Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Latar Belakang
Hati organ penting dalam mengatur metabolisme tubuh. proses anabolisme sintesis protein, pembentukan glukosa. proses katabolisme detoksifikasi bahanbahan seperti amonia,hormon, obat-obatan. Penyimpanan bahan-bahan glikogen dan vitamin Memelihara keseimbangan aliran darah splanknikus.
Kerusakan hati mengganggu fungsifungsi proses zat-zat menjadi toksik gangguan sistem saraf otak Koma hepatikum (Ensefalopati Hepatikum)
Definisi
Koma Hepatikum : suatu kelainan dimana fungsi otak mengalami kemunduran akibat zat-zat racun di dalam darah, yang dalam keadaan normal dibuang oleh hati. Zat-zat tersebut bersifat toksik sehingga dapat mengganggu sistem saraf otak. Penyebab penyakit hati yang berat, kegagalan hati menahun dan progresif atau pengaruh bedah pintas portosistemik
Epidemiologi
Angka kekerapan (prevalensi) ensefalopati hepatikum berkisar antara 30% sampai 80% pada pasien sirosis hepatis.
Patogenesis
Terdapatnya perbedaan mengenai dasar neurokimia dan neurofisiologisnya. Heterogenitas otak Ketidakpastian apakah perubahan-perubahan mental dan penemuan biokimia saling berkaitan satu sama lain. Hipotesis-hipotesis : 1. Hipotesis amonia 2. Hipotesis toksisistas sinergik. 3. Hipotesis neurotransmiter palsu 4. Hipotesis GABA dan benzodiazepin
Gambaran klinis
Koma hepatikum bersifat reversibel. Gambaran klinisnya gejala-gejala psikiatri yang hilang timbul, hipersomnia, gerakan-gerakan involuntar seperti tremor pada pergelangan tangan, yang dinamakan asteriksis (flapping tremor), rigiditas, muscular twitching, kejang, stupor dan koma
EEG (+)
Koma ringan
(++)
Koma mengancam
(+++)
Koma dalam
(++++)
Diagnosis
EEG Tes Psikometri Pemeriksaan Amonia Darah
Diagnosis Banding
Koma akibat intoksikasi obat-obatan dan alkohol. Trauma kepala. Tumor otak. Koma akibat gangguan metabolisme lain seperti uremia, koma hipoglikemi, koma hiperglikemi. Epilepsi.
Penatalaksanaan
Umum Khusus
Prognosis
Koma hepatik portosistemik sekunder faktorfaktor pencetus teratasi dengan pengobatan standar hampir 80% pasien kembali sadar. Koma hepatik primer dan penyakit berat prognosis akan lebih buruk bila disertai dengan hipoalbuminemia, ikterus serta asites. Koma hepatik akibat gangguan faal hati fulminan kemungkinan hanya 20% yang dapat sadar kembali setelah dirawat pada pusatpusat kesehatan yang maju.