Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Visi pembangunan kesehatan di Indonesia sekarang ini berdasarkan MDGs (Millenium Development Goals) yang berhubungan dengan gizi terdapat Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan yang termasuk Goal 1 dimana jika kemiskinan dan kelaparan diberantas diharapkan akan tercapai gizi rakyat Indonesia yang lebih baik. Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang normal
TINJAUAN PUSTAKA
BALITA BGM
Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat).
Herediter
Makanan
Lingkungan
Status Gizi
Penyakit infeksi
LAPORAN KASUS
Identitas
Identitas pasien
Nama : An. R JK : Laki-laki Usia : 2 th Alamat: Desa Pabelan, Agama: Islam Suku Bangsa: Jawa
Nama : ny.A Usia : 33 th Pekerjaan: IRT Pendidikan : SD Agama: islam Alamat : desa pabelan
Identitas ayah
Identitas ibu
Nama : Tn.M Usia :43 th Pekerjaan : buruh Pendidikan : SMP Agama :islam Alamat : desa pabelan
Keluarga
1 2 3 4
L P P L
43 33 10 2
SMP SD SD
hidrocephalus
Ny.Sumiati
Nenek
60
IRT
Sehat
Pohon Keluarga
: perempuan
Anamnesis
Alloanamnesis
KU
Berat badan kurang sejak lahir
Pasien saat ini tidak suka minum susu SGM yang diberikan puskesmas, namun sering dipaksa minum susu oleh ibunya sekitar 2 botol 500 ml setiap harinya. BAB normal 1 x sehari, konsistensi lunak, tidak ada lendir atau darah dan BAK normal setiap harinya tidak nyeri dan tidak berdarah. Pasien mempunyai penyakit hidrocephalus yang dideritanya sejak lahir, namun sudah dipasang selang dari kepala pada tahun 2011. Pasien pernah kejang karena kepala terbentur sekitar 1 tahun yang lalu, pasien juga pernah kejang pada saat umur 6 bulan saat demam. Sejak saat itu tidak pernah kejang lagi. Pasien tidak pernah menderita penyakit lain semenjak lahir. Pasien tidak mendapatkan ASI ekslusif.
Riwayat Kehamilan
ibu tidak pernah demam, tidak pernah jatuh, ANC baik 6 kali ke bidan, ibu pernah anemia (dengan Hb 8,6 gr/dl), TT lengkap, BB naik 9 kg saat hamil, TB 151 cm, tidak ada preeklamsi/eklamsi, tidak ada riwayat perdarahan.
Riwayat persalinan
persalinan normal pervaginam, umur kehamilan 43 minggu, di bidan, tidak ada eklamsi, tidak ada perdarahan post partum
Riwayat pertumbuhan
Pasien terlihat lebih kecil daripada teman sebayanya.
Riwayat perkembangan
Saat ini pasien belum bisa berdiri dan berjalan. Belum bisa berbicara dengan lancar, hanya beberapa kata.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum Kesadaran Tanda Vital Nadi RR Suhu TD : Tampak sakit ringan : Compos Mentis : : 110x/m : 24 x/m : 36,7C :-
Antropometri
Usia
2 tahun
BB
8 kg
TB
74 cm
LLA
13 cm
Grafik BB/TB
Grafik BB/U
Grafik TB/U
Interpretasi : Pendek
Status generalis
Kepala Mata : hidrocephali ( D biparietal 45,5 cm) : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-) Telinga : Normotia, benjolan (-), oedem (-), nyeri tekan (-) Hidung : Normosepti, sekret (-), deviasi septum (-) Bibir : pucat (-), sianosis (-), bibir kering (+) Tenggorok : T1-T1, faring hiperemis (-), granulasi (-), nyeri telan (-) Leher : Trakhea di tengah, pembesaran KGB (-)
Status generalis
Paru
DBN
Jantung
DBN
Abdomen
Bising usus 6x/menit
Ekstremitas
DBN
DIAGNOSIS KERJA
PENATALAKSANAAN
Pemberian PMT pemulihan
berinteraksi
3. Gangguan pertumbuhan Pemberian PMT, edukasi mengenai gizi seimbang 4 Tidak gizi seimbang Edukasi mengenai gizi seimbang, pemberian PMT 5 Hidrocephalus ( sudah dipasang VP shunt) Pemeriksaan kesehatan anak secara berkala (kontrol) Pasien dan keluarga Pasien dan keluarg Ibu pasien dan keluarga
Fungsi Biologis
Penyakit herediter tidak ada Penyakit menular dalam 2 bulan : tidak ada Fungsi reproduksi ibu: mens teratur, G2P2A0
Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama ayah dan ibu. Hubungan antara orang tua baik, ayahnya bekerja sebagai buruh, dan ibu sebagai ibu rumah tangga, hubungan orang tua dengan anak tersebut baik, hubungan antara sesama temannya tidak ada, hubungan anak dengan nenek nya baik. -Di rumah ayah bertindak sebagai pembuat dan pengambill keputusan. Kegiatan di rumah terdapat waktu berkumpul bersama 1 x perminggu yaitu makan bersama, shalat berjamaah, berkumpul bersama.
Fungsi Ekonomi
Biaya kebutuhan sehari-hari pasien dipenuhi oleh kepala keluarga Kepala keluarga bekerja sebagai buruh lepas. Pendapatan perbulan kira-kira Rp 500.000 Uang tersebut dipakai untuk kebutuhan rumah tangga (makan, pakaian, listrik, belanja harian). Untuk kebutuhan susu pasien sulit dipenuhi tiap bulannya.
Pasien dan keluarga memeluk agama Islam, menjalankan ibadah agama secara rutin (shalat dan mengaji).
Pasien dan keluarga tinggal di desa Pabelan keluarga dapat diterima dengan baik di lingkungan rumahnya. Komunikasi dengan tetangga baik. Pasien jarang keluar rumah untuk berinterkasi diluar rumah
Sumber penghasilan diperoleh dari bapak sebagai kepala keluarga Kesan sosial ekonomi kurang dilihat dari pendapatan kurang dari Rp 500.000 per bulan.
Faktor Perilaku
Jika anggota keluarga sakit segera dibawa berobat ke bidan swasta, terkadang dibawa berobat ke puskesmas menggunakan Jamkesmas. Os tidak pernah melakukan kegiatan olahraga ataupun rekreasi. Os sering melakukan hobi membuat kacang goreng sembari dijual untuk menambah penghasilan. Biasanya 6 kali dalam 1 minggu
Faktor Perilaku
Pasien seorang balita berumur 2 tahun 2 bulan yang kegiatan sehari-harinya berinteraksi (bermain) dengan orang-orang di rumah terutama ibunya, jarang sekali berinteraksi dengan tetangga
Faktor Lingkungan
Tinggal dalam lingkungan yang tidak terlalu padat penduduk. Atap rumah memiliki langit-langit, dinding terbuat dari anyaman kayu, lantai rumah disemen. Kebersihan di dalam rumah kurang baik. Pencahayaan di dalam kurang dan secara umum kondisi dalam rumah terasa lembab. Sumber air minum berasal dari sumur yang kemudian dimasak
Rumah pasien terletak di Dusun Selak, Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, dengan ukuran rumah 15 x 15 m2, bentuk bangunan 1 lantai. terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu yang merangkap sebagai ruang keluarga, 1 ruang makan kecil, 1 gudang tempat menyimpan bambu-bambu bahan perkakas, dan 1 dapur di bagian belakang rumah.
Penerangan dalam rumah dan kamar kurang, siang hari pencahayaan hanya berasal dari cahaya matahari
. Air minum dimasak sendiri. Fasilitas MCK dilakukan di kali, yang menggunakan jamban cemplung dengan sumber air bersih berada di dekat rumah. Kebersihan dapur kurang, tidak ada lubang asap dapur, namun asap dapur langsung mengarah ke jendela.
Tidak Ada tempat pembuangan sampah sehingga sampah hanya dibuang ke tanah di depan rumah
Fungsi Religius dan Sosial Budaya OS dan keluarga menganut agama yang sama, taat beribadah, ikut aktif dalam kegiatan keagamaan di sekitar lingkungan rumah Faktor Perilaku Pasien tinggal di rumah yang pencahayaannya kurang baik dan ventilasi udara di rumah kurang baik sehingga udara di dalam rumah terasa lembab. Lantai terbuat dari tanah yang tidak disemen sehingga tidak kedap air dan basah bila hujan
Faktor non perilaku Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah sangat dekat. Jarak antara rumah pasien dengan puskesmas < 10 km.
22 Maret 2013
Melakukan allo-anamnesis kepada ibu Pasien dan keluarga dan pemeriksaan kepada pasien.
23 Maret 2013
Memberikan penjelasan kepada ibu pasien mengenai kondisi anaknya. Memberikan edukasi tentang keadaan gizi yang dialami anak tersebut.. Memberitahukan selalu meningkatkan asupan gizi dan selalu
Ibu pasien dapat memahami mengenai keadaan anaknya mengenai kondisi pertumbuhan dan perkembangan.
Faktor pendukung
keluarga dapat mengerti tentang Balita dengan gizi kurang .
Faktor penyulit
Keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya lingkungan yang baik untuk tumbuh kembang anak
Indikator keberhasilan
Terlihat perubahan yang baik dalam tumbuh kembang
KESIMPULAN
Masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal dengan gizi kurang atau yang sering ditemukan secara mendadak adalah gizi buruk terutama pada anak balita, masih merupakan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh pemerintah, walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sangat sederhana yaitu kurangnya intake (konsumsi) makanan terhadap kebutuhan makan seseorang.
Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat), hal ini dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan balita. Gangguan pertumbuhan dan kekurangan gizi pada balita selalu berhubungan dengan keterbelakangan dalam pembangunan sosial ekonomi.
SARAN
Upaya perbaikan gizi kurang dapat dilakukan antara lain melalui kebersihan dan kesehatan lingkungan dengan penyuluhan kesehatan
Indikator perilaku yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cuci tangan dengan sabun sebelum makan; cuci tangan dengan sabun setelah BAB (Buang Air Besar); sayuran, buah dan bahan makanan harus dicuci, sebelum dimakan atau dimasak, selalu minum air yang telah direbus (air masak atau air matang), makanan yang tersedia bebas dari lalat dan kecoa atau makanan dalam keadaan tertutup, alat masak dan alat makan harus selalu bersih (dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air bersih)
Buang Air Besar (BAB) di jamban, dalam kehidupan sehari-hari selalu menggunakan air bersih; tidak ada sampah yang berserakan; kuku selalu bersih. Pemerintah telah melakukan upaya perbaikan status gizi pada kelompok rawan termasuk balita dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan melalui Program Jaring Pengamanan Sosial di Bidang Kesehatan (JPSBK).
DAFTAR PUSTAKA
1. www.dinkes jateng.go.id, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, diunduh tanggal 28 Januari 2012. 2. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Dasar, Depkes RI, 2005. 3. www.litbang.kes.com, Prevalensi balita Bawah Garis Merah, Badan Litbang 2007,diunduh tanggal 28 Januari 2012. 4. www.depkes.go.id, Panduan Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita bagi petugas kesehatan. Jakarta, 1996, diunduh tanggal 28 Januari 2012. 5. www.depkes.go.id, Kartu Menuju Sehat (KMS). Jakarta, 1999, diunduh tanggal 28 Januari 2012. 6. www.depkes.go.id, Penilaian Status Gizi.diunduh tanggal 28 Januari 2012.
7. www.who.co.id, World Health Organization;The Growth Chart, A tool for use in infant and child health care. Geneva, 1986, diunduh tanggal 28 Januari 2012. 8. www.epidemiologi/Berat badan Balita BGM/gizi buruk.com, arali 2009, diunduh tanggal 28 Januari 2012. 9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Undang-undang RI tentang Kesehatan, 1992.