Вы находитесь на странице: 1из 15

SEJARAH

Kerajaan Islam Di Sumatera

1. Erham Verdian 2. Rizki Senja Z. 3. Wahyuningsih 4. Choirun Nasichah 5. Nanik Zuhriyah

(01) (02) (03) (04) (05)

Samudera Pasai
kerajaan Samudera Pasai, juga dikenal dengan Samudera, Pasai, atau Samudera Darussalam, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Malik al-Saleh, pada sekitar tahun 1267 dan berakhir dengan dikuasainya Pasai oleh Portugis pada tahun 1521. Raja pertama bernama Sultan Malik as-Saleh yang wafat pada tahun 696 H atau 1297 M, kemudian dilanjutkan pemerintahannya oleh Sultan Malik at-Thahir.

Kerajaan Malaka
Kerajaan Melaka (1402 - 1511) sebuah kerajaan yang didirikan oleh Parameswara, seorang putra Melayu berketurunan Sriwijaya. Parameswara merupakan turunan ketiga dari Sri Maharaja Sang Utama Parameswara Batara Sri Tri Buana seorang penerus raja Sriwijaya.Kekuasaannya dilanjutkan oleh putranya Paduka Sri Pekerma Wira Diraja yang kemudian diteruskan oleh cucunya, Paduka Seri Rana Wira Kerma. Pada tahun 1401, Parameswara putra dari Seri Rana Wira Kerma, mengungsi dari an dari Majapahit.

Ibu kota kerajaan ini terdapat di Melaka, yang terletak pada Selat Malaka. kerajaan ini berkembang pesat menjadi sebuah pelabuhan terpenting di Asia Tenggara pada abad ke-15 dan awal 16. Malaka runtuh setelah ibukotanya direbut oleh Portugis pada tahun 1511. Kejayaan yang dicapai oleh Kerajaan Melaka di sebabkan oleh beberapa faktor penting, yaitu: - Parameswara telah mengambil kesempatan untuk menjalinkan hubungan baik dengan negara Cina. - Salah seorang dari sultan Malaka telah menikahi seorang putri dari negara Cina yang bernama Putri Hang Li Po. - Malaka mendapat perlindungan dari Cina yang merupakan pemegang kekuasaan terbesar di dunia pada masa itu untuk menghindari serangan Siam.

Kerajaan Aceh
Kerajaan aceh berdiri menjelang keruntuhan dari Samudera Pasai yang pada tahun 1360 ditaklukkan oleh Majapahit hingga kemundurannya di abad ke-14. Kerajaan aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh) dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah. Dalam sejarahnya yang panjang itu, aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain

Kerajaan Aru
Kerajaan Aru merupakan sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah pantai timur Sumatera Utara sekarang. Nama kerajaan ini disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama sebagai salah satu kerajaan yang pernah menjadi taklukan Majapahit. Sedangkan dalam Suma Oriental menyebutkan bahwa kerajaan ini merupakan kerajaan yang kuat Penguasa Terbesar di Sumatera yang memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan memiliki pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh kapalkapal asing.

KERAJAAN INDRAPURA
Kerajaan Inderapura merupakan kerajaan yang berada di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan sekarang, di dekat perbatasan dengan provinsi Bengkulu dan Jambi. Secara resmi kerajaan ini pernah menjadi bawahan Kerajaan Pagaruyung. Pada prakteknya Inderapura berdiri sendiri serta bebas mengatur urusan dalam dan luar negerinya. Kerajaan ini pada masa jayanya meliputi wilayah pantai barat Sumatera mulai dari Padang di utara sampai Sungai Hurai di selatan. Produk terpenting Inderapura adalah lada, dan juga emas. Dari segi usia sebenarnya kerajaan ini lebih duluan muncul daripada kerajaan Pagaruyung tapi di kemudian hari kerajaan Pagaruyung melakukan ekspansi ke wilayah Pesisir Bandar Sepuluh melalui Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu. Dan dari segi historis geneologis, raja-raja kerajaan ini masih bertali darah dengan raja-raja Minangkabau di Luhak Tanah Datar yang sudah memerintah sebelum kerajaan Pagaruyung didirikan di Pagaruyung.

Berdirinya kerajaan Inderapura (1100 1911 M) kerajaan Indrapura berdiri di atas keruntuhan Kerajaan Lama Indrapura yakni periode Kerajaan Teluk Air Pura abad IX SM - XII M (80 SM - 1100 M). Zatullahsyah datang ke Air Pura dan mendirikan Kerajaan Air Puradi Teluk Air Pura pada awal abad ke-12. Wilayahnya adalah Muara Campa, Air Puding dan Air Pura dekat Muara Air Sirah dan Sungai Bantaian Nagari Inderapura sekarang. Basis perekonomian rakyat tani (ladang) dan nelayan serta mencari hasil hutan. Masa pemerintahan Zatullahsyah datang 3 orang anak saudara kandungnya (Hidayatullahsyah). Tidak lama di Air Pura, Sri Sultan Maharaja Diraja mendapat perintah Zatullahsyah, pergi ke Gunung Marapi, didampingi seorang temannya bergelar Cati Bilang Pandai dan dibantu putra sepupunya Sultan Muhammadsyah (putra dari perkawinanan Zatullahsyah dengan Dewi Gando Layu). Di sana ia mendirikan kerajaan di Parhyangan (Pariangan) yang disebut sebagai nagari asal sebagaimana halnya Air Pura. Sri Sultan Maharaja Diraja kawin dengan Puti Jamilan dan melahirkan beberapa orang anak.

Periode Air Pura & Inderajati (1100 1500 M)


Kerajaan Inderapura disebut pula sebagai Kerajaan Air Pura yang mengalami 4 episode sejarah. -Dua episode I (Kerajaan Air Pura - Indrajati) dan dua episode II (kerajaan Indrapura - Era Regen). -Dua episode I Kerajaan Air Pura dilanjutkan oleh kepemimpinan Kerajaan Indrajati (Indra di Laut) abad XII - XVI (1100 - 1500). Berawal dari datangnya Indrayana disebut putra mahkota Kerajaan Sriwijaya yang terusir karena masuk Islam, menetap di Pasir Ganting dan mendirikan Kerajaan Indrajati. Ia mengangkat dirinya sebagai raja pertama kemudian putranya bernama Indrasyah Sultan Galomatsyah melanjutkan sebagai raja kedua. Dalam perjalanannya kerajaan ini pernah diincar ekspedisi Pamalayu I (1247) di samping Kerajaan Darmasraya, (Kerajaan Siguntur]] yang kemudian menjelma menjadi Kerajaan Pagaruyung (1343).

Periode Inderapura & Regen (1500 1824 M)


Dua episode kerajaan Indrapura berikutnya abad XVI - XIX (1500 - 1824) dilanjutkan era kepemimpinan Regen abad XIX - XX (1824 - 1911). Episode sejarah sampai naik tahtanya raja ke-11 Kerajaan Indrajati Cumatang Sultan Sakelab Dunia gelar Sultan Iskandar Johan Berdaulatsyah, kerajaan berubah menjadi kerajaan Indrapura dengan raja pertamanya adalah Cumatang sendiri. Penggalan sejarah berikutnya masa Sultan Usmansyah gelar Sultan Firmansyah, tahun 1550 dikukuhkan batas wilayah. Utara berbatas Air Bangis, Pasaman sekarang - Batang Toru (Batak), Selatan berbatas Taratak Air Hitam Muara Ketaun (Bengkulu), Timur berbatas Durian Ditakuak Rajo, Nibuang balantak mudik lingkaran Tanjung Simeledu (sepadan Jambi) dan Barat berbatas laut leba ombak badabua (Samudra Indonesia). Wilayah semakin menyusut diawali berberapa daerah kerajaan Indrapura pro Inggris yakni Mukomuko, Banta, Seblat dan Ketaun memisahkan diri tahun 1695 jadi Kerajaan Anak Sungai dengan ibu negeri Mukomuko, dipimpin Sultan Gelomatsyah.

kerajaan Perlak 840-1292 kerajaan Peureulak adalah kerajaan Islam di Indonesia yang berkuasa di sekitar wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh sekarang antara tahun 840 sampai dengan tahun 1292. Perlak atau Peureulak terkenal sebagai suatu daerah penghasil kayu perlak, jenis kayu yang sangat bagus untuk pembuatan kapal, dan karenanya daerah ini dikenal dengan nama Negeri Perlak. Hasil alam dan posisinya yang strategis membuat Perlak berkembang sebagai pelabuhan niaga yang maju pada abad ke-8, disinggahi oleh kapal-kapal yang antara lain berasal dari Arab dan Persia. Hal ini membuat berkembangnya masyarakat Islam di daerah ini, terutama sebagai akibat perkawinan campur antara saudagar muslim dengan perempuan setempat.

Sultan pertama Perlak adalah Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah, yang beraliran Syiah dan merupakan keturunan Arab dengan perempuan setempat, yang mendirikan kerajaan Perlak pada 1 Muharram 225 H (840 M). Ia mengubah nama ibukota kerajaan dari Bandar Perlak menjadi Bandar Khalifah. Sultan ini bersama istrinya, Putri Meurah Mahdum Khudawi, kemudian dimakamkan di Paya Meuligo, Peureulak, Aceh Timur. Pada masa pemerintahan sultan ketiga, Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah, aliran Sunni mulai masuk ke Perlak. Setelah wafatnya sultan pada tahun 363 H (913 M), terjadi perang saudara antara kaum Syiah dan Sunni sehingga selama dua tahun berikutnya tak ada sultan.

Вам также может понравиться