Вы находитесь на странице: 1из 4

MODUL KULIAH KERJA NYATA TEMATIK TAHUN 2013/2014

KELURAHAN/DESA KECAMATAN KABUPATEN

: TUGUREJO :TUGU : SEMARANG

Disusun oleh: Nama Mahasiswa : Chesya Sera Dc Nomor Mahasiswa : 26020210141009 Fakultas/Jurusan : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan/ Ilmu Kelautan PUSAT PELAYANAN KULIAH KERJA NYATA (P2KKN) LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS DIPONEGORO

Distribusi Horisontal Suhu Perairan pada Musim Barat Di Kawasan Wisata Bahari Dusun Tapak, Kelurahan Tughurejo, Kecamatan Tugu, Kodia Semarang

Latar Belakang
Suhu merupakan sifat yang dimiliki oleh suatu benda yang menentukan banyaknya bahang yang dihasilkan oleh energi kinetika rata-rata atau kecepatan molekuler dan arah aliran bahang ketika

benda tersebut berada pada kontak panas dengan benda lain. Bahang mengalir dari tempat yang
bersuhu tinggi ke tempat yang bersuhu rendah (Hutagalung 1988) Fungsi dari suhu di perairan laut sebagai salah satu faktor lingkungan yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan ada tidaknya perubahan suatu ekologi, suhu di lautan sangat dipengaruhi oleh pergerakan massa air laut.

Tujuan
Untuk mengetahui suhu perairan daerah tersebut

Tinjauan Pustaka
Daerah tropis memiliki suhu air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di daerah subtropis. Hal ini karena faktor keawanan yang menutupi di daerah tropis banyak awan yang menutupi dibandingkan dengan di daerah subtropik. Awan banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai kelembaban udara yang tinggi. Keadaan suhu pada umumnya Teluk Palabuhan Ratu dan sekitarnya berkisar antara 28 C sampai 31 C sebagaimana suhu permukaan laut di

perairan Indonesia. Pada Teluk Palabuhan Ratu variasi suhu lapisan permukaan adalah 21 C (Pariwono et al. 1988).
Suhu menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Semakin dalam suatu perairan suhu akan semakin rendah. Hal ini diakibatkan karena kurangnya intensitas matahari yang masuk ke dalam perairan (Hutagalung 1988). Perubahan suhu air laut berdasarkan kedalaman dipengaruhi variabilitas terhadap jumlah bahang ruang yang diserap, efek dari kondisi bahang, perpindahan massa air laut, dan gerakan menegak massa air laut (King 1983). Distribusi suhu horizontal pada perairan samudera bervariasi sesuai dengan garis lintang (Nybakken, 1988). Secara horizontal, suhu semakin rendah seiring dengan meningkatnya lintang di bumi.

Materi dan Metode a. Materi


CTD (Conductivity Temperature Depth) Laptop dan Software ODV (Ocean Data View)

b. Metode Pada Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk mengarahkan sinyal dan mendapatkan sinyal dari sensor yang mendeteksi suatu besaran, kemudian mendapatkan data dari metode multiplexer dan pengkodean (decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke serial data stream dengan dikirimkan ke kontrolunit via cabel. CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik

air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure monitor atau quartz crystal.
Tekanan akan dicatat dalam disebar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.

Вам также может понравиться