Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Definisi
Logam adalah substansi kimia yang mengkilat, opaque dan mempunyai sifat sebagai konduktor panas dan listrik yang baik, jika dipulas akan menjadi refrlector yang baik (Handbooks, 1992) logam tuang adalah bahan-bahan berbentuk cairan yang menjadi struktur yang padat di luar mulut
DENTAL AMALGAM - Biasanya digunakan untuk tambal gigi - Merupakan campuran perak (Ag) dan timah (Sn), sedikit tembaga (Cu) dan seng (Zn) - Sewaktu dicampur dengan merkuri (Hg) memadat dg cepat menghasilkan suatu benda yang keras dan kuat
Alloy Cobalt-Chromium, Alloy Silver palladium, Alloy Aluminium bronze - Digunakan untuk landasan gigi tiruan sebagai tuangan Stainless steel -Digunakan sebagai landasan gigi tiruan -Digunakan dlm bentuk kawat Alloy nickel-chromium, nickel titanium - Digunakan dlm bentuk kawat
Tiga unsure utamanya emas-paladium-perak palladium-perak-timah nikel-kromium-berilium kobalt-kromium-molibdenum titanium-alumunium-vasadium atau besi-nikel-kromium
Berdasarkan fungsi kekerasan Tipe I (lunak) Tipe II (sedang) Tipe III (keras) Tipe IV (sangat keras) Berdasarkan jumlah unsur Binary : terdiri dari 2 unsur logam Ternary : terdiri dari 3 unsur logam Quartenary : terdiri dari 4 unsur logam
Pengaplikasian Logam
Kerangka Logam Gigi Tiruan Jenis logam yang biasa digunakan untuk kerangka logam gigi tiruan adalah alloy emas, Alloy Ni - Cr, alloy Co Cr, alloy Ag Pd, palladium dan titanium.
Mahkota - logam yang sering digunakan adalah logam jenis baja atau stainless steel Dental Impant - jenis logam yang bisa digunakan adalah titanium. Selain itu dapat juga digunakan alloy Co Cr.
Klamer - Alloy yang dipergunakan untuk klamer yaitu Alloy Ag Pd. Amalgam - Amalgam merupakan alloy campuran dari liquid, yaitu logam mercury, dan powder, yaitu logam paduan; perak timah; dan lain-lain.
Sifat-sifat Logam
A. Sifat fisik logam Titik leleh dan titik didih Daya hantar panas Kekuatan dan kemampuan kerja Sifat dapat ditempa (Malleability) dan sifat dapat diregang (Ductility)
Sifat kimia
Weldability Corrosion resistance (tahan korosi)
Sifat mekanik
Toughness (Sifat Ulet) Hardness (kekerasan) Strenght (Kekuatan) Tahan Impact Modulus Elastisitas
Sifat biologi
Efek Material Terhadap Lingkungan Efek Lingkungan Mulut Terhadap Material
Syarat logam
SIFAT KIMIA. Tahan terhadap korosi, tidak larut dalam cairan rongga mulut SIFAT BIOLOGI. tidak menghasilkan reaksi alergi dan tidak bersifat mutagen maupun karsinogen. BIOKOMPATIBEL. Tidak mengandung substansi toksik yang dapat larut dalam saliva, tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak SYARAT MEKANIS. Mampu menahan takanan kunyah
Mudah untuk dicairkan Mudah untuk dicor, dipoles, dan di las Ketahanan abrasive yang baik Tahan tekanan Berkekuatan tinggi Tahan karat dan korosi
Sifat elemen
Au : - Ductility dan malleability besar. - Titik lebur tinggi. - Tahan korosi. - Warna kuning. Ag : - Hardness dan strength besar. - Ductility besar. - Warna putih
Cu : - Hardness besar. - Ttk lebur rendah. - density rendah. - Warna kemerahan. Pt : - Ttk lebur tinggi. - Strength besar. - Tahan korosi. - Warna lebih putih / terang. Zn : - Deoxidizer. -Ttk lebur rendah
Diameter dan panjang sprue tergantung pada: Jenis dan ukuran model malam. Jenis mesin tuang yang digunakan. Ukuran dari bumbung tuang. Persediaan sprue Membuat sendiri dari malam model. Sudah jadi dari malam model dengan berbagai ukuran panjang atau diameter. - Ada yang terbuat dari plastik atau logam.
Model malam dapat dipasang sprue secara langsung dan tidak langsung - langsungsprue menghubungkan model langsung dengan crucible former - Tidak langsungsprue menghubungkan model dengan crucible former malalui penghubung atau batang cadangan Prue / Pin Sprue, saluran yang mana akan di lalui logam cair yang mengalir kecetakan (mould) yang ada pada bumbung tuang setelah model malamnya dibuang.
Prinsip menentukan pilihan sprue : - Diameter yang kira-kira sama dengan bagian yang paling tebal dari model malamnya. - Tangkai sprue harus direkatkan pada bagian model malam yang penampang melintangnya terluas.
- Panjang sprue harus cukup untuk memposisikan model malam dengan tepat di dalam bumbung tuang dengan jarak 6 mm dari tepi ujung bumbung tuang tapi cukup pendek sehingga logam cair tidak memadat sebelum masuk mould. - Bila memakai sprue plastik harus dengan tehnik pembakaran / burn out dua tahap agar pembuangan karbon sempurna.
Prosedur Penanaman
- Model malam harus bersih dari kotoran, debu dan minyak :
perlu pembersih model malam komersial atau detergen cair dibiarkan mengering. mengurangi tegangan permukaan model malam pembasahan oleh bahan tanam akan lebih baik perlekatan yang sempurna pada bagian model yang kecil dan tipis
Pengadukan bahan tanam , Pengadukan secara mekanis dan hampa udara akan menghilangkan gelembung udara yang timbul selama pengadukan
Penanaman / Pemendaman model malam - Seluruh model malam diulasi dengan selapis bahan tanam - Bumbung tuang di tempatkan pada crucible former, lalu bahan tanam dituang sedikit demi sedikit diatas vibrator - Di isi sampai penuh dan diratakan setinggi bumbung tuang - Bahan tanam akan setting dan mengeras setelah waktu tertentu (sekitar 1 jam untuk sebagian besar bahan gypsum dan fosfat) - Siap dilakukan pembakaran
Bahan penanaman : - gipsum tipe IV ( high strengh ) mempunyai ekspansi pengerasan 0,1 % atau lebih rendah - gipsum tipe V ( high strengh, high expansion ) - lebih keras - mempunyai ekspansi pengerasan 0,3 %
Prosedur Pengecoran - Crucible dan sprue dilepas dengan hati-hati - Semua kotoran pada lubang masuk dibersihkan
Pemanasan Teknik pemanasan Jarak waktu tuang yang diperbolehkan Mesin tuang / mesin cor / casting machine Crucible tuang Mencairkan logam campur / alloy Membersihkan tuangan
Pemanasan
Dilakukan pembuangan malam dengan cara dipanaskan pada tungku sampai suhu tertentu pada oven/furnace Untuk bhn tanam gipsum 468 - 650 C Untuk bahan fosfat 700 870 C, tergantung jenis logam campur yang digunakan. Selama pembakaran, malam yang cair akan diserap oleh bahan tanam dan sisa karbon akibat pembakaran malam cair akan terperangkap dalam bahan tanam.
Dengan tehnik pemanasan yang tinggi, temperatur mould yang tinggi cukup untuk mengubah carbon menjadi karbon monoksida atau karbon dioksida. Air yang terperangkap dalam pori-pori bahan tanam akan mengurangi penyerapan malam, dan ketika menguap akan ikut mengalirkan dan membuang malam dari mould. Gas ini akan keluar melalui pori-pori bahan tanam yang dipanaskan .
Teknik pemanasan
Teknik higroskopik panas-rendah Teknik ekspansi termal panas-tinggi Bahan tanam gipsum Bahan tanam fosfat
Membersihkan tuangan
Setelah casting selesai bumbung tuang dikeluarkan Direndam dalam air segera setelah logam pada sprue berkilau merah-gelap Manfaat direndam Bahan tanam akan lunak bergranular mudah dibersihkan
- Memotong bintil-bintil pada permukaan hasil tuangan (bila ada) dengan stone
Pemulasan/Polishing
- Tujuan : menghaluskan dan mengkilapkan permukaan hasil tuangan - menggunakan rubber wheel, rubber cone - dikilapkan dengan gold rouge
Rasio Bubuk dan Cairan. Semakin tinggi w/p rasio, maka tuangannya semakin kasar. Tetapi jika terlalu sedikit cairan yang digunakan, hasil adonan menjadi kental dan tidak dapat digunakan dengan benar untuk penanaman. Porositas. Porositas berbentuk bulatan yang lebih besar dapat disebabkan oleh gas yang dikeluarkan oleh semburan api yang tidak diatur dengan baik
Hasil tuangan yang tidak utuh. terhalangnya cairan alloy untuk mengisi mould secara utuh. Ada dua faktor yang dapat menghambat jalannya cairan alloy yaitu: - Pendinginan yang kurang. Hal ini berhubungan langsung dengan back pressure dari udara di dalam mould - Pembuangan sisa malam yang tidak sempurna dari dalam mould. Distorsi. beberapa distorsi akan terjadi pada model malam ketika bahan tanam yang ada di sekelilingnya mengeras
Komposisi logam
Cobalt 35 65 % Crom 20 35% Nikel 0 30% Mo 0 7 % Carbon 0 0,4 % Ag 45 % Pd 24 % Au 15 % Cu 15 % Zn 1 %
Secara elektrik
Logam dicairkan secara otomatis oleh tahan elektrik dalam crucible yang terbuat dari grafit dalam tungku Untuk logam dengan titik cair lebih dari 1504 C
Secara induksi
- Logam dicairkan secara induksi panas pada crucible
Macam korosi
Ada dua jenis umum reaksi korosi - korosi kimia, kombiansi langsung dari logam dan nonlogam, Tipe ini terjadi melalui oksidasi, halogenasi, atau reaksi sulfurisasi. Contoh : perubahan warna dari perak oleh sulfur. - korosi kering , terjadi pada keadaan tidak ada air atau elktrolit cairan lainnya
Korosi kimia jarang terisolasi dan hamper selalu disertai dengan tipe korosi kedua yang disebut korosi elktrokimia/ korosi basah . disebut korosi basah karena memerlukan adanya airt atau elktrolit cairan lainnya. Juga memerlukan jalur untuk perpindahan electron, suatu arus listrik, agar proses ini berlanjut
Pencegahan korosi
Menutupinya dengan penutup permukaan yang tidak tembus. Menutupinya dengan bahan Melukukan electroplating dari permukaan dari unsur yang tahan terhadap korosi. Mencampur besi dengan kromium sehingga tahan secara kimia terhadap korosi
Kelebihan logam
Bersifat ductile(mampu diregang menjadi kawat). Tetap mempertahankan kekuatannya ketika ditekuk, dikarenakan ikatan logamnya. Mudah dibengkokkan dan dibentuk. Kuat dan tidak mudah patah
Kekurangan logam
Dapat terkorosi Berat jenis besar Proses pembuatannya sulit
Blow torch
wilayah yang berbentuk Kerucut dapa diidentifikasi dari api. 1. Kerucut panjang pertama yang berasal langsung dari mulut torch zona dimana udara dan gas dicampur sebelum pembakaran Tidak ada panas pada zona ini.
2. Kerucut selanjutnya berwarna hijau dan dengan cepat mengelilingi kerucut bagian dalam, dikenal dengan combustion zone. gas dan udara terbakar sebagian. Zona ini pasti mengoksidasi dan harus selalu dijauhkan dari lelehanlogam selama peleburan.
3. Zona selanjutnya berwarna biru samar terletak diluar ujung hijau combustion zone, adalah reducing zone. Zona ini adalah yang terpanas dari api dan harus selalu konstan pada logam selama pelelehan. 4. Kerucut terluar (oxidizing zone) adalah area dimana pembakaran terjadi dengan oksigen di udara. Temperaturnya lebih rendah daripada reducing zone dan juga mengoksidasi logam