Вы находитесь на странице: 1из 23

Persiapan Preoperasi, Intra operasi dan Post operasi pada Herniotomi

FATHIN AMIRAH AMINNUDDIN 102010376

Hernia reponible
Hernia yang mempunyai keluhan utama berupa

benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan, dan menghilang setelah berbaring. Butuh herniotomi

Preoperatif
MASA SEBELUM PEMBEDAHAN ATAU ANESTESI

KEADAAN UMUM PASIEN DINILAI


JENIS ANESTESI DITENTUKAN

Anamnesis

Identitas, riwayat keluarga dan kebiasaan buruk Riwayat anastesi sebelumnya, alergi, mual-muntah, nyeri otot, gatal-gatal atau sesak nafas pasca bedah Kapan terakhir makan dan minum
TB, BB dan TTV Penyulit tindakan laringoskopi : gigi-geligi, lidah besar, leher pendek dan kaku Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi semua sistem organ tubuh pasien.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan laboratorium

Sesuai indikasi penyakit Wajib: pemeriksaan darah lengkap dan urinalisis

Klasifikasi kebugaran fisik menurut (ASA)


Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Kelas V

: Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, dan biokimia : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang : Pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga aktivitas rutin terbatas : Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam

Edukasi dan instruksi


Memberitahu pasien mengenai prosedur dan resiko Puasa Mencukur daerah operasi Personal hygiene
Meminta persetujuan dari pasien untuk melakukan tindakan, sebaiknya bertulis

Informed consent

Premedikasi
pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi Tujuan: meredakan kecemasan, memperlancar induksi anestesi,

mengurangi obat anestesi dan mengurangi refleks yang membahayakan Cth: diazepam, ranitidin dan ordansetron dan analgesic

Intra operatif
PROSEDUR YANG DILAKUKAN SELAMA OPERASI, YAITU DIMULAI KETIKA PASIEN MASUK KE RUANG BEDAH DAN BERAKHIR SAAT PASIEN DIPINDAHKAN KE RUANG PEMULIHAN.

Induksi anestesi
pasien dari sadar menjadi tidak sadar
S= Scope Stetoscope (untuk suara paru dan jantung), dan laringoscope (bilah dan daun dipilih sesuai usia pasien). Pipa trakea. Dipilih sesuai usia. Orotracheal airway (pipa mulut-faring) atau naso-tracheal airway (hidung-faring) untuk menahan lidah agar tidak menyumbat jalan nafas

T= Tubes A= Airway

T= Tape I= Introducer

Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastik (kabel) yang mudah dibengkokkan supaya pipa trakea mudah dimasukkan Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia

C= Connector

S= Suction

Penyedot lendir, ludah dan lain-lainnya.

Jenis-jenis induksi

IV = mudah dikerjakan. Obat induksi bolus

disuntikkan dalam kecepatan 30-60 detik. Tiopental, profolol dan ketamin. IM= ketamin (5-7 mg/kgBB) Inhalasi = halotan dan sevofluran.

Jenis anestesi
Jenis anestesi General Cara kerja Hilangkan secara rasa Indikasi nyeri/sakit Oral surgery disertai Chest surgery Contoh obat Tiopental (IV) Fentanil (IV) Halotan (inhalasi)

sentral

yang

hilangnya kesadaran (reversibel)

Regional

Hilangkan rasa nyeri atau sakit Bedah hilangnya kesadaran

ekstremitas

dan Lidokain

secara regional tanpa disertai abdomen bawah

Bupivakain

Lokal

Blokade

konduksi

sementara Topikal mata, hidung tenggorokan

dan Prokain Mepivakain Bupivakain

pada saraf sentral atau perifer

Monitoring
Kardiovaskular Non-invasif nadi, tekanan darah, EKG dan banyak perdarahan Invasif kanulasi arteri dan vena Respirasi Tanpa alat inspeksi gerakan dada-perut, warna mukosa dan kulit Dengan alat pulse oximetry (SaO2) dan kapnometri (CO2) Train-of-four Mengukur tingkat blokade aktivitas neuromuskuloskeletal oleh obat pelumpuh otot

Monitor cairan
jam 10kgBB pertama 10 kgBB kedua selebihnya 4 cc 2 cc 1 cc hari 100 cc 50 cc 20 cc

((4x10) + (2x10) + (1x40) = 100ml/jam Pembedahan akan menyebabkan cairan pindah ke ruang ketiga (peritoneum dan luar tubuh). Untuk menggantinya, tergantung besar kecilnya pembedahan. 6-8 ml/kg untuk bedah besar 4-6 ml/kg untuk bedah sedang 2-4 ml/kg untuk bedah kecil

Klinis

Dehidrasi ringan (5%)

Dehidrasi 10%)

sedang

(5- Dehidrasi berat (>10%)

Keadaan umum

Baik, kompos mentis

Gelisah, rewel, lesu

Letargik, tak sadar

Mata cekung, kering

Normal

Cekung

Sangat cekung

Air mata Mulut atau lidah kering

Ada Lembab

Kering Kering

Kering sekali Sangat kering, pecah-pecah

Haus Turgor Nadi Tekanan darah Air kemih

Minum normal Baik Normal Normal Normal

Haus Jelek Cepat Turun Kurang, oliguri

Tak bisa minum Sangat jelek Cepat sekali Turun sekali Kurang sekali

Hitung:

Defisit sekiranya puasa 8 jam

100 cc x 8 = 800 cc 100 cc/jam

Maintenance cairan per jam

Cairan hilang ke ruang ketiga


Herniotomy = operasi sedang 4-6 cc x 40kg = 240-360 cc

Cara pemberian (diberi sebelum pembedahan)


Jam I : 50% defisit + maintanance = 400 ml + 100 ml = 500 ml Jam II : 25% defisit + maintanance = 200 ml + 100 ml = 300 ml Jam III : 25% defisit + maintanance = 200 ml + 100 ml = 300 ml

Transfusi darah Pada dewasa, diberikan apabila blood loss > 20%, atau perdarahan akut sampai Hb < 8 gr% atau Ht < 30%, Jika < 20%, cukup dgn cairan kristaloid atau koloid
Usia ml/kgBB

Prematur

95

Cukup bulan
Anak kecil Anak besar

85
80 75-80

Pria (dewasa)
Wanita (dewasa)

75
65

Darah lengkap (whole blood)

perdarahan masif, perdarahan akut, syok hemovolemik, bedah mayor dengan perdarahan > 1500ml. Diberikan biasanya setelah perdarahan masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hepar. perdarahan lambat, anemia atau pada kelainan jantung. Trombosit mampat (thrombocyt concentrate) Cryopricipitate-AHF

Plasma biasa dan FFP.

Packed cells biasa dan cuci.

Faktor pembekuan

Komponen lain, misalnya buffycoat-granulocyt

concentrate.

Post operasi
KEADAAN DIMANA TELAH DILAKUKAN TINDAKAN ANESTESI MAUPUN PEMBEDAHAN, DAN PASIEN DIISTIRAHATKAN DI RUANG PEMULIHAN SAMPAI IA PULIH ATAU SADAR PENUH

Unit perawatan post anestesi (UPPA)


Harus terletak di dekat ruang operasi.

Unit radiologi, laboratorium dan fasilitas perawatan

intensif lainnya harus di lantai yang sama Akses cepat ke kamar operasi dan staf

Pain management
Nyeri pasca bedah dikategorikan sebagai nyeri berat,

sedang dan ringan. Untuk meredam nyeri pasca bedah pada analgesia regional sering ditambahkan morfin saat memasukkan anestetik lokal ke ruang subaraknoid atau ke ruang epidural. Nyeri sedang atau ringan jarang diperlukan tambahan opioid, cukup dengan ketorolak 10-30 mg IV atau IM.

Nilai Kesadaran

2 Sadar, orientasi baik

1 Dapat dibangunkan

0 Tak dapat dibangunkan

Warna

Merah muda (pink) Tanpa O2 SaO2 > 92%

Pucat atau kehitaman Perlu O2 agar SaO2 > 90%

Sianosis Dengan O2 SaO2 tetap < 90%

Aktivitas

4 ekstremitas bergerak

2 ekstremitas bergerak

Tak ada ekstremitas bergerak

Respirasi

Dapat napas dalam Batuk

Nafas dangkal Sesak napas

Apnu atau obstruksi

Kardiovaskular

Tekanan darah berubah < 20%

Berubah 20-30%

Berubah >50%

Terapi cairan dan elektrolit pasca bedah


memenuhi kebutuhan dasar Kebutuhan air untuk penderita di daerah tropis dalam keadaan basal sekitar 50 ml/kgBB/24 jam. Pada hari pertama pasca bedah tidak dianjurkan pemberian kalium karena cenderung menimbulkan retensi air dan natrium. Melanjutkan penggantian defisit cairan pembedahan dan selama pembedahan yang belum selesai.

Monitoring organ-organ vital dan tingkat

kesadaran

Kesimpulan
Perawatan perioperatif adalah periode sebelum,

selama dan sesudah operasi berlangsung, yang mana tugas seorang dokter ialah memastikan keselamatan pasien terpelihara sepanjang dilaksanakannya operasi hingga paska operasi sampai pasien sembuh sempurna.

Вам также может понравиться