Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
: An. A : 2 tahun 9 bulan : Perempuan : Islam : Jln Pancawarga III no 21C : Jakarta, 5 Mei 2009 : 25 Januari 2013
Ayah
Nama Agama : Tn. M : Islam Nama Agama
Ibu
: Ny. K : Islam
Suku Bangsa
: Betawi
Suku Bangsa
: Sunda
Alamat : Jalan Pancawarga III no 21C Pekerjaan Penghasilan : Karyawan :Rp 2.000.000,-
Alloanamnesa dengan ibu kandung pasien : Tanggal Pukul : 25 Januari 2013 : 02.00 WIB
Keluhan Utama Muntah lebih dari 10 kali sejak 1 hari smrs Keluhan Tambahan Demam, Batuk berdahak
Penyakit
Alergi Cacingan
Umur
-
Penyakit
Difteria Diare
Umur
-
Penyakit
Jantung Ginjal
Umur
-
Demam
berdarah Demam Tifoid
Kejang
Kecelakaan
Darah
Radang Paru
2 tahun
Otitis
Parotitis
Morbili
Operasi
Tuberculosis
Batuk, pilek
10 bulan
Kehamilan
sakit
selama
Kontrol ke Bidan teratur Rumah sakit Dokter Operasi SC atas indikasi kembar, panggul sempit
Kelahiran
Masa Gestasi
9 bulan
Pertumbuhan Gigi
Merangkak Duduk
10 bulan
6 bulan 6 bulan
Berdiri
Berjalan Berbicara
12 bulan
12 bulan 16 bulan
ASI/PASI
Nasi Tim
2-4
PASI
Nasi / Pengganti
4-6
PASI
Sayur
2 x / hari
6-8
PASI
Telur
1 x / hari
8-10
V PASI
Ikan
2 x / minggu
10-12
V PASI
Susu formula
Ulangan (umur) -
No
(Umur)
Jenis
Mati
Kesehata
Kelamin
1 2 3 4 5 7 hari 7 hari 8 tahun 2 tahun 2 tahun Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan + + -
n
Sehat Sakit Sakit (os)
Ayah
Nama Perkawinan ke Umur saat menikah Tn. M 1 27
Ibu
Ny. K 1 24
Pendidikan terakhir
Agama Suku bangsa Keadaan kesehatan
D3
Islam Betawi Sehat
SMA
Islam Betawi Sehat
Penyakit
Asthma
Tidak ada
Ayah
pasien menderita Asthma. Ibu pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti asthma, TBC, hipertensi, diabetes melitus, hepatitis, anemia atau penyakit kelainan darah lainnya. Riwayat Anggota Keluarga Lain yang Serumah : kakak perempuan pasien dan saudara kembarnya menderita penyakit seperti pasien. Kakak perempuan pasien pernah menjalani pengobatan TB selama 6 bulan.
Perumahan : Menyewa, pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, 2 saudara perempuannya Keadaan rumah : Rumah 1 Lantai dengan 2 kamar. Lantai dari ubin, tembok dari batu bata. Terdapat 2 buah jendela yang jarang dibuka, jika dibuka ruangan kurang terang.Terdapat satu buah kamar mandi. Kamar mandi dipakai bersama dengan sumber air dari PAM. Daerah/lingkungan : Tinggal di daerah pemukiman yang padat. Rumah jauh dari tempat pembuangan sampah. Sampah diambil setiap hari. Kesimpulan : Keadaan rumah dan lingkungan kurang baik. Ventilasi dan cahaya matahari yang masuk kurang. Lingkungan sekitar padat dan rumah berimpitan
KU
Kesadaran
Sikap pasien
: Compos Mentis
: Kurang kooperatif
Tanda-tanda Vital
Nadi
Pernafasan Suhu
: 112x/menit
: 30kali/menit, teratur : 38C di aksilla
TB
: 86 cm
Lingkar Kepala
: 48 cm
TB/U
BB/TB
= 93%
= 82%
(Tinggi baik)
(Gizi Kurang)
Rambut Rambut berwarna hitam, tipis, distribusi merata, tidak mudah dicabut. Wajah Bentuk simetris
Mata
Mata :Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor, keluar air mata saat menangis, oedem palpebra (-), ptosis(-), RCL +/+, RCTL +/+, jernih, mata tidak tampak cekung. kornea
Hidung Tidak tampak deviasi septum, sekret-/- bening kental, nafas cuping hidung (-).
Mulut Bibir tidak kering, mukosa kemerahan, sianosis (-), gusi bengkak/berdarah (-), lidah bersih.
Thorax
Inspeksi - Bentuk thorax simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan tertinggal, pernapasan abdomino-thorakal - Retraksi sela iga (-) - Pembesaran KGB aksila (-) - Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
- Gerak napas simetris - Vocal fremitus simetris pada kedua lapang paru - Teraba ictus cordis pada ICS V, 1 cm medial linea midclavicula
sinistra
Perkusi - Sonor pada kedua lapang paru
Abdomen
Palpasi
Perkusi
Genitalia
Anggota Gerak
Ekstremitas Atas Inspeksi Palpasi : bergerak aktif, akral sianosis (-), anemis (-), oedem (-) : normotonus, akral hangat, turgot kulit baik, oedem (-)
Ekstremitas Bawah Inspeksi Palpasi : bergerak aktif, sianosis (-), anemis (-), oedem (-) : normotonus, akral hangat, turgor kulit baik, oedem (-)
1. Pemeriksaan41 Laboratorium
302
60()
Trombosit
LED HITUNG JENIS Basofil Eosinofil Batang Segment Limfosit Monosit KIMIA KLINIK
ribu/
mm/jam
150 400
0 10
1 1 2 70 () 20 6
% % % % % %
01 13 26 32 52 < 30 28
GDS
Natrium (Na) Kalium (K) Klorida (Cl)
68
145 4,2 108
mg/dL
mmol/L mmol/L mmol/L
33- 111
135- 155 3,6- 5,5 98- 109
Foto
Ro. Thoraks : Terdapat sedikit peningkatan corakan bronkovaskuler pada hemithoraks kanan kiri. Infiltrat pada daerah perihilus kanan kiri. Jantung dalam batas normal. Kesan: bronkopneumonia
Pasien datang ke IGD RSUD Budi Asih diantar oleh orang tuanya dengan keluhan muntah lebih dari 10 kali sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Muntah tiap kali makan, muntah terutama ketika batuk. Batuk berdahak namun sulit untuk dikeluarkan. Warna dahak yang sempat dapat dikeluarkan berwarna putih kental. Batuk terus menerus sejak 2 hari smrs. Nafsu makan pasien menurun, tetapi masih mau minum.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kondisi pasien tampak sakit sedang, dengan gizi kurang, suhu : 38 nadi : 112x/menit, RR : 30x/menit. Di leher di dapatkan pembesaran KGB cervical posterior dan supraklavikular. Terdapat ronchi basah halus (+/+).
Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan peningkatan leukosit, LED, neutrofil segmen, limfosit. Pada foto rontgen thorax terdapat sedikit peningkatan corakan bronkovaskuler pada hemithoraks kanan kiri. Infiltrat pada daerah perihilus kanan kiri.
Non Medikamentosa Tirah baring Observasi tanda- tanda vital Kompres bila perlu.
Medikamentosa IVFD RL 3B 3cc/kgbb/jam Amino ped 125 cc/ 24 jam Inj. Ampicilin 4x250mg Inj. Dexa 3x 1,5 mg Vometa syr 2x 1cth PCT 3x1 cth Puyer 3x1 (Ambroxol 5 mg + Salbutamol 0,5 mg + Teofilin 20 mg) Inhalasi 2x1 P/S NaCl 0,9 5cc + ventolin tube + bisolvon 9 tetes OAT INH 1x100 mg + RIF 1x 135 mg + PZA 2x 100 mg
Edukasi Penanganan TB paru harus disertai edukasi pada pasien dan keluarganya. Pengobatan tidak boleh putus dan harus selalu teratur Kontrol rutin tiap bulan untuk memantau penyakit. Nutrisi harus adekuat, tinggi kalori dan tinggi protein
Ad
S 26/1/2013
O KU : TSS/CM
A Brochopneumonia
P -IVFD KaEn 3B
-Demam +
-Batuk berdahak + -Mual, Muntah 2x -tidak mau makan - BAB 1x konsistensi lunak berwarna coklat
Suhu : 37,6 C
RR: 24x/menit Nadi : 110x/menit Kepala : normocephali Mata : CA-/-, SI -/-, Hidung : NCH -/-, Leher : KGB supraklavikular teraba membesar
TSK TB Paru
ISPA Gizi kurang, intake sulit
3cc/kgBB/jam
-Inj. Ampisillin 4x250mg -PCT 3x1 cth -Vometa syr 3x1 cth -Inhalasi 2x NaCl, Ventolin,Bisolvon -Rencana foto Thorax ap lateral
Muntah Demam sudah turun Makan sedikit -Hasil foto thorak didapatkan kesan brnkopneumonia, hilus membesar -menghitung skor TB: -Kontak dg pasien TB= 3
RR: 24x/menit
Nadi : 100x/menit Kepala : normocephali Mata : /-, SI -/-, Hidung : NCH -/-, secret -/Leher : KGB supraklavikular teraba membesar
Intake sulit
-Keadaan gizi = 2
-Uji tuberculin = 0 -Demam = 0 -Batuk = 0 -Pembesaran KGB= 1 -Pembengkakan tulang/ sendi= 0 Foto thorax = 1 Total= 7
KU : TSS/CM Suhu : 37 C
putih kental
Makan sedikit Sudah tidak demam
RR: 30x/menit
Nadi : 100x/menit Kepala : normocephali Mata : /-, SI -/-, Hidung : NCH -/-, secret -/Leher : KGB supraklavikular teraba membesar
Teofilin 20 mg
-Inhalasi 2x1 P/S NaCl 0,9 5cc + ventolin tube + bisolvon 9 tetes -INH 1x100 mg -RIF 1x 135 mg -PZA 2x 100 mg
berkurang
-Masih sulit makan
RR: 28x/menit
Nadi : 100x/menit Kepala : normocephali Mata : /-, SI -/-, Hidung : NCH -/Leher : KGB supraklavikular teraba membesar Paru : Suara nafas
Salbutamol 0,5 mg +
Teofilin 20 mg -Inhalasi 2x1 P/S
vesikuler, rh-, whJantung : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-) Abdomen : supel, datar, BU + 3x/menit, timpani Extremitas : akral hangat (+)
-RIF 1x 135 mg
-PZA 2x 100 mg
Tuberkulosis
adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex M. tuberculosis bersifat tahan asam, berbentuk batang lurus/sedikit melengkung, tidak berspora, tidak berkapsul, dengan lebar 0,3-0,6 m, panjang 1-4 m.
Menurut WHO, Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam jumlah kasus baru TB, setelah India dan Cina. Menurut perkiraan WHO pada tahun 1999 jumlah kasus TB baru di Indonesia adalah 250.000 orang per tahun dan menyebabkan kematian sekitar 140,000 orang/tahun.
Terpajan dengan orang dewasa dengan TB aktif Faktor lingkungan yang kurang sehat terutama sirkulasi udara yang tidak baik
Inhalasi Mycobacterium tuberculosis KUMAN MATI Fagositosis oleh makrofag alveolus paru KUMAN HIDUP
Berkembang biak
Pembentukan fokus primer Penyebaran limfogen dan hematogen KOMPLEKS PRIMER Terbentuk imunitas seluler spesifik Imunitas turun INFEKSI TB Imunitas optimal
Uji tuberkulin (+) SAKIT TB Komplikasi kompleks primer Komplikasi penyebaran hematogen Komplikasi penyebaran limfogen Meninggal
Sembuh
Sakit TB
TBC anak lokasinya pada setiap bagian paru, sedangkan pada dewasa di daerah apeks dan infra klavikuler. Terjadi pembesaran kelenjar limfe regional sedangkan pada dewasa tanpa pembesaran kelenjar limfe regional Penyembuhan dengan perkapuran sedangkan pada dewasa dengan fibrosis Lebih banyak terjadi penyebaran hematogen, pada dewasa jarang.
Manifestasi
Demam lama (> 2 minggu), yang dapat disertai dengan keringat malam.
Batuk lama > 3 minggu BB turun tanpa sebab yang jelas Nafsu makan tidak ada dengan gagal tumbuh dan BB tidak naik dengan adekuat Lesu atau malaise Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.
KELOMPOK USIA
GEJALA Demam Keringat Malam Batuk Batuk Produktif Hemoptisis Dispnu TANDA Ronkhi basah Mengi Fremitus Perkusi pekak
BAYI
ANAK
AKIL BALIK
Jarang Sangat jarang Sering Sangat jarang Sangat jarang Sangat jarang
Kulit : skrofuloderma Mata : konjungtivitis fliktenularis, tuberkel koroid Organ-organ lainnya : peritonitis TB, TB ginjal, dll.
A.
B. C.
Uji tuberkulin cara Mantoux dilakukan dengan menyuntikkan 0,1 ml PPD RT-23 2TU atau PPD S 5TU, intrakutan, pada volar lengan bawah 48-72 jam kemudian dibaca. Disuntik pada orang yang terinfeksi TB indurasi di lokasi suntikan (vasodilatasi lokal, edema, endapan fibrin, akumulasi sel-sel inflamasi di daerah suntikan). Diameter indurasi,
Uji
tuberkulin positif dapat dijumpai pada : a. Infeksi TB alamiah - infeksi TB tanpa sakit TB (infeksi TB laten) - Infeksi TB dan sakit TB - TB yang telah sembuh b. Imunisasi BCG c. Infeksi mikobakterium atipik tuberkulin negatif dapat dijumpai pada : a. Tidak ada infeksi TB b. Dalam masa inkubasi infeksi TB c. Anergi (penekanan pada sistem imun tubuh oleh berbagai keadaan
sehingga tubuh tidak memberikan respon terhadap tubekulin)
Uji
Foto toraks posisi AP dan lateral Gambarannya tidak khas dan tidak dapat digunakan secara tunggal untuk diagnosis TB pada anak. Gambaran sugestif :
Pembesaran kelenjar hilus dan paratrakea dengan atau tanpa infiltrat Konsolidasi segmental/lobar Milier Kalsifikasi dengan infiltrat Atelektasis Efusi pleura Tuberkuloma
Terdiri
pemeriksaan mikroskopis apusan langsung pemeriksaan biakan kuman M. tuberculosis (GOLD STANDARD)
Pembacaan
a. Dicurigai tuberkulosis 1. Anak sakit dengan riwayat kontak pasien tuberkulosis dengan diagnosis pasti 2. Anak dengan : Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk rejan BB menurun, batuk dan mengi yang tidak membaik dengan pengobatan antibiotika untuk penyakit pernapasan Pembesaran kelenjar superficial yang tidak sakit b. Mungkin tuberkulosis Uji tuberkulin positif (>10mm) Foto rontgen paru sugestif tuberkulosis Pemeriksaan histologis biopsi sugestif TB Respon baik pada pengobatan OAT c. Pasti tuberkulosis Ditemukan basil tuberkulosis pada pemeriksaan langsung atau biakan Identifikasi Mycobacterium tuberculosis pada karakteristik biakan
Untuk
memudahkan diagnosis, IDAI merekomendasikan diagnosis TB anak dengan menggunakan sistem skoring Anak didiagnosis TB jika = jumlah skor > 6 dengan catatan :
Diagnosis dengan sistem skoring ditetapkan oleh dokter Bila dijumpai keadaan milier atau skrofuloderma, langsung didiagnosis TB BB dinilai saat pasien pertama datang Demam dan batuk tidak memberi respon terhadap terapi baku Foto toraks bukan alat diagnosis utama pada TB anak Gambaran sugestif TB : pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal; tuberkuloma; atelektasis; kalsifikasi
Parameter
Kontak dengan pasien TB
0
Tidak jelas
2
Laporan dengan keluarga, kontak dengan pasien BTA (-) atau tidak tahu atai BTA tak jelas
3
Kontak dengan pasien BTA (+)
Uji Tuberkulin
(-)
(+) >10 mm atau > 5 mm pada keadaan imunosupresi Gizi kurang : BB/TB < 90%, BB/U <80% > 2 minggu Gizi buruk : BB/TB < 70% BB/U < 60%
Batuk kronis
> 3 minggu
Foto Thoraks
Normal/tak jelas
Sugestif TB
SKOR > 6
Pengobatan TB dibagi dalam 2 tahap yaitu: A. Tahap awal/intensif = 2 bulan pertama = 3 macam obat (Rifampisin, Pirazinamid, Isoniazid) B. Tahap lanjutan = 4 bulan berikutnya = 2 macam obat (Rifampisin, Isoniazid)
OAT Isoniazid
EFEK SAMPING Hepatitis, neuritis perifer, hipersensitivitas Gastrointestinal, Rx.kulit, Hepatitis, cairan tubuh berwarna orange kemerahan Toksisitas GIT dan hati Neuritis optik, buta warna merah-hijau Ototoksik, neurotoksik
Rifampisin
10-20 mg/kgBB/hari
600 mg/hari
Dosis kombinasi pada Tuberkulosis anak Bila BB<5 kg sebaiknya dirujuk ke RS Obat tidak boleh diberikan setengah dosis tablet Perhitungan pemberian tablet di atas sudah memperhatikan kesesuaian dosis per kgBB
Apabila anak balita sehat, tinggal serumah dengan pasien TB paru dengan BTA positif, mendapatkan skor < 5 pada evaluasi sistem skoring, maka pada balita tersebut perlu diberikan : = ISONIAZID dosis 5-10 mg/kgBB/hari selama 6 bulan.
Bila anak tersebut belum imunisasi BCG, maka imunisasi diberi setelah pengobatan profilaksis selesai.
Imunisasi
diberikan sebelum usia 2 bulan, secara intrakutan di daerah insersi otot deltoid kanan, dengan dosis :
0,05 ml untuk bayi 0,10 ml untuk anak Bila BCG diberikan pada anak usia > 3 bulan sebaiknya lakukan uji tuberkulin terlebih dahulu
Manfaatnya
antara 0-80%, efektif terutama untuk mencegah TB milier meningitis TB, spondilitis TB pada anak.