Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAMA BATUK
Akut (< 3 minggu)
Penyebab : ISPA (influenza), pneumonia, oedema paru, eksaserbasi PPOK, rhinitis alergika dan batuk rejan. Sub akut (3-8 minggu) Penyebab : Batuk paska infeksi dan asma, sinusitis dan asma. Kronik (> 8 minggu) Penyebab : post nasal drip, asma, reflus gastrooefogaus, kanker paru, bronkiektasis, TBC, PPOK
A. BERDAHAK
WARNA Bening iritasi traktus respiratorius yang disusul hipersekresi kelenjarkelenjar mucus. infeksi oleh virus sebelum adanya infeksi sekunder oleh bakteri bronkiektasis, abses paru, pneumoni karena stafilokok infeksi dengan kuman penyebab kuman anaerob polusi udara berat (perokok, pencemaran udara berat) pneumoni karena Pneumococcus
Kuning dan bau khas (nanah) Hijau keruh dan bau busuk
JUMLAH banyak terutama pagi hari bangun tidur Bronkiektasis (karena adanya radang kronis, dahaknya akan bening, putih-keruh sampai kuninghijau)
Konsistensi Dahak kental dan bening Asthma (kadang, dahak ini akan memadat dalam bronkus-bronkus kecil, akan serupa benang-benang dengan bentuk spiral (spiral Curschman)
PNEUMONIA
BRONCHIECTASIS
ABSES PARU
B. KERING
Iritasi pleura
Awal dari infeksi virusyang
menyerang traktus respiratorius bagian proksimal maupun distal Stadium dini dari gagal jantung
C. HEMOPTISIS
Prodromal Awal gejala Isi sistem Warna Batuk Udara Respiratorik
HEMATEMESIS Nausea, Kembung Muntah Sisa makanan, gastrointestinal Merah gelap - cokelat
Merah terang
pH
Anemia Guaiac test Melena
Alkalis
Kadang -
Asam
Sering + +
INFLAMASI AKUT
Laringitis
Akut, sakit cukup ringan dengan suara serak . Mungkin dikaitkan dengan nasofaringitis viral
Trakeobronkitis
Sputum kering atau produktif Akut, sering viral, dengan rasa terbakar retrosternum
Kering dan sering Sering mukoid Sakit demam akut, sering malaise, sakit kepala dan kemungkinan dispnea
Pneumonia bakterial
INFLAMASI KRONIS
Sekresi postnasal
Batuk Sputum
Bronkitis Kronis
Batuk Sputum
Sering terjadi pada perokok, infeksi berulang; sering mengi dan dispnea
Bronkiektasis
Kronis Purulen, sering banyak dan berbau busuk, mungkin bercampur darah atau berdarah Infeksi kambuhan bronkopulmoner lazim terjadi; sinusitis mungkin ada
BRONKITIS KRONIS
INFLAMASI KRONIS Tuberkulosis paru Batuk dan Sputum : kering, mukoid atau purulen; mungkin bercampur darah atau berdarah anoreksia, penurunan berat badan, demam dan berkeringat malam
Abses Paru
Batuk : Sputum:
Purulen berbau busuk; mungkin berdarah. Sakit demam. Sering higiene gigi buruk dan episode gangguan kesadaran sebelumnya
Asma
Kental dan mukoid, khususnya Dekat akhir suatu serangan. Mengi dan dispea episodik, tetapi batuk mngkin terjadi tunggal. Sering ada riwayat alergi.
TB PARU
ASTHMA
INFLAMASI KRONIS
Refluks Gastroesofagus (GERD) Batuk dan Sputum Kronis, khususnya pada malam atau dini hari. Mengi, khususnya pada malam (sering disalahartikan dengan asma ), serak pada dini hari, dan upaya berulang untuk membersihkan tenggorok. Kering sampai produktif Mungkin bercampur darah atau berdarah Gejala dan Situasi Terkait Biasanya dengan riwayat merokok. Sering kering, khususnya pada pengerahan tenaga atau pada malam hari
Batuk Sputum
Batuk : Sputum
INFLAMASI KRONIS Emboli Paru Batuk Sputum Kering sampai produktif Mungkin merah gelap atau terang atau bercampur darah.
Gejala dan Situasi Terkait Dispnea, ansietas, nyeri dada, demam, faktor yang mempredisposisi trombosis vena profunda.
Partikel Pengiritasi
Kimiawi Atau Gas
Gejala dan Situasi Terkait Pemanjanan pada iritan, gejala mata, hidung dan tenggorokan.
KANKER PARU
PATOFISIOLOGI BATUK
dapat terjadi sekunder dari kongesti paru-paru, terutama pada posisi berbaring.
Terjadinya ronki akibat transudasi cairan paru-paru
adalah ciri khas dari gagal jantung, ronki pada awalnya terdengar di bagian bawah paru-paru sesuai pengaruh gaya gravitasi
PNEUMONIA
STADIUM PRODROMAL Gejala klinis adanya tanda-tanda infeksi akut panas tinggi, letargi, nyeri otot, nafsu makan <<,, disertai dahak sedikit atau bahkan sangat sulit untuk dibatukkan keluar. Stadium ini berlangsung selama kurang lebih 1 minggu. Pada pemeriksaan fisik tidak akan memberikan banyak petunjuk (hanya ada ronki basah halus di bagian paru yang terserang
STADIUM HEPATISASI Gejala klinis semakin parah, sakit berat, panas yang tinggi (39 derajat atau >), menggigil, sesak napas, pernapasan cuping hidung, nyeri dada yang cukup parah di sisi yang sakit sehingga akan memaksa penderita untuk miring di sisi yang sehat. batuknya pun semakin parah tetapi dahak tidak ada, tetapi menjelang akhir minggu kedua, pada beberapa penderita akan mengalami batuk darah. PF toraks saat pernapasan tertinggal pada sisi sakit, fremitus meningkat pada sisi sakit perkusi redup daerah lobus yang terkena, auskultasi napas bronkial tanpa disertai ronki. Sering terjadi pada lobus inferior kana atau kiri. Sering dehidrasi akibat terjadinya panas yang tinggi. Nafsu makan berkurang
STADIUM RESOLUSI setelah melewati stadium hepatisasi mulai minggu ke 3 sejak sakit badan agak enak, panasnya mulai menurun, batuknya berkurang dengan dahak yang semakin mudah untuk dibatukkan keluar. Sesak juga menghilang . Nyeri dada mulai menghilang. Ronki kasar berubah menjadi hanya ronki halus yang akhirnya akan mnghilang. Kesembuhan sempurna tercapai ada akhir minggu ketiga.
APEX PARU
Pink Puffer Emfisema Awitan Usia terdiagnosis Etiologi Sputum Dispnea Bentuk tubuh Diameter AP dada Pola pernapasan 30-40 tahun 60 tahun Genetik, merokok, polusi udara Sedikit Relatif dini Kurus dan ramping Sering berbentuk Tong (Barel Chest)
Blue Bloater Bronkitis Kronis 20-30 tahun 50 tahun Merokok, polusi udara, cuaca Banyak sekali Relatif lambat Gizi cukup Tidak bertambah
Hiperventilasi dan dispnea Hilangnya dorongan yang jelas, dapat timbul saat pernapasan istirahat Sering terjadi hipoventilasi hipoksia dan hiperkapnia
Emfisema panlobular
FEV1 rendah TLC dan RV meningkat
PaCO2
PaO2 SaO2 Hematokrit Polisitemia Sianosis Kor pulmonale
Daftar Pustaka
Bickey S. Lynn, Szilagyi G. Peter. Batuk dan
Hemoptisis. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates. Edisi 5. EGC. 2008. hal 120-121. Danusantoso, Halim. Anamnesis Khusus Paru. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Edisi I. Hipcrates. 2000. hal 9-14.