Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nita juliana
Definisi
Trombus adalah terbentuknya bekuan darah dalam pembuluh darah. Trombus atau bekuan darah ini dapat terbentuk pada vena, arteri, jantung atau mikrosirkulasi dan menyebabkan komplikasi akibat obstruksi atau emboli
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, angka kejadian trombosis vena dalam (DVT) yang baru berkisar 50 per 100.000 penduduk, sedangkan pada usia lebih dari 70 tahun diperkirakan 200 per 100.000 penduduk.
Patogenesis
Triad Virchow:
1. Gangguan pada aliran darah yang mengakibatkan stasis 2. Gangguan pada keseimbangan antara prokoagulan dan antikoagulan yang menyebabkan aktivasi faktor pembekuan 3. Gangguan pada dinding pembuluh darah (endotel) yang menyebabkan prokoagulan
Trombosis terjadi jika keseimbangan antara faktor trombogenik dan mekanisme protektif terganggu. Faktor trombogenik meliputi:
Gangguan sel endotel Terpaparnya subendotel akibat hilangnya sel endotel Aktivasi trombosit atau interaksinya dengan kolagen subendotel atau faktor von Willebrand Aktivasi koagulasi Terganggunya fibrinolisis stasis
Diagnosis
Keluhan utama DVT adalah kaki yang bengkak dan nyeri. Riwayat penyakit sebelumnya adalah hal yang penting karena dapat diketahui faktor risiko dan riwayat trombosis sebelumnya. Riwayat trombosis dalam keluarga.
Pemeriksaan penunjang:
Peningkatan D-dimer (fragmen degradasi fibrin yang dihasilkan setelah berlangsung fibrinolisis) dan penurunan antitrombin. Peningkatan D-dimer merupakan indikator adanya trombosis yang aktif. Sensitivitasnya 93% pada DVT proksimal dan 70% daerah betis. Radiologi: venografi/flebografi, ultrasonografi (USG) Doppler (duplex scaning), USG kompresi, MRI
Faktor Risiko
Thrombus dapat terbentuk jika satu, atau kombinasi dari situasi-situasi berikut hadir: Imobilitas (Keadaan Tak Bergerak) Perjalanan dan duduk yang berkepanjangan, seperti penerbangan-penerbangan pesawat yang panjang ("economy class syndrome"), mobil, atau perjalanan kereta api Opname rumah sakit Operasi Trauma pada kaki bagian bawah dengan atau tanpa operasi atau gips Kehamilan, termasuk 6-8 minggu setelah partum Kegemukan
Hypercoagulability (Pembekuan darah lebih cepat daripada biasanya) Obat-obat (contohnya, pil-pil pengontrol kelahiran, estrogen) Merokok Kecenderungan genetik Polycythemia (jumlah yang meningkat dari sel-sel darah merah) Kanker Trauma pada vena Patah tulang kaki Kaki yang memar Komplikasi dari prosedur yang invasif dari vena
Penatalaksanaan
Tujuan penanganan medis DVT adalah mencegah perkembangan dan pecahnya thrombus beserta risikonya yaitu Embolisme Paru dan mencegah tromboemboli kambuhan.
Antikoagulan : heparin bolus 80 IU/kgBB IV dilanjutkan infus 18 IU/kgBB/jam dengan pemantauan Activated Partial Thromboplastin Time (APTT) sekitar 6 jam setelah bolus untuk mencapai target APTT 1,5-2,5 kali nilai kontrol dan dipantau sedikitnya setiap hari. Dilanjutkan dengan antikoagulan oral 4 7 hari sebelum terapi heparin intravena berakhir. Biasanya adalah warfarin atau coumarin/derivatnya. Diberikan min 5 hari dan dapat dihentikan jika target INR 2,0-3,0 selama dua hari berturut-turut
Cat: pasien yang mengalami DVT harus mendapat antikoagulan selama 6 minggu hingga 3 bulan jika pempunyai faktor risiko yang reversibel, atau sedikitnyha 6 bulan jika faktor risikonya tidak diketahui.
Terapi trombolitik: tujuannya untuk melisiskan trombus secara cepat dengan cara mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin. Umunya hanya efektif pada fase awal dan memiliki risiko perdarahan 3 kali lipat dibandingkan terapi antikoagulan. Trombektomi: trombektomi, terutama dengan fistula arteriovena sementara, harus dipertimbangkan pada trombosis vena iliofemoral akut yang kurang dari 7 hari dengan harapan hidup > 10 tahun
Tirah baring, peninggian ekstremitas yang terkena, stoking elastic, dan analgetik untuk mengurangi nyeri adalah tambahan untuk terapi ini. Biasanya diperlukan tirah baring 5 7 hari setelah terjadi DVT. Ketika pasien mulai berjalan, harus dipakai stoking elastik.
Tips mengurangi risiko DVT saat penerbangan jauh/lama: Mengubah posisi kaki, menggerakkan dan meregangkan kaki secara teratur saat duduk (minimal setiap 1 jam) Jika kondisi memungkinkan berdiri dan berjalan sepanjang aisle (lorong) atau pergi ke toilet Hindari penyilangan tungkai bawah pada pergelangan kaki dan lutut Cukup minum (air, susu, jus), kurangi minuman beralkohol dan kafein Gunakan pakaian yang nyaman (tidak ketat) Bisa menggunakan stocking yang nyaman