Вы находитесь на странице: 1из 17

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI

Yunita susa Lafa Miza 201210401011003

Perdarahan uterus disfungsional (PUD) perdarahan uterus abnormal dalam hal jumlah, frekuensi, dan lamanya yang terjadi baik di dalam maupun diluar siklus haid, merupakan gejala klinis yang semata-mata karena suatu gangguan fungsional mekanisme kerja poros hipotalamus-hipofisisovarium endometrium tanpa adanya kelainan organik alat reproduksi

Latar belakang kelainaan perdarahan uterus disfungsional (PUD) dan bentuk kelainannya
Dasar kelainan Ovulasi Siklus Bentuk klinis PUD ovulatorik PUD anovulatorik Metroragia Polimenoria Oligomenoria Amenoria Menoragia Perdarahan bercak prahaid Perdarahan bercak pascahaid PUD ringan PUD sedang PUD berat

Jumlah perdarahan

Anemia

Tiga kategori yang berhubungan dengan PUD yaitu : 1. Estrogen breakthrogh bleeding 2. Estrogen wthdrawal bleeding 3. Progestin breakthrough bleeding

1. Estrogen breakthrough bleeding timbul bila estrogen berlebihan menstimulasi endometrium untuk berproliferasi. Dengan progesteron yang kurang endometrium lepas dengan interval yang irreguler dan menyebabkan vasokonstriksi tidak adekuat dan menyebabkan perdarahan. Bila kadar estrogen tinggi maka perubahan yang terjadi berlangsung lama dan dalam jumlah banyak.

2. Estrogen withdrawal bleeding disebabkan kadar estrogen yang tiba-tiba rendah misal setelah oforektomi bilateral, penghentian terapi estrogeneksogen atau sebelum ovulasi pada siklus menstruasi yang normal. Hal ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dan cenderung tidak timbul bila kadar estrogen tetap rendah. Perdarahan yang terjadi relatif sedikit

3. Progestin breakthrough bleeding timbul bila rasio progesteron/estrogen tinggi seperti pada pemberian kontrasepsi yang mengandung progesteron. Endometrium menjadi atrofi dan ulserasi oleh karena kekurangan estrogen danmenyebabkan perdarahan irreguler.

DIAGNOSA
Anamnesis Riwayat penyakit perlu diketahui usia menarche. Siklus haid setelah menarche, lamadan jumlah darah haid Pemeriksaan 1. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan ini ditujukan untuk menilai kemungkinan adanya sebab lain yangdapat menimbulkan PUD. Perlu dinilai adanya hipo/hipertiroid dan gangguan hemostasis seperti petekie

b. Pemeriksaan ginekologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menyingkirkan adanya kelainan organik seperti perlukaan genitalia, erosi/radang atau polip serviks, mioma uteri, dll. c. Pemeriksaan penunjang Kelainan organik yang kecil pada genitalia interna seringkali sulit dinilai apalagi pada wanita yang belum menikah, penilaian yang dilakukan per rectal lebih sulit.Untuk itu dianjurkan penggunaan alat bantu diagnostic, seperti : a) Biopsy endometrium ( pada wanita yang sudah menikah) b) Laboratorium darah dan fungsi hemostasis c) Ultrasonografi (USG) d) Tera radioimunologik (TRI) atau radio imuno assay

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan perdarahan uterus disfungsional secara umum perlu memperhatikanfaktor-faktor berikut: a. Umur, status pernikahan, fertilitas. b. Berat, jenis dan lama perdarahan. c. Kelainan dasar dan prognosisnya

Pada dasarnya tujuan penatalaksanaan perdarahan uterus disfungsional


1. Memperbaiki keadaan umum. 2. Menghentikan perdarahan. 3. Mengembalikan fungsi hormon reproduksi. Yang meliputi: pengembalian siklus haid abnormal menjadi normal, pengubahan siklus anovulatorik menjadi ovulatorik atau perbaikan suasana sehingga terpenuhi persyaratan untuk pemicuan ovulasi. 4. Menghilangkan ancaman keganasan

Secara singkat langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perbaikan keadaan umum Pada perdarahan yang banyak sering ditemukan keadaan umum yang buruk, pada keadaan perdarahan uterus disfungsional akut anemia yang terjadi harus segeradiatasi dengan transfusi darah. Pada perdarahan uterus disfungsional kronis keadaan anemia ringan seringkali dapat diatasi dengan diberikan sediaan besi,sedangkan anemia berat membutuhkan transfusi darah.

2. Penghentian perdarahan Pemakaian hormon steroid seks. a. EstrogenDipakai pada perdarahan uterus disfungsional untuk menghentikan perdarahankarena memiliki berbagai khasiat yaitu: 1. Penyembuhan luka (healing effect) 2. Pembentukan mukopolisakarida pada dinding pembuluh darah 3. Vasokonstriksi, karena merangsang pembentukan prostaglandin 4. Meningkatkan pembentukan trombin dan fibrin serta menghambat prosesfibrinolisis.

b. Progestin Noretisteron dapat menghentikan perdarahan setelah 24-48 jam dengan dosis 20-30 mg/hari. Medroksi progesteron asetat dengan dosis 10-20 mg/hari selama10 hari Megestrol asetat dengan didrogesteron dengan dosis 10-20 mg/hariselama 10 hari, serta linestrenol dengan dosis 15 mg/hari selama 10 hari.

c. Androgen Merupakan pilihan lain bagi penderita yang tak cocok dengan estrogen dan progesterone. Sediaan yang dapat dipakai antara lain adalah isoksasol (danazol) dan metil testosteron (danazol merupakan suatu turunan 17--etinil-testosteron). Dosis yang diberikan adalah 200 mg/hari selama 12 minggu. Perlu diingat bahwa pemakaian jangka panjang sediaan androgen akan berakibat maskulinisasi.

3. Mengembalikan keseimbangan fungsi hormon reproduksi a. Siklus ovulatorik Perdarahan pertengahan siklus diatasi dengan estrogen konjugasi 0,625-1,25 mg/hari atau etinilestradiol 50 mikogram/hari dari hari ke 10 hingga hari ke 15. Perdarahan bercak prahaid diobati dengan progesterone (medroksi progestron asetat atau didrogestron) dengan dosis 10mg/hari dari hari ke 17 hingga hari ke 26.

b. Siklus anovulatorik Medroksi progesterone asetat dengan dosis 10-20 mg/hari mulai hari ke 16-25siklus haid. Didrogesteron dengan dosis 10-20 mg/hari darihari 16-25 siklus haid, linestrenol dengan dosis 5-15 mg/hari selama 10 hari mulai hari hari ke 16-25 siklus haid.

Вам также может понравиться