Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sumansyah
Definisi KPP
Ketuban pecah, 1jam kemudian tidak di ikuti tanda-
Patofisiologi
Korio amnionitis, menyebabkan ketuban jadi rapuh
Inkompentensia serviks, yakni kanalis servikalis yang
selalu terbuka oleh karena kelainan pada serviksutei(akibat persalinan atau tindakan kuret) Kelainan letak, sehingga tidak ada bagian terendah anak yang menutup pintu atas panggul, yang dapat mengurangi tekanan terhadap membran bagian bawah Trauma, yang menyebabkan tekanan intra uterin (intra amniotic) mendadak meningkat.
Anamnesis
Kapan cairan keluar
Warna Bau Adakah partikel-partikel di dalam cairan (laguno
vernik)
Inspeksi
Keluar cairan pervaginam
Inspekulo
Bila fundus ditekan atau bagian terendah
digoyangkan, keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada forniks posterior.
Periksa Dalam
Ada cairan dalam vagina
Selaput ketuban sudah tidak ada lagi
Pemeriksaan lab
Kertas lakmus: reaksi basa (lakmus merah jadi biru) Tampak laguno, verniks kaseosa (tidak selalu dikerjakan)
Bila dengan ketentuan di atas ternyata ketuban sudah pecah, maka diambil ketentuan sebagai berikut: 1. Saat ketuban pecah ditentukan berdasarkan ananesis pasti tentang kapan pecahnya. 2. Kalau anamnesis tidak pasti, maka saat ketuban pecah adalah saat penderita masuk kamar bersalin.
Diagnosis Banding
Cairan dalam vagina / flour albus
hind water and fore water rupture of the
membrane pada kedua keadaan penatalaksanaan ini tidak ada perbedaan penatalaksanaannya.
Faktor Penyulit
Infeksi intra uterin, kematian perinatal meningkat
dari 17% menjadi 68% apabila ketuban sudah pecah 48 jam anak elum lahir Tali pusat meumbung Persalinan preterem amniotic band syndrome yakni kelainan bawaan akibat ketuban pecah sejak hamil muda
Penatalaksanaan KPP
KPP dengan kehamilan aterm (>=36 minggu, BB >= 3500gram)
1. Diberikan anti biotik 2. Observasi suhu rectal apabila tidak meningkat, ditunggu 24 jam bila belum ada tanda-tanda inpartu, dilakukan terminasi. 3. Bila saat datang sudah lebih 24 jam tidak ada tanda-tanda inpartu, dilakukan terminasi
Penatalaksanaan KPP
KPP dengan kehamilan PRETERM(28-36 mgg) EFW >1500gram
Diberikan anti biotik Kortikosteroid untuk merangsang maturasi paru (bethametasone 12mg iv 2xselang 24 jam) Observasi 24jam kalau belum inpartu segera terminasi Observasi, suhu rektal tiap 3jam, bila ada kecenderungan semakin meningkat > 37,6c segera terminasi
Penatalaksanaan KPP
KPP dengan kehamilan PRETERM(28-36 mgg)
EFW <1500gram
Observasi 2x24jam Observasi suhu rektal tiap 3jam Pemberian antibiotik / kortikosteroid Vt selama observasi tidak dilakukan, kecuali ada his/ inpartu Bila suhu rektal meningat 37,6c segera terminasi Bila 2x24jam tidak keluar
USG ulang bagaimana jumlah air ketuban Bila jumlah air ketuban cukup kehamilan dilanjutkan, perawatan di ruangan s/d 5hari Bil air ketuban minimal segera terminasi
Penatalaksanaan KPP
Bila 2 x 24jam air ketuban masih tetap keluar segera
keluar cairan lagi Tidak boleh koitus Tidak boleh manipulasi vagina
dengan atau belum keluar dari fase laten Bila dengan 2botol (@5U /500cc D5%) dengan tetesan maksimum, belum inpartu atau belum keluar dari fase laten, induksi dinyatakan gagal dan persalinan diselesaikan lewat SC
Catatan
Evaluasi persalinan setelah masuk fase aktif, sesuai
dengan persalinan yang lain (kurva friedman) Pada keadaan ketuban pecah pada fase laten (inpartu), maka penatalaksanaan seperti KPP inpartu, dihitung mulai saat pecahnya ketuban