Вы находитесь на странице: 1из 28

Level Analisis

Di mana fokus Studi Hubungan Internasional?


Ada tiga level analisis: Individual-level: orang-orang yang membuat policy State-level: negara-negara yang membuat policy System-level: Arena internasional yang mendorong/menekan tipe perilaku tertentu
2

Man, the State, and War


Kenneth Waltz (1959)

Level pertama menjelaskan politik internasional didorong utamanya oleh tindakan individu tertentu atau hasil dari dorongan psikologis. Level kedua menjelaskan politik internasional didorong utamanya oleh rezim-rezim domestik negara-negara tertentu. Level ketiga fokus pada peran faktor-faktor sistemik, atau dampak dari anarkhi internasional, yang mempengaruhi perilaku negara.

Level pertama: Perilaku Manusia


Perang disebabkan oleh keegoisan, impuls agresif salah arah, dan oleh kebodohan. Jika ini penyebab utamanya, penghilangan perang bisa dilakukan dengan pengangkatan dan pencerahan pribadi manusia (p.16).

Level kedua: Struktur Internal Negara-negara


Pengelolaan internal negara-negara adalah kunci untuk memahami perang dan damai. Dengan menghilangkan internal defects di negara-negara maka akan terbentuk landasan bagi perdamaian. Definisi negara yang baik: (a) Marx berdasarkan alat-alat produksi, (b) Kant berdasarkan prinsipprinsip abstrak tentang hak dan kebenaran, (c) Wilson berdasarkan demokrasi dan penentuan nasib sendiri secara nasional.

Penggunaan internal defects untuk menjelaskan tindakan eksternal negara bisa dalam bentuk: (i) tipe pemerintahan yang umumnya buruk masalah internal menghasilkan ketegangan yang menemukan ekspresi dalam petualangan di luar negeri; (ii) pemerintahan tidak sepenuhnya buruk pembatasan oleh negara untuk memproteksi hak-hak warganya ternyata berbenturan dengan politik luar negeri (iii) kelemahan geografi atau ekonomi negara tidak mendapatkan batas-batas alami atau melakukan perang untuk membuat pihak lain membuat penyesuaian (p.83).

Level kedua: Struktur Internal Negara-negara

Level kedua: Struktur Internal Negara-negara


Meski negara-negara jahat bisa mengarah ke peperangan, negara-negara baik pun tidak bisa menjamin perdamaian. Kemasyarakatan membentuk manusia, lingkungan internasional membentuk sifat negara (p.122). Perang adalah akibat dari negara-negara yang berupaya memenuhi kepentingan nasional mereka.

Level ketiga: Anarkhi Internasional


Dengan banyaknya negara berdaulat, tapi dengan tiadanya sistem hukum kuat di antara mereka, sehingga masing-masing bisa mengungkapkan keluhan dn ambisi menurut alasan dan nafsu mereka sendiri, maka peperangan kadang tak bisa terelakkan. Untuk mencapai hasil memuaskan dari konflik semacam itu, suatu negara harus bergantung pada kemampuan sendiri (p.159).

Level ketiga: Anarkhi Internasional


Dalam anarkhi, tidak ada harmoni yang otomatis. Negara bisa saja menggunakan paksaan untuk mencapai tujuan. Tidak ada otorita untuk mencegah mereka. Baik dan jahat, persetujuan atau ketidak-setujuan, bisa mengarah ke peperangan atau perdamaian. Perang terjadi karena tak ada yang mencegah: tak ada penyesuaian otomatis atas kepentingan. Selalu ada kemungkinan konflik diselesaikan kekerasan (p.188).

Level ketiga: Anarkhi Internasional


Kondisi balance of power bisa ada karena beberapa negara secara sadar menciptakannya sebagai tujuan politik mereka. Kondisi balance of power bisa ada karena reaksi quasi-otonom dari beberapa negara. (p.209).

Analisis Sistem Internasional


Karakteristik Struktural Aktor Peran Power Cakupan interaksi

11

Karakteristik Struktural
Tiadanya otorita untuk membuat aturan, menyelesaikan sengketa, dan memberi proteksi. Penataan horizontal atas otorita (berlawanan dengan kebanyakan organisasi yang selalu vertikal) Kedaulatan sedang menurun, seiring meningkatnya peran PBB, WTO, EU, dll
12

Aktor
Nation-state:
Masih medominasi sistem, dan tidak bertanggung-jawab pada otorita lebih tinggi

Pemerintahan Internasional Transnasional:


Nongovernmental organizations (NGOs) Multinational corporations (MNCs)

Kelompok-kelompok teror Dan lain-lain


Cakupan, Level, dan Intensitasnya interaksi 13 mereka semakin meningkat belakangan ini

Konfigurasi Power
Sistem polar Bisa berbentuk satu negara/emperium, suatu aliansi, IGO global (PBB), IGO regional (EU) Unipolaritas, bipolaritas, tripolaritas, dan multipolaritas semua punya model yang bisa menjelaskan bagaimana berfungsi Semua negara mencari power, berusaha mendominasi Negara lain berusaha memblok hegemoni
14

Pola-pola Ekonomi
Dependensi/interdependence: mengarah ke perdamaian atau menciptakan ketegangan? Produksi/konsumsi sumber-sumber alam: misal, Teluk Persia Maldistribusi pembangunan: misalnya, persaingan Utara-Selatan

15

Norma-norma perilaku
Memahami perobahan Kekuatan transnasional: travel, perdagangan, pendidikan, komunikasi, dan Internet Penekanan lebih besar pada HAM Melemahnya dukungan bagi peperangan Mengakui bahayanya perobahan iklim global Norma tentang perang nuklir Norma meminimalisir korban sipil
16

Analisis Level Negara


Mengasumsikan kebebasan relatif negara-negara dalam membuat policy Mengkaji lebih jelas ke pembuatan politik luar negeri Analisis tipe kebijakan dan aktornya Budaya politik

17

Pembuatan PLN
Tipe pemerintahan, Situasi, dan bagaimana dampaknya pada Policy
Pemerintahan Demokrasi vs Otoritarian: Situasi:
Pilihan demokrasi dan PLN-nya berbeda Krisis keputusan diambil oleh sekelompok kecil orang di level puncak. Harus merasa surprised, terancam, dan merasa hanya punya waktu pendek untuk reaksi Krisis bisa memicu rally effect (9/11, Iraq War) Banyak policy yang saling terkait dan tidak dapat ditangani hanya oleh satu negara
18

Tipe policy:

Budaya Politik
Serangkaian cara-cara dan pemikiran yang terpola tentang bagaimana politik dan pemerintahan harusnya dijalankan Bedakan dengan IDEOLOGIyakni serangkaian cara pandang konsisten tentang bagaimana policy harus dikejar

19

Analisis Level Aktor


Untuk memahami berbagai aktor yang terlibat dalam proses foreign policy
Eksekutif Politik Birokrasi Legislatif Oposisi politik Kelompok kepentingan Sekutu Dan, tentu saja, rakyat

20

Kepala Pemerintahan/ Eksekutif Politik


Aktor terkuat sub-nasional Kapabilitasnya meliputi administratif, ketrampilan persuasi publik, dll Biasanya mengguankan strategi two-level game 1) negosiasi level internasional dengan wakil negara lain; 2) negosiasi level domestik dengan wakil rakyat, birokrat, kelompok-kelompok kepentingan, dan mencari dukungan politik pada publik.
21

Birokrasi
Perspektif birokratik: Organisasiorganisasi cenderung lebih mendukug policy tertentu berdasarkan misi mereka. Misal; Departemen Pertahanan lebih siap menerima risiko konflik daripada Departemen Luar Negeri Perangkat: birokrasi bisa mengumpulkan, menyaring, dan mengevaluasi informasi, lalu membuat rekomendasi, dan menerapkan policy.
22

Legislatif
Kurang powerful dibanding eksekutif Biasanya mendukung eksekutif saat masa krisis Biasanya berperan lebih aktif dalam isuisu high-profile; misalnya pelanggaran HAM di Abu Ghraib. Kendala: kebanyakan legislasi bersifat domestik
23

Oposisi
Kurang berpengaruh, namun bisa menjadi penekan eksekutif Cukup berpengaruh dalam sistem demokratik
Protes WTO di Seattle Sukhoi-gate era pemerintahan Mega

24

Kelompok Kepentingan
Kelompok-kelompok terorganisir yang berbasis budaya, ekonomi, atau isu tertentu, atau yang cakupannya transnasional Punya tujuan berbeda meski kadang ada dalam partai yang sama, atau sebaliknya Partai Politik; tujuannya memilih anggota di parlemen Kelompok kepentingan tertentu; tujuannya membuat policy tertentu diberlakukan
25

Rakyat
Lebih banyak terlibat dalam isu domestik daripada isu luar negeri Pengaruhnya tidak langsung Opini publik

26

Analisis Level Individu


Faktor kognitif: mencoba memilih secara rasional, mencoba membuat pilihan paling stategis dan taktis paling bagus. Tapi, ada kendala-kendala Batas internal/eksternal Kapabilitas kognitif Dll Faktor Emosional: individu kadang terbawa emosi Faktor Psikologis: Teori Frustrasi-agresi: frustrasiagresi Faktor Biologis: Ethologi (perilaku kebinatangan); gender Persepsi:
27

Perilaku Idiosinkratik
Tipologi aktif-pasif, positif-negatif Kondisi fisik dan kesehatan mental pemimpin (Yeltsin, Hitler) Ego dan ambisi (Bush dan Bush di Teluk) Sejarah politik dan pengalaman personal: analogi Munich dan Vietnam bagi tentara Amerika Persepsi: Realitas Operasional hubungan antara persepsi dan policy Kode Operasional bagaimana individu bertindak saat dihadapkan situasi tertentu
28

Вам также может понравиться