Вы находитесь на странице: 1из 25

KELOMPOK IV

PENGERTIAN
• Hipotiroidisme adalah
suatu keadaan dimana
kelenjar tiroid kurang
aktif dan
menghasilkan terlalu
sedikit hormon tiroid.
• Hipotiroidisme terjadi
akibat penurunan
kadar hormon tiroid
dalam darah.
• Hipotiroid yang sangat
berat disebut
“miksedema”.
ETIOLOGI
• Terdapat pelbagai faktor yang menyebabkan
hipotiroidisme yang kronik. Pada kebanyakan negara yang
sedang berkembang, “kekurangan iodin” adalah faktor
penyebab hipotiroisime tersering di seluruh dunia.
• Sedangkan peyebab lainnya adalah penyakit “Hashimoto
tiroiditis” atau ketiadaan kelenjar tiroid atau defisiensi
hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus (pituitari).
• Hipotiroidisme juga dapat disebabkan melalui keturunan,
kadang-kadang autosomal resesif.
• Hipotiroidisme sementara dapat disebabkan oleh efek
Wolff-Chaikoff.
KLASIFIKASI
(Hypothyroidism
Jenis Organ is often classified by the organ of origin)
Keterangan
Hipotiroidisme kelenjar Paling sering terjadi. Meliputi penyakit Hashimoto
primer tiroid tiroiditis (sejenis penyakit autoimmune) dan terapi
radioiodine(RAI) untuk merawat penyakit
hipertiroidisme.

Hypotiroidisme kelenjar Terjadi jika kelenjar hipofisis tidak menghasilkan


sekunder pituitari cukup hormon perangsang tiroid (TSH) untuk
merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan
jumlah tiroksin yang cukup. Biasanya terjadi apabila
terdapat tumor di kelenjar hipofisis, radiasi atau
pembedahan yang menyebabkan kelenjar tiroid tidak
lagi dapat menghasilkan hormon yang cukup.

Hipotiroidisme hipotalamus Terjadi ketika hipotalamus gagal menghasilkan TRH


tertier yang cukup. Biasanya disebut juga disebut
hypothalamic-pituitary-axis hypothyroidism.
PATHWAYS
PERANGKAT DIAGNOSTIK
• Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer,
kebanyakan doktor hanya mengukur jumlah TSH (
Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan
oleh kel. hipofisis.
• Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar
tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg
adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit
triiodotironin(fT3)).
Lajutan…
• Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan
tertier tidak dapat dgn hanya mengukur level TSH.
• Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal
dan hipotiroidisme masih disuspek), sbb:
– free triiodothyronine (fT3)
– free levothyroxine (fT4)
– total T3
– total T4
– 24 hour urine free T3
• Additionally, the following measurements may be needed:
– antithyroid antibodies - for evidence of autoimmune diseases that may be
damaging the thyroid gland
– serum cholesterol - which may be elevated in hypothyroidism
– prolactin - as a widely available test of pituitary function
– testing for anemia, including ferritin.
KOMPLIKASI
• Koma miksedema adalah situasi yang mengancam
nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi
(perburukan) semua gejala hipotiroidisme
termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi,
hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan
kesadaran hingga koma.
• Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan
HT dan stabilisasi semua gejala.
• Dalam keadaan darurat (misalnya koma
miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara
intravena.
Treatment of Hypothyroidism
• The American Association
of Clinical Endocrinologists
recommends the use of
levothyroxine (T4) as
thyroid replacement.
• In general, desiccated
thyroid hormone,
combinations of thyroid
hormone, or
triiodothyronine should not
be used for replacement
therapy.
Efek terapi Tiroksin

Above: A severely affected 14-year-old hypothyroid girl with puffiness around the
eyes, thickened lips, depressed root of the nose (saddle nose), and straight, coarse
hair. The second picture was taken after only 6 months of treatment with
desiccated thyroid. Note the elevated bridge of the nose, brighter eyes, thinner lips,
and glossy, curly hair. Her constipation had resolved and her appetite improved.
Adult woman with the characteristic puffiness that often
accompanies hypothyroidism.
Her puffiness and hair texture markedly improve after
treatment with desiccated thyroid.
Adult man with the "obese form" of hypothyroidism. Note the striking
resoltion of his puffiness (myxedema) after treatment with desiccated
thyroid. Myxedema is the medical term for hypothyroidism. Myx is the
Greek word for mucin, which accumulates in hypothyroidism. Edema
means swelling.
This is another example of the resolution of the puffiness
(myxedema) following proper treatment of hypothyroidism
with desiccated thyroid
• Figure 1a shows the appearance of a
27-year-old woman's face before
treatment with desiccated thyroid.
She had puffiness around her nose
and eyes. Her menses began at age
16 and were irregular with scant
flow. She had no interest in the
opposite sex. There was an absence
of pubic hair. She was constipated,
gained weight easily, had dry skin
and hair, had anemia, and she tired
easily.
• Figure 1b shows the patient's face
after 10 months of desiccated
thyroid. She was about to be
married. Her anemia was resolving.
Her periods were every 26 days and
the flow had improved.
• Figure 1c shows the side body profile
of the same patient before
treatment. The breasts had not
developed and there was no hair on
the arms and legs. Her height was 59
inches.
• Figure 1d shows the patient after 10
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi,
oleh karena itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting
yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara lain:
a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita
penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:
• Pola makan
• Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
• Pola aktivitas.
c. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.
d. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh.
e. Pemeriksaart fisik
f. Pengkajian psikososial klien
g. Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum;
pemeriksaan TSH
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan
penurunan proses kognitif.
Tujuan : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan
kemandirian
Intervensi:
a. Atur interval waktu antar aktivitas untuk
meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat
ditolerir.
b. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien
berada dalam keadaan lelah.
c. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas
yang tidak menimbulkan stress.
d. Pantau respons pasien terhadap peningkatan aktititas.
1. Perubahan suhu tubuh
Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh yang normal
Intervensi:
a. Berikan tambahan lapisan pakaian atau
tambahan selimut.
b. Hindari dan cegah penggunaan sumber panas
dari luar (misalnya, bantal pemanas, selimut
listrik atau penghangat).
c. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan
penurunannya dari nilai dasar suhu normal
pasien.
d. Lindungi terhadap pajanan hawa. dingin dan
hembusan angin.
1. Konstipasi berhubungan dengan penurunan
gastrointestinal

Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal.


Intervensi:
a. Dorong peningkatan asupan cairan
b. Berikan makanan yang kaya akan serat
c. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan
yang banyak mengandung air.
d. Pantau fungsi usus
e. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam
batas-batas toleransi latihan.
f. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema
bila diperlukan.
1. Kurangnya pengetahuan tentang program
pengobatan untuk terapi penggantian tiroid seumur
hidup.
Tujuan : Pemahaman dan penerimaan terhadap program
pengobatan yang diresepkan.
Intervensi:
a. Jelaskan dasar pemikiran untuk terapi penggantian
hormon tiroid.
b. Uraikan efek pengobatan yang dikehendaki pada
pasien.
c. Bantu pasien menyusun jadwal dan cheklist untuk
memastikan pelaksanaan sendiri terapi penggantian
hormon tiroid.
d. Uraikan tanda-tanda dan gejala pemberian obat
dengan dosis yang berlebihan dan kurang.
e. Jelaskan perlunya tindak lanjut jangka panjang kepada
pasien dan keluarganya.
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
depresi ventilasi
Tujuan : Perbaikan status respiratorius dan
pemeliharaan pola napas yang normal.
Intervensi:
a.Pantau frekuensi; kedalaman, pola
pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas
darah arterial.
b.Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk.
c.Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan
hati-hati.
d.Pelihara saluran napas pasien dengan
melakukan pengisapan dan dukungan ventilasi
jika diperlukan.
1. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan
gangguan metabolisme dan perubahan status
kardiovaskuler serta pernapasan.

Tujuan : Perbaikan proses berpikir.


Intervensi:
a. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat,
tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
b. Berikan stimulasi lewat percakapan dan
aktifitas yang, tidak bersifat mengancam.
c. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa
perubahan pada fungsi kognitif dan mental
merupakan akibat dan proses penyakit .
1. Miksedema dan koma miksedema

Tujuan: Tidak ada komplikasi.


Intervensi:
a. Pantau pasien akan; adanya peningkatan keparahan
tanda dan gejala hipertiroidisme.
b. Dukung dengan ventilasi jika terjadi depresi dalam
kegagalan pernapasan
c. Berikan obat (misalnya, hormon tiroksin) seperti yang
diresepkan dengan sangat hati-hati.
d. Balik dan ubah posisi tubuh pasien dengan interval
waktu tertentu.
e. Hindari penggunaan obat-obat golongan hipnotik,
sedatif dan analgetik.

Вам также может понравиться