Вы находитесь на странице: 1из 29

Konjungtivitis Vernalis

Edelyn Christina Pembimbing : di.Irastri Anggraini, Sp.M

Lapisan epitel konjungtiva 2-5 lapisan sel

epitel silindris bertingkat, superfisial dan basal :


Sel epitel superfisial sel goblet bulat atau oval

sekresi mukus dispersi lapisan air mata prakornea secara merata.


Stroma konjungtiva :
Lapisan adenoid (superfisial) jar. Limfoid dan

dibeberapa tempat mengandung struktur semacam folikel Lapisan fibrosa (profundus) jar. penyambung dan melekat pada lempeng tarsus.

A. ciliaris anterior dan A. palpebralis.

Persarafan dari percabangan pertama Nervus

Trigeminus (N.V)

Konjungtivitis vernalis
konjungtivitis yang terjadi akibat reaksi hipersensitivitas humoral segera yang rekuren dan mengenai kedua mata. Cenderung mengenai anak kecil dan dewasa muda

Epidemiologi
Mulai pada tahun-tahun prapubertas dan

berlangsung selama 5-10 tahun. Anak laki-laki > Anak perempuan, dan Lebih banyak ditemukan didaerah beriklim hangat, seperti daerah afrika, dan timur tengah

Etiologi
Eksogen :pollen

Endogen : sinar ultraviolet

Klasifikasi
Bentuk Palpebra :
Konjungtiva tarsal superior Konjungtiva tarsal tampak pucat Papil raksasa mirip batu kali bentuk poligonal

dengan atap rata dan mengandung berkas kapiler, diliputi sekret mukoid

Bentuk limbal :
Pembengkakan gelatinosa yang terlihat di limbus

superior. Pseudogerontoxon (kabut serupa busur) sering terlihat pada kornea dekat papil limbus. Disekitar limbus terlihat konjungtiva bulbi menebal, berwarna putih susu, kemerah-merahan seperti lilin (bintik tranta) pada pasien yang mengalami fase aktif konjungtivitis vernal. Bintik tranta eosinofil dan granula eosinofilik bebas
Gabungan

Patofisiologi
Reaksi hipersensitivitas tipe I dan tipe IV

Tanda dan Gejala


Kotoran mata berserat-serat.

Riwayat alergi di keluarga (hay fever, eksim), dan

terkadang disertai riwayat alergi pasien itu sendiri. Konjungtiva putih susu, banyak papil halus dikonjungtiva tarsal inferior. Konjungtiva tarsal superior sering memiliki papil raksasa mirip batu kali (cobblestone appearance) Bintik-bintik putih pada limbus (trantas dot) fase aktif keratokonjungtivitis vernal.

Mikropanus pada keratokonjungtivitis palpebra

dan limbus. Dapat disertai keratokonus Epifora Sangat gatal Fotofobia Sensasi benda asing Rasa sakit perlibatan kornea keratitis pungtata superfisial, erosi epitel, ulkus, dan plak

Diagnosa
Anmnesa, gambaran klinis

Laboratorium : kerokan konjungtiva (gambaran

histopatologis) gambaran eosinofil yang cukup banyak dengan granula-granula bebas eosinofilik, serta basofil dan granula basofilik bebas

DD

Konjungtivitis Atopik

Superior limbic keratoconjunctivitis :

Umumnya bilateral
Terbatas pada tarsus superior dan limbus

superior Berhubungan dengan fungsi abnormal kelenjar tiroid. Keluhan utama biasanya berupa iritasi dan hyperemia. Hipertrofi papilar tarsus superior, kemerahan pada konjungtiva bulbaris superior, penebalan dan keratinisasi limbus superior, keratitis epithelial, filament cornea superior.

Giant Papillary conjunctivitis :

Mirip dengan konjungtivitis vernal


Riwayat penggunaan lensa kontak atau mata

buatan dari pelastik

Konjungtivitis viral kronik :

Molluscum contagiosum.
Nodul moluskum yang dapat single atau multiple

pada tepian atau kulit palpebra dan alis mata. Dapat menimbulkan konjungtivitis folikular kronik unilateral (terutama di tarsus superior), keratitis superior, dan panus superior Sekret mukoid

Trakoma :

Kronik bilateral, oleh klamidia


Menyebar melalui kontak langsung atau benda

pencemar, umumnya dari anggota keluarga yang lain Konjungtivitis folikular kronik parut konjungtiva (patognomonik-sumur Herbert, depresi kecil pada jaringan ikat dibatas limbus-kornea yang ditutupi epitel).

Komplikasi
Meluas ke kornea ulkus kornea superfisial

parut kornea, keratokonus, dan astigmatisme miopi sebagai akibat dari keratokonus Blefaritis dan konjungtivitis stafilokokus Pengobatan : Glaucoma, katarak, dan infeksi bakteri sekunder

Tatalaksana
Tindakan umum :
Menghindari allergen : daerah berangin kencang,

climate-therapy, menggunakan kacamata berpenutup total, dll. Menghindari kegiatan menggosok mata Kompres dingin Air mata buatan (artificial tears) 2-4 kali sehari Penggunaan ruangan ber-AC dapat membuat pasien merasa nyaman.

Topikal :
KS Antihistamin Penstabil sel mast OAINS

Immunosupresan
Antibiotik Mukolitik agent

Sistemik :
KS Antihistamin

Thank You

Вам также может понравиться