Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Anamnesa : VCT = Voluntary Counsling and Testing Fisik : Tanda Vital Penunjang : Laboratorium
Diagnosis laboratorium dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1.) Cara langsung Yaitu isolasi virus dari sampel. Umumnya dengan menggunakan
mikroskop elektron dan deteksi antigen virus. Salah satu cara deteksi
antigen virus adalah dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Penggunaan PCR antara lain untuk:
Tes HIV pada bayi, karena zat anti dari ibu masih ada pada bayi
sehingga menghambat pemeriksaan serologis rendah Menetapkan status infeksi pada individu sero-negatif Tes pada kelompok risiko tinggi sebelum terjadi sero-konversi Tes konfirmasi untuk HIV-2 sebab sensitivitas ELISA untuk HIV-2
Uji antibodi HIV usia 9-12 bulan. Pada usia 12 bulan, seorang anak yang diuji antibodi HIV menggunakan ELISA atau rapid, dan hasilnya (-), maka anak tersebut tidak mengidap infeksi HIV apabila dalam 6 minggu terakhir tidak mendapat ASI.
Bila pada umur <18 bulan hasil pemeriksaan antibodi HIV positif uji antibodi perlu diulangi pada usia 18 bulan untuk menyingkirkan kemungkinan menetepnya antibodi maternal. Bila pada usia 18 bulan hasilnya negatif, maka bayi tidak mengidap HIV asal tidak mendapat ASI selama 6 minggu terakhir sebelum tes. Untuk anak >18 bulan, cukup gunakan ELISA atau rapid test.
Pada anak lebih baik dilakukan uji ELISA sebagai uji tapis dan uji Western blot sebagai pemasti. Pada bayi dan anak usia muda, oleh karena adanya IgG dari ibu, diagnosis infeksi HIV menjadi lebih sulit. Dan perlu dilakukan beberapa kali uji. Apabila uji (-), berarti antibodi berasal dari ibu, serokonversi ini terjadi 12-14 bulan setelah lahir.
Diagnosis dapat dilakukan dengan menunjukkan adanya defisiensi imun selular atau humoral seperti Ig meningkat, menurunnya sel limfosit TCD4 (T helper), menurunnya rasio sel limfosit T-CD4 terhadap sel T-CD8 (T supresor).
Farmakologi Non-Farmakologi
Menghentikan progresifitas penyakit HIV dengan menekan viral load. Memulihkan sistem imun, dan mengurangi terjadinya infeksi oportunistik Memperbaiki kualitas hidup Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV
Sifat obat :
1. 2.
Reverse transcriptase inhibitor Analog Nucleoside (NRTI) Analog Nucleotide (NtRTI) Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) HIV Protease Inhibitor Fusion Inhibitor
1. Zidovudine(AZT/ZDV)-Thymidine analogue 2. Stavudine(d4T)-Thymidine analogue 3. Lamivudine(3TC)-Cytosine analogue 4 .Zalcitabine (ddC)-Cytosine analogue 5. Abacavir (ABC)-Guanine analogue 6. Didanosine(ddI)-Adenine analogue 7. Emtricitabine(FTC)-Cytosine terfluorinasianalogue
1.Saquinavir (SAQ)
2.Ritonavir (RTV)
3.Indinavir (IDV) 4.Nelvinavir (NFV)
5. Amprenavir (APV)
6. Atazanavir 7.Darunavir 8.Fosamprenavir 9.Lopinavir/ritonavir (LPV/r) 10.Tipranavir
Enfuvirtide Maraviroc
Raltegravir
Bedrest Menangani masalah nutrisi Pemberian nutrisi melalui IV bila diare berulang atau menetap Dukungan emosional, memberi peringatan serta kewaspadaan pasien, keluarga dan masyarakat, serta bantuan pengobatan pasien.