proses konsolidasi telah disederhanakan.

C. Corporate Joint Venture. 1. Pengertian Venture : - Usaha / proyek yang ruang lingkupnya terbatas & bersifat sementara. - Penerapan : Pengiriman barang-barang ke Luar Negeri. Penjualan barangtertentu (tanah, logam bekas dll.) Penjualan & pembelian surat berharga. Pengusahaan & pengebran minyak, dll. Venturer : - Salah satu pihak dalam JV yang ikut melakukan pengendalian bersama terhadap JV. - Pimpinan usaha JV : Mendapatkan balas jasa tertentu (bonus & komisi). Menyelenggarakan pembukuan JV. Menyajikan laporan keuangan JV. 1. Bentuk Venture : Single Venture : - Pengusahaan suatu usaha / proyek tertentu oleh suatu unit tertentu. - Dibentuk : venture account (debit : biaya & kredit : pendapatan). Joint Venture (JV): Pengertian Joint Venture - Kerjasama antara dua orang / badan usaha / lebih untuk mengusahakan usaha tertentu. - Perjanjian kontraktual antara dua pihak / lebih untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang dikendalikan bersama (PSAK No. 12). Business entity yang dimiliki, dioperasikan dan diawasi bersama (jointly controlled) oleh venturer untuk mengusahakan usaha tertentu (specific business)untuk mendapatkan mutual benefit bagi masingmasing venturer (Floyd A. Beam).

- Masing-masing venturer menyerahkan asset (barang / uang). - Keuntungan / kerugian dibagi sama, sebelum dibagi diperhitungkan : bunga modal, komisi & bonus. Ciri-ciri umum JV : - Dua / lebih venturer diikat oleh perjanjian kontraktual (contractual arrangement). - Perjanjian kontraktual tsb. menciptakan pengendalian bersama (joint control). Jenis Umum JV : 1). Pengendalian Bersama Operasi / PBO (Jointly Controlled Operation). Pemanfaatan asset & sumber daya lainnya dari venturer. Perjanjian JV : mengatur cara pembagian pendapatan dari penjualan produk bersama (joint product) & pembagian beban bersama yang terjadi. 2). Pengendalian Bersama Asset / PBA (Jointly Controlled Asset). Mengendalikan bersama asset yang diserahkan. Asset tsb. digunakan untuk menghasilkan keuntungan bagi venturer. Masing-masing venturer dapat mengambil bagian atas output yang dihasilkan oleh asset tsb dan memikul bagiannya atas beban yang terjadi. Contoh : Industri penambangan mi nyak, gas & mineral, industri property dll).

a. Metode Akuntansi JV : 1). Pembukuan diselenggarakan terpisah dari masing-masing venturer. Dianggap business entity. Karakteristik & pembukuan = partnership. Rekening pembukuan JV : Aktiva, Hutang, Modal, Pendapatan & Biaya tiap venturer. Rekening modal menampung perubahan yang terjadi atas penyertaan modal venturer hasil transaksi modal / aktivitas JV. Saldo kredit rekening modal venturer di JV = saldo debit rekening investasi (para venturer). 2). Pembukuan tidak diselenggarakan terpisah dari masing-masing venturer.

Rekening JV untuk masing-masing venturer (debit : biaya JV, kredit : pendapatan JV). Saldo debit / kredit JV = Laba /Rugi JV. Masing-masing venturer mencatat transaksi yang terjadi. Buku managing partner, dibentuk rekening aktiva JV & hutang JV (mis. Kas JV, Piutang JV dll). b. Kerjasama yang belum selesai (Uncompleted Venturer) jika pembukuan tidak diselenggarakan secara terpisah : - Apabila s/d akhir periode akuntansi, suatu agrement JV belum bisa diakhiri untuk keperluan penutupan (closing entries) buku masing-masing venturer, maka perlu perhitungan Laba / rugi JV. USAHA PATUNGAN Usaha patungan (joint venture) Tujuannya adalah menggabungkan partisipasi manajemen dengan pemilik modal untuk suatu proyek perdagangan spesifik dan terbatas. Tipe umum usaha patungan temporer adalah bentuk sindikat yang terdiri dari bankir investasi untuk membeli sekuritas dari perusahaan yang mengeluarkannya dan kemudian memasukkannya kepada masyarakat umum. Usaha patungan memungkinkan beberapa pesertannya berbagi resiko dan hasil atas tindakan yang jika dilakukan oleh seseorang peserta sangat beresiko. Pengertian Usaha Patungan Usaha patungan adalah sebuah entitas usaha yang dimiliki, dioperasikan, dan dikendalikan secara bersama-sama oleh sekelompok kecil investor (venturer), untuk menjalankan suatu bidang usaha tertentu yang saling menguntungkan tiap venturer. Struktur Organisasi Usaha Patungan Entitas Patungan usaha : entitas yang dimiliki dan dioperasikan oleh sekelompok kecil venturer untuk mencapai hasil yang sangat menguntungkan. Persekutuan Umum : asosiasi dimana tiap sekutu memiliki tanggung jawab tidak terbatas. Persekutuan Terbatas : asosiasi dimana

terdapat satu sekutu atau lebih memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan satu sekutu atau lebih memiliki tanggung jawab terbatas. Kepentingan yang tidak terbagi : pengaturan kepemilikan dimana terdapat dua pihak atau lebih secara bersama-sama memiliki kekayaan dan hak miliknya masih ada pada masing-masing individu sampai sebatas kepentingan masing-masing pihak. Akuntansi untuk Entitas Patungan Usaha Pendekatan untuk menentukan pengaruh signifikan pada usaha patungan entitas cukup berbeda dengan investasi pada saham biasa karena tiap venturer biasanya harus memberikan persetujuan pada setiap keputusan yang signifikan, sehingga memberikan kemampuan untuk menerapkan pengaruh yang signifikan tanpa mempertimbangkan kepemilikan kepentingan. Investasi pada saham biasa entitas patungan usaha yang melebihi 50% dari saham beredar usaha patungan adalah investasi anak entitas (subsidiary investments), dimana diterapkan akuntansi dan pelaporan induk-anak. Entitas patungan usaha yang 50% dimiliki oleh salah satu pihak tidak dianggap sebagai usaha patungan, meskipun tetap dilaporkan sebagai usaha patungan pada laporan keuangan. INVESTASI PERUSAHAAN ASOSIASI Pengertian perusahaan asosiasi sebagai suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh yang signifikan (memiliki wewenang untuk berpartisipasi dalam keputusan yang menyangkut kebijakan keuangan serta operasi investee, tetapi bukan merupakan pengendalian terhadap kebijakan tersebut) dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari investornya. Sedangkan anak perusahaan (subsidiary) didefinisikan sebagai perusahaan yang dikendalikan oleh

perusahaan lain (yang disebut induk perusahaan). Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20 % atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka dipandang mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20 % hak suara, maka dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan, maka investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya, apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya. Jadi, jika penyertaan saham perusahaan pada perusahaan asosiasi kurang dari 20 %, maka penyertaan saham perusahaan dibukukan dengan metode biaya Pengaruh Signifikan Pengaruh signifikan adalah wewenang untuk berpartisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasi keputusan oleh perusahaan namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama atas kebijakan tersebut. Contoh Jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui entitas anak), 20% atau lebih hak suara investee. Pengaruh signifikan dibuktikan dengan cara: - Keterwakilan dlm dewan direksi/komisaris - Partisipasi dlm proses pembuatan kebijakan - Adanya transaksi material antara investor dengan investee - Pertukaran personel manajerial - Penyediaan informasi teknis pokok

DEFINISI Entitas asosiasi Adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama Pengaruh signifikan Adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut. PENGARUH SIGNIFIKAN Apabila entitas memiliki hak suara potensial maka dipertimbangkan dalam penilaian pengaruh signifikan. Entitas kehilangan pengaruh signifikan atas investee ketika entitas kehilangan kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee Metode Akuntansi Metode Ekuitas Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan dan nilai tercatat ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima dari investee mengurangi nilai tercatat (carrying amount) investasi. Penyesuaian terhadap nilai tercatat tersebut juga diperlukan untuk mengubah hak kepemilikan proporsional investor pada investee yang timbul dari perubahan dalam ekuitas investee yang belum diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi. Perubahan semacam itu meliputi perubahan yang timbul sebagai akibat dari revaluasi aktiva tetap, perbedaan dalam penjabaran valuta asing, dan dari penyesuaian selisih yang timbul dari penggabungan usaha. Metode Biaya Menurut metode biaya, investor mencatat investasinya pada perusahaan investee sebesar biaya

perolehan. Investor menyakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh investee setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi.

kumulatif yang dimiliki oleh pihak selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian deviden. - Jika bagian investor atas rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka investor menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut. RUGI PENURUNAN NILAI - Untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai dengan memperhatikan investasi neto investor pada entitas asosiasi diterapkan sesuai PSAK 55 - Goodwill tidak dilakukan pengujian penurunan nilai secara terpisah. - Seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan PSAK 48 sebagai aset tunggal. = Membandingkan antara jumlah terpulihkan dengan jumlah tercatatnya. PENGUNGKAPAN - Nilai wajar investasi - Ringkasan informasi keuangan - Alasan investor memiliki pengaruh signifikan dengan kepemilikan kurang dr 20% - Alasan invetor tdk memiliki pengaruh signifikan dengan kepemilikan lebih dr 20% - Akhir periode pelaporan jika tangggal berbeda - Sifat dan tingkatan setiap pembatasan signifikan - Bagian rugi entitas asosiasi yang tidak diakui - Ringkasann informasi keuangan dengan metode ekuitas. - Investasi pada entitas asosiasi diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. - Bagian investor atas perubahan yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi diakui oleh investor dalam pendapatan komprehensif lain. - Liabilitas kontinjensi sesuai PSAK 57. TEORI PREFERED SHARED 1. Saham Biasa (common stock)

METODE EKUITAS - Investasi pada entitas asosiasi dicatat menggunakan metode ekuitas. - Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan. - Ketika investasi dihentikan pada entitas asosiasi dan dicatat sesuai dengan PSAK 55 (instrumen keuangan pengakuan dan pengukuran). - Banyak prosedur yang serupa dengan porsedur konsolidasi seperti dalam PSAK 4 - Pada saat perolehan investasi, setiap selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian investor atas nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dicatat: * Goodwill amortisasi tidak diperkenankan * Dimasukkan sebagai penghasilan dlm menentukan bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi pada periode investasi diperoleh. TANGGAL PELAPORAN - Tanggal pelaporan entitas asosiasi sama dengan investor. - Apabila berbeda maka disesuaikan. - Maksimal perbedaan tiga bulan. - Laporan keuangan investor disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa serupa. METODE EKUITAS - Jika asosiasi memiliki saham preferen

Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa tidak memiliki jaminan hasil karena deviden yang diberikan perusahaan nilainya tidak tetap sesuai dengan laba yang diperoleh perusahaan. Bila menajemen perusahaan tidak dijalankan dengan baik sehingga harga saham melemah maka kemungkinan terburuk bagi para investor adalah kehilangan investasinya (tidak mendapat pembagian deviden). Akan tetapi bila perusahaan memperoleh kenaikan laba, terdapat kemungkinan adanya peningkatan deviden yang diterima oleh investor. Jenis saham biasa : 1) Saham unggul (blue chip), yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan besar dan terkenal yang lebih lama memperlihatkan kemampuannya memperoleh keuntungan dan pembayaran deviden. 2) Growth stock, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baik penjualannya, perolehan labanya, dan pangsa pasarnya mengalami perkembangan yang lebih cepat dari rata-rata industri. 3) Emerging growth stock, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung. 4) Income stock, yaitu saham yang membayar deviden lebih dari jumlah rata-rata pendapatan. 5) Cyclical stock, yaitu saham perusahaan yang keuntungannya sangat berfluktuasi.

Saham istimewa merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti pada obligasi, pemegang saham preferen juga memberikan hasil (deviden) yang tetap dan jumlahnya tidak akan bertambah walaupun perusahaan mengalami keuntungan. Seperti saham biasa, apabila perusahaan terlikuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. saham preferen dapat dibedakan menjadi tiga macam antara lain: 1) Convertible Preferred Stock, yaitu jenis saham preferen yang memungkinkan bagi pemegangnya untuk menukar menjadi saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan. 2) Callable Preferred Stock, yaitu bentuk saham preferen yang memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai tertentu.

3) Floating/Adjustable Preferred Stock, yaitu saham yang tidak membayar deviden secara tetap, tetapi tingkat deviden yang dibayar tergantung dari tingkat return dari Sekuritas Treasury Bills.

1. Saham

6) Defensive stock, yaitu saham yang perusahaannya dapat bertahan dan tetap stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu dan resesi. Saham Istimewa (Preferred Stock)

biasa (common stock), saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut. Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Saham biasa menanggung resiko terbesar karena pemegang saham biasa menerima deviden hanya setelah pemegang saham preferen dibayar dan memperoleh deviden sepanjang perseroan memperoleh keuntungan, hak suara dalam RUPS

sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya (one share one vote) dan pada likuidasi perusahaan, mempunyai hak untuk memperoleh sebagian dari kekayaan perusahaan setelah semua kewajiban dilunasi baik untuk kreditur maupun para pemegang saham preferen.

b. Non-Cumulative Preferred Stock


Pemegang saham ini mendapatkan prioritas dalam pembagian deviden hingga suatu presentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif, yaitu deviden tahuntahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun berikutnya. Jadi jika akan membagi deviden untuk pemegang saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar deviden saham preferen untuk tahun tersebut.

2. Saham preferen (preferen stock),


adalah saham yang memberikan hak untuk mendapatkan deviden terlebih dahulu dari saham biasa yang besarnya tetap. Apabila perusahaan likuidasi, maka pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham setelah para kreditur, dan kemungkinan memperoleh penghasilan tambahan dalam pembagian laba perusahaan. Disamping penghasilan tetap yang dijamin kontinuitas serta besarnya, deviden tidak dipengaruhi laba perusahaan. Saham preferen terdiri dari beberapa jenis yaitu :

c. Participating Preferred Stock


Pemegang saham jenis ini disamping memperoleh deviden tetap seperti yang telah ditentukan, juga diberi hak untuk memperoleh bagian deviden tambahan setelah saham biasa memperoleh jumlah deviden yang sama dengan jumlah tetap yang diperoleh saham preferen.

a. Cumulative Preferred Stock


Saham preferen ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase tertentu, artinya kalau pada tahun tertentu yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak membayar deviden sama sekali, maka akan diperhitungkan pada tahun berikutnya, sampai saat dapat dibagikan deviden. Kumulatif ini tidak berlaku pada saat perusahaan dilikuidasi jika tidak terdapat saldo laba atau laba ditahan.

d. Non-Participating
Stock

Preferred

Pemegang saham seperti ini setiap tahunnya memperoleh deviden terbatas sebesar tarif devidennya.

e. Convertible Preferred Stock


Saham jenis ini mempunyai preferensi untuk ditukar dengan surat berharga lain. Hak konversi umumnya meliputi penukaran saham preferen dengan saham biasa. Dalam hal-hal tertentu, saham preferen mungkin dapat dikonversi dengan obligasi, sehingga para investor

mempunyai kebebasan untuk mengubah posisi mereka dari pemegang saham menjadi kreditur.

a) Jumlah dividen dari saham utama (bukan kumulatif) yang diumumkan bagi periode bersangkutan. b) Jumlah dividen utamakumulatif yang terakumulasibagi periode yang bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.

PSAK 56 Laba per saham (LPS) banyak digunakan sebagai alat analisis keuangan. LPS dengan ringkas menyajikan kinerja perusahaan yang dikaitkan dengan saharn beredar. LPS dikaitkan dengan harga per saham (price-earning ratio) dengan memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan

c) Jumlah dividen saham utama kumulatif untuk periode bersangkutan tidak mencakup dividen saham utama kumulatif periode lalu meskipun dividen tersebut diumumkan atau dibayar dalam periode kini Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar : mengalikan jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu waktu. Faktor pembobot waktu : jumlah hari beredarnya suatu periode. Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika: a) Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima (when cash is receivable). b) Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal pembayaran dividen. sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam dengan faktor pembobot

dibandingkan dengan uang yang ditanam Oleh pemilik perusahaan. Dua variabel penentu LPS, yaitu:

jumlah laba dalam satu periode jumlah saham biasa yang beredar selama periode bersangkutan

LABA PER LEMBAR SAHAM DASAR LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah ratarata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode. LPS Dasar = Saham Biasa Laba Residual Laba bersih dikurangi dengan dividen saham utama. Dividen saham utama meliputi: Laba Bersih Residual Jumlah Rata-rata Tertimbang

c) Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang (misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing). d) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagi instrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing). e) Saham biasa yang diterbikan dalam rangka penyelesaian utang (settlement) perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelsaian tersebut. f) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui. g) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima perusahaan. Apabila tidak dalam satu sumber periode daya, ada selain

c) Pemecahan saham (stock split), d) Penggabungan saham (consolidation of stocks atau reverse of stock split). LABA PER SAHAM DILUSIAN Dalam perhitungan LPS dilusian, laba residual dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasaberedar harus disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

perubahan jumlah saham beredar yang mengubah peristiwa konversi efek berpotensi saham biasa, maka jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama satu periode dan untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan. (par. 20) Contoh: a) Kapitalisasi laba (dividen saham) dan kapitalisasi agio saham yang dikenal LABA PER SAHAM DILUSIAN OPSI sebagai penerbitan saham bonus, b) Unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya,

Diasumsikan semua opsi yang dilutif dan efek berpotensi saham biasa lainnya yang dilutif dilaksanakan.. Penerimaan dana dari penerbitan penerimaan tersebut dianggap sebagai

Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham memiliki dampak dilutif atau antidilutif, maka setiap penerbitan harus dipertimbangkan secara terpisah, bukan secara agregat atau keseluruhan. Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi mempengaruhi saham biasa apakah dapat efek keputusan

dari penerbitan sejumlah saham dengan nilai wajar. Selisih antara: a) Jumlah saham yang diterbitkan berdasarkan opsi atau efek berpotensi saham biasa lainnya, b) Jumlah saham menurut yang nilai diasumsikan wajarnya. diterbitkan

tersebut digolongkan dilutif atau tidak. Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan atau setiap seri penerbitan saham harus dipertimbangkan dalam urutan mulai dari yang paling dilutif ke yang paling sedikit sifat dilutifnya.

Diperlakukan sebagai penerbitan saham biasa tanpa penerimaan sumber daya. Hal diatas merupakan Metode- metode Treasury Stock atau Treasury Share.

PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN EFEK BERPOTENSI SAHAM BIASA A. Penyajian Perusahaan harus menyajikan LPS Efek berpotensi saham biasa dianggap dilutif dapat MENURUNKAN laba bersih per saham dari operasi normal berkelanjutan. Untuk menentukan efek dilutif saham menggunakan lababersih dari operasi normal utama dikurangi (operasi dividen tidak dilanjutkan Dasar dan LPS Dilusian pada laporan laba rugi untuk seluruh periode yang disajikan. Penyajian LPS Dasar dan Dilusian harus tetap dilakukan, meskipun jumlahnya negatif karena perusahaan menderita rugi (rugi per saham). B. Pengungkapan Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut ini: a) Jumlah laba ( rugi) yang dipakai sebagai pembilang dalam perhitungan LPS dasar dan dilusian, laba dan (rugi) rekonsiliasinya dengan ANTIDILUTIF

dikeluarkan) Efek berpotensi saham biasa bersifat ANTIDILUTIF dapat meningkatkan LPS dari operasi normal yang berkelanjutan, atau menurunkan rugi per saham dari operasi norma yang berkelanjutan. Efek berpotensi saham biasa yang antidilutif DIABAIKAN.

untuk dan

periode

yang

bersangkutan,

b) Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar penyebut Dasar yang dalam dan dipakai dan sebagai LPS Dilusian, penghitungan

Dilusian

rekonsiliasi penyebut-penyebut satu dengan yang lain. Penyajian Kembali Jika jumlah saham biasa atau efek berpotensi saham biasa naik dengan adanya penerbitan saham bonus (kapitalisasi agio saham), dividen saham (kapitalisasi laba) atau pemecahan saham, atau turun karena penggabungan saham (reverse stock split), maka penghitungan LPS dasar dan LPS dilusian untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan secara retrospektif. Jika perubahan terjadi setelah tanggal neraca, namun sebelum laporan keuangan diterbitkan, maka angkaangka per saham untuk seluruh periode laporan keuangan yang disajikan harus didasarkan pada jumlah baru saham yang beredar. Jika perhitungan angka per saham mencerminkan perubahan dalam jumlah saham, maka hal ini harus diungkapkan. Di samping itu, LPS dasar dan dilusian untuk seluruh periode laporan keuangan harus disesuaikan dengan: (a) Dampak kesalahan yang mendasar terjadi dan penyesuaian karena

PSAK 38 Transaksi Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali Transaksi kombinasi bisnis antara entitas sepengendali, berupa pengalihan bisnis yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok usaha ataupun bagi entitas individual dalam kelompok usaha tersebut. Transaksi pembelian saham atau aset neto milik pemegang saham nonpengendali (yang tidak berada dalam pengendalian yang sama dengan pemegang saham pengendali) merupakan transaksi yang mencakup perubahan substansi ekonomi pemilikan dari pemegang saham nonpengendali ke pemegang saham pengendali, oleh karena itu transaksi ini bukan merupakan transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali. Jika kombinasi bisnis entitas sepengendali melibatkan imbalan selain saham, maka entitas memperhitungkan tambahan jumlah saham yang setara dengan imbalan yang dialihkan untuk kepentingan perhitungan laba per saham. PENGUNGKAPAN Untuk semua transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali, pengungkapan berikut dibuat dalam laporan keuangan pada periode terjadinya kombinasi bisnis: (a) nama dan penjelasan tentang entitas atau bisnis yang berkombinasi; (b) penjelasan mengenai hubungan kesepengendalian dari entitas-entitas yang bertransaksi dan bahwa hubungan tersebut tidak bersifat sementara; (c) tanggal efektif transaksi; (d) operasi atau kegiatan bisnis yang telah diputuskan untuk dijual atau dihentikan akibat kombinasi bisnis tersebut; (e) kepemilikan entitas atau bisnis yang ditransfer serta jenis dan jumlah imbalan yang terjadi;

perubahan kebijakan akuntansi; (b) Dampak penggabungan usaha yang merupakan penyatuan kepemilikan.

(f)

nilai tercatat bisnis yang terkombinasikan serta selisih antara nilai tersebut dengan jumlah imbalan yang diberikan; dan (g) pengungkapan mengenai penyajian kembali laporan keuangan seperti yang dijelaskan dalam paragraf 11 yang dapat memberikan informasi minimal meliputi: (i) ikhtisar angka-angka laporan keuangan yang telah dilaporkan sebelumnya untuk periode yang disajikan kembali (ii) ikhtisar jumlah tercatat aset dan liabilitas entitas atau bisnis yang dikombinasikan (iii) dampak penyesuaian kebijakan akuntansi seperti yang dijelaskan dalam paragraf 12 (iv) ikhtisar angka-angka laporan keuangan setelah disajikan kembali.

Вам также может понравиться