Вы находитесь на странице: 1из 21

Referat

Oleh: Annisa Sarindah

Pembimbing: dr. Juwita Saragih Sp. KJ

PENDAHULUAN
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

adalah salah satu diagnosa yang paling sering ditemukan pada anak-anak yang ditandai dengan kurang konsentrasi (inattention), hiperaktivitas dan impulsitas

PENDAHULUAN
Dalam

beberapa tahun belakangan ini fokus penelitian kognitif pada gangguan ini adalah defisit dalam fungsi eksekutif (lobus frontalis). ADHD berhubungan dengan disfungsi dopamine pada otak otak tengah/midbrain dopamine system (DA).

TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Definisi
Attention Defisit Hyperactivity Disorder (ADHD)

merupakan gangguan perilaku yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja. Gejala intinya meliputi tingkat aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan serta perhatian yang terganggu

Gejala inti ADHD yaitu


1. Inatensi (gangguan pemusatan perhatian) Inatensi adalah bahwa sebagai individu penyandang gangguan ini tampak mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatiannya. 2.Hiperaktif (gangguan dengan aktivitas yang berlebihan) 3.Impulsivitas (gangguan pengendalian diri)

Epidemiologi
Prevalensi ADHD diperkirakan sebanyak 8-13%.
Sebanyak 70% anak-anak yang didiagnosa ADHD

mengalami gejala ADHD hingga masa dewasa. Prevalensi ADHD pada dewasa adalah 4,5%.

Etiologi

Genetik

Lingkungan

Neurobiologis

Diagnosis Kriteria DSM-IV-TR untuk attention defisit hyperactivity disorder (ADHD)


A. Salah satu (1) atau (2) 1. Gangguan pemusatan perhatian (inatensi) : enam (atau lebih) gejala inatensi berikut telah menetap seama sekurang-kurangnya 6 bulan bahkan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan. 2. Hiperaktivitas impulsivitas : enam (atau lebih) gejala hiperkativitas-implusivitas berikut ini telah menetap selama sekurang-kurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan.

Diagnosis Kriteria DSM-IV-TR untuk attention defisit hyperactivity disorder (ADHD)


B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun C. Beberapa gangguan akibat gejala terdapat dalam 2 (dua) atau lebih situasi (misalnya disekolah atau pekerjaan di rumah) D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, akademik dan fungsi pekerjaan E. Gejala tidak semata-mata selama gangguan perkembangan pervasif, skizopfrenia atau gangguan psikotik lain dan bukan merupakan gangguan mantal lain (gangguan mood, gangguan kecemasan, gangguan disosiatif atau gangguan kepribadian)

Aspek Neurobiologi ADHD


Beberapa

dugaan dari penemuan tentang neurobiologis diantaranya bahwa terdapat persamaan antara ciri-ciri yang muncul pada ADHD dengan yang muncul pada kerusakan fungsi lobus prefrontal Bagian otak ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan respons, dan organisasi respons

Gambar :Representasi skematik sirkuit fungsional dalam patofisiologi ADHD. Dalam gambar ini diringkaskan bahwa jaringan atensi/konsentrasi (warna hijau), jaringan fronto-striatal (warna kuning),jaringan fungsi eksekutif (warna hitam), jaringan fronto-cerebellar network (warna merah),dan jaringan reward (warna biru).

Gambar : Lobus Hemisfer Otak

Lobus Frontalis
Korteks lobus frontalis membentuk bagian sirkuit

subkortikal frontal. Ada 5 sirkuit yang berpisahan, parallel dan masingmasing sirkuit punya rute langsung dan tidak langsung. Rute tidak langsung proyeksi dari globus pallidus ke nucleus subthalamus dan kembali dari nucleus subthalamus ke globus pallidus.

Lobus Frontalis
Bagian lobus frontal membuat seseorang belajar dari

pengalaman dan mengorganisasikan informasi dan memilih aksi yang tepat untuk menjalankan aksi tersebut Bila lobus frontalis mengalami gangguan, refleks orientasi maupun atensi akan terganggu pula.

Teori

integrative ADHD mengungkapkan ketiga sirkuit neural disfungsional pada ADHD berimplikasi pada sirkuit fronto-striatal dan sirkuit frontocerebellar (korteks prefrontal). Anak dengan ADHD mengalami tidak adekuatnya inisiasi struktur top-down prefrontal dan struktur prefrontal berhubungan dalam aktivasi tingkah laku yang diharapkan.

Penelitian-penelitian

neoropsikologis selanjutnya semakin membuktikan bahwa ADHD berhubungan dengan ketidaknormalan dari prefrontal cortex dan/atau proyeksi- proyeksinya pada struktur subcortical Bagian korteks cingulate memainkan peran penting dalam aspek motivasi perhatian dan dalam merespon seleksi maupun inhibisi.

Hipofungsi Dopamin dan Noradrenalin


Pada anak ADHD terjadi hipofungsi dopamin dan

noradrenalin. Neurotransmiter catecholamine yakni dopamine dan norepinephrine berperan besar dalam hal konsentrasi (atensi), konsentrasi yang dihubungkan dengan fungsi kognitif misalnya motivasi, perhatian dan keberhasilan belajar seseorang.

Hipofungsi Dopamin dan Noradrenalin


Dalam

hal norepinephrine, ditekankan peran prefrontal noradenergic pathways dalam mempertahankan dan memusatkan perhatian sedangkan sistem dopaminergik mempengaruhi fungsi kognitif seperti kelancaran bicara, proses belajar yang berurutan (serial learning), waspada pada tugas eksekutif, mempertahankan dan memusatkan perhatian, mengutamakan perilaku yang berhubungan dengan aspek sosial

Hipofungsi Dopamin dan Noradrenalin


Noradrenalin mempunyai efek pada fungsi kognitif

individu melalui postsinaptic alpha 2A adrenergic receptor pada neuron kortikal. Noradrenalin berperan penting pada fungsi kognitif yakni pada tuntutan proses yang tinggi (temporal discrimination dan timed choice reaction).

Hipofungsi Dopamin dan Noradrenalin


Perkembangan dinamika teori ADHD salah satunya

adalah defisit transfer dopamin (DTD) berdasarkan asumsi teori bahwa ADHD berhubungan dengan disfungsi dopamine pada otak otak tengah/midbrain dopamine system (DA). Hipotesis DTD menunjukkan bahwa disfungsi dalam transmisi sistem dopamine dalam sirkuit fronto-limbic otak yang bertanggung jawab pada ADHD

Вам также может понравиться